Anda di halaman 1dari 30

MODUL SMS (SURFACE-WATER MODELLING STYTEM)

DISUSUN dan diedit OLEH :


HERNA OCTIVIA DAMAYANTI
I. SMS Dengan Model Pendukung ADCIRC (Advanced Circulation Multi Dimensional
Hydrodynamic Model)
ADCIRC mendasarkan pembuatan model arus laut dengan basis data pasang surut dan
titik kedalam yang dibuat menjadi suatu kontur batimetri. Persamaan dasar hidrodinamika
dalam menentukan arus pasut terdiri persamaan kontinuitas dan persamaan momentum.
Persamaan ini mengasumsikan shear stress horizontal dianggap kecil sehingga diabaikan,
suku konvektif pada persamaan momentum diabaikan, karena dalam arus pasut nilainya
sangat kecil. Dalam persamaan momentum, pergerakan fluida ditimbulkan oleh suku gradient
tekanan dan suku gesekan dasar. Dalam persamaan kontinuitas fluida dianggap ideal dengan
densitas uniform dan inkompresibel.

 Langkah Pengerjaan
1. Registrasi dan digitasi peta
SMS v 8.1 ini akan digunakan untuk melakukan registrasi peta dasar dan untuk melakukan
proses digitasi peta.
 Registrasi Peta
Buka Map Module 

Image 

Manage image (Gunakan 2 points regestration atau 3 points regrestration)


X untuk longitude, Y untuk latitude
Hasil peta yang sudah diregistrasi

 Digitasi Peta
Proses digitasi garis pantai
Feature objects  coverages 

Create feature arch


Digitasi sesuai dengan keadaan garis pantai dari peta dasar

(Gunakan Select Feature Vertex untuk memilih, menggeser posisi titik yang ingin
dipindahkan. Gunakan Create Feature Vertex untuk membuat titik vertex tambahan).
Hasil digitasi garis pantai

Untuk digitasi bathimetri gunakan cara yang sama dengan digitasi garis pantai,
sebelumnya buat coverages baru untuk bathimetri

Hasil digitasi bathimetri

 Mengkonversi nodes menjadi verteks atau sebaliknya ( nodes  verteks )

Select feature point  Drag seluruh garis pantai  feature objects 


Vertices nodes
Untuk garis pantai

Untuk Bathimetri
untuk mengganti coverages

Cara konversi nodes menjadi verteks sama dengan pada garis pantai

 Mengisikan nilai kedalaman


Select feature arc  pilih kontur yang akan diberi nilai kedalaman  isikan nilai
kedalaman pada Z coordinate
 Memberikan nilai Redistibute vertices
Untuk garis pantai dan bathimetri
Select feature arc  pilih kontur garis pantai Feature objects 
Redistibute vertices

Arch Redistribution  Spesified Spacing (isikan nilai disesuaikan dengan kerapatan


yang dikehendaki)

 Mengkonversi menjadi bentuk scatter


Untuk garis pantai dan bathimetri
Select feature arc  pilih kontur garis pantai dan bathimetri Feature objects 
Map  Scatter  namai scatter

 Menggabungkan semua scatter


Feature objects  coverages  gabungkan kedua coverages
Delete coverages garis pantai dan bathimetri yang sebelumnya
Buka Scatter module  Scatter  Merge sets  pindahkan semua scatter dari kiri ke
kanan

Map Module  Select Node  Delete (dengan memilih semua node sehingga yang
tertinggal adalah scatter bathimetri, untuk garis pantai tidak dihapus)
 Buat kondisi batas pada area yang akan kita buat daerah model
Create feature arc  buat batasan boundary
Select feature arc  lakukan Redistibute vertices konversi nodes pada boundary
menjadi verteks

 Identifikasi boundary
Ubah type coverages dari tabs menjadi ADCIRC

Feture objects  Attributes  untuk garis pantai pilih mainland, untuk boundary pilih
ocean
 Build Polygon
Feature Object  Build Polygon  Select Feature Polygone (hingga boundary yang
kita inginkan menampilkan warna hitam)

(Jika terdapat pulau, Select Polygon pada daerah pulau  (Delete agar pulau yang kita
inginkan pada nantinya tidak tertutup oleh mesh)

Klik 2 kali pada dearah polygon sehingga muncul dialog box


Pada dialog box Mesh Type  paving  bathymetri type  scatter set polygon
type/Material  ocean

 Pembuatan mesh
Sebelum kita buat jaring batas hingga (mesh), kita akan mendifinisikan boundary kembali
Select Feature Arch  Feature Object  Attribute (muncul dialog box seperti pada
masing-masing didefinisikan sebagai mainland,ocean)
Feature Object  M  2D mesh
 Selesai menjadi sebuah mesh  Save Project  SMS 8.0
Mesh Module  Select nodestring  klik pada Boundary Ocean dan garis pantai 
Nodestring  Renumber  bandwith

ADCIRC Assign BC definisikan kembali mainland dan ocean

ADCIRC  Model control  Tidal Forces

Tidal potential  On  New  New Constituent (pada tanggal isikan berdasarkan


mulai pengamatan pasut selama 15 hari)  Constituent (pilih K1, K2, L2, M2, N2, O1,
P1, Q1, S2)
Copy potential constituent Browse file legi  Ok

Pada Global Output Velocity format dan Elevation format ganti type dengan ASCII

Pada time control  isikan start day, time step, run time , Constituent ( harmonic
analysis, global elevation, global velocity isikan sama untuk start day, output every,
end day)
Kembali ke model control beri tanda cek pada generate output file dan klik find
center

Kemudian Save project

 Kembali ke SMS 8.1  buka file simpanan dari SMS 8.0  Mesh Module  Run
ADCIRC

 Menampilkan vector arus


Mesh module  Data  Data browser  Import  data file fort 63 untuk
menampilkan grafik pasut dan fort 64 untuk menampilkan grafik arus
Display option  2D Mesh (all of, kemudian cek pada vector, nodestring, mesh
boundary)  Scatter (hilangkan cek pada point)  Map (hilangkan semua tanda cek
yang ada)  Vektor (pada arrows displayed pilih show range of magnitude, pada arrows
placement, display vectors ganti dengan on grid)

II. Modul Gelombang - STWAVE


Untuk membuat analysis STWAVE dan menghasilkan model gelombang terlebih dahulu
harus menyelesaikan running arus dengan ADCIRC

 Buka hasil running ADCIRC


File – Open  pilih file type GRD.file atau type : Surfer Grid  buka fort 64 di
window yang sama (maka akan tampil mesh disertai time step dan magnitude 64)

 Mengkonversi menjadi scatter (berguna untuk menginterpolasi Mesh dan Cartesian grid)
Mesh Module  Data  Mesh  Scatterpoint Namai scatter  Ok
Mesh tak lagi dibutuhkan, Display Options  2D Mesh  All off
Hasilnya

 Menghapus scatter yang tak dibutuhkan untuk menghemat memori. Aktifkan Scatter
module
Select Scatterpoints  Edit Select With Poly (Lalu buat daerah yang akan di
running gelombang. Pastikan masih selalu di dalam mesh scatter. Daerah yang telah
dipilih akan berwarna hijau)

Selanjutnya, pilih Scatter Split Scatter Set  namai Grid


Setelah itu hapus scatter yang tidak terpakai, Scatter  Delete Scatter Set  Delete
 Ok
 Membuat Cartesian Grid untuk running STWAVE
Map Module  Feature Objects  Coverages (ganti coverage type menjadi
STWAVE)
Create 2-D Grid Frame  Lalu buat grid frame di dalam area scatter (Arah pembuatan
frame disesuaikan dengan arah datangnya angin dimana daerah tersebut tidak boleh ada
daratan)
 Membuat batas ruang Land dan Ocean
Mesh Module  Data  Mesh  Map  Mesh Boundaries  Polygons

Map Module  Create Feature Arc (buat garis di Mainland, di luar polygon yang
sudah ada. Ini berfungsi untuk menandai daerah daratan apabila daerah yang akan di
running menempel dengan Mainland)

 Mengisikan jumlah dan ukuran cell untuk running gelombang


Feature Object  Map  2D Grid
Isikan Number of Columns (maka Cell size dan Number of Rows akan mengikuti.
Semakin rapat cell (jarak tiap grid) maka hasil running akan lebih baik, namun akan lebih
besar pula ukuran file yang terbentuk)
Pada option Depth Option pilih Interpolate  magnitude (64)  Elevation
Pada option Current pilih Interpolated  velocity(64)  Multiple Time Step
Display Option Non aktifkan “Map” dan “Scatter”
Cartesian Grid Module  Ocean Boundary

 Mengisikan Spectral Energy


Cartesian Grid Module STWAVE Spectral Energy Create Grid (untuk
memunculkan dialog Create Spectral Energy Grid)  Frequency Distribution,
gantilah the Number menjadi 40 (untuk menciptakan spectral energy grid yang baru)

Generate Spectra . Masukkan parameter yang dikehendaki.


Index : masukkan time step yang diinginkan
Angle : masukkan sudut datang gelombang. Pastikan tidak berasal dari daratan
Hs : Tinggi gelombang signifikan. Diperoleh dari perhitungan data lapangan
Tp : Periode gelombang. Diperoleh dari perhitungan data lapangan
Gamma , nn : default
Depth : Kedalaman daerah pengamatan
Generate  Done

 Mengisikan parameter pada Model Control.


STWAVE  Model Control  Specify Spectral Parameters (biarkan sesuai tampilan
awal)
Select Input Spectra Ok
Ubah Source Terms menjadi Propagation Only

 Memilih Stasiun Pengamatan.


Select Grid Cell (Kemudian plih salah satu cell di dalam daerah yang akan di running)
STWAVE  Assign Cell Attributes  aktifkan Monitoring Station

 Menyimpan hasil simulasi. Pilih Save As.


Pastikan type-nya Project file dengan nama .spr  Save
 Running STWAVE
STWAVE  Run STWAVE

III. MODEL ARUS – RMA2

 Lakukan proses registrasi peta seperti pada ADCIRC (untuk RMA2 koordinat yang
digunakan dalam UTM).
 Lakukan proses digitasi peta (sama seperti dalam ADCIRC)
 Lakukan proses sampai dengan pembuatan batas boundary (sama seperti dalam
ADCIRC)
 Build Polygon
Feature Object  Build Polygon  Select Feature Polygone  dobel klik pada
daerah model
pada pada bathimetri type  scatter set
polygon type/material  Material_01 untuk memdefinisikan main land jika ada pulau
maka polygon type/material pilih disable setelah melakukan dobel klik dan muncul
Polygon attributs untuk pulau tsb
 Membuat mesh
Feature Objects  Map  2D Mesh
Display Option  Scatter  All off

 Mengubah system koordinat


Edit  Current Coordinat  ganti satuan menjadi Meters

 Setting Model
Mesh Module  RMA2  Model Control
General
Temperature  isikan dengan temperature standar air laut atau tempetatur saat
pengukuran
Density  isi dengan densitas air laut 1025 kg/m3
Specify Initial Water Surface for Coldstart  isi dengan nilai pasut pengamatan
Timing
Simulation type  dinamyc
Isikan iterations for flow calculation sesuai dengan keinginan
Computation time  isikan time step, jumlah time step, max time step

File
digunakan untuk mengatur hasil list pada keluaran dilayar dan hotstart
Material
digunakan untuk pengaturan kondisi fisis perairan

Weather
digunakan apabila dalam model ingin dimasukkan kondisi dan pengaruh cuaca misal
angin dan curah hujan

 Setting Kondisi Batas Model


Mesh Module  Creates Nodestring
Lalu buat nodestring pada batas aliran sungai dan pada batas aliran pasut dengan cara
memulainya dengan mengklik pada salah satu ujung batas dan menekan tombol SHIFT
pada keybord kemudian pada ujung batas yang lainnya diakhiri dengan dobel klik
Kondisi Batas Pasut
Mesh Module  Select Nodestring  Klik pada batas pasut yang telah dibuat
RMA2  Assign BC  Boundary Condition Type cecklist pada Water Surface
Elevation  Water Surface Elevation Trasient ( isikan pasut pengamatan) 
Cecklist pada Make this Nodestring the Total Flow nodestring

Kondisi Batas Debit Sungai


Mesh Module  Select Nodestring  Klik pada batas sungai yang telah dibuat 
RMA2  Assign BC (untuk mengubah arah aliran nodestring  reverse direction)

Boundary Condition Type cecklist pada Specified Flowrate  Flowrate  Constant


(isikan debit sungai pengamatan)
Kondisi Batas Material
RMA2  Material Properties  Turbulance (untuk Viskositas Eddy), Roghness
(untuk kondisi kekasaran), Advance (untuk Weather)

 Eksekusi Program
Sebelum melakukan eksekusi program, lakukan pengecekan terlebih dahulu
RMA2  Model Check  Run Check

Simpan model File  Save as


Running RMA2
Pada eksekusi model RMA2 akan dilakukan running GFGen sebagai pengontrol geometri
lalu setelah GFGen selesai maka running RMA2 dapat dilakukan
Catatan : RMA2 tidak dapat digunakan untuk daerah dengan cakupan yang luas,
karena memiliki batasan luasan mesh depan (MFW) yaitu 700
IV. MODEL TRANSPORT SEDIMEN – SED2D
 Buka file RMA2 yang telah dirunning file.spr
 mesh modul  SED2D  Global Parameter

 Set Up Bed  masukkan nilai-nilai parameter yang dikehendaki (untuk sand isikan sand
grain size (D50))

 SED2D  model control  atur time control


 Pilih daerah sebagai sumber inputan sedimen
select nodestring  sumber inputan dekat sungai

 Memasukan nilai TSS inputan


SED2D  Assign BC

 Save Project  SED2D  Run SED2D


 Menampilkan hasil
Data  Data Browser  import pilih _dbed.sol

Display Option  2D Mesh  uncek nodes dan element  beri tanda cek pada contour
Contour Option  Color Fill and linear

 Untuk clay langkah-langkahnya sama dengan sand

Hasil untuk daerah yang lebih luas dengan cara yang sama
Menampilkan pola arus dalam bentuk simulasi
 Data  Data Browser  import untuk ADCIRC pilih Fort 63 dan 64, untuk Stwave
pilih _CGrid1.wav dan _CGrid1.obs, untuk RMA2 pilih .sol, untuk SED2D _dbed.sol
 Mesh Module  Data Film Loop
 Kemudian akan keluar dialog box Film Loop Setup  Create New Film Loop  Select
Film Loop Type Scalar/Vector Animation Next
 Film Loop Set Up  Check Vector Data Set  Match Time Step
 Display Options  Finish
 Setelah proceessing, windows akan menampilkan dalam bentuk Play Avi application

Menampilkan grafik Pasut atau arus dari hasil running model untuk kepentingan verifikasi hasil
model dengan data lapangan.
 Map Module  Feature Object  Coverages  type diubah menjadi Observation
 Create Feature Point : Klik (buat 1 titik) di daerah penelitian yang berada di dalam
Ocean Boundaries (sesuaikan X dan Y koordinatnya)

 Memilih data secara Time Series


Plot Wizard : Pada Plot Type pilih Time Series  Next
Klik Use selected dataset
Jika ingin menampilkan grafik pasut maka pilih fort 63
Jika ingin menampilkan grafik arus maka pilih fort 64
Finish
Mengeksport data arus dan pasut dari hasil model ke Microsoft excel untuk keperluan verifikasi
hasil model dengan data lapangan.
 Klik Kanan pada gbr grafik  Pilih Export/Print
 Exporting Time Series  Text/Data Only
 File  Browse  Save As  Export

 Export Time Series  Data and Label


 Export Style : Table  Row vs Column : Point/subsets  Numeric Precision : Max
Prec  Export
Menampilkan data yang di export pada window Microsoft Excel
 Buka Excel : Data  from access  pilih file yang telah disimpan tadi
 Text Import Wizard : Step 1 pilih Delimited  Next
 Step 2 : klik Tab ; Space ; Comma  Next
 Step 3 : Finish  Import Data  Ok

Anda mungkin juga menyukai