Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

PATHOFISIOLOGI SISTEM SYARAF

Disusun Oleh :
Dwi yuniarti
Nur Khayati

Hepi Prihantini

Luluk Farida

Siti HIdayatul Alya

Erniadi Ratnaningtyas

Program Studi DIV Kebidanan


Universitas Kadiri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit,
tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar, misalnya pola yang
mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus
dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang
tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi
bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun
sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur
berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan.
Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur – jalur
saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain
dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas
menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan
respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat
indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk
menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-
rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan
meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses “pakailah, jika tidak akan hilang”.
Setelah sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi karena manusia terus belajar dari
rangkaian pengalaman yang dijalani. Sebagai contoh, tindakan membaca makalah ini sedikit
banyak mengubah aktivitas saraf otak, karena ada informasi yang diserap kedalam ingatan
pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan sistem saraf dan sel saraf ?
1.2.2 Apa saja penyusun sistem saraf ?
1.2.3 Apa saja fungsi sistem saraf ?
1.2.4 Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
1.2.5 Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
1.2.6 Apa saja kelainan pada sistem saraf ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja penyusun, fungsi, dan klasifikasi sistem saraf.
1.3.2 Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
1.3.3 Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem saraf.

1.4 Manfaat
Beberapa manfaat yang didapat dari makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1.4.1 Mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan Anatomi Fisiologi Manusia tentang sistem
saraf.
1.4.2 Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang membutuhkan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini
terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem
koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan
dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat
menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara
cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron yang
berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki
oleh sistem saraf, antara lain:
1. Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap lingkungan
eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang
diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh
kita yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.
2. Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ – organ lain.
Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
3. Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik
dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi
rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada
manusia adalah otot dan kelenjar.
2.2 Penyusun Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).
1) Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson.
a) Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat
berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya
menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria,
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.\
b) Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari
badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan
rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada
umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak mengandung
selubung myelin maupun neurolema.
c) Akson
Akson dikenal sebagai neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf yang panjang
dan merupakan perjuluran dari sitoplasma pada badan sel. Benang-benang halus
yang terdapat dalam neurit dikenal sebagai neurofibril yang dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan dapat
mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel
schwann yang dapat membentuk suatu jaringan yang menyediakan makanan
untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar
disebut neurilemma yang melindungi akson dari resiko kerusakan. Bagian neurit
ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin dapat disebut dengan nodus
ranvier, yang berfungsi sebagai mempercepat jalannya rangsangan.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu


selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk
ganglion atau simpul saraf.

2) Berdasarkan Struktur dan Fungsinya


Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a. Sel saraf sensori
Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk
ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan
dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai
penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan
sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan
dengan saraf asosiasi (intermediet).
b. Sel saraf motor
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan
akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson
berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor
sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya
berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c. Sel saraf intermediet (Neuron konektor)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf
sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat.
Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi
lainnya.
2.3 Fungsi Sistem Saraf
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya.
3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4. Mengekspresikan emosi.
5. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan
organ lain.
6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi
bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
2.4 Klasifikasi Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi
terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan dari rangka.
a. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat
untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Otak juga
sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan
kemauan.Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna
kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu
1. Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon
berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon berkembang menjadi
thalamus, hipotamus.
2. Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi
mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi
yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses
belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di
sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang
lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu
mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.
3. thalamus
terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat penerimaan untuk
sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data
dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
4. hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur
kepentingan biologis lainnya.
b. Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.Otak tengah tidak
berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
c. Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan
mielencephalon.Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons
varolli.Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.
 Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
 Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak.Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks
yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
 Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang..

b. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas
sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori
dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls
motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada
tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima
impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
2. Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan
sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh
bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot,
kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak
dilindungi tulang.Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf
yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang.
 Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa
rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
 Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari pusat saraf ke
otot atau kelenjar berupa respon.
 Saraf Volunter/Somatik (disadari)
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau
dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar
dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang
belakang (spinal).
 Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita
sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim
dan keringat.

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi
ganglion.Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik mempunyai efek
yang berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatetik : memperlambat denyut jantung,
menurunkan tekanan darah mempercepat gerakan-gerakan usus serta sekresi kelenjar. Sementara
sistem saraf simpatetik kebalikannya.
Parasimpatik
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih

Simpatik
• memperbesar pupil
• menghambat aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih

2.5 Mekanisme Penghantar Impuls


Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan
luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa
elektrik yang menjalari serabut saraf.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari.
Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian
hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang
harus dilaksanakan oleh efektor.

b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerak refleks berjalan
sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat
saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung
dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.
Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Contoh gerak refleks, misalnya berkedip, bersin,
atau batuk.

2.6. Kelainan yang Terjadi Pada Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan sistem yang berperan dalam menghantarkan semua impuls atau
rangsangan dalam tubuh kita. Berikut adalah penyakit-penyakit sistem saraf (dari berbagai
SUMBER) :

1. MENINGITIS

Meningitis adalah radang pada meningen (membrane yang


mengelilingi otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh virus,
bakteri atau organ-organ jamur. Meningitis selanjutnya diklasifikasikan
sebagai berikut:

1. Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis)


Sering terjadi pada musim dingin, saat terjadi infeksi saluran
pernafasan. Jenis organisme yang sering menyebabkan meningitis
bacterial adalah streptokokus pneumonia dan neisseria
meningitis.

Meningococal meningitis adalah tife dari meningitis bacterial yang


sering terjadi pada daerah penduduk yang padat, spt: asrama,
penjara.

Klien yang mempunyai kondisi spt: otitis media, pneumonia,


sinusitis akut atau sickle sell anemia yang dapat meningkatkan
kemungkinan terjadi meningitis. Fraktur tulang tengkorang atau
pembedahan spinal dapat juga menyebabkan meningitis. Selain
itu juga dapat terjadi pada orang dengan gangguan sistem imun,
spt: AIDS dan defisiensi imunologi baik yang congenital ataupun
yang didapat.

2. Meningitis Virus (Meningitis aseptic)

Meningitis virus adalah infeksi pada meningin; cenderung jinak dan bisa
sembuh sendiri. Virus biasanya bereflikasi sendiri ditempat terjadinya
infeksi awal (misalnya sistem nasofaring dan saluran cerna) dan
kemudian menyebar kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler.

Ini terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus spt: campak,
mumps, herpes simplek dan herpes zoster.

Virus herpes simplek mengganggu metabolisme sel sehingga sell cepat


mengalami nekrosis. Jenis lainnya juga mengganggu produksi enzim
atau neurotransmitter yang dapat menyebabkan disfungsi sel dan
gangguan neurologic.

1. Meningitis Jamur
Meningitis Cryptococcal adalah infeksi jamur yang mempengaruhi
sistem saraf pusat pada klien dengan AIDS.

Respon inflamasi yang ditimbulkan pada klien dengan menurunnya


sistem imun antara lain: bisa demam/tidak, sakit kepala, mual, muntah
dan menurunnya status mental.

Etiologi meningitis dapat dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi meningitis:

1. Bakteri; Haemophilus influenza, Neisseria meningitis (meningococcal),


Diplococcus pneumonia (pneumococcal), Streptococco, group A,
Staphylococus aureus, Escherichia coli, Kliebsiela, Proteus,
Pseudomonas.
2. Virus; Abses otak, Encephalitis, Limfoma, Leukemia atau darah diruang
subarachnoid.
3. Jamur

Sedangkan faktor predisposisi dari meningitis bacterial adalah; trauma


kepala, infeksi sistemik, infeksi post operasi, infeksi meningeal, gangguan
anatomic dan penyakit sistemik lainnya.

Manifestasi klinis yang muncul pada meningitis adalah; sakit kepala dan
demam, nyeri punggung, kaku leher, mual, muntah, perubahan tingkat
kesadaran, rigiditas nukal, tanda kernig positif, tanda babinski positif,
fotofobia, kejang dan peningkatan tik, ruam pada kulit. Berikut adalah skema
patofisiologi dari meningitis;

Organisme (Bakteri, virus, jamur dan protozoa)

 (masuk melalui)

Trauma, prosedur pembedahan atau ruptur abses otak

 (melalui aliran darah)


Central Nervus Sistem

Respon inflamasi di piameter, arachnoid, CSF dan ventrikel

Eksudat terbentuk

Menyebar keseluruh cranial dan saraf spinal

Kerusakan Neurologik

Ketika organisme patogen masuk ke subarachnoid terjadi reaksi inflamasi :

1. Cairan Cerebrospinal mengalami kekeruhan


2. Terbentuk eksudat
3. Perubahan pada arteri subarachnoid, termasuk engorgement dengan
darah, ruptur dan trombosis
4. Kongesti jaringan sekitarnya

2. ENSEFALITIS

Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme. Pada
encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak
dan medula spinalis.

Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis, misalnya bakteria,


protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus.

Bakteri penyebab adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus, E. coli, M. tuberculosis dan


T. pallidum. Encephalitis bakterial akut sering disebut encephalitis supuratif akut (Mansjoer,
2000). Penyebab lain adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari thypoid fever, campak
dan chicken pox/cacar air. Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah virus.
Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi
sistemik atau vaksinasi terdahulu.
3. ABSES OTAK

Abses otak adalah penumpukan nanah di otak. Biasanya tumpukan nanah ini mempunyai
selubung yang disebut kapsel. Tumpukan bisa tunggal atau terletak beberapa tempat di otak.

Abses otak timbul karena ada infeksi pada otak. Infeksi ini bisa berasal dari bagian tubuh lain,
menyebar lewat jaringan secara langsung atau melalui pembuluh darah. Infeksi juga dapat
timbul karena ada benturan hebat pada kepala, misalnya pada kecelakaan lalu lintas.

Penyebab: bakteri (streptokokus, bacteroides, propionibacterium, dan proteus, jamur)

4. ATAKSIA

Ataksia sering muncul ketika bagian dari sistem saraf yang mengendalikan gerakan
mengalami kerusakan. Penderita ataksia mengalami kegagalan kontrol otot pada tangan dan
kaki mereka, sehingga menghasilkan kurangnya keseimbangan dan koordinasi atau gangguan
gait (Glucosamine/chondroitin Arthritis Intervention Trial).

5. PARKINSON

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf, yang ditandai
dengan adanya tremor pada saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan
kekakuan otot. Parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40
tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun.

6. DISTONIA

Distonia adalah sebuah gangguan gerak yang disebabkan gerakan kontraksi tak disengaja oleh
otot. Kontraksi tersebut menghasilkan gerakan berulang-ulang. Distonia dapat menyebabkan
nyeri pada satu, sekelompok, atau bahkan semua otot.

7. BLEFAROSPASME

Blefarospasme merupakan penutupan kelopak mata yang tidak disadari.


Gejala awalnya bisa berupa hilangnya pengendalian terhadap pengedipan mata.
Pada awalnya hanya menyerang satu mata, tetapi akhirnya kedua mata biasanya terkena.
8. TREMOR

Tremor adalah suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali, yang terjadi karena
otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang,terjadi karena adanya gangguan pada
persarafan yang menuju ke otot yang terkena.

Tremor dikelompokkan berdasarkan kecepatan dan irama gerakannya, dimana dan seberapa
sering terjadi serta beratnya:

 Tremor aksi, terjadi ketika otot dalam keadaan aktif.


 Tremor istirahat, terjadi ketika otot sedang beristirahat. Meskipun penderita sedang
beristirahat total, lengan atau tungkainya bisa terus gemetaran. Tremor ini bisa
merupakan pertanda dari penyakit Parkinson.
 Tremor yang disengaja
 Tremor esensial
 Tremor senilis adalah tremor esensial yang timbul pada usia lanjut.
 Tremor familial merupakan tremor esensial yang terjadi di dalam satu keluarga.

9. DEMENSIA

Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian., timbul perlahan, menyerang usia >60 tahun

10. ALZHEIMER

Alzheimer merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan
progresif yang di sebabkan karena berkurangnya gizi di otak. Penyakit Alzheimer bukannya
sejenis penyakit menular. Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya ingatan seseorang
merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri.

11. SKLEROSIS MULTIPLE

Sklerosis Multipel adalah suatu kelainan dimana saraf-saraf pada mata, otak dan tulang
belakang kehilangan selubung sarafnya (mielin).
Istilah sklerosis multipel berasal dari banyaknya daerah jaringan parut (sklerosis) yang mewakili
berbagai bercak demielinasi dalam sistem saraf.
Pertanda neurologis yang mungkin dan gejala dari sklerosis multipel sangat beragam sehingga
penyakit ini tidak terdiagnosis ketika gejala pertamanya muncul.

12. AYAN atau EPILEPSI

Ayan atau epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak
berulang-ulang tak beralasan. Kata ‘epilepsi’ berasal dari bahasa Yunani (Epilepsia) yang berarti
‘serangan’. disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, pita
otak (strok), tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan mungkin juga karena genetika, tapi ayan
bukan penyakit keturunan. Tapi penyebab pastinya tetap belum diketahui.

Epilepsi:

Jenis:

1. Kejang parsial simplek


2. Kejang Jacksonian
3. Kejang parsial (psikomotor) kompleks
4. Kejang konvulsif (kejang tonik-klonik, grand mal)
5. Epilepsi primer generalisata
6. Kejang petit mal
7. Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi terus
menerus, tidak berhenti.
Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan muatan
listrik di dalam otaknya menyebar luas.
Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang menetap dan
penderita bisa meninggal.

Pencetus : faktor sensoris, faktor sistemis, dan faktor mental

13. MIGRAINE

Migraine adalah nyeri berdenyut hebat dan berulang, yang biasanya mengenai salah satu sisi
kepala tetapi kadang mengenai kedua sisi kepala.
Nyeri timbul secara mendadak dan bisa didahului atau disertai dengan gejala-gejala visual
(penglihatan), neurologis atau saluran pencernaan.. Penyebab : genetik, vasokonstriksi
pemb,darah yang diikuti vasodilatasi tiba-tiba.

Cluster headache adalah Nyeri kepala tipe klaster adalah jenis nyeri kepala yg berat, terjadi pd
satu sisi, timbul dalam serangan2 mendadak, sering disertai dgn rasa hidung tersumbat dan
berair, keluar air mata, kepala seperti ditusuk2 di sisi nyeri, terutama di sekitar mata sehingga
mata juga tampak merah dan bengkak, muka berkeringat. Dalam klinik dikenal dua tipe yaitu
tipe episodik dan tipe kronik

Tension type headache (sakit kepala tipe tegang) adalah nyeri kepala tipe tegang merupakan
hasil dari proses kontraksi (ketegangan) otot kepala, wajah, rahang, dan leher. Biasanya
ditimbulkan antara lain oleh stres fisik maupun psikis, juga sikap dan posisi badan serta kepala
yg salah dan terus menerus dalam waktu lama. Nyeri akan terasa di kedua sisi kepala terutama di
bagian belakang sampai leher dan bahu terasa tegang. Nyeri akan bertambah hebat saat
beraktifitas fisik seperti berjalan atau naik tangga. Keadaan ini bisa berlangsung singkat yaitu 30
menit atau bahkan lebih lama, sekitar 7 hari, tanpa ada pemicu khusus.

Nyeri kepala post traumatik à bila terdapat riwayat trauma kepala yang jelas yang disertai
dengan salah satu gejala:
 Kehilangan kesadaran
 Amnesia paska trauma
 Minimal 2 hasil laboratorium : pemeriksaan neurologis klinis, foto rontgen polos kepala,
neuroimaging, potensial cetusan, cairan serebrospinal, tes fungsi vestibular, pemeriksaan
neuropsikologis

14. SLEEP DISORDERS (Kelainan Tidur)

1. Narkolepsi : serangan tidur dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan


sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk.
2. Sleep apnoe: gangguan tidur dengan kesulitan bernafas (apnea = “tanpa nafas”) berulang
kali ketika sedang tidur. Ada dua jenis sleep apnea: Central dan Obstructive. Terdapat
juga jenis campuran.
3. Insomnia : kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Biasanya disebabkan
oleh gangguan di dalam waktu dan mekanisme tidur, hal ini biasanya diperberat dengan
perilaku yang tidak sehat, seperti tidak teratur jam tidur, seringnya bergadang dan

16. NEURALGIA TRIGEMINAL

Neuralgia Trigeminal (Tic douloureux) adalah kelainan fungsi dari saraf trigeminal (saraf
kranial V), yang membawa sensasi dari wajah ke otak. Kelainan fungsi saraf trigeminal
menyebabkan serangan nyeri tajam yang hebat selama beberapa detik sampai beberapa menit.
Penyebab : tidak diketahui Neuralgia trigeminal terjadi pada dewasa, tetapi lebih sering
ditemukan pada usia lanjut.

17. BELL’S PALSY

Bell’s palsy adalah suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau
kelumpuhan tiba-tiba pada otot di satu sisi wajah. Saraf wajah adalah saraf kranial yang
merangsang otot-otot wajah. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga terjadi pembengkakan
pada saraf wajah sebagai reaksi terhadap infeksi virus, penekanan atau berkurangnya aliran
darah.

18. GUILLAIN BARRE SYNDROME

Guillain Barre syndrome adalah merupakan penyakit autoimun, dimana sistem imun tubuh
menyerang bagian dari sistem saraf tepi yaitu mielin (demielinasi) dan akson (degenerasi
aksonal). GBS ditandai dengan polineuropati yang menyeluruh: paralisis ekstremitas, badan atas
dan wajah; menghilangnya refleks tendon; berkurangnya fungsi sensoris (nyeri dan suhu) dari
badan ke otak; disfungsi otonom dan depresi pernafasan. Gejalanya biasanya perlahan, mulai
dari bawah ke atas
19. MIASTHENIA GRAVIS

Miasthenia Gravis adalah kelemahan otot yang cukup berat dimana terjadi kelelahan otot-otot
secara cepat dengan lambatnya pemulihan (dapat memakan waktu 10 hingga 20 kali lebih lama
dari normal). Etiologi : diduga autoimun.

20. PALSI SEREBRAL

Palsi Serebral adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam
perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan
tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai
pertumbuhannya.

21. HIDROSEFALUS

Hidrosefalus àkeadaan saat cairan otak (cairan jernih yang mengelilingi otak dan susunan saraf
dan sebagai bantalan) tidak dapat dialirkan keluar dari otak. Cairan tersebut menumpuk di dalam
otak.

22. STROKE

Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit
pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.

1. Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke
otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik
2. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan.Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem
saraf perifer.Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.Sistem saraf
perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

B.Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi
dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan
materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan
akan selalu diingat.
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai