Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KUANTITATIF VITAMIN C DALAM INJEKSI

WHITENING MENGGUNAKAN METODE


SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
Nurrahmi Arny, Aristha Novyra Putri, Lisa Andina

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru


Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat Telp. (0511)4783717 Kel. Sei Besar Kec.
Banjarbaru Selatan Kode Pos 70714
nurrahmiarny@yahoo.com

ABSTRAK

Vitamin C berbentuk kristal kuning keputihan larut dalam air dan memiliki
sifat sebagai antioksidan. Antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau
mencegah proses oksidasi. Zat antioksidan bermanfaat bagi kesehatan kulit yaitu
untuk mencegah penuaan dini. Perkembangan dunia medis dalam hal kecantikan
menemukan bahwa vitamin C dapat disuntikkan langsung pada tubuh untuk
mengatasi masalah kesehatan dan kecantikan. Dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kadar vitamin C dalam sediaan injeksi whitening menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis. Sampel yang dianalisis yaitu sediaan injeksi
whitening. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kurva kalibrasi dengan
persamaan linier y = 0,0049 x + 0,0155 dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar
0,9957. Hasil analisis data untuk kadar vitamin C dalam injeksi whitening sampel
A sebesar 4,71%, sampel B sebesar 5,32 %, sampel C sebesar 3,09 %, sampel D
sebesar 1,27 %, dan sampel E sebesar 2,48 %. Dari hasil tersebut, menunjukkan
bahwa kadar vitamin C dalam sediaan injeksi whitening lebih kecil dibandingkan
dengan kadar vitamin C dalam label sediaan.

Kata kunci: Vitamin C, Asam askorbat, Injeksi whitening, Antioksidan,


Spektrofotometri UV-VIS.

ABSTRACT

Vitamin C is a yellow crystalline dissolved in water and has properties as


an antioxidant. Antioxidants were substances that can delay or prevent the
oxidation process. The beneficial of antioxidants to skin health was to prevented
premature aging. The development of the medical world in terms of beauty found
that vitamin C can be injected directly on the body to overcome health and beauty
problems. This studied aim to determine the levels of vitamin C in the whitening
injection products using UV-Vis spectrophotometry method. Based on the
research, calibration curve of linear equation y = 0,0049 x + 0,0155 with
correlation coefficient value (r) equal to 0,9957, respectively. Result of analysis
for vitamin C content in whitening injection of sample A equal to 4,71%, sample B
equal to 5,32%, sample C equal to 3,09%, sample D equal to 1,27%, and sample

1
E equal 2,48% . From these results, showed that vitamin C levels in the injection
of whitening injection was smaller than the vitamin C content in the dosage label.

Keywords: Vitamin C, Ascorbic Acid, Injection whitening, Antioxidant, UV-VIS


Spectrophotometry.

I. PENDAHULUAN (descriptive). Sedangkan desain


penelitian yang digunakan adalah
Perkembangan dunia medis dalam desain penelitian observasional.
hal kecantikan menemukan bahwa
vitamin C dapat disuntikkan langsung Pada penelitian ini, populasi yang
pada tubuh untuk mengatasi masalah diambil adalah sediaan injeksi
kesehatan dan kecantikan. Suntik whitening yang dijual di Toko
vitamin C ini banyak dilakukan agar Kosmetik pasar Bauntung Banjarbaru
mendapatkan kulit putih bersih dan dengan menggunakan teknik
sehat dalam waktu yang cepat. purposive sampling.
Didalam tubuh, vitamin C berperan
penting dalam meningkatkan sintesis A. Pembuatan larutan induk
kolagen yang berperan dalam vitamin C 100 ppm
penyusunan jaringan kulit serta dapat Asam askorbat ditimbang
menetralkan radikal bebas yang sebanyak 50 mg kemudian
menumpuk didalam tubuh (Safaryani, dimasukkan ke dalam labu ukur
2007). 500 mL dan dilarutkan dengan
Kadar vitamin C dapat akuades sampai tanda batas
diidentifikasi dengan menggunakan (Wardani, 2012).
metode spektrofotometri, yaitu
merupakan suatu metode analisa B. Penentuan panjang gelombang
berdasarkan pengukuran serapan sinar maksimum larutan vitamin C
monokromatis pada panjang Dipipet 1 mL larutan vitamin
gelombang spesifik menggunakan C 100 ppm dan dimasukkan
sebuah sumber cahaya polikromatis kedalam labu ukur 50 mL
yang dilewatkan pada sebuah (konsentrasi 2 ppm). Lalu
monokromator prisma dan kisi ditambahkan akuades sampai tanda
difraksi yang diposisikan secara tetap batas dan dihomogenkan. Diukur
untuk menghasilkan cahaya serapan maksimum pada panjang
monokromatis (Harini, 2012). gelombang 200 – 400 nm dengan
menggunakan blanko akuades
(Karinda, 2013).
II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan C. Pembuatan kurva kalibrasi


adalah jenis penelitian deskriptif

2
Dipipet larutan vitamin C 100 pada rentang panjang gelombang 200-
ppm kedalam labu ukur 50 mL 400 nm. Panjang gelombang
masing-masing sebesar 2 mL, 4 maksimum untuk larutan standar
mL, 6 mL, 8 mL (4 ppm, 8 ppm, vitamin C didapat sebesar 265 nm
12 ppm, 16 ppm). Kemudian (Auterhoff, 2002). Setelah didapatkan
ditambahkan akuades hingga tanda hasil panjang gelombang maksimum,
batas lalu dihomogenkan, lalu tahap berikutnya dilakukan penentuan
diukur serapannya pada panjang kurva kalibrasi dengan cara mengukur
gelombang maksimum yang serapan larutan standar asam askorbat
diperoleh (Karinda, 2013). dengan berbagai konsentrasi
menggunakan panjang gelombang
D. Penentuan kadar sampel maksimum.

Injeksi whitening diambil Kurva Kalibrasi Asam Askorbat


larutannya sebanyak 1 mL, 0.1
masukkan ke dalam labu ukur 100 y = 0,0049x + 0,0155
0.08 R² = 0,9957
mL lalu ditambahkan akuades
Absorbansi

sampai tanda batas kemudian 0.06


dihomogenkan. Selanjutnya diukur 0.04
serapannya pada panjang
0.02
gelombang maksimum yang
didapat. Setiap penentuan kadar 0
0 5 10 15 20
sampel dilakukan replikasi
Konsentrasi (ppm)
sebanyak 2 kali (Karinda, 2013).
Gambar 1 Persamaan linier untuk
vitamin C
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Dapat dilihat pada gambar 4 diatas,


Laboratorium Kimia Analisis Sekolah didapatkan kurva kalibrasi dengan
Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo persamaan linier y = 0,0049 x +
Lestari Banjarbaru. Penelitian ini 0,0155 dengan nilai koefisien korelasi
bertujuan untuk mengetahui kadar (r) sebesar 0,9957. Dalam suatu
vitamin C dalam sediaan injeksi metode analisis yang baik diharapkan
whitening yang beredar di Toko nilai koefisien korelasi mendekati 1
Kosmetik Pasar Bauntung atau diatas 0,995. Nilai koefisien
Banjarbaru. Tahap awal penelitian korelasi yang tinggi menunjukkan
analisis kadar sampel sediaan injeksi hubungan yang linier antara sinyal
whitening dimulai dengan detektor yang terukur dengan jumlah
menentukan panjang gelombang asam askorbat (Wulandari, 2007).
maksimum. Panjang gelombang Tahap berikutnya dilakukan preparasi
maksimum dilakukan pengukuran sampel, sampel yang digunakan
terhadap larutan standar vitamin C sebanyak lima sampel, setelah sampel

3
terkumpul kemudian dilakukan sehingga dalam hal ini dapat
analisis kadar vitamin C dengan cara dikatakan bahwa menurunnya kadar
mengukur serapannya pada panjang vitamin C tidak dikarenakan faktor
gelombang maksimum dan dihitung pH karena penggunaannya langsung
kadarnya dengan persamaan linier untuk satu kali injeksi. Larutan
yang telah didapatkan. vitamin C paling stabil pada pH
Tabel 1 Hasil penelitian analisa dibawah 4. Faktor lainnya yang dapat
data kadar asam askorbat dalam mempengaruhi penurunan kadar
injeksi whitening vitamin C adalah expired date dimana
produk obat yang mendekati expired
date kadar obat sudah tidak berada
dalam rentang yang dipersyaratkan.
Pada gambar 5 diatas terlihat bahwa
konsentrasi vitamin C terbanyak pada
sampel B dengan expired date pada
Persentase Vitamin C dalam
bulan Januari 2019. Sedangkan
Injeksi Whitening
% Vitamin C dalam
Injeksi Whitening

5.32% kosentrasi vitamin C terkecil pada


6.00% 4.71%
3.09% 2.48% sampel D yaitu 1,27% dengan expired
4.00%
1.27% date pada bulan Mei 2019. Sehingga
2.00%
0.00%
menurunnya kadar vitamin C pada
A B C D E sampel injeksi whitening tidak
Sampel disebabkan karena faktor expired
date.
Gambar 5 Persentase vitamin C Salah satu faktor penyebab
dalam injeksi whitening ketidakstabilan vitamin C yaitu
karena penyimpanan sampel injeksi
Berdasarkan tabel 1 dan gambar 5 whitening yang dapat menyebabkan
diatas, dari lima sampel yang telah vitamin C teroksidasi dan terurai
dianalisis menunjukkan bahwa kadar menjadi asam L-dehidroaskorbat.
vitamin C didalam sediaan injeksi Proses oksidasi dapat dipercepat
whitening tidak sesuai dengan kadar dengan adanya cahaya dan panas.
yang tertulis pada label sediaan Sehingga pengemasan injeksi
dimana kadar yang didapatkan saat whitening terbuat dari ampul bahan
penelitian lebih kecil daripada kadar gelas berwarna coklat tua agar
yang tercantum pada label sediaan. terhindar dari paparan sinar. Pada
Penurunan kadar asam askorbat dapat sampel A dan B menggunakan wadah
disebabkan karena berbagai macam ampul berwarna coklat tua, sehingga
faktor yaitu suhu, pH, expired date pada hasil penelitian menunjukkan
dan penyimpanan (Triwitono, 2012). kadar vitamin C sebanyak 4,71% dan
Sampel sediaan injeksi whitening 5,32%. Sedangkan pada sampel C, D
menggunakan wadah ampul yang dan E menggunakan wadah ampul
merupakan wadah takaran tunggal berwarna terang sehingga pada hasil

4
penelitian menunjukkan penurunan Anwar E. Eksipien dalam sediaan
kadar dari vitamin C. Kerusakan dari farmasi : Karakterisasi dan
vitamin C dapat diperkecil dengan aplikasi. Dian Rakyat.
Jakarta. 2012.
cara pengemasan dan suhu
penyimpanan yang benar serta apabila Arsyad H. Prinsip Spektrofotometri
ingin melakukan pengukuran pada UV-Vis. Diakses tanggal 30
larutan vitamin C maka vitamin C Januari 2017.
tersebut harus selalu dipersiapkan
dalam kondisi yang baru dan Auterhoff, Harry & Karl-Artus
pengukuran harus dilakukan secepat Kovar. Identifikasi Obat.
ITB. Bandung. 2002.
mungkin.
Bengtsson BA, G. Johannsson, S.M
IV.KESIMPULAN Shalet, H. Simpson, P.H
Sonken. Treatment of
Dari lima sampel hasil penelitian growth hormone deficiency
analisis kadar vitamin C dalam injeksi in adults. J.Clin Endocrinol
whitening yang beredar di Toko Metabol 85 : 933-942.
Kosmetik Pasar Bauntung Banjarbaru 2000.
menunjukkan bahwa kadar vitamin C
didalam sediaan injeksi whitening Chen C, Sanhong Fan, Chen Li, Yu
Chong, Xin Tian, Jiwen
sampel A sebesar 47,14 mg, sampel B Zheng, Peter P.Fu,
sebesar 53,16 mg, sampel C sebesar Xiumeni Jiang, Wayne G.
30,865 mg, sampel D sebesar 12,734 Warmer & Jun-jie Yin.
mg, dan sampel E sebesar 24,845 mg. Platinum nanoparticles
inhibit antioxidant effects
of vitamin C via ascorbate
oxidase-mimetic activity.
DAFTAR PUSTAKA Journal of Materials
Chemistry B. Issue 48.
Adam F., Thiam S.C., & Yahya, S. 2016.
Bio-template Synthesis of
Silica-Ruthenium Catalyst Day RA, & Underwood AL. Analisis
of Benzylation of Toluene. Kimia Kuantitatif.
Journal of Physical Erlangga. Jakarta . 2001.
Science. Vol. 24. No. 1.
2013. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Farmakope
Anief, Moh. Ilmu meracik obat : Indonesia. Edisi IV. Jakarta
Teori dan praktik. Gadjah : Direktorat Jenderal
Mada University Press. Pengawasan Obat dan
Yogyakarta. 2004. Makanan. 1995.
Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Frei B, & Traber MG. The new US
Farmasi, Edisi Keempat. dietary reference intakes
UI-Press. Jakarta. 1989. for vitamins C and E.

5
Redox Report 6.1 : 5-9. https://septian77.wordpress
2001. .com/2011/05/19/fungsi-
vitamin-c-terhadap-
Gandjar IG, & Rohman A. Kimia kesehatan-kulit/ . Diakses
Farmasi Analisis. Pustaka pada tanggal 10 Maret
Pelajar. Yogyakarta. 2007. 2017.

Guyton AC, & JE. Hall. Buku Ajar Notoadmojo S. Metodologi penelitian
Fisiologi Kedokteran. Edisi kesehatan. Rineka Cipta.
9. EGC. Jakarta. 2007. Jakarta. 2010.

Harini BW. Aplikasi metode Rowe RC, Paul J Sheskey & Marian
spektrofotometri visibel E Quinn. Handbook of
untuk mengukur kadar Pharmaceutical Excipients.
Curcuminoid pada rimpang Ed VI. Pharmaceutical
kunyit (Curcuma Press and American
domestica). Prosiding Pharmacists Association.
Seminar Nasional Aplikasi London. 2009.
Sains & Teknologi (SNAST)
Periode III. ISSN : 1979- Safaryani N, Sri Haryanti & Endah
911X. 2012. Dwi Hastuti. Pengaruh
suhu dan lama
Hart H. Kimia Organik. Penerbit penyimpanan terhadap
Erlangga. Jakarta. 1987. penurunan kadar vitamin C
brokoli (Brassica oleracea
Karinda M, Fatimawali Fatimawali, L.). Buletin Anatomi dan
& Gayatri Citraningtyas. Fisiologi. Vol. XV. No. 2.
Perbandingan hasil 2007.
penetapan kadar vitamin C
mangga dodol dengan Sasmita BG. Analisis kandungan
menggunakan metode rhodamin B pada gulali
spektrofotometri UV-Vis yang dijual di sekolah dasar
dan iodometri. Pharmacon. wilayah banjarmasin
Vol. 2. No. 01. ISSN : tengah secara
2302-2493. 2013. spektrofotometri. Karya
Tulis Ilmiah. 2016.
Kumar S. Free radicals and
antioxidants : human and Tamat SR, Thamrin Wikanta & Lina
foos system. Adv. In Appl. S. Maulina. Aktivitas
Sci. Res. 2011. antioksidan dan toksisitas
senyawa bioaktif dari
Lehninger, AL. Dasar-dasar bikomia ekstrak rumput laut hijau
(Terjemahan). Erlangga. (Ulva reticulata Forsskal).
Jakarta. 1993. Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia. Vol. 5. No. 1.
Ningsih S. 2011. PT. Fungsi vitamin 2007.
C terhadap kesehatan kulit.
Diambil dari

6
Thurnham DI. Water soluble vitamin, Oxalate as a Stabilizer.
dalam Human Nutritions Department of Analytical
and Dietatic. Harcourt Chemistry. Faculty of
Publishers Limited. United Technology, University of
Kingdom. 2000. Tuzla, International
Journal of Basic & Applied
Triwitono, Priyanto. Stabilitas Sciences IJBAS-IJENS.
vitamin larut air selama Vol: 11.No: 02.2011:
pengolahan pangan bagian Bosnia and Herzegovina.
2. Power point. 2012.
Sudatri NW. Kadar kolagen kulit dan
Vogel. Kimia Dasar. Remaja Karya. tulang pada tikus betina
Bandung. 1985 usia 6 dan 12 bulan yang
disuplementasi dengan
Wardani LA. Validasi metode analisis somatotropin. Jurnal
dan penentuan kadar Biologi. 14.1. 2010.
vitamin C pada minuman
buah kemasan dengan
spektrofotometri UV-
Visible. Skripsi. 2012.

Whitney E. dan Rolfes SR.


Understanding Nutrition
(Tenth ed.). Wadsworth :
Thomson Wadsworth.
2005.

Wulandari, Niken. Validasi metode


spektrofotometri derivatif
ultraviolet untuk penentuan
reserpin dalam tablet obat.
Skripsi. 2007.

World Health Organization.


Toxicological evaluation of
some food addictives
including anticaking
agents, antimicrobials,
antioxidants, emulsifiers
and thickening agents.
2007.

Selimovic, Amra. Direct


Spectrophotometric
Determination of L-
Ascorbic acid in
Pharmaceutical
Preparations using Sodium

Anda mungkin juga menyukai