Anda di halaman 1dari 2

FIMOSIS

1. Pengertian Fimosis
Fimosis adalah kelainan pada pria yang belum disunat dimana
kulup penis melekat kencang pada kepala penis sehingga
tidak dapat ditarik ke belakang melewati kepala penis.
Kondisi ini umum terjadi pada anak berusia dua hingga enam
tahun. Seiring waktu, kulup penis seharusnya mulai terpisah
dari kepala penis secara alami Namun, bagi beberapa anak,
kulup penis masih belum dapat ditarik ke belakang hingga
usia 17 tahun.Fimosis masih dianggap wajar dan tidak
menimbulkan masalah selama terjadi saat masih bayi dan
balita. Namun, jika kondisi ini menetap hingga anak sudah
lebih besar atau bahkan dewasaatau menimbulkan gejala yang
mengganggu (misalnya sulit buang air kecil), maka diperlukan pertolongan secara medis
secepatnya, sebelum menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih jauh.

2. Gejala Fimosis
Fimosis secara umum tidak menimbulkan rasa nyeri
atau gejala apa pun. Namun, penderita fimosis
terkadang sulit membersihkan kotoran di bawah kulup
penis sehingga membuat penis rentan terkena infeksi.
Dan pada saat kecing tampak penis menggelembung
Dalam kasus infeksi yang parah, gejala yang muncul
dapat berupa kulit penis berwarna merah, bengkak
atau nyeri. Lebih jauh lagi, fimosis juga dapat
menimbulkan kesulitan dalam buang air kecil atau
gangguan dalam hubungan seksual, seperti nyeri, kulit
penis pecah-pecah, atau kurang merasakan sensasi
saat berhubungan seksual.

3. Penyebab Fimosis
Selain bawaan dari lahir, fimosis dapat disebabkan oleh:
Masalah medis. Kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya
fimosis adalah penyakit diabetes. Penyakit ini membuat penderitanya rentan terkena infeksi yang dapat
membentuk jaringan parut pada kulup, sehingga membuat kulit menjadi tidak lentur dan sulit ditarik. Beberapa
infeksi yang dapat dialami penderita yaitu balanitis (peradangan pada kepala penis) dan balanoposthitis
(peradangan pada kulup dan kepala penis). Infeksi lainnya yang dapat memicu fimosis dapat ditularkan melalui
hubungan seksual. Kondisi ini sering dialami pria dewasa. Selain itu, beberapa gangguan pada kulit juga dapat
menyebabkan munculnya fimosis, antara lain psosiaris, lichen sclerosus (lesi pada kulup atau terkadang kepala
penis), lichen planus (ruam gatal non-infeksi), serta eksim yang membuat kulit berwarna merah, gatal, pecah-
pecah dan kering.
Usia. Usia tua menyebabkan berkurangnya kelenturan kulup sehingga sulit ditarik.
Tarikan dan peregangan yang keras. Kedua hal tersebut dapat membuat kulit kulup robek dan mengalami
peradangan, hingga mengarah pada fimosis.

4. Pengobatan Fimosis
Sebagian besar kasus fimosis bukan merupakan masalah yang serius dan tidak membutuhkan pengobatan
tertentu. Namun, jika kondisi ini menimbulkan gejala yang mengganggu kegiatan seseorang, dokter dapat
memberi obat-obatan untuk meringankan gejala yang diderita. Obat-obatan tersebut antara lain:
- Steroid topikal. Obat yang mengandung kortikosteroid ini tersedia dalam bentuk krim, gel, atau salep.
Obat steroid dapat membantu melenturkan kulup sehingga memudahkan untuk ditarik.
- Krim antijamur. Krim ini diberikan pada penderita yang mengalami infeksi karena jamur.
- Antibiotik. Obat ini diperlikan untuk mengatasi infeksi yang terjadi karena bakteri.
Bagi penderita fimosis dewasa yang akan melakukan aktivitas seksual, dokter biasanya akan menyarankan
penggunaan kondom dan pelumas di samping obat-obatan di atas, untuk mencegah rasa tidak nyaman atau nyeri
ketika melakukan hubungan.
Jika infeksi terjadi secara berulang meskipun sudah diatasi dengan obat-obatan, dokter kemungkinan akan
menyarankan dilakukannya sirkumsisi atau sunat

5. Pencegahan Fimosis
Guna mencegah terjadinya atau terulangnya fimosis, disarankan untuk senantiasa menjaga kebersihan penis
dengan cara:
- Mencuci penis setiap hari dengan air hangat saat mandi. Hal ini juga perlu dilakukan pada pria yang
telah disunat.
- Menggunakan sabun ringan yang tidak mengandung parfum dan menghindari penggunaan talk atau
deodoran pada penis untuk mengurangi risiko iritasi pada organ tersebut.
- Tariklah kulup penis perlahan guna membersihkan kulit di bawah kulup dan jangan menarik kulup
dengan keras karena dapat menimbulkan nyeri dan luka

Anda mungkin juga menyukai