Anda di halaman 1dari 9

5.3.

1 Berat Sendiri
Berat sendiri adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural,
ditambah dengan elemen non struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Dalam pemodelan
SAP 2000 berat sendiri dihitung otomatis dengan program. Adapun ketentuan berat isi untuk
beban mati (RSNI T-02-2005) dihitung sebagai berikut :
Tabel 5.3 Berat isi untuk beban mati (kg/m3)
No Bahan Berat/Satuan isi Kerapatan Masa
(kN/m3) (kg/m3)
1 Aspal beton 22 2240
2 Beton Bertulang 23,5 – 25,5 2400 – 2600
3 Baja 77 7850
4 Air Garam 10 1025

5.3.2 Beban Mati Tambahan


Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada
jembatan yang merupakan elemen non struktural, dan besarnya dapat berubah selama umur
jembatan. Pasal ini tidak berlaku untuk tanah yang bekerja pada jembatan (RSNI T-02-2005).
Gelagar jembatan direncanakan mampu memikul beban mati tambahan berupa :
a. Aspal beton setebal 50 mm untuk pelapisan kembali di kemudian hari (overlay).
b. Genangan air hujan setinggi 50 mm apabila saluran drainase tidak bekerja dengan baik.

Tabel 5.4 Perhitungan Beban Mati Tambahan pada Pelat Lantai Kendaraan
Tebal Berat Satuan Beban
No Jenis beban H W Qma
(m) (kN/m3) (kN/m2)
Lapisan aspal +
1 overlay 0,05 22 1,1
2 Air Hujan 0,05 10 0,5
3 Trotoar 0,2 24 4,8
Gambar 5.1 Input Beban Mati Tambahan SAP 2000

5.3.3 Beban Lajur “D”


Beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi rata (BTR) yamg digabung dengan beban garis
(BGT) tertera dalam RSNI T-02-2005 seperti yang tertera pada Gambar 3.2. Beban terbagi
rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa, dimana besarnya q tergantung pada panjang total
yang dibebani L sebagai berikut :

a. Beban Terbagi Rata (BTR)

L ≤ 30 m maka q = 9 kPa
L ≥ 30 m maka q dilihat pada Gambar 3.3.
Karena pemodelan jembatan dalam penelitian ini menggunakan bentang ≥ 30 m, maka
perhitungan menjadi :
15
Untuk bentang 40 meter makabeban 100% 𝑞 = 9,0 ∙ (0,5 + )= 7,875 kPa
𝐿

Untuk beban 50 % = 3,94 kPa


Gambar 5.2 Input Beban Terbagi Rata SAP 2000

b. Beban Garis ( BGT )

Sedangkan beban garis (BGT) dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus
terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49 kN/m (RSNI T-02-
2005).
Faktor beban dinamis (FBD) mempunyai nilai tergantung dari bentang seperti yang tertera
pada Gambar 3.4 dan dirumuskan sebagai berikut :
FBD = 0,4 jika L ≤ 50 meter
FBD = 0,4 – 0,0025*( L – 50) jika 50 < L < 90 meter
FBD = 0,3 jika L ≥ 90 meter
Karena bentang jembatan 40 meter atau L ≤ 50 meter, maka nilai FBD = 0,4. Maka besarnya
nilai BGT dapat dihitung sebagai berikut :
𝐵𝐺𝑇 = (1 + 0,4) ∙ 49 = 68,6 kN/m

Gambar 5.3 Input Beban Garis SAP 2000


5.3.4 Beban Truk “T”
Pembebanan Truk T terdiri dari kendaraan semi trailer yang mempunyai susunan dan berat as
seperti Gambar 3.5. Dengan faktor dinamis diambil 30% atau 0,3. Maka perhitungan untuk
tiap as seperti berikut :
As 1 = 25 kN.(1+ FBD) = 32,5 kN
As 2 ( 5 meter dari As 1 ) = 112,5 kN. (1 + FBD ) = 146,25 kN
As 3 ( 5 sampai 9 meter dari As 2 ) = 112,5 kN.(1 + FBD) = 146,25 kN
Pada pemodelan SAP 2000 beban truk akan dimasukkan ke dalam tools vehicles, pada tools
tersebut beban truk otomatis akan dihitung secara dinamik sepanjang bentang jembatan.

Gambar 5.4 Input Beban Truk SAP 2000


Dari beban hidup jembatan yang terdiri dari beban D dan beban T maka diambil beban yang
memberikan pengaruh terbesar pada jembatan. Setelah dilakukan analisis dengan SAP2000
beban yang memberikan pengaruh terbesar yaitu beban D, maka beban D yang digunakan.

5.3.5 Gaya Rem


Pengaruh pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang,
dan dianggap bekerja pada jarak 1,80 meter di atas permukaan lantai jembatan. Besarnya
gaya rem arah memanjang jembatan tergantung pada total bentang jembatan (Lt) sebagai
berikut :
Gaya rem Ttb = 250 kN Untuk Lt ≤ 80 meter
Gaya rem Ttb = 250 + 2,5 ∙ (Lt-80) kN Untuk 80 < Lt < 180 meter
Gaya rem Ttb = 500 kN Untuk Lt ≥ 180 meter
Maka gaya rem Ttb1 diambil 250 KN karena bentang Lt = 40 meter ≤ 80 meter. Perhitungan
selanjutnya yaitu membandingkan gaya rem yang diambil berdasarkan 5% beban lajur “D”
(terdiri dari BTR dan BGT) tanpa memperhitungkan faktor beban dinamis, perhitungannya
dapat dilihat sebagai berikut :
Untuk BTR = 7,875 kN/m2.40 meter.6,8 meter = 2142 kN
Untuk BGT = 49 kN/m = 49 kN
Ttb2 = 5% x (2142 + 49) = 109,55 kN maka Ttb2 < Ttb1, maka gaya rem yang
digunakan 250 kN.
Besarnya gaya rem bekerja 1,80 meter diatas permukaan jembatan, karena di dalam SAP
2000 tidak bisa mengaplikasikan 1,80 meter diatas permukaan lantai kendaraan, maka untuk
mengatasinya menggunakan momen. Adapun cara menghitung momen tersebut :
Momen = 250 Kn.1,8 meter = 450 kNm
450
Sehingga besarnya Ttb = 27 𝑛𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 16,67 kNm

Gambar 5.5 Input Gaya Rem SAP 2000

5.3.6 Beban Pejalan Kaki


Semua elemen dari trotoar atau jembatan penyebrangan yang langsung memikul pejalan kaki
harus direncanakan untuk beban nominal 5 kPa seperti yang dijelaskan pada Gambar 3.7.
Gambar 5.6 Input Beban Pejalan Kaki SAP 2000

5.3.7 Pengaruh Temperatur


Sifat bahan rata – rata akibat pengaruh temperatur baja = 12 x 10-6 per ºC dan beton fc < 30
Mpa = 10 x 10-6 perºC (RSNI T-02-2005), dimana dalam pemodelan SAP 2000 akan
dimasukkan ke dalam define materials.

.
Gambar 5.7 Input Temperatur Material Baja SAP 2000
Gambar 5.8 Input Temperatur Material Beton SAP 2000
Pengaruh suhu sesuai pada RSNI T-02-2005 tertera, untuk tipe bangunan atas dengan
material lantai beton di atas gelagar books atas baja memiliki temperatur jembatan rata – rata
minimum 15ºC dan temperatur jembatan rata – rata maksimum 40ºC sehingga Δt = 40ºC -
15ºC = 25ºC.

Gambar 5.9 Input Beban Temperatur pada SAP 2000

5.3.8 Gaya Angin


Gaya angin yaitu gaya yang mengenai rangka jembatan Gaya nominal ultimit dan daya layan
jembatan akibat angin yang mengenai rangka jembatan tergantung kecepatan angin rencana
yang telah dijelaskan pada persamaan (3.3).
Pada contoh pemodelan ini mengambil contoh sebagai berikut :
Daya layan = 30 m/s  lokasi sampai 5 km dari pantai
Ultimit = 35 m/s  lokasi sampai 5 km dari pantai
Maka :
40 +35
Ab = ∙ 6 ∙30% = 67,5 m2
2

Tew ultimit = 0,0006∙ 1,2∙ 352 ∙67,5 = 59,535 kN


59,535
Besarnya nilai Tew ultimit yang diinput ke dalam SAP 2000 = 34 nodal = 1,75 kN

Tew daya layan = 0,0006∙ 1,2 ∙302 ∙67,5 = 43,74 kN


43,74
Besarnya nilai Tew daya layan yang diinput ke dalam SAP 2000 = = 1,28 kN
34 nodal

Gambar 5.10 Input Beban Angin Ultimit SAP 2000


Gambar 5.11 Input Beban Angin Layan SAP 2000

Anda mungkin juga menyukai