Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
ABSTRAK
EKSTRAKSI ZAT BESI DALAM DAUN SINGKONG DENGAN PELARUT CUKA AREN
MENGGUNAKAN ARMFIELD UOP4 SOLID-LIQUID EXTRACTION UNIT.Zat besi (Fe)
merupakan suatu mineral mikro yang berperan penting dalam metabolisme tubuh.Daun singkong
(Manihot utilissima Pohl) merupakan salah satu sayuran hijau yang mengandung zat besi yang
dibutuhkan manusia. Ekstraksi padat-cair adalah teknik ekstraksi yang dapat dilakukan pada proses
pemisahan zat anorganik seperti besi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengekstraksi zat besi
dalam daun singkong dengan pelarut cuka aren menggunakan Armfield UOP4 solid-liquid extraction
unit.Daun singkong dikeringkan, lalu dihaluskan dan dibungkus dengan kertas saring.Kemudian sampel
tersebut ditempatkan dalam bejana ekstraksi dan diekstraksi oleh pelarut cuka aren dengan variasi
konsentrasi, pengenceran pelarut dan variasi pelarut.Ekstrak besi kemudian dianalisis dengan
menggunakan spektrometri serapan atom. Dengan menggunakan laju alir 5% dan suhu 100 0C,
diperoleh variasi konsentrasi dan pH yang memberikan hasil ekstraksi terbaik yaitu 1,6% dan 3,18
untuk cuka aren. Konsentrasi ekstrak besi yang paling baik pada kondisi tersebut yaitu 10,5605 ppm.
Hasil ektraksi besi pada daun singkong dengan pelarut cuka aren lebih baik dibandingkan dengan
pelarut cuka sintesis.
ABSTRACT
164
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
165
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
cuka ini umumnya dikenal dengan nama cuka padat-cair dengan menggunakan alat Armfield
jawa atau cuka aren. UOP4 solid-liquid extraction unit dibandingkan
Berdasarkan proses pembuatannya cuka dengan metode ekstraksi pelarut sebagai berikut
aren lebih alami dan ramah lingkungan jika [9]:
dibandingkan dengan cuka sintesis. Hal ini 1. Proses ekstraksi logam dari mineralnya dapat
dikarenakan sumber, bahan dasar dan wadah dilakukan dalam 1 tahap, karena jika
pembuatan berasal dari tanaman. Pada proses dilakukan dengan metode ekstraksi pelarut
produksi jika terdapat limbah maka limbah yang membutuhkan 2-3 tahap ekstraksi.
dibuang langsung ke lingkun gan tidak terlalu 2. Dapat menggunakan pelarut asam anorganik
membahayakan, karena limbah tersebut berasal yang umumnya mudah didapatkan di
dari tanaman yang nantinya dapat didegradasi laboratorium, sedangkan pada ekstraksi
oleh alam. Berdasarkan hal tersebut, meskipun pelarut harus menggunakan pelarut organik.
cuka aren diproduksi dalam skala yang besar 3. Hanya memerlukan 1 jenis pelarut,
maka tidak terlalu merusak lingkungan. sedangkan pada ekstraksi pelarut umumnya
Penelitian sebelumnya adalah penelitian menggunakan 2 jenis pelarut.
artifisial dan lebih fokus terhadap efektivitas 4. Dapat langsung digunakan dengan sampel
Armfield UOP4 solid-liquid extraction unit yang berupa padatan, sedangkan pada
untuk suatu ekstraksi. Penelitian lanjutan ini ekstraksi pelarut jika menggunakan sampel
merupakan penelitian bukan artifisial, kondisi padatan, sampel tersebut harus diberi
dilakukan sama dengan penelitian sebelumnya perlakuan terlebih dahulu.
yang memberikan hasil paling baik yaitu dengan Bentuk kimia zat besi dalam makanan
laju alir 5% (0,25 mL/detik) dan maksimal suhu terdiri dari atas dua jenis, yaitu bentuk heme dan
yang dapat digunakan adalah 100 0C [6].Namun bentuk non heme. Bentuk heme terdapat pada
pada penelitian lanjutan ini dilakukan ekstraksi hemoglobin dan mioglobin yaitu terutama
zat besi dengan pelarut cuka aren pada material terdapat pada daging,hati dan ikan. Besi heme
organik (daun singkong). Hal ini dilakukan menyusun sekitar 10-15% dari total besi dalam
karena belum diperoleh data yang menyebutkan makanan. Absorbsi besi dalam bentuk heme ini
optimasi pelarut cuka aren yang baik untuk dapat dikatakan sempurna dan sangat sedikit di
ekstraksi zat besi dari material organik (daun pegaruhi oleh faktor-faktor lain dalam makanan.
singkong). Besi dalam bentuk hem dapat langsung
diabsorbs melalui reseptor dan protein
transporter tertentu terutama di daerah
2. TEORI duodenum dan jejunum bagian atas. Penyerapan
zat besi ini 20-30%. Sebanyak 80% besi dalam
Ekstraksi padat-cair atau leaching adalah makanan adalah dalam bentuk besi non heme.
proses pengambilan komponen terlarut dalam Bentuk ini terdapat pada 60% produk hewani
suatu padatan dengan menggunakan pelarut. dan 100% produk nabati. Absorbs besi non
Interaksi diantara komponen terlarut dari heme tergantung pada seberapa besar bentuk
padatan ini sangat berpengaruh pada proses tersebut dapat larut dalam usus. Perubahan
ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini, komponen bentuk kimia dari bentuk ferri (Fe3+) menjadi
terlarut yang terperangkap di dalam padatan, Ferro (Fe2+) sangat menentukan daya
bergerak melalui pori-pori padatan. Zat terlarut penyerapan dan penggunaan besi non heme ini.
berdifusi keluar permukaan partikel padatan dan Penyerapan besi non heme hanya sebesar 1-16%
bergerak ke lapisan film sekitar padatan, [9].
selanjutnya ke larutan [7]. Cuka aren ini pun lebih disukai untuk
Armfield UOP4 solid-liquid extraction unit digunakan oleh masyarakat sebagai bahan
adalah peralatan semi-teknikal yang dirancang bumbu dapur dan juga bahan untuk membuat
khusus untuk pemisahan ekstraksi padat-cair. asinan atau manisan. Meskipun kadar asam
Ekstraksi padat cair yang dilakukan dapat asetatnya yang tidak sebanyak cuka sintesis.
berjalan secara terus-menerus karena memiliki Walaupun demikian, cuka aren tetap laku keras
pompa dan alat ini dilengkapi dengan pemanas di pasar, karena tidak membuat sakit perut
dan kondensor layaknya soxhlet. Tetapi alat ini seperti cuka sintetik [10].
tidak diperuntukkan untuk pemisahan yang Proses pembuatan cuka aren secara umum
menggunakan pelarut yang mudah terbakar. adalah nira aren dimasukkan ke dalam lahang
Semua instrumen dalam alat ini menggunakan bambu sebagai tempat proses fermentasi
listrik sebagai energi utama[8]. berlangsung. Kalau nira aren (lahang) yang
Beberapa keunggulan metode ekstraksi manis itu didiamkan, ia akan meragi dan
166
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
berubah menjadi tuak yang kadar etanolnya bisa diikat dengan benang. Besi dari daun singkong
mencapai 4% yang kurang lebih sama dengan siap diekstraksi.
bir. Nira aren tidak memerlukan ragi, dia bisa
meragi sendiri, berkat sel-sel ragi 3.2.2. Preparasi Armfield UOP4 Solid-Liquid
Saccharomyces tuac yang banyakterkandungdi Extraction Unit
dalamnya.
Singkong merupakan dari jenis keluarga Armfield UOP4 solid-liquid extraction unit
tanaman Euphorbiaceae, singkong biasanya dihubungkan dengan sumber tegangan. Keran
dimanfaatkan bukan hanya buahnya saja, namun nomor 5 (V5) dibuka, keran nomor 6 (V6)
daunnya juga bisa kita manfaatkan untuk ditutup, keran nomor 1 (V1) dibuka dan keran
sayuran. Kandungan gizi daun singkong dapat nomor 7 (V7) diarahkan menuju bejana
dilihat pada Tabel 2.1 berikut: penampung ekstrak. Semua keran yang tidak
disebutkan ditutup. Pompa penakar diatur pada
Tabel 2.1 Kandungan zat gizi pada daun singkong laju aliran yang telah ditentukan. Pompa
per 100 gram penakar dan pemanas dalam bejana dapat
diaktifkan dengan pengaturan tombol pada
papan kendali. Armfield solid-liquid extraction
unit siap digunakan untuk proses ekstraksi.
167
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
3.2.3 Ekstraksi Daun Singkong dengan Ekstrak besi yang diperoleh dari hasil
Variasi konsentrasi Pelarut Cuka Aren pemisahan ditampung ke dalam botol vial
Menggunakan Armfield UOP4 Solid- coklat. Ekstrak diukur konsentrasi besinya
Liquid Extraction Unit menggunakan spektrometer serapan atom.
Konsentrasi optimal pelarut dapat ditentukan.
Variasi pelarut cuka aren yang dilakukan
adalah 0,02%, 0,04%, 0,06%, 0,08%, dan 0,1% 3.2.5 Ekstraksi Daun Singkong dengan Cuka
dimasukkan dalam bejana pelarut sebanyak 5 L. Sintesis Meggunakan Armfield UOP4
Pompa penakar(F1) diatur pada laju aliran 5% Solid-Liquid Extraction Unit
dan suhu optimal yang digunakan adalah 100 oC.
Setelah pelarut dimasukkan ke dalam bejana Pelarut cuka sintesis yang memiliki
pelarut, pemanas bejana listrik diaktifkan dari konsentrasi yang sama dengan pelarut cuka aren
papan kendali. Pompa penakar diaktifkan dan yang menghasilkan ekstrak besi paling
suhu pelarut yang masuk ke bejana ekstraksi optimum, dilakukan prosedur yang sama seperti
diawasi dengan memperhatikan termometer. 3.2.3.
Setelah suhu mencapai suhu ekstraksi, Ekstrak besi yang diperoleh dari hasil
daunsingkong yang siap diekstraksi dimasukkan pemisahan ditampung ke dalam botol vial
ke dalam bejana ekstraksi (L1)dan ditutup coklat. Ekstrak diukur konsentrasi besinya
kembali. Setelah instrumen bekerja, setiap 10 menggunakan spektrometer serapan atom.
menit diambil contoh ekstrak yang dapat diakses Konsentrasi ekstrak besi dapat ditentukan.
melalui keran nomor 4 (V4) hingga proses
ekstraksi berakhir. Ekstrak total dari bejana
penampung dapat diakses melalui keran nomor 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
9 (V9). Setiap variasi konsentrasi dilakukan
sebanyak dua kali pengulangan. 4.1. Preparasi Daun singkong
Ekstrak besi yang diperoleh dari hasil
pemisahan ditampung ke dalam botol vial Proses pengeringan daun singkongsebelum
coklat. Ekstrak diukur konsentrasi besinya ekstraksibertujuan untuk menghilangkan kadar
menggunakan spektrometer serapan atom. air yang terdapat pada daun singkong dan
Konsentrasi optimal pelarut dapat ditentukan. pengotor yang akan mengganggu proses
ekstraksi. Penggerusan bertujuan untuk
3.2.4. Ekstraksi Daun Singkong dengan meningkatkan efektivitas kelarutan analit pada
Pengenceran Pelarut Cuka Aren pelarut yang dapat dicapai dengan memperkecil
Meggunakan Armfield UOP4 Solid- ukuran bahan ekstraksi sehingga bahan padatan
Liquid Extraction Unit yang akan diekstraksi memiliki permukaan yang
seluas mungkin. Pembungkusan sampel dengan
Pelarut 1,6% cuka aren cianjur dimasukkan kertas saring bertujuanagar pada saat akhir
dalam bejana pelarut sebanyak 5 L. Pompa ekstraksi sampel padatan dapat diambil dalam
penakar diatur pada laju aliran 5% dan suhu bejana ekstraksi dengan mudah dilakukan dan
optimal yang digunakan adalah 100 0C. Setelah tidak menyumbat jalur pipa pada Armfield
pelarut dimasukkan ke dalam bejana pelarut, UOP4 Solid-Liquid Extraction Unit.
pemanas bejana listrik diaktifkan dari papan Pada Armfield UOP4 Solid-Liquid
kendali. Pompa penakar diaktifkan dan suhu Extraction Unitsemakin lama proses ekstraksi
pelarut yang masuk ke bejana ekstraksi diawasi yang dilakukan maka semakin banyak besiyang
dengan memperhatikan termometer. Setelah dapat diekstrak. Dari penelitian sebelumnya
suhu mencapai suhu ekstraksi, daun disebutkan bahwa hasil ekstrakberbanding lurus
singkongyang siap diekstraksi dimasukkan ke dengan durasi proses ekstraksi [6].
dalam bejana ekstraksi dan ditutup kembali. Pada penelitian sebelumnya didapatkan
Setelah instrumen bekerja, setiap 10 menit bahwa apabila proses ekstraksi dilakukan pada
diambil contoh ekstrak yang dapat diakses suhu yang lebih tinggi maka hasil ekstraksi pun
melalui keran nomor 4 (V4) hingga proses akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan
ekstraksi berakhir. Ekstrak total dari bejana kenaikan suhu akan menyebabkan gerakan
penampung dapat diakses melalui keran nomor molekul pelarut semakin cepat dan acak.
9(V9). Ekstraksi dilakukan sebanyak dua kali Sehingga tumbukan antara molekul sampel
pengulangan. Prosedur yang sama dilakukan padatan dan pelarut akan lebih sering terjadi.
pada setiap dua kali pengenceran 50% dari Dan hal ini yang menyebabkan reaksi atau
pelarut 1,6% cuka aren. proses ekstraksi akan lebih sering terjadi pula.
168
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
Selain itu, kenaikan suhu menyebabkan pori- asam, pada intinya pengaturan pH yang
pori padatan sampel yaitu batuan kalkopirit diperlukan dalam kondisi ekstraksi. Konsentrasi
mengembang sehingga memudahkan pelarut cuka aren yang dicobakan dalam penelitian ini
untuk berdifusi masuk ke dalam pori-pori adalah 0,02%; 0,04%; 0,06%, 0,08% dan
padatan batuan dan melarutkan besi. Suhu 0,1%.Karena cuka aren ini merupakan asam
memberikan pengaruh terhadap kinetika kuat maka pH larutan tidak lebih dari 3,5. Dapat
ekstraksi, dimana konsentrasi besi dalam dilihat dari pengukuran pH setiap konsentrasi
pelarut pada akhir ekstraksi meningkat seiring pada Tabel 4.1 di bawah ini.
dengan naiknya suhu. Hal ini dikarenakan
dengan kenaikan suhu laju reaksi pun akan Table 4.1 pH pelarut setiap konsentrasi
meningkat, sehingga semakin tinggi suhu yang
digunakan maka laju reaksi (kinetika) pun akan Konsentrasi Cuka Aren pH
semakin cepat. Suhu 100°C merupakan suhu 0,02% 3,332
maksimal alat Armfield UOP4 Solid-Liquid
Extraction Unit[11]. 0,04% 3,329
Penggunaan asam asetat sebagai pelarut 0,06% 3,322
dalam ekstraksi yaitu untuk mendapatkan
0,08% 3,312
suasana asam. Selain itu apabila menggunakan
pelarut yang bersifat basa maka logam besi 0,1% 3,296
dapat terhidrolisis menjadi bentuk oksidanya
sehingga logam besi dapat mengendap. Pelarut
harus berupa senyawa asam karena garam yang Hasil dari ekstrak yaitu larutan hijau-
akan diekstrak (besi) dapat larut baik pada bening, pemilihan cuka aren sebagai pelarut ini
pelarut asam, sedangkan jika menggunakan karena untuk megetahui berapa banyak besi
pelarut basa maka logam besi akan terhidrolisis yang dapat terekstrak pada sampel
menjadi bentuk oksidanya dan akan mengendap, tanaman/sayuran. Senyawa yang akan diekstrak
sehingga kandungan logam besi pada hasil yaitu garam anorganik yang dapat larut baik
ekstraksi tak dapat ditentukan secara tepat. pada pelarut asam. Lalu produk yang didapat
Selain itu jika terbentuk endapan maka dianalisis dengan spectrometer serapan atom,
dikhawatirkan endapan ini dapat mengganggu sehingga didapat absorbansi dan konsentrasi Fe.
dan menyumbat pipa-pipa pada alat Armfield
Ekstrak besi total yang diperoleh dari hasil
UOP4 Solid-Liquid Extraction Unit.
pengulangan sebanyak dua kali tersebut, data
Asam asetat atau cuka aren dipilih sebagai nilai konsentrasi besi hasil ekstraksi yang
pelarut dalam proses ekstraksi ini dikarenakan disajikan dalam Gambar 4.2.
cuka aren merupakan asam kuat, tidak mudah
terbakar, tidak bersifat korosif dan toksik.
Setelah di uji pHnya asam asetat alami atau cuka
aren rentang pHnya berada antara pH 3,18 –
3,32.
Cuka aren memiliki kadar asam asetat yang
rendah. Pada proses ekstraksi penggunaan cuka
aren lebih aman dikarenakan bau asam asetat
yang tidak terlalu pekat dan ada bau harum
seperti nira. Sehingga penggunaan cuka aren
saat proses penggerjaan tidak akan menggangu Gambar 4.2 Grafik hasil ekstraksi daun singkong
peneliti. Selain itu dalam proses pembuatannya menggunakan Armfield UOP4 solid-liquid
extraction unit terhadap variasi konsentrasi
pun cuka aren lebih ramah lingkungan
pelarut cuka aren
dibandingkan dengan cuka sintesis. Sehingga
setelah proses produksi jika limbah tersebut
dibuang langsung ke lingkungan tidak terlalu Gambar 4.2 di atas menunjukkan
membahayakan, karena limbah-limbah konsentrasi cuka aren yang memberikan hasil
tersebut yang berasal dari tanaman dapat ekstraksi paling baik adalah konsentrasi 0,1%
didegradasi oleh alam. Sehingga meskipun dengan konsentrasi Fe yang terekstrak sebesar
diproduksi dalam skala yang besar tidak terlalu 0,8605 ppm. Selain itu, pada gambar 4.2 di atas
merusak lingkungan. menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi
Penggunaan asam sebagai pelarut dalam pelarut, maka semakin besar pula konsentrasi Fe
ekstraksi yaitu untuk mendapatkan suasana
169
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
170
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
Untuk ekstraksi besi dari daun singkong Tabel 4.3 Hasil ekstraksi besi dengan pelarut
pada variasi pengenceran pelarut cuka aren cuka sintesis
didapatkan bahwa hasil ekstraksi terbaik, yaitu
sebesar 10,5605 ppm dengan konsentrasi pelarut Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi pH
cuka aren 1,6% pada pH 3,18. Pelarut/% Fe rata-
Ekstraksi Fe dari daun singkong Fe/ppm Pelarut
rata/ppm
menggunakan Armfield UOP4 solid-liquid
extraction unit dengan Pelarut Cuka sintesis 1,880
1,6 1,618 2,75
bertujuan untuk membandingkan seberapa
1,357
efektif dan efisien cuka aren yang digunakan
sebagai pelarut proses ekstraksi dengan alat
mengggunakan Armfield UOP4 Solid-Liquid
Extraction Unit, maka dilakukan perbandingan
Pada penelitian ini didapatkan bahwa
dengan menggunakan pelarut lain. Dalam
pelarut cuka kurang efektif untuk digunakan
penelitian ini digunakan pelarut cuka sintesis.
sebagai pelarut pada proses ekstraksi bila
Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu :
dibandingkan dengan cuka aren. Oleh karena
1. Cuka dapat langsung digunakan sebagai itu, pada peneliatian ini sampel yang digunakan
pelarut, tanpa ada proses pemisahan adalah sampel organik maka hasil ekstraksi yang
terlebih dahulu. didapat dengan pelarut cuka aren lebih banyak
2. Cuka memiliki konsentrasi asam asetat bila dibandingkan dengan cuka.Hal ini
yang lebih tinggi yaitu 25%, sedangkan dikarenakan pada cuka hanya mengandung asam
cuka aren hanya sekitar 2-4%. Sehingga asetat. Kandungan asam asetat pada cuka aren
dalam proses pembuatan pelarut hanya tidak sebanyak dan semurni pada cuka. Asam
dibutuhkan volume yang jauh lebih sedikit asetat adalah pelarut polar yang dapat menarik
di bandingkan dengan cuka aren. zat besi dari daun singkong.Zat besi yang
3. Kandungan besi pada hasil ekstraksi terdapat pada daun singkong merupakan zat besi
dengan menggunakan pelarut cuka lebih non heme (Fe3+) yang merupakan kofaktor
tinggi dibandingkan dengan cuka aren enzim.Salah satu enzim yang terdapat dalam
berdasarkan penelitian sebelumnya tetapi daun singkong adalah enzim katalase yang
dengan sampel batuan kalkopirit [6]. mengikat atom Fe tunggal.Sesuai dengan sifat
Ektraksi dengan menggunakan pelarut cuka kimia dari zat besi yang mudah larut pada
sintesis ini dilakukan dengan prosedur yang pelarut polar (pelarut asam), maka zat besi yang
sama seperti prosedur sebelumnya. Namun, berikatan dengan enzim (bersifat polar) dapat
karena ekstraksi ini bertujuan sebagai ditarik oleh pelarut polar. Hal ini berdasarkan
pembanding, maka ekstraksi dilakukan prinsip ‘Like Dissolves Like’ yang menyebutkan
menggunakan pelarut cuka sintesis dengan bahwa suatu senyawa cenderung mudah larut
konsentrasi yang sama dengan konsentrasi dalam pelarut yang memiliki kepolaran yang
pelarut cuka aren yang memberikan hasil relatif sama. Selain itu, pada cuka aren masih
konsentrasi besi yang terbaik. Dari prosedur mengandung beberapa senyawa lain yang
sebelumnya didapatkan bahwa hasil terbail memungkin senyawa tersebut dapat menarik zat
dihasilkan oleh plearut cuka aren dengan besi.
konsentrasi 1,6%, maka pada prosedur ekstraksi
Cuka aren mengandung sejumlah kecil
ini digunakan pelarut cuka sintesis dengan
senyawa alcohol dari sisa hasil fermentasi
konsentrasi 1,6% juga. Hasil dari ekstrak yang
anaerob. Senyawa alkohol ini dihasilkan dari
didapat dianalisis dengan spektrofotometer
proses fermentasi nira aren pada tahap
serapan atom, sehingga didapat absorbansi dan
fermentasi anaerobik. Senyawa alkohol
konsentrasi Fe.Data hasil analisis dapat dilihat
mengalami proses fermentasi secara aerobik
pada Tabel 4.3 dibawah ini.
hingga menghasil cuka (asam asetat).
Dari tabel 4.3 didapatkan hasil ekstraksi Berdasarkan standar SNI, cuka aren memiliki
besi dengan pelarut cuka sintesis 1,6% dengan kadar asetat sebesar 7,2% dengan kadar alkohol
pH 2,75 sebesar 1,618 ppm. Hal ini menunjukan sebesar 1,2%. Pada penelitian ini digunakan
bahwa hasil ekstraksi besi dengan pelarut cuka cuka aren dengan kadar asam asetat sebesar
sintesis lebih kecil dibandingkan dengan pelarut 1,6%, sehingga masih mengandung kadar
cuka aren 1,6%. Konsentrasi besi dengan pelarut senyawa alkohol yang cukup besar. Senyawa
cuka sintesis hanya 15,32% dari konsentrasi besi alkohol pada cuka aren adalah etanol.Etanol
dengan pelarut cuka aren. merupakan salah satu pelarut polar. Hal tersebut
171
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
6. UCAPAN TERIMAKASIH
172
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan
DISKUSI
Aan Harvian:
1. Apakah pernah dilakukan perbandingan metode antara yang dikerjakan oleh Nandya dengan
metode lain?
2. Apakah mempelajari komposisi cuka aren dan pengaruhnya?
Nandya Rahmawati:
1. Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama kali digunakan metode ekstraksi padat cair.
2. Pengaruh lain dari alkohol
173