Anda di halaman 1dari 45

BAB I

TAHAPAN PERSIAPAN

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 1


Tahapan pelaksanaan kegiatan PRB-BK ini terdiri dari (i) Tahap Persiapan, (ii) Tahap
Perencanaan dan (iii) Tahap Pembangunan, seperti diuraikan di bawah ini.

1.1 PERSIAPAN TINGKAT NASIONAL DAN KOTA/KABUPATEN


1.1.1 Lokakarya Sosialisasi Tingkat Nasional
Lokakarya ini merupakan Lokakarya awal sekaligus menjadi sosialisasi awal pada
tingkat pusat atau nasional, mengenai kegiatan PRB-BK oleh Program PNPM
Mandiri Perkotaan
a. Tujuan
Mensosialisasikan dan menyamakan persepsi atau pemahaman dari para
pemangku kepentingan di tingkat nasional mengenai pelaksanaan kegiatan
PRB-BK oleh PNPM Mandiri Perkotaan.
b. Keluaran
Dukungan para pemangku kepentingan di tingkat nasional kepada PNPM
Mandiri Perkotaan dalam melaksanakan kegiatan PRB-BK
c. Tim Pelaksana :
- PMU PNPM Mandiri Perkotaan dan difasilitasi oleh KMP
d. Peserta :
- Para pemangku kepentingan di tingkat pusat
- Para pemangku kepentingan di tingkat provinsi
e. Langkah Pelaksanaan :
Langkah-langkah pelaksanaan lokakarya ini akan diatur kemudian pada
Kerangka Acuan Kerja (KAK) pelaksanaan lokakarya tingkat nasional
1.1.2 Lokakarya Sosialisasi Tingkat Kota/Kabupaten
Lokakarya ini untuk sosialisasi awal pada tingkat kota/kabupaten, mengenai
kegiatan PRB-BK oleh Program PNPM Mandiri Perkotaan
a. Tujuan
Mensosialisasikan dan menyamakan persepsi atau pemahaman dari para
pemangku kepentingan di tingkat Kota/Kabupaten mengenai pelaksanaan
kegiatan PRB-BK oleh PNPM Mandiri Perkotaan
b. Keluaran
- Dukungan para pemangku kepentingan di tingkat kota/kabupaten kepada
PNPM Mandiri Perkotaan dalam melaksanakan kegiatan PRB-BK.
- Kesepakatan bersama untuk membentuk Tim Teknis/Pokja dalam
mendukung pelaksanaan PRB-BK dan dukungan pendanaan dan bimbingan
teknis dari pemerintah kota/kabupaten untuk Tim Teknis/Pokja
c. Tim Pelaksana :
- Pemerintah Kota/ Kabupaten
- Satker PBL Provinsi

2 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


- Difasilitasi oleh KMW/OSP dan Korkot
d. Peserta :
- Para pemangku kepentingan di kota/kabupaten

- Tim konsultan KMW dan Korkot


e. Langkah Pelaksanaan :
Langkah-langkah pelaksanaan lokakarya ini akan diatur kemudian pada
Kerangka Acuan Kerja (KAK) pelaksanaan lokakarya tingkat kota/kabupaten.
1.1.3 Penyiapan Tim Teknis/Pokja Tingkat Kota/Kabupaten
1.1.3.1 Pembentukan atau Pengembangan Tim Teknis/Pokja
Penyelenggaraan kegiatan PRB-BK ditingkat kelurahan diharapkan mendapat
dukungan penuh dari pemerintah Kota/Kabupaten, maka perlu dibentuk Tim
Teknis/Pokja atau pengembangan tupoksi dari Tim Teknis/Pokja yang ada.
a. Tujuan
Membentuk tim Teknis/Pokja atau menguatkan tim Teknis/Pokja yang ada
sebagai bentuk komitmen pemerintah Kota/kabupaten untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan PRB-BK
b. Keluaran
- Terbentuk Tim Teknis/Pokja mendukung pelaksanaan kegiatan PRB-BK
c. Tim Pelaksana :
- Pemerintah kota/kabupaten dan difasilitasi oleh Korkot
d. Peserta :
Unsur-unsur dinas/instansi atau lembaga terkait, perguruan tinggi, dan
kelompok peduli
e. Langkah Pelaksanaan :
Langkah-langkah pelaksanaan dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah kota/
kabupaten dan difasilitasi oleh Tim Korkot
1.1.3.2 Pelatihan Tim Teknis/Pokja Tingkat Kota/Kabupaten
a. Tujuan
Pelatihan Tim Teknis/Pokja Tingkat Kota/Kabupaten
b. Keluaran
Melaksanakan pelatihan tim teknis tingkat kota/kabupaten tepat waktu
c. Tim Pelaksana :
- Satker PBL Provinsi
- Difasilitasi oleh KMW/OSP dan Korkot
d. Peserta :
Tim teknis kota/kabupaten
e. Langkah Pelaksanaan :
Langkah-langkah pelaksanaan pelatihan Tim Teknis ini akan diatur kemudian
pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) pelaksanaan pelatihan tim teknis
kota/kabupaten.

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 3


Gambar 1.
Tahapan Kegiatan PRB-BK di Tingkat Masyarakat

Pemetaan Rekruitme
Sosial n TAPP Review PJM
Pronangkis

Sosialisasi/ Pengembanga Evaluasi


RPK Pemetaan Penyusunan Pelaksanaa
Lokakarya Tkt n Hasil
“Bencana Swadaya RTPRB-BK n
Pelaksanaa
kelurahan. Relawan/TIPP Pembangu
” n
nan

Rencana Aksi
Pelatihan BKM, Peta Rona Awal PRB-BK Latihan
BA Rembug Penanggulangan
Kesiapan UP-UP, (Eksisting)
Bencana
Warga (RKM) Relawan/TIPP,
TAPP dan
Aparat Skenario
Kelurahan. PRB-BK

TAHAP PERSIAPAN TAHAP PERENCANAAN TAHAP PEMBANGUNAN

1.2 PERSIAPAN TINGKAT MASYARAKAT


1.2.1 Pemetaan sosial
a. Tujuan :
Menggali informasi awal yang berkaitan dengan kondisi, karakteristik
masyarakat dan lingkungan lokasi sasaran berkaitan dengan kebencanaan.
b. Keluaran :
- Strategi pelaksanaan sosialisasi mengenai PRB-BK.
- Data terbaru pelaku, lembaga, dan kelembagaan yang berkaitan dengan
kebencanaan.
- Data terbaru relawan
- Data sekolah (PAUD, TK, SD) yang berpotensi untuk bermitra dalam
kegiatan PRBBM.
- Data awal kerawanan ancaman bencana.
c. Pelaksana :
- Tim Fasilitator

4 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


d. Peserta :
- BKM/LKM, UP-UP, relawan.

1.2.2 Sosialisasi Awal Tingkat Masyarakat


Menyebarluaskan informasi dan memberikan pemahaman kepada aparat
kelurahan/desa, masyarakat, sekolah, kelompok peduli dan lain-lain tentang
rencana kegiatan PRB-BK oleh program PNPM-Mandiri Perkotaan. Kegiatan
sosialisasi awal merupakan satu kegiatan dari serangkaian kegiatan sosialisasi
PRBBM yang akan dilaksanakan mulai dari tahap persiapan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan
a. Tujuan :
Masyarakat mengetahui dan paham mengenai kegiatan PRB-BK.
b. Keluaran :
- Masyarakat mengetahui dan mendukung pelaksanaan kegiatan PRB-BK
yang akan dilaksanakan di kelurahan/desa.
- Daftar singkat calon sekolah yang turut berpatisipasi dalam PRB-BK
(PAUD, TK, dan/atau SD).
- Penyegaran relawan masyarakat yang sudah ada dan terjaringnya relawan
baru.
c. Pelaksana :
- BKM/LKM, Lurah/Kepala desa dan difasilitasi Tim Fasilitator
d. Peserta :
- Masyarakat umum laki-laki dan perempuan, tokoh-tokoh masyarakat,
relawan, kelompok peduli, perangkat kelurahan/desa, UP-UP,
- Perangkat sekolah di daftar singkat calon lokasi sekolah mitra PRBBM
(PAUD, TK, SD) baik guru, komite sekolah, dan murid dan lain-lain.
e. Langkah Pelaksanaan :
- Sosialisasi kegiatan dan rencana pelaksanaan PRB-BK tingkat basis sampai
dengan tingkat kelurahan.
- sosialisasi mengenai kegiatan dan rencana pelaksanaan PRB-BK di daftar
singkat calon lokasi sekolah mitra PRB-BK (PAUD, TK, SD).

1.2.3 Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)


a. Tujuan :
Membangun komitmen dimasyarakat untuk melaksanakan kegiatan PRB-BK
b. Keluaran :
- Komitmen dukungan masyarakat dan sekolah mitra untuk melaksanakan
tahapan PRB-BK.
- Komitmen relawan untuk memfasilitasi PRB-BK.
- Pengukuhan Tim Inti Perencana Partisipatif (TIPP)
- Penetapan sekolah mitra dalam PRB-BK

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 5


- Rencana kerja peningkatan kapasitas masyarakat dan sekolah termasuk
pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
- Rencana kerja Rekruitmen Tenaga Ahli Perencana Pendamping (TAPP)
- Keluaran RKM dituangkan dalam Berita Acara kesepakatan dan dukungan
masyarakat untuk melaksanakan setiap tahapan PRB-BK. (Lampiran – 2.2)
yang dilengkapi dengan data relawan, penetapan sekolah mitra,
pengukuhan TIPP dan rencana kerja TIPP, & rencana kerja PRB-BK.

c. Pelaksana :
- BKM/LKM, Lurah/kepala desa dan difasilitasi Tim Fasilitator
d. Peserta :
- Masyarakat umum laki-laki dan perempuan, tokoh-tokoh masyarakat,
relawan, kelompok peduli, perangkat kelurahan/desa, UP-UP.
- Perangkat sekolah (PAUD, TK, dan/atau SD) baik guru, komite sekolah
atau murid dan lain-lain.
e. Langkah Pelaksanaan :
- Menyelenggarakan rembug masyarakat di tingkat kelurahan/kota.
- Membuat kesepakatan untuk mendukung dan melaksanakan kegiatan
PRB-BK.
- Pengukuhan Tim Inti Perencana Partisipatif (TIPP).
- Pemilihan sekolah mitra dalam PRB-BK.

Setelah TIPP dikukuhkan/terbentuk, maka selanjutnya TIPP menyusun rencana


kegiatan selanjutnya, diantaranya :
i. Pembuatan Rencana Kerja Tim Inti Perencana Partisipatif (TIPP)
TIPP merupakan pengembangan TPP (Tim Perencana Partisipatif) yang sudah
dibentuk di masyarakat. TIPP dapat menambah anggota relawan baru sesuai
kebutuhan. Perangkat sekolah menjadi salah satu bagian dari relawan TIPP.
TIPP bersama BKM/LKM dan lurah/kades memiliki peran dan tugas untuk
memotori pengarusutamaan PRB-BK ke dalam kegiatan PNPM Perkotaan.
a. Tujuan
Pembentukkan kelompok kerja dan rencana kerja TIPP untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan PRB-BK.
b. Keluaran
- Pembentukkan kelompok kerja TIPP
- Pembagian peran dan tugas setiap kelompok kerja dalam TIPP
- Pembuatan rencana kerja TIPP dan kelompok kerjanya.
c. Pelaksana :
- TIPP difasilitasi oleh Fasilitator.
d. Peserta :
- TIPP dan relawan.
e. Langkah Pelaksanaan :

6 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


- Pengukuhan TIPP dapat diselenggarakan pada saat pelaksanaan kegiatan
RKM.
- Pembentukan kelompok kerja (Pokja) TIPP, dapat dilakukan sesuai
pembagian wilayah dan/atau keahlian.
- Pembuatan rencana kerja TIPP, termasuk rencana peningkatan kapasitas
masyarakat terkait PRBBM.

ii. Rekrutmen Tenaga Ahli Perencana Pendamping (TAPP)


Kegiatan pada tahapan perencanaan merupakan kegiatan yang membutuhkan
keahlian dalam perencanaan lingkungan, kajian serta penyajian data dan peta-peta
lingkungan, maka masyarakat perlu merekrut seorang atau tim Tenaga Ahli
Perencana Pendamping (TAPP). TAPP dapat direkrut dari masyarakat, pihak luar
atau kerjasama dengan universitas dalam hal fasilitasi penyediaan personil atau
tim TAPP. Rekruitmen TAPP dilakukan bersama antara BKM/LKM dengan
lurah/kades. TAPP bertanggung jawab kepada BKM/LKM.
a. Tujuan
Merekrut TAPP yang berkomitmen memfasilitasi PRB-BK.
b. Keluaran
TAPP terpilih dan menandatangani kontrak kerjasama dengan BKM/LKM
c. Pelaksana :
- BKM dan difasilitasi oleh Fasilitator.
d. Peserta :
- TIPP, Aparat Keluarahan/desa
e. Syarat-syarat calon personil atau tim TAPP
- Min. Sarjana S1 Teknik.
- Memiliki pengalaman dalam kegiatan perencanaan pemukiman.
- Memiliki kemampuan berkordinasi.
- Memiliki kreativitas dan inovasi di bidang perencanaan pembangunan
permukiman.
- Bersedia ditempatkan dan bertugas di lokasi proyek (kelurahan).
- Bersedia menjalankan tugas pendampingan dan memfasilitasi masyarakat
dalam pengambilan keputusan.
- TAPP bertanggung jawab untuk memfasilitasi masyarakat dalam
penyusunan RTPRB dan DED dari rencana kegiatan prioritas.
f. Tugas utama TAPP :
- Bekerjasama dengan TIPP, tim fasilitator, konsultan dan pemerintah
daerah dalam seluruh tahapan kegiatan perencanaan partisipatif.
- Membantu masyarakat menyusun RTPRB-BK, DED dan aturan bersama
sesuai hasil kesepakatan rembug dan kaidah perencanaan permukiman
yang berbasis pengurangan risiko bencana.
- Memastikan keterlibatan masyarakat dan proses pengambilan keputusan
yang dilakukan secara partisipatif.

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 7


- Memfasilitasi masyarakat merumuskan strategi, rencana kerja dan
mensosialisasikan/pemasaran hasil perencanaan partisipatif.
- Mempersiapkan materi yang diperlukan untuk Uji Publik hasil
perencanaan di tingkat Kelurahan dan Kabupaten/Kota
- Dalam melaksanakan peran dan tugasnya TAPP diharapkan menjalin
kerjasama dengan perguruan tinggi/universitas dan pihak-pihak terkait
dengan penanggulangan bencana.

g. Tata cara perekrutan TAPP


- Proses pencarian kandidat TAPP melalui media masyarakat dan iklan di
surat kabar lokal
- Kandidat TAPP akan diseleksi pertama sekali berdasarkan persyaratan
teknis, kemudian pemeriksaan administratif.
- Menetapkan 3 orang kandidat terbaik.
- Proses test dan/atau wawancara
- Menetapkan kandidat TAPP terbaik dan menjadi calon TAPP terpilih.
- Melakukan perjanjian/kontrak kerjasama ditandatangani TAPP terpilih
dengan BKM/LKM diketahui oleh Lurah.

h. Langkah Pelaksanaan :
- Kegiatan pencarian kandidat TAPP melalui pengumuman di media lokal
(surat kabar).
- Kegiatan seleksi terhadap calon tenaga ahli perencana pendamping.
- Menetapkan calon TAPP terbaik dan terpilih.
- Penjelasan kepada calon TAPP mengenai kegiatan program PRB-BK,
strategi perencanaan, tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga ahli
pendamping dan peran yang dilakukan dalam pendampingan masyarakat
dan TIPP.
- TAPP memahami tugas, tanggung jawab, serta peran yang perlu dilakukan
dalam mengarusutamakan PRB-BK dalam siklus PNPM Perkotaan, serta
memfasilitasi review PJM Pronangkis, penyusunan RTPRB-BK dan DED dari
rencana kegiatan prioritas.
- TAPP menandatangani perjanjian/kontrak kerjasama dengan BKM/LKM
dan diketahui oleh lurah/kades.
- Berita Acara Pelaksanaan Rekruitmen calon TAPP.

Kontrak kerjasama TAPP dengan BKM/LKM tidak berdasarkan waktu/bulan


kerja tetapi berdasarkan hasil akhir dari penyelesaian tugas-tugasnya
(lumpsum), diantaranya review PJM Pronangkis, penyusunan dokumen RTPRB
dan DED dari rencana kegiatan prioritas.

8 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


BAB II
TAHAP PERENCANAAN

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 9


2.1 TINGKAT KOTA/KABUPATEN
2..1.1 Serangkaian Diskusi Tematik Dan Bimbingan Teknis Dengan Pemangku
Kepentingan
Melakukan diskusi tematik dan bimbingan teknis dengan pemangku kepentingan
diitingkat kota/kabupaten, seperti instansi terkait/BPBD, Perguruan Tinggi,
Kelompok Peduli Bencana, mengenai beberapa hal, diantaranya :
a. Menghimpun data /informasi tentang bencana dikelurahan/desa sasaran.
Jenis data/informasi diantaranya : data dan peta bencana, kajian tentang
kebencanaan yang ada, perencanaan pengurangan risiko bencana, dsb.
sebagai bahan acuan dalam melakukan kajian.
b. Mengkonsultasikan hasil analisis/kajian risiko bencana yang dilakukan oleh
masyarakat kepada pihak terkait untuk mendapatkan masukan dalam dalam
penyusunan RTPRB.
2..1.2 Serangkaian pertemuan konsultasi dengan Tim Teknis
Tim Teknis/Pokja yang dibentuk oleh Pemerintah Kota/kabupaten membantu
masyarakat dalam memberikan bimbingan teknis dan menjadi nara sumber pada
penyelenggaraan kegiatan PRB-BK.
a. Menghimpun data /informasi tentang bencana dikelurahan/desa sasaran.
Untuk pengadaan peta dasar dapat memperolehnya di Bappeda, BPN, BPBD
atau lembaga lain yang ada.
b. Mengkonsultasikan hasil analisis/kajian risiko bencana yang dilakukan oleh
masyarakat kepada Tim Teknis untuk mendapatkan masukan dalam
penyusunan RTPRB.
c. Mengintegrasikan rencana tindak PRB-BK dengan perencanaan pembangunan
di tingkat kelurahan.

2.2. TINGKAT MASYARAKAT


2.2.1 Refleksi Perkara Kritis (RPK)
Kegiatan RPK pada PRBBM merupakan penguatan materi RPK PNPM Mandiri
Perkotaan. Penguatan materi dapat dilakukan melalui review RPK maupun
melakukan kembali RPK yang berbasis PRB-BK.
Fokus dalam diskusi masyarakat membahas pertanyaan kritis : “apa yang terjadi
pada masyarakat jika bencana terjadi dengan kondisi saat ini dimana belum ada
rencana pengurangan risiko bencana (PRB)?”
a. Tujuan

10 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


- Mengetahui dan mengenali ancaman/bencana yang terdapat diwilayahnya.
- Memahami keadaan masyarakat dan hambatan penyebab ketidak-mampuan
menghadapi ancaman/ bencana yang terjadi.
- Menumbuhkan kesadaran bahwa bencana dapat terjadi kapan saja, dimana
saja dan kepada siapa saja.
- Memahami kemampuan yang dimiliki masyarakat yang memungkinkan
masyarakat untuk mencegah dan mengurangi resiko bencana yang akan
terjadi.
b. Keluaran
Diskusi-diskusi RPK di masyarakat menghasilkan :
- Masyarakat sadar mengenai tujuan kegiatan.
- Masyarakat tahu istilah kebencanaan: bencana, penanggulangan bencana,
pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat: risiko bencana, ancaman,
kerentanan, dan kapasitas.
- Berita Acara RPK PRB 1 : Catatan Proses Hasil FGD RPK PRB tingkat Komunitas
(Lampiran – 1.1)
- Berita Acara RPK PRB 2 : Kesepakatan Hasil RPK PRB Tingkat Kelurahan
(Lampiran – 1.2)
c. Pelaksana
- TAPP, TIPP,
- BKM/LKM, Aparat kelurahan dan difasilitasi oleh tim fasilitator.
d. Peserta
- Masyarakat tingkat basis dan kelurahan, laki-laki perempuan.
- Relawan-relawan, kelompok peduli, dll.
e. Langkah Pelaksanaan Refleksi Perkara Kritis (RPK) :

Tabel.1 : Langkah-langkah Pelaksanaan RPK


No Tahapan Kegiatan Keluaran
1. Rembug warga sosialisasi pembelajaran Penguatan TIPP yang telah terbentuk pada saat RKM yang
RPK & pengembangan TIPP terdiri dari para relawan dan tidak menutup kemungkinan
memberikan peluang kepada masyarakat yang belum
terdaftar untuk jadi relawan dalam TIPP selama proses PRB
berjalan.
2. Bimbingan Praktek FGD (Focus Group - TAPP dan TIPP memahami konsep dasar tentang RPK PRB
Discussion – Diskusi Kelompok Terarah) - TAPP dan TIPP menguasai teknik-teknik fasilitasi dan
RPK PRB kepada TIPP dan TAPP oleh Tim langkah-langkah dalam diskusi kelompok terarah RPK
Fasilitator PRB
3. Penyelenggaraan serangkaian FGD RPK - Serangkaian kegiatan FGD PRB dengan pertanyaan
PRB tingkat basis, terutama di lokasi terkait bencana, sebagai berikut :
rawan bencana  Apa saja dan di mana saja jenis ancaman yang ada di
wilayah anda? (informasi jenis ancaman/bahaya,
dampak bencana)
 Apa yang terjadi pada masyarakat jika bencana terjadi
pada kondisi saat ini?
o Kerentanan (aspek fisik, ekonomi dan sosial)

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 11


No Tahapan Kegiatan Keluaran
o Kapasitas (sumber daya manusia, ekonomi,
fisik/infrastruktur dan sumber daya sosial)
o Siapa saja kelompok rentan terhadap bencana?
o Apa saja dampak atau risiko bencana bagi
kelompok-kelompok rentan?
- Masyarakat, terutama di lokasi ancaman bencana,
berperan aktif dalam kegiatan FGD RPK FGD
- Berita Acara RPK FGD PRB 1: Catatan Proses Hasil FGD
RPK PRB tingkat Komunitas (Lampiran …..) dibuat oleh
TAPP dan TIPP.
4. Penyelenggaraan serangkaian FGD RPK
PRB tingkat basis kelompok perempuan, Idem no. 3.
terutama di lokasi rawan bencana
5. Rembug Warga RPK PRB tingkat  Dilaksanakan Kegiatan FGD PRB dengan pertanyaan
kelurahan/desa dan penyebarluasan (lihat pertanyaan dalam Lampiran Kesepakatan Hasil
hasil RPK tingkat basis).
 Adanya kesepakatan bersama bagaimana PRB akan
dilaksanakan, terutama untuk dilokasi rawan bencana.
 Berita Acara RPK FGD PRB 2: Kesepakatan Hasil RPK PRB
Tingkat Kelurahan (Lampiran 1.2) dibuat oleh dibuat
oleh TAPP dan TIPP.
6. Sosialisasi hasil RPK PRB  Semua warga mengetahui hasil dan tindak lanjut
kegiatan berikutnya.

2.2.2 Pemetaan Swadaya (PS)


Kegiatan pemetaan swadaya dapat dilakukan dengan melakukan review terhadap
hasil pemetaan swadaya (PS) yang ada dengan melengkapi sesuai kondisi saat ini,
tetapi bilamana dinilai perlu dapat melakukan kembali PS dengan penguatan
materi sbb:
- Risiko bencana dipengaruhi oleh potensi ancaman/bahaya yang ada,
kerentanan dan kapasitas. Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan
mengelola ancaman, mengurangi kerentanan, dan meningkatkan kapasitas.
- Kelompok rentan akan terkena dampak atau risiko lebih tinggi, baik secara fisik/
infrastruktur, sosial dan ekonomi.
a. Tujuan
- Membangun relawan yang siap menjadi kelompok kerja Pemetaan Swadaya
(Pokja PS) dan memiliki kemampuan menganalisis masalah dan potensi
masyarakat terhadap dampak bencana dan kegiatan penanggulangannya.
- Membangun kesadaran masyarakat melalui observasi realita persoalan dan
potensi (sosial, ekonomi dan lingkungan) terhadap risiko bencana.
- Menyusun peta lokasi ancaman/bencana, hambatan dan potensi masyarakat
dalam mengurangi risiko bencana.
b. Keluaran
- Masyarakat sadar mengenai tujuan kegiatan.
- Draft Aturan Bersama PRB
- Berita Acara :

12 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


i. Berita Acara PS PRB Ancaman:
ii. Berita Acara PS PRB Kerentanan
iii. Berita Acara PS PRB Kapasitas

Tabel. 2 : Contoh Ancaman (Peta Ancaman pada Lampiran - 1.6a)


Faktor
Jenis Ancaman Lokasi Frekwensi Durasi
Pendorong
Longsor RW01, RW05 Kemiringan Tidak terprediksi Tidak
lereng, terprediksi
Struktur tanah,
Vegetasi, Curah
hujan tinggi, dll
Dan seterusnya.......!

Tabel.3 : Contoh Kerentanan (Peta Kerentanan pada Lampiran - 1.6b)


Jenis Kerentanan
Lokasi
Ancaman Sosial Fisik Ekonomi Lingkungan
Longsor RW01, -Kepadatan - Rumah - Luas lahan - Lahan
RW05 penduduk penduduk, produktif , semak
-Kelompok - Fasilitas (sawah, belukar,
rentan umum kebun) - hutan
(rasio jenis (jaringan lindung,
kelamin, irigasi, jalan - Hutan
rasio desa), alam,
kemiskinan, - Fasilitas - Hutan
rasio orang sosial bakau
cacat, rasio
kelmpok
umur)
Dan seterusnya.......! - - -
*) Sebutkan jumlah dan perkirakan dalam nilai rupiah (Rp).

Tabel.4 : Contoh Kapasitas (Peta Kapasitas pada Lampiran - 1.6c)


Kapasitas
Jenis Ancaman Lokasi
Fisik Sosial Ekonomi
Longsor RW01, RW05 Kenderaan, Relawan Dana sosial
prasarana terlatih, (siaga bencana)
(Peringatan petugas
dini, kenderaan, kesehatan
peralatan,
tempat
evakuasi, dll)
Dan seterusnya ......!
*) Sebutkan jumlah dan perkirakan dalam nilai rupiah (Rp).

c. Pelaksana

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 13


 Kegiatan PS tingkat komunitas : RT/RW, Tim inti PS sebagai sebagai bagian
dari TIP (Tim Inti Perencanaan) PNPM Perkotaan dan/atau TIPP (Tim Inti
Perencanaan Partisipatif) dan Tim Fasilitator.
 Lokakarya tingkat Kelurahan/desa: Lurah/Kepala Desa, Tim inti PS sebagai
bagian dari sebagai bagian dari TIP (Tim Inti Perencanaan) PNPM Perkotaan
dan/atau TIPP (Tim Inti Perencanaan Partisipatif), TAPP dan Tim Fasilitator.
d. Peserta
Masyarakat tingkat basis dan kelurahan, laki-laki dan perempuan.
e. Langkah Pelaksanaan :
Tabel. 5 : Tahapan Kegiatan Pemetaan Swadaya (PS)
No. Tahapan Kegiatan Keluaran
1. TAHAP PERSIAPAN PS
a. Membangun kelompok kerja - Pokja dapat menggunakan Pokja PS yang sudah ada.
(Pokja) PS PRB sebagai bagian - Memberikan peluang pada masyarakat untuk bergabung
dari TIPP sebagai Pokja PS.
- Pokja dibentuk sesuai dengan kebutuhan kajian yang akan
dilakukan dan jumlah kawasan di kelurahan/desa. Semakin
banyak Pokja akan semakin baik mengingat kajian yang
dilakukan cukup banyak.
b. Persiapan Teknis - Undangan, tempat, waktu, konsumsi dll
- Persiapan bahan dan alat seperti peta dasar skala 1:5000
dan 1:1000 (ada yg sudah dibagi menjadi beberapa bagian
berdasarkan unit survay) dll
c. Persiapan Materi Pelajari petunjuk teknis PRBBM dan panduan fasilitasi PS
PNPM MP untuk setiap kajian dan catatlah kata-kata kunci
yang harus diperhatikan. Pahami cara memfasilitasi
kelompok yang beragam, termasuk kelompok rentan
d. Latihan (simulasi) Pokja PS sebaiknya berlatih terlebih dahulu dengan
melakukan simulasi bersama teman-teman satu tim, agar
pada pelaksanaan kajian lebih siap.
e. Pengkajian Data Sekunder dan - Mendapatkan gambaran awal keadaan desa, baik
review perencanaan dan masyarakat maupun lingkungannya.
dokumen yang ada - Mengkaji dokumen perencanaan yang ada.
- Memperkirakan kebutuhan informasi yang perlu dikaji
lebih lanjut di lapangan sehingga Tim PS bisa menyusun
rencana kajian.
Sebagai data pembanding terhadap informasi yang
diperoleh langsung dari masyarakat (fungsi triangulasi)
f. Penyusunan Rancangan Kajian - Menggunakan data sekunder dan hasil Refleksi Perkara
Kritis bencana (ancaman, kerentanan, potensi) yang telah
dianalisis sebagai dasar dari penentuan topik-topik
informasi kajian selanjutnya; Anggota Pokja PS yang
merupakan anggota masyarakat bisa dimanfaatkan sebagai
narasumber untuk mengambil keputusan tentang
penentuan topik-topik yang penting.
- Merumuskan tujuan khusus kajian dari setiap topik dan

14 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


No. Tahapan Kegiatan Keluaran
analisis kemungkinan keterkaitan satu topik dengan topik
lainnya berdasarkan kepada data sekunder atau penjelasan
dari masyarakat pada saat Refleksi Perkara Kritis tentang
bencana.
g. Pemilihan Metode/Teknik - Berdasarkan penentuan jenis informasi yang akan digali
(yang sudah ditentukan pada proses sebelumnya), maka
dapat dipilih dan atau ditentukan teknik/metode yang
sesuai untuk pengumpulan informasi tertentu, walaupun
sebenarnya tidak bersifat baku, dan bisa diubah sesuai
kebutuhan.
h. Penentuan Sumber Informasi - Harus dipertimbangkan kohesivitas sosial di masing-masing
lokasi yang menjadi satuan analisa (kajian), karena tingkat
keakraban dan hubungan sosial bisa mempengaruhi apakah
warga bisa menjadi narasumber untuk permasalahan di
sekitarnya.
2. TAHAP PELAKSANAAN PS
a. Memetakan kondisi eksisting - Kajian sebaran Jumlah penduduk,
terkait dengan acaman - Kajian jaringan jalan, sungai, saluran air bersih,
bencana (Peta Rona awal) - Kajian kepemilikan dan penggunaan lahan
- Kajian permukiman, fasos, fasum
Semua hasil kajian dimasukan kedalam peta dasar menjadi
peta tematik sesuai isu yang dikaji.
b. Memetakan risiko bencana - Mengkaji jenis ancaman (kemungkinan terjadi dan catatan
eksisting. besaran dampak yang pernah terjadi)
- Mengkaji kerentanan (sosial, ekonomi dan lingkungan).
- Mengkaji kapasitas (ada aturan bersama dan lembaga
penangulangan bencana, peringatan dini, kesiapsiagaan
bencana, dsb).
Semua hasil kajian dimasukan kedalam peta dasar menjadi
peta tematik sesuai isu kajian
3. LOKAKARYA PS KELURAHAN
Perlengkapan Pendukung Untuk mempermudah proses, hasil rumusan ditulis pada
selembar kertas besar mengenai:
Berbagai masalah dan potensi yang terkumpul dari kajian–
kajian yang sudah dilakukan dari setiap dusun terdiri dari:
grafik–grafik dan bagan–bagan yang sudah dihasilkan; matrik
permasalahan, potensi dan usulan pemecahan masalah; serta
pohon permasalahan.
Menyiapkan Hasil Kajian dalam bentuk visual peta:
- Peta–peta tematik (sebaran Jumlah penduduk, jaringan
jalan, sungai, saluran air bersih, kepemilikan dan
penggunaan lahan, permukiman, fasos, fasum)
- Peta risiko bencana (peta ancaman, kerentanan, dan peta
kapasitas).
Peta tematik ini sebaiknya disertai dengan hasil kajian dalam
bentuk matrik permasalahan, potensi dan usulan pemecahan
masalah;
Pelaksanaan lokakarya - Penyajian seluruh hasil PS dan bila ada tambahan untuk

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 15


No. Tahapan Kegiatan Keluaran
penyempurnaan
- Pengorganisasian masalah untuk melihat hubungan sebab
akibat dari masalah – masalah yang sudah ditemukan
dalam PS (akar pohon masalah) dengan potensi.
- Penandatanganan Berita Acara Kesepakatan
- Penjelasan kegiatan berikutnya yaitu Review PJM
Pronangkis .
Sosialisasi hasil PS - Peta rona eksisting
- Peta risiko bencana
- Daftar permasalahan
- Daftar potensi
- Usulan pemecahan masalah
- Rencana kegiatan berikutnya

2.2.3 Review PJM Pronangkis


PJM dan Renta Pronangkis sebagai dokumen perencanaan pembangunan
dikelurahan/desa diharapkan telah mempertimbangkan upaya pengurangan
risiko bencana. Apabila diperlukan masyarakat dapat melakukan review PJM
Pronangkis dengan penajaman pada kajian terhadap risiko bencana (kajian
terhadap ancaman, kerentanan dan kapasitas) dan kebutuhan yang
mengakomodir upaya pengurangan risiko bencana.
a. Tujuan :
Melakukan review PJM dan Renta Pronangkis yang berbasis PRB-BK.
b. Keluaran :
- Dokumen PJM Pronangkis kelurahan/ desa yang telah mempertimbangkan
upaya pengurangan risiko bencana.
- Kesepakatan-kesepakatan prioritas program atau Renta Pronangkis yang
berbasis PRB-BK
c. Pelaksana :
TAPP, TIPP, BKM/LKM dan difasilitasi Tim Fasilitator.
d. Langkah Pelaksanaan :
- Mengidentifikasi lokasi dan kegiatan pada kawasan rawan bencana di
dalam PJM Pronangkis.
- Mengkompilasi kajian terhadap risiko bencana (ancaman, kerentanan dan
kapasitas) pada kawasan rawan bencana ke dalam PJM Pronangkis.
- Mengintegrasikan kegiatan PRB-BK kedalam PJM Pronangkis.
- Menyusun dan menyepakati kegiatan prioritas didalam Renta Pronangkis
yang berbasis PRB-BK.

2.2.4 Penyusunan Rencana Tindak Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas


(RTPRB-BK)

16 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


Kegiatan penyusunan Rencana Tindak Pengurangan Risiko Bencana Berbasis
Komunitas (RTPRB-BK) merupakan rangkaian proses kegiatan mulai tahap
persiapan sampai tahap perencanaan, termasuk didalamnya diantaranya :
a. Skenario PRB-BK,
b. Rancangan Rencana Aksi PRB-BK,
c. Rencana Kontinjensi.

2.2.4.1 Analisis Risiko Bencana


Langkah pelaksanaan dalam menentukan skenario PRB-BK adalah melakukan
kajian/analisis yang lebih mendalam terhadap risiko bencana (meliputi analisis
terhadap ancaman, kerentanan dan kapasitas).

a. Tujuan :
Menentukan tingkat risiko bencana yang disusun berdasarkan hasil kajian
terhadap ancaman, kerentanan dan kapasitas.
b. Keluaran :
- Tingkat risiko dan peta risiko bencana yang ada pada suatu kawasan.
c. Prasyarat umum :
1. Metode pengkajian yang diterapkan pada analisis/kajian risiko bencana
PRB-BK, dengan memperhatikan metode pengkajian yang diterapkan
oleh BNPB, prasyarat umum kajian risiko bencana, adalah :
- Peta rona (kondisi eksisting)
- Data/informasi jumlah jiwa terpapar bencana (jiwa)
- Data/informasi nilai kerugian dan kerusakan lingkungan (dalam
rupiah)
- Menggunakan 3 kelas interval tingkat risiko yaitu tingkat risiko tinggi,
sedang dan rendah.
2. Komponen Indeks Ancaman, Kerentanan dan Kapasitas dengan
pendekatan pada ketentuan yang terdapat pada Peraturan Kepala
(Perka) BNPB No. 2 Tahun 2012, tentang Pedoman Umum Pengkajian
Risiko Bencana. (sebagai contoh hanya menyebutkan untuk jenis
ancaman gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor, untuk jenis
bencana lain dapat dilihat pada Perka tersebut).
Dari langkah sebelumnya yaitu PS, data dan informasi yang didapat
digunakan untuk bahan kajian lebih mendalam menentukan tingkat risiko
bencana, dimana sebelumnya data dan informasi tersebut telah
dikonsultasikan kepada tim teknis/instansi terkait (BPBD) dan lembaga lain
terkait dengan penanggulangan bencana seperti Universitas, LSM, dll. Hasil
konsultasi memberikan masukan dan melengkapi data/informasi yang ada
sehingga layak di jadikan bahan kajian yang lebih dalam.
d. Pelaku :
TAPP, TIPP dan difasilitasi oleh Tim Fasilitator

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 17


e. Pelaksanaan kajian :
Pendekatan dalam melakukan analisis risiko bencana adalah dengan
menggunakan rumusan sebagai berikut :
(Logika/rumus Risiko Bencana) :

Risiko Bencana = Ancaman x Kerentanan/ Kapasitas

f. Langkah-langkah pelaksanaan :

Tabel. 6 : Langkah Pelaksanaan Analisis Risiko Bencana


No. Tahapan Kegiatan Keluaran
1. Menyusun data dan informasi dari  Data dan informasi dibagi menurut komponen
hasil PS mengenai komponen ancaman, kerentanan dan kapasitas.
ancaman, kerentanan dan  Peta tematik tentang ancaman, kerentanan dan
kapasitas. kapasitas.
 Menyiapkan komponen indeks ancaman, kerentanan
dan kapasitas dengan memperhatikan indeks secara
nasional yang disusun oleh BNPB.
Data dan informasi diperoleh dari hasil PS sebelumnya.
2. Melakukan konsultasi data dan Data dan informasi tentang ancaman, kerentanan dan
informasi hasil PS dengan tim kapasitas hasil dari PS sudah dikonsultasikan dan
teknis/instansi terkait (BPBD) atau mendapat masukan danperbaikan dari pihak tim teknis/
universitas. instansi terkait (BPBD) atau universitas.
3. Melakukan kajian terhadap - TAPP, TIPP, BKM dan difasilitasi oleh fasilitator
komponen ancaman, kerentanan bersama-sama melakukan kajian.
dan kapasitas. - Draft pembahasan hasil kajian (indeks ancaman,
kerentanan dan kapasitas).
- Tingkat atau indeks ancaman, kerentanan dan
kapasitas (rendah, sedang atau tinggi).
- Tingkat risiko bencana pada kawasan
- Peta risiko bencana
Dokumen kajian dan peta risiko bencana disusun dan
disempurnakan bentuknya oleh TAPP sebagai dokumen
hasil kajian risiko bencana. (contoh peta lampiran 1.6c)

i) Kajian Ancaman
Kajian ancaman disusun berdasarkan dua komponen utama yaitu :
- Kemungkinan terjadi suatu ancaman,
- Catatan besaran dampak bencana yang pernah terjadi.
Kajian ancaman menggunakan data dan catatan sejarah kejadian bencana
yang pernah terjadi pada suatu daerah.
Langkah pelaksanaan :

18 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


- Perlihatkan peta rawan bencana dari BPBD kota/propinsi yang
menunjukkan zona aman dan zona bahaya sebagai dasar untuk melihat
peta ancaman diwilayah kelurahan/desa
- Dengan menggunakan peta rawan bencana tersebut diskusikan bersama
untuk menggali informasi dari peserta data kejadian, cerita kejadian dari
masyarakat, observasi lapangan bersama, dan data potensi ancaman dari
instansi pemerintah sebagai sumber dan bahan diskusi.
- Semua informasi kemudian dituangkan di dalam peta dalam bentuk arsir
atau tanda tertentu dengan cakupan wilayah ancaman.
- Kumpulkan hasil-hasil diskusi kedalam kelompok komponen ancaman/
bahaya sesuai tingkat indeksnya.

Komponen dan indikator untuk menghitung indeks ancaman bencana dapat


dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 7 : Komponen Indeks Ancaman


Ancama Tingkat Indeks Bobot Bahan
No. Komponen
n Rendah Sedang Tinggi Total Rujukan
1. Gempa 1. Peta bahaya Panduan dari
bumi gempa Badan
(pga value (pga value (pga value Geologi
2. Peta Zonasi 100 %
<0,250) 0,250 - 0,70) > 0,70) Nasional-
Gempa Bumi 2010
ESDM
(divalidasi denga
data kejadian)
2. Tsunami Peta Estimasi/ Panduan dari
ketinggian Badan
genangan Geologi
< 1m 1–3m >3m 100 %
Tsunami/ Peta Nasional-
bahaya Tsunami ESDM dan
BMKG
3. Banjir Peta zonasi daerah Panduan dari
rawan banjir Kementerian
< 1m 1–3m >3m 100 %
(divalidasi dengan PU,BMKG dan
data kejadian) Bakosurtanal
4. Tanah Peta bahaya Zona Zona Panduan dari
Longsor gerakan tanah gerakan gerakan Badan
Zona gerakan
(divalidasi dengan tanah tanah 100 % Geologi
tanah rendah
data kejadian) sedang tinggi Nasional-
ESDM
Contoh peta dan indeks kajian ancaman dapat dilihat pada lampiran 1.6a.

ii. Kajian Kerentanan


Kajian kerentanan dibagi dalam kerentanan sosial, ekonomi, fisik dan
lingkungan. Indikator yang digunakan dalam analisis kerentanan terutama
adalah informasi keterpaparan.
Langkah pelaksanaan :

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 19


- Dengan menggunakan peta ancaman yang dibuat sebelumnya peserta
mendiskusikan kerentanan pada masing-masing aspek tersebut diatas.
- Hasil diskusi dituliskan secara terpisah dan dimasukkan kedalam peta
ancaman yang sudah ada.

a. Kerentanan sosial :
Indikator yang digunakan untuk kerentanan sosial adalah kepadatan
penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat, rasio
kelompok umur. Nilai bobot Indeks kerentanan sosial adalah 40%, yang
diperoleh dari rata-rata bobot kepadatan penduduk (60%) dan kelompok
rentan (40%) yang terdiri dari rasio jenis kelamin (10%), rasio kemiskinan
(10%), rasio orang cacat (10%) dan kelompok umur (10%).
Tabel. 8 : Komponen Indeks Kerentanan Sosial (40%)
Tingkat Indeks Bobot Bahan
No. Ancaman Komponen
Rendah Sedang Tinggi Total Rujukan
1. Gempa 1. Kepadatan penduduk1) < 500 jiwa/ 500-1000 > 1000 60 % Podes,
bumi km2 jiwa/km2 jiwa/km2 Susenas dan
Land use.
2. Kelompok rentan : Podes,
- Rasio jenis kelamin2) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 % Susenas dan
Land use.
- Rasio kemiskinan 3)
< 20 % 20 – 40% >40 % 10 %
- Rasio orang cacat4) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 %
- Rasio kelompok umur5) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 %
2. Tsunami 1. Kepadatan penduduk1) < 500 500-1000 > 1000 60 % Podes,
jiwa/km2 jiwa/km2 jiwa/km2 Susenas dan
Land use.
2. Kelompok rentan : Podes,
- Rasio jenis kelamin 2) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 % Susenas dan
Land use.
- Rasio kemiskinan) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 %
- Rasio orang cacat4) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 %
- Rasio kelompok umur 5)
< 20 % 20 – 40% >40 % 10 %
1)
3. Banjir 1. Kepadatan penduduk < 500 500-1000 > 1000 60 % Podes,
jiwa/km2 jiwa/km2 jiwa/km2 Susenas dan
Land use.
2. Kelompok rentan : Podes,
- Rasio jenis kelamin2) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 % Susenas dan
- Rasio kemiskinan) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 % Land use.
- Rasio orang cacat 4)
< 20 % 20 – 40% >40 % 10 %
- Rasio kelompok umur5) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 %
4. Tanah 1. Kepadatan penduduk1) < 500 500-1000 > 1000 60 % Podes,
Longsor jiwa/km2 jiwa/km2 jiwa/km2 Susenas dan
Land use.
2. Kelompok rentan : < 20 % 20 – 40% >40 % 10 % Podes,
- Rasio jenis kelamin2) Susenas dan

20 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


No. Ancaman Komponen Tingkat Indeks Bobot Bahan
Rendah Total Rujukan
Sedang Tinggi

- Rasio kemiskinan3) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 % Land use.


- Rasio orang cacat 4)
< 20 % 20 – 40% >40 % 10 %
- Rasio kelompok umur5) < 20 % 20 – 40% >40 % 10 %

Keterangan :
1) Kepadatan penduduk yang dimaksud adalah jumlah peduduk dalam satu
wilayah dibagi luas wilayahnya (jiwa/km2).
2) Rasio jenis kelamin adalah jumlah perbandingan jumlah penduduk perempuan
terhadap jumlah penduduk (dalam persen).
3) Rasio kemiskinan adalah perbandingan jumlah penduduk miskin terhadap
jumlah peduduk (dalam persen).
4) Rasio orang cacat adalah perbandingan jumlah orang yang cacat terhadap
jumlah penduduk (dalam persen)
5) Rasio kelompok umur adalah perbandingan jumlah penduduk usia belum
produktif (usia 0-14 thn) ditambah jumlah penduduk tidak produktif (usia 65 thn keatas)
terhadap jumlah penduduk usia produktif (usia 15-65 thn) dalam persen.

b. Kerentanan Ekonomi, Fisik dan Lingkungan


Kerentanan ekonomi meliputi komponen ekonomi, fisik dan lingkungan.
Komponen-komponen ini dihitung berdasarkan indikator-indikator berbeda
tergantung pada jenis ancaman bencana. Nilai Indeks kerentanan ekonomi,
fisik dan lingkungan adalah 60%. Indeks ini dapat dipetakan pada peta
ancaman yang disusun.

Tabel. 9 : Komponen Indeks kerentanan Ekonomi, Fisik dan Lingkungan (60%)


Tingkat Indeks Bobot Bahan
No. Ancaman Komponen
Rendah Sedang Tinggi Total Rujukan
1. Gempa Ekonomi (dalam Rp)bobot 30 %
bumi 1. Luas lahan < Rp 50 jt Rp 50 jt – 200 jt >Rp 200 jt 100 % Land use/
Produktif kecamatan
dalam angka
Fisik (dalam Rp) bobot 30 %
1. Rumah < Rp 400 jt Rp 400 jt – 800 jt >Rp 800 jt 33,3 % Podes
2. Fas. Umum < Rp 500 jt Rp 500 jt - 1 M >Rp 1 M 33,3 %
3. Fas. Sosial < Rp 500 jt Rp 500 jt - 1 M >Rp 1 M 33,3 %
Lingkungan (ha) bobot 0 %
2. Tsunami Ekonomi (dalam Rp)bobot 25 %
1. Luas lahan < Rp 50 jt Rp 50 jt – 200 jt >Rp 200 jt 100 % Land use/
Produktif kecamatan
dalam angka
Fisik (dalam Rp) bobot 25 %
1. Rumah < Rp 400 jt Rp 400 jt - 800 jt >Rp 800 jt 33,3 % Podes

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 21


Tingkat Indeks Bobot Bahan
No. Ancaman Komponen
Rendah Sedang Tinggi Total Rujukan
2. Fas. Umum < Rp 500 jt Rp 500 jt - 1 M >Rp 1 M 33,3 %
3. Fas. Sosial < Rp 500 jt Rp 500 jt - 1 M >Rp 1 M 33,3 %
Lingkungan (ha) bobot 10 %

1. Hutan Lindung < 20 ha 20 -50 ha > 50 ha 40 % Land use/


< 25 ha 25 -75 ha > 75 ha 40 % kecamatan
2. Hutan alam
dalam angka
3. Hutan Bakau/ < 10 ha 10 - 30 ha > 30 ha 10 %
mangrove
4. Semak belukar < 10 ha 10 -30 ha > 30 ha 10 %
3. Banjir Ekonomi (dalam Rp) bobot 25 %
1. Luas lahan < Rp 50 jt Rp 50 jt – 200 jt >Rp 200 jt 100 % Land use/
Produktif kecamatan
dalam angka
Fisik (dalam Rp) bobot 25 %
1. Rumah < Rp 400 jt Rp 400 jt - 800 jt >Rp 800 jt 33,3 % Podes
2. Fas. Umum < Rp 500 jt Rp 500 jt - 1 M >Rp 1 M 33,3 %

3. Fas. Sosial < Rp 500 jt Rp 500 jt - 1 M >Rp 1 M 33,3 %


Lingkungan (ha) bobot 10 %
1. Hutan Lindung < 20 ha 20 -50 ha > 50 ha 40 % Land use/
< 25 ha 25 -75 ha > 75 ha 40 % kecamatan
2. Hutan alam
dalam angka
3. Hutan Bakau/ < 10 ha 10 - 30 ha > 30 ha 10 %
mangrove
4. Semak belukar < 10 ha 10 -30 ha > 30 ha 10 %
4. Tanah Ekonomi (dalam Rp) bobot 25 %
Longsor 1. Luas lahan < Rp 50 jt Rp 50 jt – 200 jt > Rp 200 jt 100 % Land use/
Produktif kecamatan
dalam angka
Fisik (dalam Rp) bobot 25 %
1. Rumah < Rp 400 jt Rp 400 jt - 800 jt > Rp 800 jt 33,3 % Podes
2. Fas. Umum < Rp 500 jt Rp 500 jt - 1 M > Rp 1 M 33,3 %
3. Fas. Sosial < Rp 500 jt Rp 500 jt - 1 M > Rp 1 M 33,3 %
Lingkungan (ha) bobot 10 %
1. Hutan Lindung < 20 ha 20 -50 ha > 50 ha 40 % Land use/
< 25 ha 25 -75 ha > 75 ha 40 % kecamatan
2. Hutan alam
dalam angka
3. Hutan Bakau/ < 10 ha 10 - 30 ha > 30 ha 10 %
mangrove
4. Semak belukar < 10 ha 10 -30 ha > 30 ha 10 %
Keterangan :
Komponen ekonomi dan komponen fisik yang diperkirakan mengalami kerugian dampak
bencana dikonversi kedalam nilai rupiah (Rp).

iii. Kajian Kapasitas


Yang dimaksud dengan kapasitas adalah :

22 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


- sumber daya manusia (relawan terlatih, petugas kesehatan, pengetahuan
kebencanaan)
- Sumber daya keuangan (misalnya dana siaga bencana).
- Sumber daya fisik (kenderaan, peralatan, tanggul banjir, pemecah
gelombang, drainase yang baik, sistem peringatan dini, jalur dan tempat
evakuasi, dll)
- Sumber daya sosial (kelompok/organisasi sosial dan pemerintah, lembaga
ekonomi kelurahan, dll)

Analisis kapasitas ini menggunakan basis kelurahan/desa karena sumber


daya yang ada bisa dimobilisasi untuk upaya pengurangan risiko bencana.
Data dari pemerintah dan instansi terkait (BPBD) akan sangat membantu
proses analisis bersama masyarakat.
Berdasarkan pengukuran indikator pencapaian ketahanan atau kapasitas
suatu daerah maka dapat membagi tingkat kapasitas kedalam 5 tingkatan,
yaitu :
- Level 1, (kapasitas sangat rendah) : Kelurahan/Daerah telah memiliki
pencapaian-pencapaian kecil dalam upaya PRB dengan melaksanakan
beberapa tindakan maju dalam rencana-rencana atau kebijakan upaya
PRB.
- Level 2, (kapasitas rendah) : Kelurahan/Daerah telah melaksanakan
beberapa tindakan PRB dengan pencapaian-pencapaian yang masih
bersifat sporadis yang disebabkan belum adanya komitmen kelembagaan
dan/atau kebijakan sistematis.
- Level 3, (kapasitas sedang) : Komitmen pemerintah dan beberapa
kelompok/organisasi tekait PRB di suatu daerah telah tercapai dan
didukung dengan kebijakan sistematis, namun capaian yang diperoleh
dengan komitmen dan kebijakan tersebut dinilai belum menyeluruh
hingga masih belum cukup berarti untuk mengurangi dampak negatif dari
bencana.
- Level 4, (kapasitas tinggi) : Dengan dukungan komitmen serta kebijakan
yang menyeluruh dalam PRB disuatu daerah telah memperoleh capaian-
capaian yang berhasil, namun diakui ada masih keterbatasan dalam
komitmen, sumberdaya finansial ataupun kapasitas operasional dalam
pelaksanaan upaya pengurangan risiko bencana di daerah tersebut.
- Level 5, (kapasitas sangat tinggi) : Capaian komprehensif telah dicapai
dengan komitmen dan sumberdaya yang memadai disemua tingkat
komunitas dan jenjang pemerintahan.
Langkah pelaksanaan :
- Peserta melakukan diskusi untuk mengidentifikasi empat aspek sumber
daya/kapasitas diatas yang terdapat dikelurahan/desa.
- Identifikasi aspek sumber daya tersebut berdasarkan kondisi saat ini.

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 23


- Ajaklah peserta membahas sumber daya yang ada dikelurahan/desa dan
berikan penilaian pencapaian kapasitas berdasarkan tingkat/level seperti
disebutkan diatas.
Hubungan tingkat kapasitas kelurahan/desa dengan indeks kapasitas terlihat
pada tabel dibawah ini.

Tabel. 10 : Komponen Indeks Kapasitas


Bobot Sumber
Tingkat Indeks
No. Bencana Komponen Terukur Total data
Rendah Sedang Tinggi
1 Seluruh 1. Aturan dan
Bencana Kelembagaan.
2. Sumber daya
keuangan yang dapat
digunankan untuk Tingkat
Tingkat Tingkat FGD
PRB. ketahanan
ketahanan ketahanan 100 % pelaku
1-2
3. Sistem peringatan 3 4–5 PRB-BK
komponen
dini, jalur dan komponen komponen
tempat evakuasi.
4. Kelompok sosial dan
relawan terlatih.
5. Pembangunan
Kesiapsiagaan telah
ada pada seluruh lini.

iv. Penilaian Tingkat Risiko Bencana


Menentukan tingkatan ancaman bencana pada masing-masing jenis bencana
dengan tingkatan terendah adalah 1, sedang 2 dan tinggi 3 (dari hasil analisis
ancaman/bahaya). Selanjutnya menentukan tingkatan kerentanan dan
kapasitas dengan nilai tingkatan 1 untuk tingkat rendah, 2 untuk tingkat
sedang dan 3 untuk tingkatan tinggi. Apabila sudah ditentukan besaran
masing-masing tingkatan maka dikalikan keduanya kemudian dibagi dengan
tingkat kapasitas. Hasil perkalian (skor) yang terendah adalah 1 dan yang
tertinggi adalah 9.
Dari rumus tersebut akan diperoleh nilai sebagai berikut :
Tabel. 11 : Tingkat Risiko Bencana
Tingkatan Risiko
Skor/Nilai Keterangan
Bencana
7 s/d 9 Tinggi Semakin tinggi total skor/ nilai resiko
4 s/d 6 Sedang bencana, maka semakin tinggi prioritas
penanganannya.
1 s/d 3 Rendah

24 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


Hasil penilaian risiko bencana disusun seperti contoh pada tabel dibawah ini
dan digambarkan pada peta risiko bencana lampiran – 1.6c

Tabel. 12 : Contoh Penilaian Risiko Bencana


Tingkat Indeks
Jenis Tingkat Risiko
Lokasi Kerentana
Ancaman Ancaman Kapasitas Bencana
n
Longsor RW01, RW 05 3 2 1 6 (sedang)
RW02, RW 04 3 3 1 9 (tinggi)
Dan seterusnya .......!

2.2.4.2 Analisis Skenario PRB-BK


Skenario pengurangan risiko bencana adalah upaya untuk menurunkan tingkat
risiko bencana atau bahkan menghilangkan risiko bencana yang akan terjadi
dengan menurunkan tingkat kerentanan dan menaikkan kapasitas. Skenario
pengurangan bencana disusun berdasarkan tingkat risiko bencana.
a. Tujuan :
Menyusun skenario PRB-BK atau rencana kegiatan dalam upaya pengurangan
risiko bencana.
b. Keluaran :
- Rancangan skenario PRB-BK (contoh tabel.14)
c. Pelaksana :
- TAPP, TIPP, BKM/LKM dan difasilitasi oleh Tim Fasilitator.
d. Peserta :
- Relawan dan kelompok peduli, kaum perempuan, kelompok rentan dan
lainnya.
e. Langkah Pelaksanaan :
Tabel. 13 : Langkah pelaksanaan Analisis Skenario PRB-BK
No. Tahapan Kegiatan Keluaran
1. Pengumpulan data dan informasi - Tim menggunakan data dan informasi hasil kajian
hasil-hasil kajian. risiko bencana,
- Peta rona (kondisi eksisting) skala 1:5000 atau skala
1 : 1000.
2. Analisis Skenario PRB. - Identifikasi kawasan/lokasi ancaman, kerentanan, fisik
lingkungan terkait dengan upaya pengurangan risiko
bencana
- Rencana pengurangan risiko bencana yang terdiri dari
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan.
- Peta rancangan skenario PRB .

Tabel. 14 : Contoh Analisis Skenario PRB-BK

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 25


Jenis Kerentanan Bentuk Penanganan/PRB
Lokasi Bentuk Risiko
Ancaman yang dimiliki Pencegahan Mitigasi Kesiapsiagaan
Longsor RW 01, Sosial Korban Tidak Larangan Membuat jalur - Simulasi
RW 05, manusia memiliki mendirikan evakuasi, longsor,
RW 04. pengetahuan bangunan dilokasi menutup celah - Membuat SOP,
mengenai rawan longsor. tanah, drainase, - Membuat
gejala dan dll rambu-rambu
cara peringatan
menghindari rawan longsor
longsor
Ekonomi Sawah Lokasi Larangan menebang Sistem
tidak bisa didaerah pohon terasering,
-
diolah rawan relokasi saluran
lagi. irigasi, dll.
Fisik Rumah Berdiri - Larangan Relokasi, lokasi
rusak dilokasi mendirikan baru,
rawan bangunan membangun
-
longsor - Tidak memberikan tembok penahan
IMB dilokasi rawan tanah, dll
bencana.
Jalan Lokasi Membangun
tertutup didaerah drainase,
rawan membangun
tembok penahan
- -
tanah,
mengurangi
kemiringan
tebing.
Lingkungan Tebing Kemiringan - Larangan menggali -Menurunkan
curam lahan tebing kemiringan
dan tebing,
gundul -Menghijaukan -
lahan gundul
dengan tanaman
keras.
Dan seterusnya........! - -

2.2.4.3 Penyusunan Rencana Aksi PRB-BK


Rencana Aksi PRB-BK merupakan rencana tindak yang disusun oleh masyarakat
sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana untuk meredam
ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas.
a. Tujuan :
Menyusun kegiatan rencana aksi PRB-BK.
b. Keluaran :

26 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


- Rancangan rencana aksi PRB-BK yang disusun berdasarkan analisis skenario
PRB-BK. (contoh tabel. 16)
- Rencana kegiatan prioritas PRB-BK (contoh tabel.17)
- Peta rencana kegiatan prioritas PRB-BK.
c. Pelaksana :
TAPP, TIPP, BKM/LKM dan difasilitasi Tim Fasilitator.
d. Peserta :
Masyarakat, relawan siaga bencana dan kelompok peduli, kaum perempuan,
kelompok rentan dan lainnya.
e. Langkah pelaksanaan :

Tabel. 15 : Langkah pelaksanaan Penyusunan Rencana Aksi PRB-BK


No. Tahapan Kegiatan Keluaran
1. Pengumpulan data/ informasi - Rancangan skenario PRB
dan rancangan skenario PRB. - Peta rona (kondisi eksisting)
2. Penyusunan Rancangan - Rancangan rencana aksi PRB-BK dengan
Rencana Aksi PRB-BK. keterlibatan para pelaku.
- Rencana Kegiatan prioritas PRB-BK
- Peta rancangan rencana aksi PRB-BK

Contoh Rancangan Rencana Aksi PRB-BK dapat dilihat pada tabel. 16, dibawah
ini.

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 27


28 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)
2.2.4.4 Penetapan Lokasi Dan Perencanaan Kegiatan Prioritas.
Setelah tersusun rencana aksi pengurangan risiko bencana ditingkat kelurahan,
maka langkah selanjutnya adalah mengundang warga untuk mengadakan
rembug dalam menentukan dan menyepakati lokasi dan kegiatan prioritas
kegiatan prioritas.
a. Tujuan :
Menetapkan dan menyepakati lokasi dan rencana kegiatan prioritas PRB-
BM
b. Keluaran
- Lokasi dan rencana kegiatan prioritas PRB-BM
- Peta rencana kegiatan prioritas PRB-BM.
c. Pelaksana
Aparat kelurahan/desa, TAPP, TIPP, BKM/LKM dan difasilitasi Tim
Fasilitator.
d. Peserta
Masyarakat, relawaan siaga bencana dan kelompok peduli, kaum
perempuan, kelompok rentan dan lainnya.
e. Langkah pelaksanaan
Tabel. 17 : Langkah pelaksanaan Penyusunan Rencana Aksi PRB-BM
No. Tahapan Kegiatan Keluaran
1. Paparan hasil kajian tingkat - Peserta mengetahui tingkat risiko bencana
risiko bencana. disetiap lokasi rawan bencana.
2. Paparan skenario dan rencana - Peserta mengetahui rencana upaya pengurangan
aksi PRB risiko bencana dan para pihak penanggungjawab
atau pemegang peranan.
3. - Penetapan lokasi prioritas - Sebelum melakukan rembug-rembug TAPP
PRB-BM. memberikan penjelasan kepada warga dalam
menentukan lokasi prioritas berdasarkan
kajian/penilaian tingkat risiko bencana.
- Penyelenggaraan rembug - Melaluirembug warga kelompok perempuan,
kelompok perempuan membuat dan menyepakati usulan lokasi
prioritas PRB-BM.
- Rembug warga penetapan - Usulan hasil kesepakatan kelompok perempuan
lokasi prioritas PRB-BM menjadi pertimbangan dalam penetapan lokasi
prioritas PRB-BM.
- Adanya kesepakatan bersama dalam penetapan
lokasi prioritas PRB-BM.
4. Perencanaan kegiatan prioritas - Menyusun rencana kegiatan prioritas PRB-BM
PRB-BM. (pilihan tindakan, besaran dan sumber dana yang
dibutuhkan dan tahun pelaksanaan) Tabel.18
- Peta rencana kegiatan prioritas PRB-BM

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 29


30 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)
2.2.4.5 Rencana Kontinjensi

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 31


Rencana Kontinjensi adalah rencana yang disusun untuk menghadapi suatu
situasi krisis yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi dapat pula tidak terjadi.
Rencana kontinjensi berupaya mengidentifikasi kemungkinan kejadian bencana
beserta dampaknya bagi masyarakat dan membangun kesepakatan bersama
untuk membagi tanggung jawab dalam menghadapinya, serta keputusan tentang
mobilisasi sumber daya yang akan dilakukan. Rencana kontinjensi dapat
dilakukan dengan menyusun prosedur tetap (Protap) dalam menghadapi situasi
krisis suatu bencana. Protap disusun untuk tiap satu jenis ancaman atau
bencana.
a. Tujuan :
Menyusun prosedur tetap (Protap) dalam menghadapi situasi krisis suatu
bencana.
b. Keluaran :
Prosedur tetap (protap) dalam menghadapi bencana.
c. Pelaksana :
TAPP, TIPP, BKM/LKM, Aparat Kelurahan dan difasilitasi Tim Fasilitator
d. Langkah pelaksanaan :
- Mengidentifikasi kemungkinan kejadian bencana dan dampaknya
- Mengidentifikasi sumber daya yang ada antara lain :
 sumber manusia (relawan terlatih, petugas kesehatan, aparatur
pemerintahan, dll)
 Sumber daya fisik (peralatan, sistem peringatan dini, dll)
 Sumber daya keuangan (dana siaga bencana, dll)
 Sumber daya sosial (kelompok sosial masyarakat dan pemerintah, serta
lembaga ekonomi desa, dll)
- Membangun kesepakatan untuk membagi tanggungjawab dan keputusan
memobilisasi sumber daya.
- Melibatkan seluruh potensi sumber daya yang ada ditingkat kelurahan
dalam pelaksanaan prosedur tetap (Protap)
- Menyusun prosedur tetap (Protap) di tingkat masyarakat, yang
menjelaskan tentang :
 Kapan sesuatu dilakukan,
 Apa yang hendak di lakukan,
 Siapa yang melakukannya dan
 Bagaimana melakukannya.
- Memasukkan Protap kedalam sistem legalisasi yang berlaku di tingkat
kelurahan dan disyahkan oleh Lurah/Kepala Desa. (Protap hanya
digunakan untuk satu jenis bencana)
- Melaksanakan Protap dengan segera setelah ada tanda-tanda awal
(kemungkinan) akan terjadi bencana.

2.2.4.6 Penyusunan Draft Dokumen RTPRB

32 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


Dokumen RTPRB adalah dokumen yang memuat diskripsi, tabel-tabel dan peta
(kondisi eksisting, analisis dan konsep rencana) pada tahap perencanaan kegiatan
PRB-BK.
a. Tujuan :
- Menyusun dokumen hasil proses perencanaan RTPRB.
- Menyiapkan dokumen sesuai standar pelaporan
b. Keluaran :
- Dokumen RTPRB beserta lampirannya
c. Pelaksana :
- TAPP, TIPP dan Tim Fasilitator
d. Langkah Pelaksanaan :
- TIPP & TAPP mengumpulkan seluruh data dari proses awal sampai akhir
pada tahap perencanaan kegiatan PRB-BK.
- Mengkompilasi data-data proses penyusunan RTPRB (peta, tabel, sketsa,
dll).
- Data-data tersebut disusun secara berurutan dan terstruktur menjadi
laporan dokumen RTPRB.
e. Isi Dokumen Draft RTPRB :
Dokumen RTPRB memuat berbagai hal seperti dalam draft outline, sebagai
berikut :
1. Pendahuluan, terdiri dari :
Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup.
2. Gambaran Umum Wilayah
3. Penilaian Risiko Bencana :
- Analisis Ancaman,
- Analisis Kerentanan
- Analisis Kapasitas
- Tingkat Risiko Bencana
4. Rancangan Skenario PRB
5. Rancangan Rencana Aksi Pengurangan Risiko Bencana
6. Rancangan kegiatan Prioritas
7. Rencana Kontinjensi
8. Lampiran-lampiran :
- Orientasi kelurahan/desa terhadap kota/kabupaten
- Rona Awal Wilayah Desa/ Kelurahan
- Kawasan Rawan Bencana
- Tata Guna Lahan
- Jaringan Prasarana Dan Utilitas
- Peta Risiko Bencana
- Peta Rencana Aksi PRB-BK
- Draft Aturan bersama

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 33


2.3 Konsultasi Publik Antar Kelurahan (Lokakarya Tingkat Kecamatan)
a. Tujuan :
Saling tukar informasi dan sosialisasi kegiatan PRB-BK yang disusun pada
RTPRB kepada kelurahan/desa yang ada disekitarnya.
b. Keluaran :
Sosialisasi RTPRB kelurahan/desa.
c. Pelaksana :
Camat, TIPP, TAPP, BKM/LKM, Fasilitator dan Korkot/Askorkot
d. Peserta :
- Aparat kelurahan, tokoh masyarakat, relawan dan kelompok peduli lainnya.
- Perangkat sekolah mitra PRB-BK (komite sekolah, guru ataupun murid)
- Aparat kelurahan, BKM/LKM, tokoh masyarakat dan kelompok peduli
lainnya dari kelurahan/desa tetangga.
e. Langkah Pelaksanaan :
- Mengundang masyarakat kelurahan/desa tetangga .
- Mensosialisasikan/paparan draft RTPRB
- Merumuskan saran dan masukan dalam penyusunan RTPRB

2.4 Konsultasi dengan Pemerintah Daerah/ Instansi terkait


Konsultasi dengan dinas/instansi terkait dilingkungan Pemerintah
Kota/kabupaten dilakukan setelah hasil pelaksanaan musyawarah antar
kelurahan/desa, konsultasi ini dilakukan dengan maksud untuk mengintegrasikan
RTPRB yang disusun oleh masyarakat dengan perencananaan yang telah/akan
dibuat oleh Pemerintah Kota/Kab. selain itu juga untuk mendapatkan masukan
dan umpan balik dalam penyusunan RTPRB atau sebaliknya RTPRB dapat
memberikan masukan terhadap program kegiatan kepada Pemerintah
Kota/Kabupaten.
a. Tujuan :
- Mengkonsultasikan draft dokumen RTPRB
- Saling tukar informasi program kegiatan yang ada di Pemerintah Daerah
dan kegiatan RTPRB.
- Upaya mensinkronkan program kegiatan Pemerintah Daerah dan kegiatan
RTPRB.
- Mendapatkan masukan dari Pemerintah Daerah sebagai umpan balik
penyusunan RTPRB.
b. Keluaran :
- Rumusan hasil-hasil konsultasi
c. Pelaksana :
- TAPP, TIPP, BKM dan difasilitasi tim Fasilitator, Askorkot/ Korkot.
d. Peserta :
- Tim Teknis, Aparat Pemda (Dinas/Instansi terkait)

34 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


- Lembaga terkait dengan penanggulangan bencana (BPBD, Universitas atau
LSM).
- Kelompok peduli lainnya.
e. Langkah Pelaksanaan :
- TAPP & TIPP menyiapkan draft dokumen RTPRB
- Pemaparan draft RTPRB oleh TAPP dihadapan peserta.
- Menghimpun tanggapan Pemda terhadap draft RTPRB termasuk didalamya
rencana kegiatan proritas, tahun pelaksanaan dan pendistribusian
pendanaan kegiatan.
- Merumuskan hasil Konsultasi.
- Masukan dan umpan balik penyempurnaan draft RTPRB.

2.5 Pengesahan Dokumen RTPRB


Draft Dokumen RTPRB yang telah direvisi berdasarkan hasil konsultasi dengan
Pemerintah Daerah ditetapkan ditandatangani oleh BKM/LKM dan Lurah /Kepala
Desa dan dan pihak-pihak terkait. Selanjutnya Dokumen ini akan diserahkan
kepada Pemerintah Daerah sebagai dokumen pembangunan kelurahan/desa.
a. Tujuan :
Memiliki kekuatan hukum sebagai dokumen RTPRB yang dapat digunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaaan rencana kegiatan PRB-BK di
kelurahan/desa terkait.
b. Keluaran :
Dokumen RTPRB yang sudah ditandatangani BKM/LKM dan Lurah/Kepala
Desa.
c. Pelaksana :
TAPP, TIPP, BKM/LKM dan difasilitasi Tim Fasilitator.
d. Peserta :
- Kepala Desa,
- Tim Teknis.
- Pihak-pihak terkait
e. Langkah Pelaksanaan
- Menyiapkan Dokumen RTPRB yang sudah direvisi berdasarkan hasil-hasil
konsultasi.
- Dokumen dicetak sesuai kebutuhan dan ditandatangi oleh BKM/LKM dan
Lurah/Kepala Desa.
- Dokumen yang sudah ditandatangani di tingkat Kelurahan/desa diserahkan
ke Tim Teknis untuk diketahui.

2.6 Sosialisasi RTPRB


Sosialisasi kegiatan PRB-BK dilakukan dalam rangka mensosialisasikan kepada
masyarakat luas terhadap RTPRB termasuk didalamnya rencana kegiatan
prioritas PRB-BK.
a. Tujuan :

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 35


Memberikan kesempatan kepada warga untuk membangun kepedulian
terhadap kegiatan RTPRB.
b. Keluaran :
- Masyarakat mengetahui kegiatan RTPRB.
c. Pelaksana :
- TAPP, TIPP, BKM/LKM, Fasilitator.
d. Peserta :
- Warga kelurahan/desa sasaran
- Perangkat sekolah mitra PRB-BK (komite sekolah, guru ataupun murid)
- Relawan dan kelompok peduli lainnya.
e. Langkah Pelaksanaan :
i. Hasil-hasil penyusunan dokumen RTPRB dipubikasikan secara terbuka.
ii. Dokumen RTPRB diumumkan secara terbuka pada lokasi-lokasi yang
startegis dari tingkat kelurahan hingga RW/RT sehingga memudahkan
warga masyarakat untuk mengetahuinya atau diinformasikan pada
kelompok-kelompok masyarakat (pengajian, arisan, dsb).
iii. Publikasi bisa melalui bazar pembangunan tingkat kelurahan atau
kecamatan.

36 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 37
BAB III
TAHAP PEMBANGUNAN

Pelaksanaan pembangunan bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam upaya


menurunkan risiko bencana atau mencegah terjadinya risiko bencana yaitu melalui
penurunan kerentanan dan meningkatkan kapasitas.
Dengan menggunakan dana yang tersedia di masyarakat, pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan rencana kegiatan prioritas yang terdapat pada dokumen RTPRB.

38 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


Masyarakat dikelurahan/desa percontohan PRB-BK terpilih mendapat dana BLM sebesar
Rp 500 juta yang digunakan untuk peningkatan kapasitas dan dukungan proses
perencanaan partisipatif sebesar Rp 25 juta, honor TAPP sebesar Rp 25 juta, BOP
BKM/LKM sebesar Rp 10 juta dan sisa dana BLM sebesar Rp. 440 juta digunakan untuk
pembangunan kegiatan prioritas dalam RTPRB-BK (lihat Pedoman Teknis PRB-BK)
dengan masa pelaksanaan pembangunan sampai akhir tahun 2014.
3.1 Pengembangan KSM
Pelaksanaan pembangunan dan kegiatan prioritas akan dilakukan oleh masyarakat
yang diorganisasikan melalui KSM, baik KSM yang sudah ada atau membentuk baru.
Anggota KSM meliputi :
a. Seluruh warga dilokasi kegiatan prioritas.
b. Bersedia melaksanakan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah/program;
c. Memiliki/menyepakati aturan main bersama;
d. Bersedia melaksanakan perencanaan teknis dan pembangunan fisik kegiatan
prioritas sesuai ketentuan yang dipersyaratkan program;
Anggota KSM dapat dibantu oleh relawan dalam mendukung penyenggaraan
pembangunan.
Langkah-langkah pembentukan KSM baru :
a. Persiapan :
Relawan-relawan dengan difasilitasi BKM/LKM bersama Pemerintah
Kelurahan/Desa/Nagari, melakukan persiapan pelaksanaan pertemuan,
selanjutnya mengundang warga (semua pihak terwakili) untuk melakukan
Rembug Pembentukan KSM, khususnya seluruh warga yang terdapat dilokasi
kegiatan prioritas.
b. Rembug/Pertemuan :
- Melalui rembug dijelaskan konsep pembentukan KSM, meliputi : pentingnya
dibentuk, apa tujuannya, siapa saja yang boleh menjadi anggotanya dan apa
saja tugas/kegiatan yang akan dilakukan;
- Setelah peserta menyepakati konsep pembentukan KSM, selanjutnya
anggota-anggotanya merumuskan aturan main yang disepakati bersama,
seperti : tujuan, bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan,
bagaimana mekanisme pemecahan masalah kelompok, seberapa sering
pertemuan rutin diadakan, siapa yang duduk dalam kepengurusan KSM, Apa
tugas dan tanggungjawab pengurus tersebut.
c. Membuat Berita Acara Pembentukan KSM dengan melampirkan kesepakatan
aturan main bersama.
3.2 Penyusunan Proposal
Proposal kegiatan PRB-BK mencakup hal sebagai berikut :
No. Isi Proposal Kode Format
1. Usulan Kegiatan F-1
2. Surat Pernyataan Kontribusi Lahan F-2

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 39


3. Daftar Calon Tenaga Kerja TK-1
4. Kesepakatan Swadaya Masyarakat F-3
5. Kesepakatan Harga Satuan Upah, Bahan Dan Peralatan. RAB-1
Gambar Rencana (Situasi, Denah & Tampak, Potongan dan
6. F-Gbr
gambar Detail)
7. Dokumentasi/Photo 0 % (Kondisi Awal) F-Photo
8. Penilaian Terhadap Daftar Kegiatan Terlarang (Negative List) F-4
9. Daftar Uji Identifikasi Dampak Lingkungan F-5
10. Daftar Volume Pekerjaan RAB-2
11. Rencana Anggaran Biaya (RAB) RAB-4
12. Jadwal Pelaksanaan F-6
13. Daftar Rencana Pengadaan Bahan/Material F-7
14. Struktur Organisasi Pelaksana F-8
Surat Pernyataan Kesanggupan UPL dalam pelaksanaan
15. F-9
Operasional & Pemeliharaan (O&P) Prasarana.
Contoh format-format proposal dapat dilihat pada Lampiran – 1.10.

3.3 Pembangunan Prasarana Prioritas


Pembangunan kegiatan prioritas mengikuti ketentuan pokok pembangunan
prasarana/infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan sebagai berikut :
i. Pembentukan tim Organisasi Pengelola & Pemelihara
- Pembentukan organisasi Pengelola ini dilakukan sejak awal persiapan
pelaksanaan kegiatan. Jadi tidak dibentuk setelah pekerjaan fisik selesai.
Pendekatan ini diharapkan dapat memunculkan “kesadaran dan rasa
tanggungjawab” bagi KSM untuk memelihara sarana dan prasarana yang telah
dibangunnya sehingga dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan
dan lestari. Selain itu juga diharapkan agar tim pengelola yang dipilih sejak
awal dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan pembangunan sehingga
setelah pekerjaan selesai masyarakat/tim pengelola sudah siap melaksanakan
pemeliharaan.
- Penyelenggaraan penyiapan organisasi pemanfaat dan pemeliharaan ini
dilakukan oleh KSM dan difasilitasi oleh pihak BKM/UPL, Konsultan,
Lurah/Kepala Desa.
ii. Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Kegiatan (MP2K)
a. Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi disingkat MP2K adalah
merupakan rapat/musyawarah warga dalam rangka persiapan pelaksanaan
kegiatan prasarana. Jadi rapat ini diselenggarakan sesegera mungkin sebelum
dimulainya kegiatan pembangunan prasarana. Penyelenggara kegiatan MP2K
ini adalah UPL (dengan difasilitasi oleh Fasilitator) dan dihadiri oleh seluruh
pihak KSM yang akan melaksanakan pembangunan kegiatan prioritas
diwilayahnya.
b. Forum ini ditujukan untuk membahas dan mengetahui sejauh mana
persiapan-persiapan yang telah dilakukan KSM serta untuk memberikan

40 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


penjelasan-penjelasan dan penyepakatan hal-hal yang menyangkut teknis
maupun administrasi dalam rangka pelaksanaan pembangunan prasarana.
Jadi pada forum ini juga pihak KSM dapat melakukan konsultasi terkait hal-
hal yang belum dipahami baik teknis maupun administrasi kegiatan.
iii. Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan
a. Sebelum kegiatan fisik dimulai, KSM harus membuat dan memasang papan
nama kegiatan/sub-proyek pada tempat strategis dilokasi kegiatan. Papan
nama ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan transparansi
kegiatan serta wajib terpasang selama kegiatan pembangunan prasarana
berlangsung.
b. informasi yang perlu tercantum dalam papan nama proyek ini antara lain :
wilayah administratif kegiatan (kelurahan, kecamatan & kabupaten); nama
BKM penanggung jawab kegiatan; jenis/nama kegiatan; volume kegiatan;
biaya kegiatan (swadaya, BLM dan total); waktu pelaksanaan; lokasi kegiatan;
nama KSM pelaksana.
iv. Pelaksanaan kegiatan pembangunan
Pelaksanaan kegiatan pembangunan adalah serangkaian pelaksanaan kegiatan
pembangunan sarana & prasarana yang direncanakan. Dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana tersebut, harus diperhatikan kesesuaian dari
spesifikasi teknis (persyaratan teknis) sarana dan prasarana yang lebih aman dan
berkualitas baik sehingga benar-benar dapat dimanfaatkan dengan baik.
Untuk menjaga capaian hasil pekerjaan tetap berkualitas baik sesuai dengan
persyaratan teknis yang berlaku maka pelaksanaan kegiatan pembangunan
sarana & prasarana oleh KSM dapat dilakukan selain dengan cara gotong-royong
juga dapat dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga yang lebih
mampu, khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan teknologi yang rumit/sulit
atau tidak mampu ditangani oleh masyarakat sendiri.
v. Sertifikasi/Pemeriksaan Kegiatan
Sertifikasi disini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tim untuk memeriksa
dan menilai capaian kualitas dan pemanfaatan dari sarana & prasarana yang
telah dibangun oleh KSM.
Untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan benar-benar telah memenuhi
ketentuan-ketentuan program dan teknis (kualitas baik dan bermanfaat) maka
konsultan, khususnya tenaga-tenaga infrastruktur bersama UPL harus melakukan
sertifikasi atau penilaian kegiatan tersebut.

vi. Pelaporan Kemajuan Kegiatan


Laporan kemajuan kegiatan yang telah dicapai/dihasilkan oleh KSM dibuat setiap
akhir pelaksanaan dua mingguan. Laporan ini dibuat minimal 3 rangkap, masing-
masing rangkap disampaikan untuk UPL, Faskel dan arsip KSM.
Hal-hal yang dilaporkan adalah :
a. Kemajuan Fisik Pekerjaan, yang telah dicapai dari keseluruhan kegiatan.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat berdasarkan tiap bagian pekerjaan

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 41


dan dihitung bobot atau persentasenya terhadap hasil akhir keseluruhan
pekerjaan.
b. Realisasi dana, adalah besarnya dana yang telah terealisasi (pencairan BLM,
realisasi swadaya dan realisasi dana lain-lain (bila ada));
c. Realisasi penggunaan dana BLM dan penggunaan swadaya, yaitu realisasi
penggunaan dana BLM dan realisasi swadaya untuk kegiatan konstruksi
(dirinci untuk komponen upah, bahan, alat, administrasi dan konsumsi);
d. Realisasi tenaga kerja, adalah realisasi penggunaan tenaga kerja baik dari
sumber dana BLM maupun Swadaya (jumlah HOK, Jumlah Tenaga Kerja
(L/P).
vii. Laporan Akhir atau Pertanggungjawaban Kegiatan
Laporan akhir atau pertanggungjawaban kegiatan KSM merupakan laporan yang
dibuat oleh KSM setelah pekerjaan selesai (setelah dibuat Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan/BAP2, termasuk telah dilakukan perbaikan pekerjaan bila
ada). Laporan ini sekaligus menjadi laporan dua mingguan terakhir pelaksanaan
kegiatan. Jadi pada periode terakhir pelaksanaan kegiatan, KSM tidak perlu
membuat laporan dua mingguan terakhir lagi, melainkan langsung membuat
Laporan Akhir.
Adapun cakupan laporan akhir ini adalah juga cakupan laporan laporan dua
mingguan terakhir ditambah 2 (dua) substansi, yaitu (1). Realisasi Usulan Kegiatan
dan (2). Rincian Realisasi Penggunaan Dana BLM dan Swadaya sejak awal sampai
akhir pelaksanaan kegiatan, termasuk dokumentasi/photo.
3.4 Latihan Penanggulangan Bencana
Merupakan salah satu metoda belajar dengan melaksanakan kegiatan yang telah
dipelajari sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis
serta koordinasi dilapangan yang lebih baik bagi seluruh unsur/pelaku
penanggulangan bencana dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana
yang akan terjadi.
Pada tahap kegiatan ini Relawan Masyarakat Siaga Bencana harus diberi penguatan
terhadap peran dan tugas masing-masing. Relawan dibagi dalam beberapa
kelompok kerja sesuai dengan jenis penanggulangan bencana yang dihadapi.
Penyelenggaraan latihan penanggulangan bencana Relawan Masyarakat Siaga
Bencana melalui BKM harus berkordinasi dengan pemerintah kota/kabupaten atau
instansi terkait untuk mensinergikan peran dan tugas masing-masing unsur/pelaku
penanggulangan bencana ditingkat kota/kabupaten, Kecamatan dan
Kelurahan/desa bersama dengan masyarakat. Selengkapnya tentang
penyelenggaraan latihan penanggulangan bencana dapat dilihat pada Lampiran-1.9.

3.5 Evaluasi Hasil Pelaksanaan PRB-BK


Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan PRB-BK apakah sesuai dengan yang
diharapakan didalam pedoman teknis akan dilakukan evaluasi dan penilaian
terhadap hasil-hasil pencapaian, salah satunya melalui kegiatan lokakarya di tingkat
kelurahan dan kabupaten/kota.

42 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


3.5.1 Lokakarya Review (Tkt Provinsi dan Kota/Kabupaten)
a. Tujuan :
Mensosialisasikan capaian kegiatan PRB-BK
b. Keluaran
- Tersosialisasikannya capaian kegiatan di tingkat Provinsi dan Tingkat
kota/kabupaten.
- Mendapatkan masukan perbaikan penyelenggaraan kegiatan PRBBK.
c. Pelaksana
- Tingkat Provinsi, Satker PBL, Pemda Provinsi dan difasilitasi oleh
KMW/OSP.
- Tingkat Kota/kabupaten, Pemda Kota/Kabupaten, Satker PBL Provinsi dan
difasilitasi oleh KMW dan Korkot.
d. Peserta
- Para pemangku kepentingan/stakeholder di Provinsi,
- Para pemangku kepentingan/stakeholder di Tingkat Kota/Kabupaten
e. Langkah kegiatan
Langkah-langkah pelaksanaan lokakarya ini akan diatur kemudian pada
Kerangka Acuan Kerja (KAK) pelaksanaan Lokakarya.
3.5.2 Lokakarya Akhir
Lokakarya akhir akan dilaksanakan ditingkat nasional dan ditingkat
Kota/kabupaten. Pelaksanaan lokakarya tingkat kota/kabupaten memberikan
masukan dalam pembahasan secara nasional pada lokakarya ditingkat nasional.
a. Tujuan
Mensosialisasikan hasil akhir pelaksanaan kegiatan PRB-BK
b. Keluaran :
- Peserta mengetahui dan memahami capaian hasil akhir pelaksanaan
kegiatan PRB-BK
- Rencana tindak keberlanjutan penyelenggaraan kegiatan PRB-BK.
c. Pelaksana
- Di tingkat Nasional adalah PMU PNPM Mandiri Perkotaan dan difasilitasi
oleh KMP.
- Di tingkat Kota/Kabupaten, Pemda Kota/Kabupaten, Satker PBL Provinsi
dan difasilitasi oleh KMW/OSP dan Korkot.
d. Peserta
- Para pemangku kepentingan/stakeholder di Provinsi.
- Para pemangku kepentingan/stakeholder di Tingkat Kota/Kabupaten dan
kecamatan.
e. Langkah kegiatan
Langkah-langkah pelaksanaan lokakarya ini akan diatur kemudian pada
Kerangka Acuan Kerja (KAK) pelaksanaan Lokakarya.

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 43


LAMPIRAN-LAMPIRAN

I. PERENCANAAN PARTISIPATIF PRB-BK


1. Lampiran – 1.1 Catatan Proses Hasil FGD Tingkat Klp. Komunitas

44 PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK)


2. Lampiran – 1.2 Catatan Proses Hasil FGD Tingkat Kelurahan
3. Lampiran – 1.3 Contoh Peta Rona Awal (kondisi eksisting)
4. Lampiran – 1.4 Contoh Analisis Tingkat Risiko Bencana
5. Lampiran – 1.5 Contoh Analisis Skenario Bencana
6. Lampiran – 1.6 Contoh Peta Analisis Risiko Bencana
7. Lampiran – 1.7 Contoh Tabel Rancangan Rencana Aksi PRB-BK
8. Lampiran – 1.8 Contoh Tabel Kegiatan Prioritas PRB-BK
9. Lampiran – 1.9 Pelaksanaan Latihan Penanggulangan Bencana
10. Lampiran – 1.10 Format Proposal Kegiatan

II. KELENGKAPAN ADMINISTRASI PRB-BK


1. Lampiran – 2.1 Lembar verifikasi Dokumen Pencairan BLM PRB-BK di
Perkotaan
2. Lampiran – 2.2 Berita Acara Rembug Kesepakatan Warga
3. Lampiran – 2.3 Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB)
4. Lampiran – 2.4 Surat Permohonan Pembayaran (SPP) BLM
5. Lampiran – 2.5 Kuitansi Bukti Pembayaran
6. Lampiran – 2.6 Berita Acara Penarikan/ Penggunaan Dana (BAPPD)
7. Lampiran – 2.7 Surat Pernyataan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (SPKPK)
8. Lampiran – 2.8 Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) Akhir
9. Lampiran – 2.9 Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD-L) PRB-
BK
10. Lampiran – 2.10 Sertifikasi Infrastruktur
11. Lampiran – 2.11 Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan (SP3)
12. Lampiran – 2.12 Laporan Pertanggungjawaban KSM/Panitia
13. Lampiran – 2.13 Administrasi Keuangan KSM/Panitia
14. Lampiran – 2.14 Suplemen Buku PRB-BK tentang Pengelolaan Keuangan
Kegiatan PRB-BK.

PETUNJUK TEKNIS Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) 45

Anda mungkin juga menyukai