Anda di halaman 1dari 4

Begal merajalela, dimana peran antropolog?

Oleh:
Dewi Sartika Tenriajeng ( E042171002) / Antropologi Terapan

Antropologi terapan adalah cabang ilmu baru dalam bidang antropologi. Kehadirannya
diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang ada dalam masyarakat. Dimana dalam proses
penyeleseiannya tidak hanya dibutuhkan analisa mengenai kajian teoritis, namun juga analisa
secara empiris. Hasil Analisa tersebut diharapkan agar dapat diaplikasikan secara langsung dalam
masyarakat. Yaitu memberikan solusi atas segala permasalahan yang terjadi baik dalam bidang
ekonomi, sosial, politik, hukum, kesehatan, dan lain-lain. Namun, dalam pembahasan kali ini saya
hanya akan membahas mengenai peran antropologi terapan di bidang hukum.
Pada kehidupan masyarakat ada begitu banyak kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
masalah hukum yang terjadi seperti pencurian, penipuan, pembunuhan, dan masih banyak lagi.
Dalam studi ilmu hukum, dikenal istilah kriminologi hukum yaitu ilmu tentang kejahatan atau
penjahat (PTopinard), ada juga ahli lain yang menyebutkan kriminologi hukum adalah ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk menyelediki kejahatan seluas-luasnya (Bonger). Sedangkan,
menurut Sutherland kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan jahat
sebagai gejala sosial.
Berdasarkan penjelasan di atas, para sarjana hukum jika melakukan suatu penelitian
terhadap orang-orang yang bermasalah dengan hukum yang kemudian disebut dengan pelaku
kejahatan dengan menggunakan pendekatan kriminologi hukum, maka hasilnya akan merujuk
pada seputar mengapa pelaku melakukan perbuatan tersebut namun tidak memberikan solusi atas
permasalahan itu. Tidak cukup sampai disitu, para peneliti juga harusnya menyadari mengapa pada
masyarakat tertentu rentan terjadi kejahatan.
Misalnya, daerah Sulawesi Selatan yang menempati nomor urut satu berdasarkan media
online Liputan6.com sebagai surga bagi pelaku kejahatan. Kemudian disusul oleh, Gowa, Maros,
Palopo, Pinrang, Luwu Utara, Sidrap, Barru, Bulukumba, dan Bone. Kota selebihnya
dikategorikan sebagai daerah dengan angka kejahatan yang terkontrol.
Pengamatan saya selama kuliah jenjang S1 di Fakultas Hukum UNHAS, mayoritas
mahasiswa yang melakukan penelitian di Kota Makassar, Gowa, dan Maros identik dengan pelaku
kejahatan berupa pencurian motor, jambret, dan begal. Sedangkan daerah lain, tidak ada jenis
kejahatan tertentu yang begitu mencolok.
Disinilah peran bidang antropologi khususnya antropologi terapan dibutuhkan untuk
mengindentifikasi mengapa pada suatu daerah ada beberapa kejahatan yang paling banyak
dilakukan, mengapa Makassar menempati urutan pertama dengan pelaku kejahatan terbanyak
menurut Liputan6.com, adakah pengaruh antara budaya masyarakat di daerah tertentu dengan
potensi kejahatan yang mereka lakukan, lalu bagaimana memberikan solusi terhadap keberagaman
latar belakang pelaku kejahatan dan jenis kejahatan yang mereka lakukan.
Pemikiran Sutherland tentang madzab kriminologi adalah madzhab kartografis dan
geografis yang menitik beratkan distribusi kejahatan dalam daerah-daerah tertentu, baik secara
geografis maupun secara sosial. Sedangkan pemikiran Malinowski unsur pokok kebudayaan
meliputi sistem normatif yaitu norma-norma yang memungkinkan kerjasama antara para angota
masyarakat agar dapat menguasai alam di sekelilingnya, organisasi ekonomi, mechanism and
agencies of education yaitu alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas untuk Pendidikan, dan
organisasi kekuatan.
Salah satu daerah di Sulawesi Selatan dengan pemberitaan begal yang selalu menjadi
trending adalah Kota Makasar. Hal ini sejalan dengan pemikiran Sutherland tentang madzhab
kartografis dan geografis. Aksi begal di Sulawesi Selatan hanya terjadi di Kota Makassar dan ada
pula beberapa rujukan yang mengarahkan ke Kota Gowa namun Makassar tetap menjadi rujukan
paling pertama. Maka timbul pertanyaan, mengapa begal membudaya di kota ini bagi pelaku
kejahatan khususnya begal?
Berdasarkan sumber yang diperoleh Tribun Timur, aksi begal secara geografis terjadi di
kota Makassar dan daerah yang paling sering diserang oleh begal adalah Panakukang, Rappocini,
Hartaco, dan Pampang. Biasanya aksi ini dilakukan bersama dengan rekannya, minimal 2 orang
yang melaksanakan aksi itu. Salah satu partner begal yang berhasil ditagkap adalah Ahmad Arun
Riadi dan Cappi yang mengaku telah melakukan 16 kali aksi begal selama tahun 2017.
Berdasarkan rangkuman sumber yang saya temukan, mayoritas pelaku begal terdiri dari pelajar.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya tindakan kriminal dan kekerasan
antara lain sebagai berikut :
1. Pertentangan dan persaingan kebudayaan
Hal ini dapat memicu suatu tindakan kriminal yang mengacu pada kekerasan bermotif
SARA (Suku, Agama, Ras, Aliran) seperti yang terjadi pada kerusuhan di Sampit
antara orang Madura dan orang Kalimantan.
2. Kepadatan dan komposisi penduduk
Seperti yang terjadi di kota Jakarta, karena kepadatan dan komposisi penduk yang
sangat padat dan sangat padat di suatu tempat mengakibatkan meningkatnya daya
saing, tingkat strees, dan lain sebagianya yang berpotensi mengakibatkan seseorang
atau kelompok untuk berbuat tindakan kriminal dan kekerasan.
3. Perbedaan distribusi kebudayaan
Distribusi kebudayaan dari luar tidak selalu berdampak positif bila diterapkan pada
suatu daerah atau negara. Sebagai contoh budaya orang barat yang menggunakan
busana yang mini para kaum wanita, hal ini akan menggundang untuk melakukan
tindakan kriminal dan kekerasan seperti pemerkosaan dan perampokan.
4. Mentalitas yang labil
Seseorang yang memiliki mentalitas yang labil pasti akan mempunyai jalan pikiran
yang singkat tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi. Layaknya seorang preman
jika ingin memenuhi kebutahannnya mungkin dia hanya akan menggunakan cara yang
mudah, seperti meminta pungutan liar, pemerasan dan lain sebagainya.
5. Tingkat penganguran yang tinggi
Dikarenakan tingkat penganguran yang tinggi maka pendapatan pada suatu daerah
sangat rendah dan tidak merata. Hal ini sangat memicu seseorang atau kelompok untuk
melakukan jalan pintas dalam memenuhi kebutahannya dan mungkin dengan cara
melakukan tindak kriminal dan kekerasan.
Upaya yang dilakukan oleh Wali kota Makassar untuk memberantas aksi begal adalah
dengan menyerahkan sebanyak 46 motor trail sebagai kendaraan operasional pengamanan kota
Makassar yang bertujuan untuk menjaga kota dari tindak kejahatan khususnya begal dengan
rincian 14 buah untuk Polrestabes Makassar, Kodim 14 buah, Marinir dan Brimob masing-masing
7 buah, dan Satpol PP sebanyak 4 buah.
Antropologi terapan tidak hanya mencari informasi, membuat prediksi, tetapi juga
memberikan pencerahan dan pemikiran tentang jalan keluar terhadap permasalahan ini yaitu :
1. Dengan melakukan apresiasi sebesar-besarnya terhadap para pihak yang berkontribusi
dalam penegakan hukum
2. Pemerintah juga bekerja lebih keras lagi dalam melakukan pemerataan lowongan pekerjaan
karena ada beberapa pelaku begal yang melakukan aksinya dengan dilator belakangi oleh
pendapatan yang tidak mencukupi untuk menafkahi keluarganya
3. Peningkatan kualitas SDM agar mengetahui perbedaan budaya tiap daerah, tidak asal
menyerap budaya lain yang masuk ke Kota Makassar atau ikut-ikutan melakukan kejahatan
yang hanya terjadi di daerah lain. Misalnya, begal dulu hanya ada di Jakarta namun kini
sudah terjadi juga di Makassar.
4. Sosialisasi juga sebaiknya dilakukan agar masyarakat berpakaian yang sepantasnya jika
meninggalkan rumah, tidak memancing perhatian begal dengan mengunakan perhiasan
yang berlebihan, selain itu ada juga geng motor yang melakukan aksi begal karena melihat
korbannya berpakaian seksi.
5. Menciptakan lingkungan yang religious. Karena dengan pemahaman agama yang baik
maka seseorang juga akan memiliki mentalitas yang baik pula. Sehingga, jika suatu waktu
tidak akan terpengaruh terhadap jalan-jalan singkat meraih taraf ekonomi yang baik.

Sumber :
http://juliardiheri.blogspot.co.id/2013/04/makalah-kekerasan-premanisme.html
http://detik.com/news/berita/d-329115/atasi-begal-wali-kota-makassar-pinjamkan-46-motor-
trail-ke-tni-polri.html diakses pada tanggal 13 Februari 2018 pukul 19.30
http://makassar.tribunnews.com/2017/11/29/polisi-bekuk-2-pembegal-di-jl-baiturrahman-
panakkukang-ini-modusnya.html
http://makassar.tribunnews.com/2017/12/21/istri-polisi-dibegal-di-boulevard-pelaku-gagal-
kabur-langsung-terciduk.html
http://makassar.tribunnews.com/2017/12/16/lima-begal-di-panakukkang-diringkus-di-pos-
kamling-1-pelajar-perempuan.html
http://makassar.tribunnews.com/2017/12/08/ngaku-anggota-polisi-2-pemuda-begal-makassar-
diringkus.html
http://makassar.tribunnews.com/2017/11/24/masih-cupu-tiga-begal-ini-ditangkap-di-borong-
raya-makassar.html
http://makassar.tribunnews.com/2017/11/16/belasan-kali-membegal-cappi-akhirnya-tersungkur-
pernah-beraksi-di-sini.html

Anda mungkin juga menyukai