Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI PENGORGANISASIAN MATERI SECARA MIKRO


MODEL TABA PEMBENTUKAN DAN PEMAHAMAN KONSEP

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. C Asri Budiningsih, M.Pd

Disusun Oleh :
 Cerlivia Leona Dewi A (16105241019)
 Adi Wicaksono (16105241039)
 I Gusti Agung Made Reynaldi N (16105241042)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi pengorganisasian pengajaran merupakan salah satu metode dalam
taksonomi variabel pembelajaran yang digunakan untuk memenuhi tujuan dan
menyesuaikan karakteristik bidang studi. Strategi pengorganisasian pembelajaran ini
terbagi menjadi dua, yaitu mikro dan makro. Penelitian Lusiana melalui Budiningsih
(2015) menunjukan kaitan penataan isi materi berpengaruh terhadap gaya kognitif
mahasiswa berpengaruh terhadap perolehan belajar. Selanjutnya hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Degeng melalui Budiningsih (2015) menunjukkan bahwa
pengorganisasian materi pembelajaran berpengaruh terhadap keefektifan belajar.
Penelitian tersebut menunjukkan peran pengorganisasian terhadap gaya
kognitif, keefektifan dan perolehan belajar. Salah satu strategi pengorganisasian
materi dalam skala mikro yang dapat digunakan untuk memperoleh hal tersebut
adalah konsep model Taba dan konsep model Bruner dengan tujuan yang lebih
spesifik. Konsep model yang akan dibahas lebih rinci setelah ini memiliki pola
induktif, dimana peserta didik mengelompokkan beberapa contoh kedalam satu
kelompok berdasarkan satu klasifikasi, baik yang telah ditetapkan maupun
membangun konsep itu sendiri.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu Teknolog
Pendidikan, guru dan penyusun materi dalam mencari referensi dan praktik sesuai
dengan bidangnya.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pembentukan konsep model Taba?
b. Bagaimana pemahaman konsep model Brunner?
C. Tujuan
a. Dapat mengetahui pembentukan konsep model Taba.
b. Dapat mengetahui pemahaman konsep model Brunner.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembentukan Konsep
Taba (1980) memperkenalkan strategi pengorganisasian pembelajaran tingkat
mikro, khusus untuk belajar konsep dengan pendekatan induktif. Strategi yang
diciptakannya terdiri dari tiga tahapan sejalan dengan tiga tingkatan proses berpikir
yang dikemukakannya. Ketiga tingkatan proses berpikir itu adalah: (1) pembentukan
konsep, (2) intepretasi, dan (3) aplikasi prinsip.
Pengorganisasian pembelajaran untuk keperluan pembentukan konsep terdiri
dari tiga langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi contoh-contoh yang relevan dengan konsep yang akan dibentuk.
2. Mengelompokkan contoh-contoh berdasarkan karakteristik serupa (kriteria
tertentu) yang dimiliki.
3. Mengembangkan kategori atau nama untuk kelompok-kelompok itu.
Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam setiap kegiatan, Taba menciptakan
langkah pembelajaran dalam bentuk pertanyaan. Jenis pertanyaan disesuaikan dengan
langkah kegiatan yang dilakukan.
Contoh :
 Apa yang anda/kalian lihat? : pertanyaan ini mendorong si-belajar untuk membuat
daftar contoh konsep.
 Mana yang mestinya ada dalam satu kelompok? : pertanyaan ini mendorong si-
belajar untuk mengelompokkan contoh-contoh yang telah disusun dalam
daftarnya.
 Nama apa yang dapat diberikan pada tiap-tiap kelompok? : pertanyaan ini
mendorong si-belajar untuk mengembangkan nama-nama atau kategori-kategori.
Strategi ini sebenarnya adalah mendorong si-belajar mengembangkan sistem
konseptual bagaimana cara mengolah informasi. Pada langkah-langkah awal mereka
belajar mengelompokkan data yang mendorong mereka untuk mengubah dan
sekaligus mengembangkan kemampuannya menggunakan informasi. Hal penting
yang perlu mendapat perhatian disini adalah bahwa setiap langkah kegiatan
melibatkan operasi mental yang tidak nampak, seperti membuat pembedaan contoh.
Langkah Strategi Pembentukan Konsep :
Kegiatan yang terlihat Operasi mental yang tidak Pertanyaan pengarahan
terlihat
1. Mengidentifikasi atau Membuat pembedaan Apa yang kamu lihat?
menyusun daftar contoh antar contoh dengar?
2. Pengelompokkan Mengidentifikasi Mana yang bisa
karakteristik umum dimasukkan dalam satu
contoh-contoh kelompok? berdasarkan
mengabstraksi kriteria apa?
3. Memberi nama Menentukan urutan contoh Kamu sebut apa
secara hirarkis kelompok ini? Contoh ini
termasuk kelompok apa?

Ketiga langkah pembentukan konsep yang dikembangkan Taba ini dapat


dijadikan suatu model pengorganisasian pembelajaran tingkat mikro, yang hanya
melibatkan pembelajaran suatu konsep tertentu. Langkah-langkah ini merupakan
langkah runtut yang tidak bisa dibalik. Jadi, mengidentifikasi contoh-contoh harus
dilakukan lebih dulu sebelum melakukan pengelompokkan, dan pengelompokkan
harus dilakukan sebelum memberi nama pada kelompok-kelompok yang sudah
dibuat. Sebelum maju ke langkah selanjutnya guru harus yakin benar bahwa
langkah sebelumnya sudah selesai dilakukan oleh si-belajar.

Sebagai contoh siswa taman kanak – kanak sedang mengikuti kegiatan


berkunjung ke kebun binatang dimana mereka disajikan dengan berbagai macam
binatang. Kemudian guru menanyakan karakteristik apa yang dapat dilihat dari
hewan tersebut dalam bentuk fisiknya. Berdasarkan bentuk fisik dari hewan yang
telah diperoleh siswa tersebut, mereka dapat memasuk kan hewan – hewan tersebut
kedalam klasifikasi fisik seperti yang telah mereka sebutkan seperti jumlah kaki,
corak atau ukuran hewan tersebut. Kemudian guru dapat meminta siswa
memberikan nama terhadap masing – masing pengelompokkan hewan tersebut

B. Pemahaman Konsep
Pembentukan konsep dan pemahaman konsep merupakan dua kegiatan
mengkategorikan yang berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda pula.
Seluruh kegiatan mengkategori meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-
contoh ke dalam kelas dengan menggunakan dasar criteria tertentu.
Dalam pemahaman konsep, konsep-konsep sudah ada sebelumnya, sedangkan
dalam pembentukan konsep justru sebaliknya yaitu tindakan untuk membentuk
kategori-kategori baru. Jadi. hal itu merupakan suatu tindakan
penemuan/pembentukan (dalam hal ini pembentukan konsep).
Menurut Bruner (1980) kegiatan mengkategori memiliki dua komponen. yaitu:
1) Tindakan pembentukan konsep. dan
2) Tindakan pemahaman konsep.
Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa langkah pertama adalah pembentukan
konsep, kemudian baru pemahaman konsep. Penting sekali dibuat pembedaan antara
pembentukan konsep dan pemahaman konsep, seperti berikut ini:
1) Tujuan dan tekanan dari kedua bentuk perilaku mengkategori ini berbcda.
2) Langkah-Iangkah dari kedua proses bcrpikir tidak sama.
3) Kedua proses mental membutuhkan strategi mengajar yang berbeda.
Model Taba merupakan contoh dari strategi pembentukan konsep. Dalam
model ini, peserta didik mengelompokkan contoh-conloh berdasarkan kriteria
tertentu. Setiap kelompok mengilustrasikan konsep yang berbeda. Dalam pemahaman
konsep hanya ada satu konse dan dengan menggunakan kriteria yang diberi pendidik,
peserta didik mencoba menentukan identitas dan definisi konsep itu.
Teori konsep. Dalam model pemahaman konsep yang diciptakan brunner,
secara berulang digunakan istilah-istilah seperti : contoh,kriteria, dan atribut atau
karakteristik untuk melukiskan kegiatan-kegiatan mengkategori dan pemahaman
konsep. Istilah – istilah ini memiliki arti dan fungsi khusus dalam semua bentuk
belajar hal konsep, khususnya pemahaman konsep. Brunner memandang bajhwa suatu
konsep memiliki lima unsur dan seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila
ia mengetahui semua unsur dari konsep itu. Kelima unsur ini adalah:
1) Nama
Nama adalah istilah yang diberikan pada suatu kategori. Umpamanya :
buah,pemerintah, mengajar adalah semua nama yang diberikan pada suatu
kelompok benda,susunan atau proses.
2) Contoh-contoh baik yang positif maupun negative
Contoh-contoh, contoh-contoh mengacu kepada konsep-konsep. Dalam hal
ini,ada contoh positif da nada contoh negative. Contoh positif merupakan contoh
konsep , sedangkan contoh negatif bukan contoh konsep. Umpamanya ada
setumpuk buah. Sebagian besar adalah buah apel, dan dua buah jeruk, serta satu
buah manggis. Disini,semua buah menjadi contoh. Bila konsep kita adalah “apel”
jeruk dan manggis menjadi contoh negative, sedangkan apel adalah contoh positif.
Dengan demikian, peserta didik dikatakan memahami konsep apabila ia mengenal
contoh-contoh positif dar konsep,dan membedakannya dengan contoh-contoh
negative.
3) Karakteristik baik pokok atau tidak
Karakteristik dan rentangan karakteristik. Karakteristik atau atribut mengacu
kepada kekhususan-kekhususan atau ciri-ciri umum yang menyebabkan kita
memasukkan contoh-contoh dalam katagori yang sama. Dalam hal ini,kita harus
mampu membedakan karakteristik pokok dari suatu konsep dengan . karakteristik
yang tidak pokok.
4) Rentangan karakteristik
Rentangan karakteristik mengacu kepada karakteristik –karaktetistik yang
dapat diterima oleh suatu konsep sehingga dapat dipakai untuk membedakan suatu
konsep dengan konsep yang lain. Umpamanya warna dari serumpun apel
bervariasi dari warna hijau sampai dengan warna merah dan kuning, dan dalam
rentangan warna itu ada banyak warna berbeda yang berkombinasi,tetapi tetap
semua warna itu adalah warna apel. Kita dapat mengatakan bahwa rentangan
warna apel itu sebagai rentangan karakteristik. Dalam hal ini warna ungu terletak
di luar rentangan warna yang dapat diterima oleh warna apel. Dengan demikian
apabila kita melihat buah berwarna ungu ,meskipun memiliki rentangan variasi
bentuk yang sama dengan bentuk apel, kita tetap mengetahui bahwa buah itu
bukanlah buah apel
5) Kaida
Kaidah. Kaidah mengacu kepada suatu definisi atau pernyataan yang
spesifikasi karakteristik-karakteristik pokok suatu konsep. Umpamanya, kita
menyatakan bahwa segi-tiga adalah suatu bentuk tertutup yang memiliki tiga sisi.
Kaidah dengan jelas menyatakan hakekat dari suatu konsep dengan menunjukkan
semua karakteristik pokok. Kombinasi kombinasi dari karakteristik akan membuat
suatu konsep berbeda dengan konsep yang lain. Jeruk dan persik secara kasar
memiliki bentuk yang sama, tetapi ditunjukkan oleh karakteristik yang
lain.,seperti rasa dan susunan jaringan. Karakteristik dan rentangan karakteristik
yang khas untuk suatu konsep disebut karakteristik kriterial. Bila ada satu
karakteristik kriterial tidak dimiliiki oleh sebuah objek, maka objek tersebut
merupakan contoh dari konsep yang berbeda.
Menganalisis strategi berpikir untuk memahami konsep. Disamping untuk
memahami suatu konsep, tujuan kedua dari model pemahaman konsep adalah
memperkenalkan kepada peserta didik proses-proses yang berhubungan dengan
pembentukkan konsep. Hal ini mencakup pengertian tentang katan diantara contoh-
contoh dan karakteristik konsep, serta pola berpikir yang digunakan untuk memahami
konsep
Brunner (1980) menggunakan istilah strategi yang mengacu kepada urutan
keputusan yang dibuat oleh seseorang dalam meneliti setiap contoh dari suatu konsep.
Brunner juga mengembangkan strategi-strategi yang berbeda untuk mencapai jenis
konsep yang berbeda. Ada tiga strategi pengorganisasian pembelajaran pemahaman
konsep yang telah dikembangkan:
1) Model penerimaan
Model penerimaan mengacu kepada strategi pengorganisasian contoh-contoh
konsep dengan memberi tanda “ya” bila contoh itu menjadi contoh konsep, dan
tanda “tidak” , bila contoh itu bukan contoh konsep.
2) Model pilihan
Model pilihan mengacu kepada strategi pengorganisasian contoh-contoh
konsep tanpa memberi tanda “ya” atau “tidak”.
3) Model dengan contoh yang tak terorganisasi.
Model dengan contoh yang tak terorganisasi mengacu kepada strategi
pemahaman konsep dengan menggunakan contoh-contoh tak terorganisasi dalam
lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
Dalam strategi pemahaman konsep yang disusun berdasarkan model pilihan,
contoh-contoh tidak ditandai dengan “ya” atau “tidak”. Peserta didik meneliti contoh
–contoh yang tidak ditandai itu, kemudian memilih satu dan selanjutnya mempelajari
apakah contoh itu “ya” atau “tidak”. Dalam strategi yang disusun berdasarkan model
penerimaan, penddik-penddik memberikan contoh-contoh yang telah diatur
sebelumnya dan sekaligus memberikan tanda “ya” atau “tidak”.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model penerimaan diberikan lebih dahulu,
kemudian diikuti model pilihan, dan model dengan contoh yang tak terorganisasi.
Model penerimaan lebih langsung dalam mengajarkan unsur-unsur suatu konsep dan
penggunaannya dalam pemahaman konsep. Model pilihan lebih mendorong peserta
didik menggunakan inisiasi dan control mereka sendiri. Variasi model yang ketiga
mentrasfer teori-teori konsep dan kegiatan-kegiatan pemahaman konsep pada
lingkungan kehidupan yang sesungguhnya dengan menggunakan contoh yang tak
terorganisasi.
Di sekolah banyak strategi pembelajaran menggunakan model penerimaan.
Namun dalam kehidupan yang sesungguhnya, peristiwa atau contoh contoh yang
digunkaan untuk membentuk konsep tidak terorganisasi dengan rapi,sebagaimana
halnya dalam latihan latihan pemahaman konsep. Atas dasar itu siswa perlu belajar
bagaimana cara mengkategorikan contoh-contoh yang ada dalam lingkungan yang
sesungguhnya.
1. Langkah-langkah model penerimaan :
a. Langkah pertama adalah menyajikan data berupa contoh-contoh kepada
peserta didik. Beberapa diantaranya menjadi contoh positif ( contoh konsep)
dan sebagian contoh negative ( bukan contoh konsep). Data yang disajikan
bisa berupa peristiwa,orang, benda cerita atau gambar atau data lain yang
dapat didiskriminasi. Peserta didik diberi tahu bahwa semua contoh yang
positif memiliki karakteristik umum, tugas mereka adalah mengembagkan
hipotesisi tentang konsep yang dipelajari . contoh disajikan dalam urutan yang
telah diatur sebelumnya dan diberi tanda “ya” atau “tidak” . peserta didik
disuruh membandingkan karakteristik dan contoh-contoh itu. Akhirnya
mereka disuruh memberi nama konsep tersebut,dan membuat definisi tentang
konsep itu berdasarkan karakteristik pokok yang dimilikinya. Pada langkah
ini, hipotesisi belum dikonfirmasi.
b. Pada langkah kedua, si belajar menguji pemahaman konsep mereka dengan
cara :
a) Mengidentifikasi contoh-contoh tambahan yang tidak diberi tanda “ya”
dan “tidak”
b) Kemudian dengan mengembangkan contoh-contoh mereka sendiri,
c) Setelah itu, peserta didik bersama penddik menguji hipotesis yang telah
dikembangkannya pada langkah pertama (didukung atau tidak), atasdasar
ini pilihan konsep serta karakteristik diperbaiki seperlunya.
d) Pada langkah ketiga ini peserta didik mulai menganalisis strategi-strategi
yang telah mereka gunakan untuk memahami konsep. Langkah ini bisa
dilakukan dengan cara menyuruh peserta didik mengemukakan pola-pola
yang mereka tempuh dalam langkah pertama dan kedua. Apakah mereka
memusatkan pada karakteristik khusus atau umum?apakah mereka
meneliti contoh-contoh satu per satu atau beberapa sekaligus?
Demikian juga, apa yang terjadi ketika hipotesis yang dikembangkannya
ditolak? Apakah mereka mengubah strategi? Secara bertahap, dengan cara ini,
mereka dapat membandingkan keefektifan strategi-strategi yang berbeda.
Table Rangkuman langkah strategi pemahaman konsep dengan model
penerimaan
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3
Penyajian data dan Pengujian pemahaman konsep Analisis strategi
identifikasi konsep berpikir
Pendidik menyajikan Siswa mengidentifikasi Siswa mendeskripsikan
data/contoh yang telah contoh-contoh tambahan yang pola pikir yang
diberitanda “ya” dan tidak diberitanda ”ya” dan dipakainya pada
“tidak” “tidak” langkah pertama dan
kedua sampai
Siswa membandingkan Pendidik mengkonfirmasikan
memahamikonsep.
karakterstik dari hipotesis tentang nama
Peranan hipotesis,
contoh-contoh yang konsep, dan menyatakan
karakteristik konsep
positif dan negative definisi berdasarkan
juga dapat didiskusikan
karakteristik pokok
pada langkah ini.
Siswa mengembangkan Siswa mengindentifikasi
dan menguji hipotesis contoh-contoh baru.
Siswa menyatakan
definisi berdasarkan
karakteristik-
karakteristik pokok
Sebagai contoh pada langkah pertama pengajar akan memaparkan bahwa
metode ceramah dan demonstrasi tidak termasuk dalam pendekatan student
centered learning sedangkan yang termasuk meliputi metode diskusi dan
percobaan. Kemudian peserta akan membandingkan perbedaan contoh metode
yang termasuk dan tidak termasuk dalam dalam pendekatan tersebut. Setelah
mendapatkan jawaban pengajar dapat meminta peserta untuk menyatakan konsep
berdasarkan karakteristik yang telah diperoleh dari masing – masing model.
Pada langkah kedua peserta akan diberi contoh tambahan seperti bermain
peran dan menjelaskan apakah model tersebut termasuk dalam pendekatan belajar
student centered learning. Setelah itu pengajar mengkonfirmasi terhadap
definisinya dan karakteristik yang dimiliki oleh pendekatan student centered
learning. Kemudian peserta dapat memberikan contoh yang lain.
Pada langkah terakhir siswa mengingat kembali bagaimana caranya dalam
memahami konsep yang diberikan. Bagaimana peran definisi dan karakteristik dan
dapat membantu peserta untuk mengklasifikasikan.

Hal penting yang harus diperhatikan disini adalah bahwa sebelum menuju ke
pengorganisasian pembelajaran model penerimaan, terlebih dulu penddik harus
memilih konsep, menyeleksi, dan mengorganisasi contoh-contoh positif dan
negative, serta menentukan urutannya. Banyak isi pembelajaran, khususnya yang
telah tertuang dalamsuatu buku teks, tidak dirancang atau di organisasi dengan
cara yang sesuai dengan hakekat dari belajar konsep sebagaimana telah
dideskripsikan di atas. Itulah sebabnya, organisasi isi yang ada dalam buku teks
itu perlu ditata kembali agar dapat memudahkan belajar.
2. Langkah-langkah model pilihan:
Perbedaan pokok antara model penerimaan dan model pilihan adalahdalam hal
pemberian tanda dan penpenddiktan contoh-contoh. Dalam model pilihan, setiap
contoh tidak diberi tanda sampai siswa menanyakan apakah contoh itu “ya” atau
“tidak”. Perbedaan lain adalah bahwa siswa-siswa dapat mengajukan contoh-
contoh mereka sendiri dalam upaya memahami suatu konsep. Siswa juga dapat
melakukan suatu control terhadap urutan contoh dengan memilih contoh mana
yang mereka ingin tanyakan. Dengan demikian, urutan-urutan dan analisis
karakteristik tidak seformal seperti dalam model penerimaan.
Pada umumnya, model pilihan menempatkan tanggung jawab pemahaman
konsep dan penelitian karakteristik di tangan siswa. Setiap siswa di dorong untuk
membuat catatan-catatan tentang hipotesis yang dikembangkannya dan
karakteristik contoh yang diidentifikasikannya. Langkah-langkah model ini
serupa dengan model penerimaan , hanya kegiatan-kegiatannyapada langkah 1
dan 2 sedikit berbeda, seperti Nampak dalam table 3.6.
Table Rangkuman langkah-langkah strategi konsep dengan model pelatihan
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3
Penyajian data dan Pengujian pemahaman konsep Analisis strategi
identifikasi karakteristik berpikir
Pendidik menyajikan Siswa mengidentifikasi Siswa mendeskripsikan
contoh-contoh yang contoh tambahan yang tidak pola berpikir yang
tidak diberi tanda diberi tanda. dipakainya pada
Siswa meneliti setiap Siswa mengemukakan contoh
langkah pertama dan
contoh, termasuk baru.
kedua sampai
contohnya sendiri
memahami konsep.
(contoh positif)
Peranan hipotesis dan
Siswa membuat dan Pendidik mengkonfirmasi
karakteristik juga dapat
menguji hipotesis hipotesis tentang nama
didiskuskan disini.
konsep, dan menyatakan
kembali definisi berdasarkan
karakteristik pokok.
Sebagai contoh akan ditampilkan beberapa contoh metode mengajar meliputi
ceramah, diskusi ,demonstrasi dan percobaan kepada peserta belajar. Kemudian
peserta akan mengidentifikasi karakteristik dari masing – masing metode belajar
tersebut apa yang membuatnya berbeda dari model pembelajaran dan lainnya.
Pada pengujian konsep pengajar akan memberikan contoh pembelajaran
kooperatif, dan siswa berhasil mengidentifikasi bahwa contoh tersebut bukan metode
mengajar. Setelah itu peserta dapat diminta untuk memberikan contoh baru kemudian
pengajar mengkonfirmasi dengan konsep metode, definisi dan karakteristik yang
dimilikinya.
Pada langkah terakhir siswa mengingat kembali bagaimana caranya dalam
memahami konsep yang diberikan. Bagaimana peran definisi dan karakteristik dapat
membantu peserta untuk mengklasifikasikan.

3. Langkah-langkah model dengan contoh yang tak terorganisasi:


Keuntungan nyata dari pemahaman konsep muncul ketika siswa mulai
menerapkannya pada adata atau contoh yang tidak terorganisasi. Prosedur dalam
menganalisis konsep dengan contoh-contoh yang tidak terrganisasi adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan konsep.
2) Mengidentifikasi karakteristik-karakteristik yang digunakan
3) Mendiskusikan karakteristik dan peranan hipotesis
Table rangkuman langkah-langkah strategi konsep untuk data yang tidak terorganisasi
Langkah 1 Langkah 2
Deskripsi konsep Penilaian konsep
Menentukan dan member nama Mendiskusikan karakteristik dan peranan
konsep. hipotesis.
Mengidentifikasikan karakteristik Membandingkan contoh dengan contoh
yang digunakan. lain dalam konsep yang sama
Pada umumnya, kemajuan dalam menganalisis konsep pada contoh-contoh
yang tak terorganisasi merupakan bagian dari suatu urutan pmebelajaran pemahaman
konsep. Variasiyang ketiga dari strategi pemahaman konsep ini, lebih banyak
merupakan suatu diskusi kelompok daripada kegiatan mandiri sebagaimana dalam
model penerimaan dan model pilihan. Bagaimanapun juga, diskusi dipusatkan pada
pengembangkan suatu konsep.
Tiga model pengorganisasian pembelajaran untuk memahamai suatu konsep
yang baru saja dibicarakan, merupakan suatu rangkaian kesatuan; mulai dari model
penerimaan, pilihan, dan contoh yang tak terorganisasi. Meskipun demikian,
kombinasi dari model-model ini dalam kondisi tertentu juga dapat dilakukan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembentukan konsep dan pemahaman konsep merupakan dua kegiatan
mengkategorikan yang berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda pula.
Seluruh kegiatan mengkategori meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-
contoh ke dalam kelas dengan menggunakan dasar criteria tertentu.
Taba menggunakan pendekatan induktif pada pembentukan konsep. Strategi
yang diciptakannya terdiri dari tiga tahapan sejalan dengan tiga tingkatan proses
berpikir yang meliputi: (1) pembentukan konsep, (2) intepretasi, dan (3) aplikasi
prinsip. Strategi ini berupaya untuk mendorong si-belajar mengembangkan sistem
konseptual bagaimana cara mengolah informasi.
Sedangkan dalam pemahaman konsep, konsep-konsep sudah ada sebelumnya,
sedangkan dalam pembentukan konsep justru sebaliknya yaitu tindakan untuk
membentuk kategori-kategori baru. Jadi. hal itu merupakan suatu tindakan
penemuan/pembentukan. Dalam model pemahaman konsep yang diciptakan brunner,
secara berulang digunakan istilah-istilah seperti : contoh,kriteria, dan atribut atau
karakteristik untuk melukiskan kegiatan-kegiatan mengkategori dan pemahaman
konsep.

B. Saran
Dalam mengorganisasikan materi belajar secara mikro sebaiknya perancang
membedah karakteristik dan tujuan agar kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan
efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Degeng, Nyoman S. 2013. Ilmu Pembelajaran Klarifikasi Variabel untuk Pengembangan
Teori dan Peneitian. Bandung: Aras Media.

Anda mungkin juga menyukai