Anda di halaman 1dari 17

Mineral logam adalah  mineral yang mengandung

unsur logam atau agregat dapat dikelompokan dalam


4 (empat) kelompok utama dan 30 (tiga puluh) jenis
komoditi, yakni:
1. Logam Dasar (Base Metal)
Secara kimia, logam dasar merupakan logam
yang mudah teroksidasi, terkorosi, dan bereaksi
dengan HCl membentuk hidrogen. Logam ini biasa
disebut logam aktif. Contoh logam dasar yang
terdapat di Indonesia adalah air raksa (Hg), seng
(Zn), Tembaga (Cu), Timah (Sn), dan Timbal (Pb),

2. Logam Mulia: Logam mulia yang terdapat di


Indonesia adalah emas (Au), perak (Ag) , dan
platina (Pt). Karena sifatnya yang langka, tahan
korosi dan oksidasi, maka logam mulia memiliki
harga yang cukup tinggi. Logam mulia merupakan
3.Kelompok Mineral Logam Besi dan
Campuran Besi:
•. Jenis logam ini lazim digunakan dalam industri
besi dan campurannya. Logam besi yang terdapat
di Indonesia yaitu besi (Fe), besi laterit (Fe),
kobalt (Co), kromit (Cr), Mangan (Mn),
molibdenum (Mo), nikel (Ni), dan pasir besi.

4.Kelompok Logam Jarang:


Logam yang secara relatif, ditemukan dalam
jumlah sedikit dan tersebar di bumi. Unsur-unsur
logam ini, jarang ditemukan terkonsentrasi dalam
jumlah banyak. Beberapa diantaranya adalah
:Lithium (Li), Yurium (Y), Zirconium (Zr), Logam
Tanah Jarang (Rare Earth Elements; unsur yang
mempunyai Nomor Atom 57 s.d. 71), Indium (In),
Cadmium (Cd) dan lain-lain. Kegunaan  unsur-
Belum semua bahan galian seperti tersebut sudah
dieksplorasi dan diekspoitasi. Dari 30 jenis komoditi
bahan galian logam tersebut, dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :
1. Kelompok Bahan Galian Logam yang sudah
diproduksi dan memiliki data yang lengkap (data
produksi tahun 2005 ada sehingga cadangan awal
2006 dapat diperoleh). Tembaga, Timah, Emas,
Perak, Besi, Mangan, Nikel, Alumunium
2. Kelompok Bahan Galian Logam yang sudah
diproduksi tetapi belum memiliki data yang lengkap
(data produksi tahun 2005 belum ada sehingga
cadangan awal 2006 hanya perkiraan)
Timbal, Seng, Air Raksa, Molibdenum, Platina, Krom,
Kobal, Monasit, Titan
3. Kelompok Bahan Galian Logam yang belum
diproduksi sehingga tidak memiliki data yang
lengkap (data produksi tahun 2005 tidak ada
sehingga cadangan awal 2006 hanya perkiraan)
• Pengembangan industri baja nasional diorientasikan
untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya
dan cadangan mineral logam dan batubara yang
tersedia di daerah – daerah. Untuk tahap awal,
orientasinya di fokuskan pada pemanfaatan
cadangan mineral bijih besi dan batubara yang
terdapat di Kalimantan Selatan. Di wilayah ini, ke dua
cadangan tersebut tersedia dalam jumlah yang
cukup besar.
• Selain itu, hanya di Kalimantan Selatan yang telah
mempunyai informasi mengenai cadangan bijih besi
yang agak lengkap dibandingkan dengan dari daerah
lainnya.
SENG (Zn)
• Seng adalah unsur logam, biru-abu-abu, dengan nomor atom
30. Pada suhu kamar, seng rapuh tetapi menjadi lentur pada
100o C dapat ditempa dan dibentuk menjadi bengkok.
• Seng merupakan konduktor listrik yang cukup baik. Hal ini
relatif tahan terhadap korosi di udara atau air sehingga
digunakan sebagai lapisan pelindung pada produk besi untuk
melindungi dari berkarat.
• Mineral seng yang paling banyak dan paling ekonomis berupa
Zeng sulfida disebut spalerit atau seng blende atau masih
banyak lagi nama lainnya, mempunyai rumus kimia ZnS dan
mengandung 57 – 76 % Zn
• Mineral-mineral seng kebanyakan terjadi bersama-sama
dengan mineral-mineral besi, tembaga, emas dan perak.
Seperti halnya dengan cebakan timbal, jebakan seng terjadi
akibat proses replacement dan pengisian celah (cavity filling).
• Mineral-mineral seng terutama jika dalam bentuk oksida
mudah larut sehingga oleh karena itu cebakan seng jarang
terlihat dipermukaan tanah sebagai singkapan, jika
dilapangan ditemukan struktur gosan, dan didapatkan adanya
KEGUNAAN SENG
• Seng relatif tidak reaktif di udara atau air. Akibatnya, itu
diterapkan dalam lapisan tipis untuk produk besi dan baja
yang perlu dilindungi dari karat. Proses ini disebut
galvanisasi. Galvanizing dilakukan dalam beberapa cara.
Secara umum, logam yang dicelupkan ke dalam seng cair.
Hal ini juga dapat dilakukan dengan elektroplating atau
lukisan di lapisan senyawa seng. Lebih dari setengah dari
seng yang dikonsumsi digunakan untuk galvanisasi.
• Penggunaan terbesar kedua seng sebagai paduan (selain
kuningan atau perunggu). Konsumsi seng yang tersisa
untuk membuat cat, bahan kimia, aplikasi pertanian,
dalam industri karet, di layar TV, lampu neon dan untuk
baterai sel kering. Celengan terbuat dari seng - dengan
lapisan tipis dari tembaga di atas.
• Selain seng banyak digunakan sebagai bahan untuk
bangunan, ternyata seng banyak digunakan untuk
proteksi logam terhadap korosi. Seng digunakan sebagai
bahan campuran logam pigment, reducing agents,
TIMAH

• Timah merupakan bahan endapan pada batuan


granit, banyak terdapat di dasar-dasar sungai
purba. Terbentuknya timah sebagai endapan
primer pada batuan granit dan pada daerah
sentuhan batuan endapan metamorf yang
biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat
kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder,
yang di dalamnya terdiri atas endapan alluvium,
aluvial, dan koluvium.
• Mineral yang terkandung dalam bijih timah pada
umumnya mineral utama yaitu: kasiterit,
sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum,
bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit,
xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.
• Pemanfaatan timah diantaranya digunakan untuk
peluru, pelapis kaleng, pembungkus rokok,
TEMBAGA (Cu)
• Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral,
namun hanya sedikit saja yang komersil. Pada
endapan sulfida primer mineral terbesar adalah
endapan kalkopirit (CuFeS2), diikuti oleh Kalkosit
(Cu2S), bomit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan energit
(Cu3AsS4). Mineral Tembaga utama dalam bentuk
deposit oksida adalah krisokola (CuSiO32HO),
malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO)3)
• Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima
tipe, yaitu:
1.Deposit porfiri, urat, dan replacement,
2.Deposit stratabound dalam batuan sedimen
3.Deposit masif pada batuan vulkanik
4.Deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik
• Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk
secara magmatik.
• Pembentukan endapan magmatik dapat berupa
proses hidrothermal atau metasomatisme.
• Logam tembaga banyak digunakan dalam
industri peralatan listrik, kawat tembaga dan
paduan tembaga digunakan dalam pembuatan
motor listrik, generator, kabel transmisi,
instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan
bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung
coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifer
transisistor, bidang telekomunikasi, dan
bidang-bidang yang membutuhkan sifat
konduktivitas listrik dan panas yang tinggi.
• Potensi tembaga terbesar yang dimiliki
TIMBAL (Pb)
• Timbal sebagai logam berat merupakan unsur yang
terbanyak di dunia. Istilah logam berat digunakan pada
timbal karena mempunyai kerapatan (massa jenis)
yang sangat tinggi yaitu 11,34 gram/cm3, jauh lebih
tinggi daripada kerapatan tertinggi bagi logam transisi
pertama yaitu 8,92 gram/cm3 untuk tembaga.
• Timbal bersifat lembek-lemah dengan titik leburnya
327,460C. Timbal akan nampak mengkilat-berkilauan
ketika baru dipotong, tetapi segera menjadi pudar
(buram) ketika terjadi kontak dengan udara terbuka;
hal ini karena terjadi pembentukan lapisan timbal-
oksida atau – karbonat yang melapisi secara kuat
sehingga mencegah terjadinya reaksi lanjut
• Lempengan timbal banyak dipakai sebagai pelindung
bahan radioaktif karena sifatnya yang mempunyai
kemampuan yang sangat tinggi dalam menahan sinar X
PENANGGULANGAN BAHAYA TIMBAL
• Pada akhir tahun 2001, Pertamina merencanakan untuk
menghapus bensin bertimbal (premium dan premix) dari
wilayah DKI Jakarta, dan akan disusul oleh daerah-daerah
lainnya sehingga bumi pertiwi diharapkan bebas dari
bensin bertimbal pada akhir tahun 2003. KPBB
memaparkan bahwa konsentrasi timbal di udara ambient
di Jabotabek tahun 2000 (bensin masih bertimbal) adalah
1,752 – 3,50 mg/m3. Angka ini turun drastis tiga bulan
setelah dihapuskannya bensin bertimbal di Jabotabek (Juli
2001) menjadi rata-rata 0,2 mg/m3. Pada tahun 2001 juga,
35,4% anak-anak di Jakarta memiliki kadar timbal di atas
10 mg/dl, di mana prosentasi ini turun dramatis menjadi
1,3% setelah 3 tahun bensin bertimbal dihapuskan sejak 1
Juli 2001.
• Upaya kampanye penanggulangan pencegahan racun
timbal pada mainan anak di negara Amerika, Jepang dan
Eropa sangat aktif. Keputusan Pemerintah mereka
didukung berbagai lembaga pemerintah dan swasta
• Memperbanyak tanaman yang memiliki kemampuan
dalam menyerap timbal khususnya di daerah
perkotaan. Misal pohon Damar (Agathis alba), Mahoni
(Swetenia macrophylla), Jamuju (Podocarpus
imbricatus), Pala (Mirystica fragrans), Asam landi
(pithecelobium dulce), dan Johal (Cassia siamea)
memiliki kemampuan sedang sampai tinggi dalam
menurunkan timbal di udara. Kesumba (Bixa
orellana) memiliki kemapuan menyerap timbal
terkecil (29,01 μg/g) sedangkan Kirai payung
(Filicium. decipiens) mempunyai kemampuan
tertinggi (50.62 μg/g).
• Pohon Puring merupakan tanaman yang memiliki
daun paling baik dalam menyerap timbal yang
bertebaran di udara terbuka (2,05 mgr/liter).
• 6. Penyerap terbaik kedua adalah daun pohon
beringin (1,025 mgr/liter). Oleh karena itu, dalam
rangka mengurangi kadar logam berat di udara,
PENGARUH DARI PENGGUNAAN TIMBAL

• Seperti yang telah kita ketahui, timbal telah digunakan untuk


mendongkrak nilai oktan sejak awal abad ini, namun bensin
bertimbal yang digunakan untuk menggerakan kendaraan
bermotor memiliki implikasi negative terhadap kesehatan
masyarakat khususnya anak-anak.
• Berdasarkan data yang disebutkan lembaga Komite Penghapusan
Bensin Bertimbal (KPBB), sekitar 70% timbal yang terkandung
dalam bensin akan diemisikan melalui knalpot. Ketika timbal
tersebut telah berada di udara maka konsentrasi 1 mg/m 3
berdampak pada peningkatan kadar timbal dalam darah antara
2,5 – 5,3 mg/dl, dan apabila telah terakumulasi hingga 10 mg/dl
pada seorang anak misalnya, maka poin IQ-nya cenderung
menurun 2,5 poin, mengalami gejal anemia, hambatan dalam
pertumbuhan, perkembangan kognitif buruk. Selain itu sistem
kekebalan tubuh pada anak akan melemah dan gejala autis,
bahkan hingga kematian dini.
• Pada darah pria berkadar timbal di atas 40 mg/dl berdampak
menurunnya jumlah sperma, volume sperma, kepekatan sperma
dan gerakan sperma yang berarti pula gejala kemandulan. Pada
ibu hamil, dampak serius terjadi baik pada sang ibu maupun
TIMBAL (Pb)
• Logam timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer
dan banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya Pb yang digunakan di industri
nonpangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada
makhluk hidup. Pb adalah sejenis logam yang lunak dan
berwarna cokelat kehitaman, serta mudah dimurnikan dari
pertambangan.
•  Timbal merupakan logam putih kebiru-biruan dengan
pancaran yang terang. Ia sangat lunak, mudah dibentuk,
ductile, dan bukan konduktor listrik yang baik. Ia memiliki
resistasi tinggi terhadap korosi.
• Timbal berupa serbuk berwarna abu-abu gelap digunakan
antara lain sebagai bahan produksi baterai dan amunisi,
komponen pembuatan cat, pabrik tetraethyl lead, pelindung
radiasi, lapisan pipa, pembungkus kabel, gelas keramik,
barang-barang elektronik, tube atau container, juga dalam
proses mematri.
• Dilingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi,
kontaminasi dalam makanan, air dan udara dapat
N I K E L (Ni)

• Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan


kromit dan platina dalam batuan ultrabasa seperti
peridotit, baik termetamorfkan, ataupun tidak.
• Terdapat 2 (dua) jenis endapan nikel yang bersifat
komersil, yaitu sebagai hasil konsentrasi residual
silika dan pada proses pelapukan batuan beku
ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga
sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit,
pirotit dan kalkopirit.
• Pemanfaatan nikel digunakan untuk campuran besi
menjadi baja, pelapis logam serta campuran
kuningan atau perunggu. Terdapat di Sulawesi
Selatan wilayah Pomala, Danau Tawoti, Maluku Utara,
dan Pegunungan Cylops (Papua).
BIJIH BESI

• Bijih besi berasal dari bijih silikat pada batuan


ultrabasa yang telah mengalami
penghancuran.
• Besi berwujud dalam perbagai jenis oksida
besi, seperti magnetit, titaniferous, magnetit,
ilmenit, limonit, dan hematit.
• Titaniferous magnetit adalah bagian yang
cukup penting merupakan perubahan dari
magnetit dan ilmenit.
• Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari
batuan basaltik dan andesitik volkanik. Besi
banyak dimanfaatkan untuk campuran semen
dan pada industri logam. Tersebar di Cilacap
(Jawa Tengah), Kota Waringin (Kalimantan
BAUKSIT
• Bauksit merupakan bahan yang heterogen yang
mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida
alumunium yang berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan
mineral Gibsit (Al2O33H2o).
• Secara umum Bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 46-
65%, SiO2 1-12%, Fe2O3 2-26%, TiO2 3%, dan H2O 14 -36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika yang
memungkinkan terjadinya pelapukan sangat kuat.
• Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai
kadar Al nisbi tinggi. Kadar Fe rendah, dan kadar kuarsa
(SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung
sama sekali.
• Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal
dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih).
Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses laterisasi
yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras
menjadi bauksit.

Anda mungkin juga menyukai