Laptah TA 2016 Dit Kesga PDF
Laptah TA 2016 Dit Kesga PDF
ii
Contents
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... ii
BAB I ..............................................................................................................................................................1
ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN ...................................................................................................................1
1.1. Hambatan Tahun Lalu ...............................................................................................................1
1.2. Kelembagaan ..............................................................................................................................3
1.3. Sumber Daya...............................................................................................................................5
1.3.1. Sumber Daya Manusia ...............................................................................................................5
1.3.2. Sarana dan Prasarana..............................................................................................................6
1.3.3. Dana ..............................................................................................................................................7
BAB II .......................................................................................................................................................... 10
TUJUAN DAN SASARAN KERJA.................................................................................................................... 10
2.1. Dasar Hukum ................................................................................................................................ 10
2.2. Tujuan, Sasaran Dan Indikator .................................................................................................. 10
Tujuan.................................................................................................................................................. 10
Sasaran ............................................................................................................................................... 11
BAB III ......................................................................................................................................................... 13
STRATEGI PELAKSANAAN ........................................................................................................................... 13
3.1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ............................................................................... 13
3.2. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi .................................................................................. 13
3.3. Terobosan Yang Dilakukan ........................................................................................................ 14
BAB IV ......................................................................................................................................................... 15
HASIL KERJA ................................................................................................................................................ 15
4.1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran .......................................................................................... 15
4.2. Pencapaian Kinerja ................................................................................................................. 57
4.3. Realisasi Anggaran ................................................................................................................. 57
4.4. Upaya Meraih WTP dan Reformasi Birokrasi ..................................................................... 61
BAB V .......................................................................................................................................................... 63
PENUTUP .................................................................................................................................................... 63
iii
BAB I
ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Menurut data
SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada periode tahun 1994-
2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997
sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada
tahun 2012 , Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun)
dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada tahun
2015, berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan
(AKI 305/ 100.000 KH; AKB 22,23/ 1000 KH).
Dari sisi indikator, Renstra sebagai bagian didalam upaya penurunan AKI dan AKB
juga menunjukan keberhasilan didalam mencapai target Renstra walaupun pencapaian
ini juga masih memberikan gap bila dibandingkan dengan seluruh sasaran penduduk di
Indonesia.
Target Capaian
No. Indikator
2015 2015
2. Persentase (%) puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil 78% 86,92%
2
18. Pemanfaatan KIE kespro bagi calon pengantin dan kerjasama lintas sektor
dalam pelaksanaan pelayanan kespro catin belum optimal, utamanya
Kementerian Agama.
19. Masih rendahnya dukungan Pemda dalam penyediaan dan pemantauan
indikator AUKR.
20. Belum optimalnya penguasaan data dan informasi manajemen KIA (PWS,
AMP, DTPS, Supfas).
1.2. Kelembagaan
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Dalam
melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157, Direktorat
Kesehatan Keluarga menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal,
balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan
keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan
neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan
kesehatan keluarga;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah
dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta
perlindungan kesehatan keluarga;
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan
maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja,
usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan
kesehatan keluarga;
e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan maternal dan
neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan
kesehatan keluarga; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Gambaran struktur organisasi Direktorat Kesehatan Keluarga digambarkan pada
gambar dibawah.
3
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Keluarga Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015
DIREKTORAT
KESEHATAN KELUARGA
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SEKSI SEKSI
SEKSI
SEKSI SEKSI
KESEHATAN USIA
KELANGSUNGAN AKSES AKSES
KESEHATAN HIDUP BALITA DAN
SEKOLAH DAN
REMAJA DI DALAM
KESEHATAN KESEHATAN
MATERNAL ANAK PRA SEKOLAH
SEKOLAH REPRODUKSI LANJUT USIA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Strukt
ural
18% JFT
1%
JFU
81%
IVa
17% IIIa
IIId 17%
6%
IIIc
18% IIIb
28%
Laki-
laki
24%
Perem
puan
76%
D3
D4 5%
2% SMU
8%
S2
48%
S1
37%
1.3.3. Dana
Pada tahun anggaran 2016, untuk mencapai tujuan dan target kegiatan,
Direktorat Kesehatan Keluarga mendapatkan 2 (dua) sumber anggaran yaitu
Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) dan Pinjaman Hibah Luar Negeri
(PHLN). Kedua sumber dana tersebut tertuang dalam DIPA Satker Direktorat
Kesehatan Keluarga Tahun 2016.
Di dalam perjalanan kegiatan tahun 2016 terjadi perubahan/ revisi DIPA
sebanyak 9 kali, perubahan ini terjadi seiring dengan adanya kebijakan ditingkat
nasional maupun internal direktorat. Pada awal tahun 2016, Direktorat Keluarga
mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 120.000.000.000,-. Kebijakan yang
berpengaruh kepada perubahan didalam alokasi DIPA Direktorat Kesehatan
Keluarga berasal dari kementerian keuangan dimana setiap unit di kemenkes
diminta untuk efisiensi, Direktorat Kesehatan Keluarga melakukan efisiensi
sebesar Rp. 40.000.000.000,- yang menjadikan perubahan DIPA menjadi Rp.
80.000.000.000,-. Hasil efisiensi yang ada di kumpulkan di tingkat Direktorat
Jenderal Kesehatan masyarakat sebagian dijadikan efisiensi dan sebagian di
lakukan refocusing untuk kegiatan prioritas. Direktorat Kesehatan Keluarga
mendapatkan dana refocusing sebesar Rp. 4.627.892.000,- sehingga DIPA
menjadi Rp. 84.627.892.000,-. Pada triwulan 3 terjadi efisiensi kembali dimana
setiap unit diminta melakukan selfblocking, Direktorat Kesehatan Keluarga
melakukan selfblocking sebesar 17.000.000.000,-. Sesuai kebijakan di
kementerian keuangan, selfblocking yang ada tetap berada/ tetap menjadi DIPA
(tidak dihapus), sehingga DIPA tetap pada alokasi sebesar Rp. 84.627.892.000,-
dengan kondisi dana sebesar 17 M tidak dapat digunakan (selfblocking). Di bulan
Desember dana PHLN masuk kedalam DIPA sebesar Rp. 8.552.538.000 (WHO
2.105.517.000,- UNICEF 4.555.689.000,- UNFPA 1.891.332.000,-) sehingga
pada akhir tahun 2016 DIPA Kesehatan Keluarga (termasuk dana PHLN)
sebesar Rp. 93.180.430.000.
Kewenan
No Revisi Tanggal Pagu Keterangan
gan
Tujuan
Tujuan sasaran Direktorat kesehatan Keluarga mengacu pada Renstra
Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 – 2017. Direktorat Kesehatan Keluarga
memiliki tujuan yang bersifat outcome bahkan dapat dikatakan bersifat dampak,
Tujuan tersebut yaitu :
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2016 10
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP
2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup.
Didalam mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan strategi nasional dan arah
kebijakan nasional 2015-2019 yang kemudian juga menjadi tujuan (bersifat
outcome) bagi Direktorat Kesehatan Keluarga yaitu :
1. Terjadinya Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak,
Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
2. Peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya pencegahan
penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan
usia lanjut.
Sasaran
Didalam mencapai tujuan diatas Direktorat Kesehatan Keluarga melaksanakan
kegiatan Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja dan Pembinaan
Kesehatan Ibu dan Reproduksi yang memiliki sasaran :
1. meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bayi, anak dan
remaja.
2. meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
Indikator pencapaian (diakhir tahun 2019) sasaran diatas adalah :
1. Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) sebesar 90%.
2. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas I sebesar 70%.
3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas VII dan X sebesar 60%.
4. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
sebesar 45%.
5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil sebesar 90%.
6. Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebesar 100%.
7. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali
(K4) sebesar 80%.
Target Indikator sasaran Direktorat Kesehatan Keluarga untuk tahun 2016 dapat
dilihat pada tabel dibawah yang menggambarkan pencapaian indikator pertahun
(mulai tahun 2015) untuk mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan pada
akhir tahun 2019.
Tabel Sandingan RPJMN, Renstra, RKP dan Janji Presiden yang menjadi
tanggung jawab Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016
RPJMN Renstra RKP Janji Presiden
Persentase kunjungan Persentase Kunjungan Persentase kunjungan Jumlah Rumah
neonatal pertama (KN1) Neonatal Pertama (KN1) neonatal pertama (KN1) Tunggu
Persentase Puskesmas yang Persentase Puskesmas yang Persentase Puskesmas Kelahiran
melaksanakan penjaringan melaksanakan penjaringan yang melaksanakan (RTK) (target
kesehatan peserta didik kesehatan untuk peserta didik penjaringan kesehatan 150 RTK)
kelas I peserta didik
Persentase persalinan di Persentase Puskesmas yang Persentase ibu hamil yang
fasilitas pelayanan kesehatan melaksanakan penjaringan mendapatkan pelayanan
(PF) kesehatan untuk peserta didik antenatal ke empat (K4)
kelas VII dan X
Persentase ibu hamil yang Persentase Puskesmas yang Persentase persalinan di
mendapatkan pelayanan menyelenggarakan kegiatan fasilitas pelayanan
antenatal ke empat (K4) kesehatan remaja kesehatan (PF
Persentase Puskesmas yang Persentase Puskesmas
melaksanakan kelas ibu hamil yang menyelenggarakan
kegiatan kesehatan
remaja
Persentase Puskesmas yang
melakukan orientasi Program
Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4)
(b) Output
Didalam pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat, Direktorat Kesehatan
Keluarga harus mengacu pada tugas pokok dan fungsinya sebagaimana
tercantum dalam Permenkes 64 tahun 2015. Untuk itu dalam pencapaian
indikator diatas Direktorat Kesehatan Keluarga melaksanakan kegiatan
Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja dan Pembinaan Kesehatan
Ibu dan Reproduksi. Dan dalam pembinaan kesehatan Bayi, Anak dan
Remaja dan Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi output yang
ditetapkan untuk dicapai antara lain :
1. NSPK Pembinaan Kesehatan Keluarga sebanyak 8 dokumen
Sepanjang perjalanan upaya peningkatan kesehatan keluarga, telah
banyak dikeluarkan pedoman. Pedoman yang ada harus sesuai dengan
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2016 15
perkembangan yang terjadi, dan pelayanan yang belum diatur
pedomannya maka harus dibuat untuk menjamin kualitas dan kemanan
didalam pelaksanaan pelayanan kesehatan keluarga. Kegiatan
penyusunan NSPK pada tahun 2016 terdiri dari :
1. Penyusunan Buku Kesehatan Lansia
(a) Input
Kegiatan Penyusunan Buku Kesehatan Lansia dilaksanakan
selama 3 tahap, yaitu:
1. Pada tanggal 3-5 Maret 2016 di Bekasi Jawa Barat,
2. Pada tanggal 9-11 Juni 2016 di Bekasi Jawa Barat, dan
3. Pada tanggal 13-15 Juni di Jakarta.
Kegiatan dilaksanakan dalam rangka review terhadap Buku
Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanjut Usia yang sudah ada
dan penyusunan Buku Kesehatan Lansia yang baru dengan
melibatkan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi,
dinas kesehatan provinsi, dan dinkes kabupaten/puskesmas
serta akademisi.
(b) Output
Tersusunnya Buku Kesehatan Lanjut Usia yang merupakan
pembaharuan/updating serta penambahan konten (media KIE)
dari Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanjut Usia yang
sebelumnya telah disusun oleh Direktorat Bina Upaya
Kesehatan pada tahun 2013.
(c) Outcome
Dengan tersusunnya buku kesehatan lanjut usia dapat
digunakan untuk mendukung pelaksanaan pelayanan di
Posyandu Lansia dalam memantau kondisi kesehatan lansia,
sekaligus juga dapat digunakan oleh Lansia sebagai sumber
informasi, sehingga dapat mencapai lansia yang sehat,
produktif, dan mandiri.
(d) Benefits
Meningkatnya kualitas pembinaan dan pelayanan kesehatan
lansia di Puskesmas yang dilaksanakan dalam gedung maupun
di luar gedung (melalui Posyandu Lansia), serta bertambahnya
jumlah Lanjut Usia yang mendapatkan pelayanan kesehatan.
(e) Impact
Meningkatknya status kesehatan lanjut usia, Quality of Life, dan
Usia Harapan Hidup penduduk Indonesia.
e. Dampak (Impact)
1. Pengadaan Alat Pengolah Data dan Alat Operasional
Perkantoran
Peserta yang hadir (± 800 orang) berasal dari internal Dit. Kesga,
lintas program, lintas sektor, Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta, Sudinkes Jakarta Pusat, AGD 118 Dinkes, Departemen
Psikiatri, FKUI RSCM, Organisasi Pemerhati Kesehatan Lansia
(Lembaga Lansia Indonesia, Forum Komunikasi Lanjut Usia,
Pusaka / Pusat Santunan Keluarga, Paguyuban Werdatama
Jaya, Legiun Veteran, Komunitas Lansia Peduli, Alzheimer
Indonesia), Perwakilan Lansia dari Puskesmas Jagakarsa,
Puskesmas Setiabudi, Puskesmas Kebayoran Lama, Puskesmas
Tebet, dll., Pra Lansia dan Lansia yang ada di sekitar area CFD.
(b) Output
Pelaksanaan Car Free Day Ramah Lansia dalam rangka
Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional.
(c) Outcome
(b) Output
Pelaksanaan Bakti Sosial untuk pemeriksaan kesehatan Lansia
dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional.
(c) Outcome
Kegiatan pemeriksaan kesehatan (tekanan darah, berat badan, tinggi
badan, pemeriksaan gula darah, kolesterol darah, serta pemberian
obat-obatan), senam bersama (senam vitalisasi otak), deteksi dini
demensia, konseling kesehatan jiwa dan promosi/penyuluhan
kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan Pra Lansia dan
Lansia.
(d) Benefits
1. Mendorong terwujudnya Lanjut Usia yang berperilaku sehat dan
aktif;
2. Meningkatkan perhatian dan peran serta keluarga serta
masyarakat dalam peningkatan kesehatan Lanjut Usia;
3. Meningkatkan kemitraan untuk meningkatkan kepedulian dan
komitmen dari Lintas Program, Lintas Sektor, Organisasi Profesi,
Organisasi Masyarakat dan Sektor Swasta dalam peningkatan
kesehatan Lanjut Usia;
(e) Impacts
Meningkatkan status kesehatan Lansia, Quality of Life dan jumlah
Lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan serta skrining PTM.
(b) Output
Tersedianya dokumen konsolidasi dan koordinasi dengan lintas
program/lintas sektor, organisasi profesi, LSM sebanyak 4 buah.
(c) Outcome
Terlaksananyapenyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang
akses dan kualitas kesehatan reproduksi, serta keluarga
berencana.
meningkatnya dukungan LP/LS dan Organisasi Profesi, Perguruan
Tinggi, LSM dalam meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal.
(d) Benefits
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan keluarga
(e) Impacts
Meningkatnya pelayanan kesehatan masyarakat yang berkualitas
11. Tatap Muka dan Dialog Pemenang Lomba Sekolah Sehat dengan
Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama dan Menteri Dalam Negeri
Pertemuan Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional
a. Input
Pertemuan telah dilaksanakan tanggal 16 – 19 Agustus 2016 di
Hotel Grand Sahid.
b. Output
Terorientasinya 24 pengelola program UKS di Dinkes
Kabupaten/Kota dan 24 staf puskesmas pengelola UKS dari
sekolah pemenang lomba tentang pelaksanaan Trias UKS.
c. Outcome
Dengan terorientasinya pengelola program UKS dapat memacu
TP-UKS secara berjenjang dan Tim Pelaksana UKS melaksanakan
kegiatan program secara terintegrasi sehingga dapat
mewujudkan sekolah sehat yang mampu melakukan promosi
kesehatan bagi lingkungan disekitarnya sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
d. Benefits
Dengan orientasi tersebut dapat meningkatkan kapasitas petugas
terkait implementasi UKS paripurna dan terintegrasi.
e. Impact
Dengan terlaksananya orientasi tersebut dapat meningkatkan
pelaksanaan UKS terintegrasi dan paripurna serta status
kesehatan anak usia sekolah dan remaja.
(b) Output
Data progress pelaksanaan pilot UKS terintegrasi meliputi data
pelayanan kesehatan, data sarana prasana dan data kegiatan UKS
(penyelenggaraan makan bersama, literasi kesehatan melalui
pemanfaatan buku Rapor Kesehatanku, aktivitas fisik pergantian
antar mata pelajaran, gerakan pungut sampah, pembinaan kantin
sekolah, inspektur cilik keamanan pangan dll)
(c)Outcome
Dengan terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi model
pelaksanaan UKS dalam rangka peningkatan gizi dan keamanan
pangan Sekolah Dasar Di Kepulauan Seribu dan Jakarta Pusat
dapat memacu TP-UKS secara berjenjang dan Tim Pelaksana UKS
melaksanakan kegiatan program secara terintegrasi sehingga
dapat mewujudkan sekolah sehat yang mampu melakukan promosi
Pelaksanaan kegiatan:
Kegiatan ini dilakukan di 6 Rumah Sakit, amtara lain: RSUP.
Mohammad Hoesin, Palembang (10-12 Maret 2016), RSUP dr.
Kandou Manado (6-8 April 2016), RSUP.dr. M.Djamil Padang (6-8
April 2016), RSUD Provinsi NTB, Mataram (8-10 Juni 2016), RSUP.
Adam Malik (13-15 Juni 2016), RSUD Wates, Kuloprogo (11-14
Oktober 2016) (untuk monev di RSUD Wates menggunakan dana
TU Direktorat kesga)
b. Luaran
Terlaksananya monev kelainan bawaan di 6 RS sentinel. Hambatan
dalam realisasi anggaran : harga tiket peserta dibawah pagu
c. Hasil
Terdapatnya masukan hasil monev surveilan kelainan bawaan di 6
RS sentinel
d. Manfaat
Peningkatan kualitas pelaksanaan Surveilans Kelainan Bawaan
berbasis RS di 6 RS Sentinel
e. Dampak:
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan neonatal
070 Pelatihan Bagi Pelatih Fasilitator Kelas Ibu 557,836,000 557,835,653 100%
Kegiatan
072 Jambore Konselor Sebaya Berprestasi - -
dihapus
PHLN PUSAT
8.552.538.000 7.344.943.498 85.88%
(WHO + UNICEF)
Berbagai langkah yang telah dilakukan pada tahun 2015 oleh Direktorat Kesehatan
Keluarga dalam upaya meraih WTP 2016 meliputi: