Anda di halaman 1dari 45

1.3.

Daftar Komponen dan Alat


1. Modul elektronika dasar
2. Multimeter
3. Penjepit buaya
4. Osiloskop
5. Mistar / penggaris
6. Pulpen / pensil

1.4 Cara Kerja


1.4.1 Memeriksa Keadaan Dioda
Gunakan alat ukur multimeter untuk memeriksa dioda yang ada. Pada
saat pengukuran R maju gunakan range yang paling kecil (ohm) dan range yang
besar untuk R mundur (10 K ohm), untuk multimeter analog. Pada multimeter
digital gunakan range untuk mengukur. Catat hasil pengukuran pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Pemeriksaan baik buruknya dioda


Resistansi Dioda Keadaan dioda
No Jenis dan tipe dioda Multimeter
Forward Reverse Baik Buruk

Dioda IN 4002 Analog


1
penyearah Ge IN34 Analog

Dioda 5,1 V Analog


2
zener 1 W 9V Analog

Red Analog
3 LED
Green Analog

Dioda
4 MV 2209 Analog
varaktor

1.4.2 Karakteristik V – I (dengan multimeter)


1. Buatlah rangkaian seperti gambar 1.35, untuk pengukuran Vd gunakan
multimeter digital dan Id dengan multimeter analog.
2. Atur Vs agar didapat harga seperti pada tabel 1.2 (untuk bias forward).
Dan harga Vd sesuai dengan tabel 1.3 (untuk bias reverse).
3. Lakukan untuk dioda Si, Ge, dan zener.
Gambar 1.35 Rangkaian dioda pada karakteristik V – I diukur dengn multimeter

Tabel 1.2 Pengukuran dioda pada karakteristik V–I (Forward) dengan multimeter
Bias forward Vd
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
Vs (V) IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID
(V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A)
0,0
0,1
0,2
0,5
1,0
1,5
2

Tabel 1.3 Pengukuran dioda pada karakteristik V–I (Reverse) dengan multimeter
Bias reverse Vd
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
Vs (V) IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID
(V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A)
0,0
0,1
0,2
0,5
1,0
1,5
2
1.4.3 Penyearah Setengah Gelombang
A. Menggunakan 1 dioda
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.36, untuk pengukuran
VRL dan IRL gunakan multimeter digital.
2. Hubungkan Vsi pada 18 Vrms, kemudian ukur besarnya IRL
(arus DC), dan VRL1 (tegangan DC), catat pada tabel 1.4
3. Hubungkan VSi pada 25 Vrms, kemudian ukur besarnya IRL1 (arus
DC), dan VRL (tegangan DC), catat pada tabel 1.4
4. Ulangilah langkah – langkah diatas untuk RL 10Ω 15W.
5. Catatlah hasil pengukuran anda pada tabel 1.4.

18

Gambar 1.36 Rangkaian dioda penyerah setengah gelombangdengan 1 dioda

Tabel 1.4 Pengukuran dioda penyearah setengah gelombang dengan 1 dioda


Pengukuran Perhitungan
Vp Vs Multimeter
RL
Rms Rms Digital IRL VRL PRL F
(15 W)
(V) (V) IRL Vp VRL Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 18 10 Ω
1.4.4 Penyearah Gelombang Penuh
A. Menggunakan 2 dioda
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.37
2. Kemudian isilah tabel 1.5 untuk RL 10Ω 15W

18

Gambar 1.37 Rangkaian dioda penyerah gelombang penuh dengan 2 dioda

Tabel 1.5 Pengukuran dioda penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda


Pengukuran Perhitungan
Vp Vs Multimeter
RL
Rms Rms Digital IRL VRL PRL F
(15 W)
(V) (V) IRL Vp VRL Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 18 10 Ω

B. Menggunakan 4 dioda
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.38
2. Kemudian isilah tabel 1.6, untuk RL 10Ω 15W

18

Gambar 1.38 Dioda penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda


Tabel 1.6 Pengukuran dioda penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda
Pengukuran Perhitungan
Vp Vs Multimeter
RL
Rms Rms Digital IRL VRL PRL F
(15 W)
(V) (V) IRc Vp VRc Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 18 10 Ω

1.4.5. Penyearah dengan filter RC


1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.39

Gambar 1.39 Penyearah dengan filter RC

2. Ukurlah besarnya Vo tanpa beban, VRL, IRL dan gambar VRL dan Vr,
untuk harga C = 1000μF
3. Kemudian isilah tabel yang telah disediakan.
4. Untuk mencari Ripple dapat menggunakan rumus:
Ripple x 100% …………….............(1.15)

5. Dan Untuk mencari tegangan regulsi dapat menggunakan rumus:


Vreg x 100% ………......………...(1.16)

Tabel 1.7 Pengukuran dioda penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda


Pengukuran Perhitungan
Vp Vs Multimeter
RL
Rms Rms Digital IRL VRL PRL F
(15 W)
(V) (V) IRc Vp VRc Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 18 10 Ω
1.5. Data Hasil Percobaan
1.5.1. Memeriksa Keadaan Dioda
Tabel 1.8 Pemeriksaan baik buruknya dioda
Keadaan
Resistansi Dioda
dioda
No Jenis dan tipe dioda Multimeter
Forward Reverse
Baik Buruk
(Ω) (Ω)

Dioda IN 4002 Analog 7,2 ∞  -


1
penyearah Ge IN34 Analog 7 ∞  -

Dioda zener 5,1 V Analog 7 ∞  -


2
1W 9V Analog 7 ∞  -

Red Analog 300 300 - 


3 LED
Green Analog 80 ∞  -

Dioda MV
4 Analog 7 ∞  -
varaktor 2209

1.5.2. Karakteristik V-I (Dengan Multimeter)


Tabel 1.9 Pengukuran dioda pada karakteristik V–I (Forward) dengan multimeter
Bias forward Vd
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
Vs IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
(V) VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID
(V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A)
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,1 0,1 0 0,1 0 0,1 0 0,1 0 0,1 0 0,1 0
0,2 0,2 0 0,2 0 0,2 0 0,2 0 0,2 0 0,2 0
0,5 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0
1,0 0,73 0,03 0,74 0,03 0,86 0,01 0,07 0 0,8 0,02 0,83 0,02
1,5 0,77 0,07 0,77 0,06 1,31 0,01 0,51 0 0,81 0,06 0,87 0,05
2 0,79 0,11 0,79 0,11 1,47 0,03 1,96 0,003 2,01 0,1 0,90 0,1
Tabel 1.10 Pengukuran dioda pada karakteristik V–I (Reverse) dengan multimeter
Bias reverse Vd
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
Vs IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
(V) VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID
(V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A)
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,1 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0

0,2 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0

0,5 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0

1,0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0

1,5 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0

2 -2 0 -2 0 -2 0 -2 0 -2 0 -2 0

1.5.3. Peneyarah Setengah Gelombang


A. Menggunakan 1 Dioda
Tabel 1.11 Pengukuran dioda penyearah setengah gelombang dengan 1 dioda
Pengukuran Perhitungan
Vp RL Vs Multimeter
Rms (15 W) Rms Digital IRL VRL PRL F
(V) (V) IRL Vp VRL Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 Ω 18 0,68 220 6,76 18 1,73 17,3 29,93 50

Gambar 1.40 Hasil Percobaan Dioda Penyearah Setengah

Gelombang dengan 1 Dioda


1.5.4. Penyearah Gelombang Penuh
A. Menggunakan 2 Dioda
Tabel 1.12 Pengukuran dioda penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda
Pengukuran Perhitungan
Vp RL Vs Multimeter
Rms (15 W) Rms Digital IRL VRL PRL F
(V) (V) IRL Vp VRL Vs A V W Hz
(A) (V) (V) V

220 10 Ω 18 1,31 220 13,1 18 1,78 17,79 31,64 100

Gambar 1.41 Hasil Percobaan Dioda Penyearah

Gelombang Penuh dengan 2 Dioda

B. Menggunakan 4 Dioda
Tabel 1.13 Pengukuran dioda penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda
Pengukuran Perhitungan
Vp Vs Multimeter
RL
Rms Rms Digital IRL VRL PRL F
(15 W)
(V) (V) IRL Vp VRL Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)

220 18 10 Ω 0,68 220 6,76 18 1,73 17,3 29,93 50,1


Gambar 1.42 Hasil percobaan penyearah gelombang penuh 4 dioda

1.5.5. Penyearah dengan Filter RC


Tabel 1.14 Pengukuran dioda penyearah gelombang penuh 4 dioda dengan filter RC
Pengukuran Perhitungan
Vp Vs RL Multimeter
Rms Rms (15 Digital IRL VRL PRL F
(V) (V) W) IRc Vp VRc Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)

220 18 10 Ω 0,67 220 6,67 18 1,73 17,3 29,93 50,1

Gambar 1.43 Hasil percobaan penyearah gelombang penuh 4 dioda Filter RC


1.6. Analisis Hasil Percobaan
1.6.1. Memeriksa Baik Buruknya Dioda
Agar dapat mengetahui keadaan baik buruknya dioda, dapat dilakukan
pengukuran terhadap dioda dengan menggunakan multimeter atau AVO meter.
Alat ini memiliki 2 kabel percabangan yang biasa disebut dengan probe. Pada
percobaan ini, AVO meter yang digunakan adalah AVO meter digital yang
nilainya akan muncul secara otomatis. Cara kerja pengukuran yaitu kabel probe
merah dihubungkan dengan kaki anoda, dan probe hitam dihubungkan dengan
kaki katoda, tata cara penyambungan ini dapat dikatakan sebagai Forward Bias,
maka AVO meter akan menampilkan nilai resistansi pada dioda. Selanjutnya
dengan cara mencoba prinsip Reverse Bias yang dimana penyambungan probe
pada kaki dioda itu dibalik (berlawanan), yaitu probe merah menyambung
dengan kaki katoda dan probe hitam menyambung dengan kaki anoda, maka
AVO meter menampilkan hasil yang bertuliskan “OL” atau bernilai tak terhingga.
Tabel 1.15 Hasil Pemeriksaan baik buruknya Dioda
Keadaan
Resistansi Dioda
dioda
No Jenis dan tipe dioda Multimeter
Forward Reverse
Baik Buruk
(Ω) (Ω)

Dioda IN 4002 Analog 7,2 ∞  -


1
penyearah Ge IN34 Analog 7 ∞  -

Dioda zener 5,1 V Analog 7 ∞  -


2
1W 9V Analog 7 ∞  -

Red Analog 300 300 - 


3 LED
Green Analog 80 ∞  -

Dioda MV
4 Analog 7 ∞  -
varaktor 2209
A. Dioda Penyearah
Berdasarkan percobaan pemeriksaaan keadaan baik buruknya dioda
penyearah, maka didapat hasil pemeriksaan yang dicantumkan pada table 1.16.
Tabel 1.16 Hasil pemeriksaan baik buruknya dioda penyearah
Keadaan
Resistansi Dioda
dioda
No Jenis dan tipe dioda Multimeter
Forward Reverse
Baik Buruk
(Ω) (Ω)

Dioda IN 4002 Analog 7,2 ∞  -


1
penyearah Ge IN34 Analog 7 ∞  -

Pada tabel 1.16 dapat dilihat hasil pengukuran dari dioda penyearah
dengan tipe IN 4002 dan Ge IN34 dimana pengukuran komponen menggunakan
mulitemeter yang menunjukan hasil dari resistansi dioda itu sendiri. Dapat dilihat
pada tipe IN 4002 memiliki nilai resistansi sebesar 7,2 Ω dan tipe Ge IN34
memiliki nilai resistansi sebesar 7 Ω pada keadaan forward bias dan nilai
resistansi pada keadaan reverse bias menunjukan nilai tak terhingga. Maka daria
hasil pengukuran yang ada pada tabel 1.16 dapat disimpulkan bahwa keadaan
dioda penyearah yaitu tipe IN 4002 dan Ge IN34 dalam keadaan baik.

B. Dioda Zener 1 W
Berdasarkan percobaan pemeriksaaan keadaan baik buruknya dioda
zener, maka didapat hasil pemeriksaan yang dicantumkan pada table 1.17.
Tabel 1.17 Hasil pemeriksaan baik buruknya dioda zener
Keadaan
Resistansi Dioda
dioda
No Jenis dan tipe dioda Multimeter
Forward Reverse
Baik Buruk
(Ω) (Ω)

Dioda zener 5,1 V Analog 7 ∞  -


2
1W 9V Analog 7 ∞  -
Pada tabel 1.17 dapat dilihat hasil pengukuran dari dioda zener dengan
tipe 5,1 V dan 9 V dimana pengukuran komponen menggunakan mulitemeter
yang menunjukan hasil dari resistansi dioda itu sendiri. Dapat dilihat pada dioda
zener 5,1 V memiliki nilai resistansi sebesar 7 Ω dan dioda zener 9 V memiliki
nilai resistansi yang sama, pada keadaan forward bias dan nilai resistansi pada
keadaan reverse bias menunjukan nilai tak terhingga. Maka dari itu, hasil
pengukuran yang ada pada tabel 1.17 dapat disimpulkan bahwa keadaan dioda
zener 5,1 V dan 9 V dalam keadaan baik.

C. LED
Berdasarkan percobaan pemeriksaaan keadaan baik buruknya LED,
maka didapat hasil pemeriksaan yang dicantumkan pada table 1.18.
Tabel 1.18 Hasil pemeriksaan baik buruknya LED
Keadaan
Resistansi Dioda
dioda
No Jenis dan tipe dioda Multimeter
Forward Reverse
Baik Buruk
(Ω) (Ω)

Red Analog 300 300 - 


3 LED
Green Analog 80 ∞  -

Pada tabel 1.18 dapat dilihat hasil pengukuran dari LED Red dan LED
Green dimana pengukuran komponen menggunakan mulitemeter yang
menunjukan hasil dari resistansi dioda itu sendiri. Dapat dilihat pada LED Red
memiliki nilai resistansi sebesar 300 Ω dan LED Green memiliki nilai resistansi
sebesar 80 Ω, pada keadaan forward bias dan nilai resistansi pada LED Red
dalam keadaan reverse bias menunjukan sebuah nilai sebesar 300 Ω yang
dimana jika keadaan dioda itu baik maka pada keadaan reverse dioda itu harus
memiliki nilai tak terhingga, namun pada pengukuran kali ini LED Red
menghasilkan resistansi sebesar 300 Ω. Maka dari itu, hasil pengukuran yang
ada pada tabel 1.17 dapat disimpulkan bahwa keadaan LED Red adalah buruk
sedangkan LED Green dalam keadaan baik..
D. Dioda Varaktor
Berdasarkan percobaan pemeriksaaan keadaan baik buruknya LED,
maka didapat hasil pemeriksaan yang dicantumkan pada table 1.19.
Tabel 1.19 Hasil pengukuran baik buruknya dioda varaktor
Keadaan
Resistansi Dioda
dioda
No Jenis dan tipe dioda Multimeter
Forward Reverse
Baik Buruk
(Ω) (Ω)
Dioda MV
4 Analog 7 ∞  -
varaktor 2209

Pada tabel 1.19 dapat dilihat hasil pengukuran dari dioda varaktor dengan
tipe MV 2209 dimana pengukuran komponen menggunakan mulitImeter yang
menunjukan hasil dari resistansi dioda itu sendiri. Dapat dilihat pada dioda
varaktor memiliki nilai resistansi sebesar 7 Ω pada keadaan forward bias dan
nilai resistansi pada keadaan reverse bias menunjukan nilai tak terhingga. Maka
dari itu hasil pengukuran yang ada pada tabel 1.19 dapat disimpulkan bahwa
keadaan dioda varaktor MV 2209 dalam keadaan baik.

1.6.2. Karakteristik V-I dengan Multimeter


Tabel 1.20 dan 1.21 adalah tabel hasil pengukuran arus dan tegangan
pada dioda dalam keadaan forward bias dan reverse bias
Tabel 1.20 Pengukuran dioda pada Karakteristik V-I dengan multimeter (Forward Bias)
Bias forward Vd
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
Vs IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
(V) VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID
(V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A)
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,1 0,1 0 0,1 0 0,1 0 0,1 0 0,1 0 0,1 0
0,2 0,2 0 0,2 0 0,2 0 0,2 0 0,2 0 0,2 0
0,5 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0
1,0 0,73 0,03 0,74 0,03 0,86 0,01 0,07 0 0,8 0,02 0,83 0,02
1,5 0,77 0,07 0,77 0,06 1,31 0,01 0,51 0 0,81 0,06 0,87 0,05
2 0,79 0,11 0,79 0,11 1,47 0,03 1,96 0,003 2,01 0,1 0,90 0,1
Tabel 1.21 Pengukuran Dioda pada Karakteristik V-I dengan Multimeter (Reverse Bias)
Bias reverse Vd
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
Vs IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
(V) VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID
(V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A)
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,1 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0
0,2 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0
0,5 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0
1,0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0
1,5 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0
2 -2 0 -2 0 -2 0 -2 0 -2 0 -2 0

A. Perhitungan Persentase Kesalahan pada IN 4002

Karakteristik Dioda Penyearah IN 4002


Forward Bias dan Reverse Bias
0.12
0.11
0.1
perubahan Arus

0.08
0.07
0.06

0.04
0.03
0.02

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1
-0.02
Perubahan Tegangan

Forward bias Reverse Bias

Gambar 1.40 Grafik Karakteristik Dioda Penyearah IN 4002


Pada gambar 1.40, terlihat bahwa dioda akan mengalirkan arus listrik
pada saat diberikan tegangan 0,5 V atau lebih saat forward bias. Pada reverse
bias arus tidak akan mengalir sehingga tegangan yang mengalir ke rangkaian
sama dengan 0 V. Nilai arus yang dihitung adalah nilai arus pada saat nilai Vs ≥
Vd.
Berdasarkan persamaan 1.6 dapat diperoleh hasil pada perhitungan teori.
Nilai VD untuk dioda jenis silikon adalah 0.7 volt, sehingga dapat dihitung nilai
arus pada dioda jenis IN 4002 sebagai berikut.
Perhitungan secara teori :
1,0−0,7
Vs = 1,0 volt maka I = 10
= 0,03 A = 30 mA
1,5−0,7
Vs = 1,5 volt maka I = 10
= 0,08 A = 80 mA
2,0−0,7
Vs = 2,0 volt maka I = 10
= 0,13 A = 130 mA

Berdasarkan persamaan 1.7 dapat dihitung persentase kesalahan pada ID:


30−30
% Kesalahan = | |× 100 % = 0%
30
80−70
% Kesalahan = | |× 100 % = 12,5%
80
130−110
% Kesalahan = | 130
|× 100 % = 15,38%

Tabel 1.22 Persentase Kesalahan ID Bias Forward Voltage (V) pada IN 4002
No Vin ID (mA) Pengukuran ID (mA) Teori Kesalahan
1 1 30 30 0%
2 1,5 70 80 12,5%
3 2 110 130 15,58%

Dari data pada tabel 1.18 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki persentasa kesalahan, itu berarti
terdapat faktor yang membuat perbedaan antara hasil secara teori dengan hasil
yang sebenarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut
adalah faktor internal alat, dimana alat yang sudah lama tidak dikalibrasi akan
menyebabkan persentasa kesalahan lebih besar dari pada alat yang dikalibrasi
secara berkala, selain itu terdapat juga faktor eksternal dimana merupakan
kesalahan dari praktikan itu sendiri.

B. Perhitungan Persentase Kesalahan pada Ge IN34

Karakteristik Dioda Penyearah GE IN 34


Forward Bias dan Reserve Bias
0.12
0.11
perubahan Arus

0.1
0.08
0.06 0.06
0.04
0.03
0.02
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -0.02 0 0.5 1

Perubahan Tegangan
Forward bias Reverse Bias

Gambar 1.41 Grafik Karakteristik Dioda Penyearah IN 4002

Pada gambar grafik 1.41 terlihat pada saat dioda ini dibias maju, agar
arus dapat mengalir maka tegangan harus sebesar 0,7 Volt. Apabila tidak
mencapai tegangan minimal tersebut, arus yang datang dari anoda tidak akan
mengalir ke katoda. Apabila tegangan tersebut sudah mencapai tegangan
minimal, maka arus akan naik dengan cepat seperti yang terlihat pada grafik 1.41
yaitu kurva karakteristik dioda ini. Dimana pada kurva terlihat, saat tegangan
mencapai 0,7 Volt, maka arus akan naik dengan cepat.Nilai arus yang dihitung
adalah nilai arus pada saat nilai Vs ≥ Vd. Secara matematis arus pada dioda
dapat dihitung melalui persamaan 1.6 dan 1.7 untuk menghitung persentase
kesalahan, dimana nilai VD untuk dioda jenis germanium adalah 0.3 volt,
sehingga dapat dihitung nilai arus dan persentase kesalahan pada dioda
penyearah Ge IN 34 sebagai berikut.
Perhitungan Secara Teori:
1,0−0,3
Vs = 1,0 volt maka I = = 0,07 A= 70 mA
10
1,5−0,3
Vs = 1,5 volt maka I = 10
= 0,12 A = 120 mA
2,0−0,3
Vs = 2,0 volt maka I = 10
= 0,17 A = 170 mA

Perhitungan persentase kesalahan pada ID:


70−30
% Kesalahan = | |× 100 % = 57,14%
70
120−60
% Kesalahan = | 120
| × 100 % = 50%
170−110
% Kesalahan = | |× 100 % = 35,29%
170

Tabel 1.19 Persentase Kesalahan ID Bias Forward Voltage (V) pada Ge IN34
No Vin ID (mA) Pengukuran ID (mA) Teori Kesalahan
1 1 30 70 57,14%
2 1,5 60 120 50%
3 2 110 170 53,39%

Dari data pada tabel 1.19 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki persentasa kesalahan, itu berarti
terdapat faktor yang membuat perbedaan antara hasil secara teori dengan hasil
yang sebenarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut
adalah faktor internal alat, dimana alat yang sudah lama tidak dikalibrasi akan
menyebabkan persentasa kesalahan lebih besar dari pada alat yang dikalibrasi
secara berkala, selain itu terdapat juga faktor eksternal dimana merupakan
kesalahan dari praktikan itu sendiri.
C. Perhitungan Persentase Kesalahan pada LED GREEN

Karakteristik LED GREEN Forward Bias dan


Reverse Bias
0.04
perubahan Arus

0.03 0.03
0.02
0.01 0.01 0.01
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
-0.01

Perubahan Tegangan
Forward bias Reverse Bias

Gambar 1.42 Grafik Karakteristik LED GREEN

Berdasarkan gambar 1.42 dapat diketahui bahwa LED Green mengalami


forward bias,yang mana mengalami kenaikan atau peningkatan arus yang sangat
signifikan pada tegangan dioda penyearah terakhir yang mempunyai tegangan
awal paling maksimal. Nilai arus yang dihitung adalah nilai arus pada saat nilai
Vs ≥ Vd. Secara matematis arus pada dioda dapat dihitung melalui persamaan
1.6 dan persamaan 1.7 untuk menghitung persentase kesalahan. Nilai VD untuk
dioda jenis LED green adalah 1,9 volt, sehingga didapat perhitungan pada dioda
jenis LED green sebagai berikut.
Perhitungan Secara Teori
2 −1,9
Vs = 2 volt maka I = 10
= 0,01 A = 10 mA

Perhitungan Persentase kesalahan pada ID:


10−5
% Kesalahan = | 10
|× 100 % = 50 %

Tabel 1.20 Persentase Kesalahan ID Bias Forward Voltage (V) pada LED GREEN
No Vin ID (mA) Pengukuran ID (mA) Teori Kesalahan
1 1 5 10 50%
Dari data pada tabel 1.20 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki persentasa kesalahan, itu berarti
terdapat faktor yang membuat perbedaan antara hasil secara teori dengan hasil
yang sebenarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut
adalah faktor internal alat, dimana alat yang sudah lama tidak dikalibrasi akan
menyebabkan persentasa kesalahan lebih besar dari pada alat yang dikalibrasi
secara berkala, selain itu terdapat juga faktor eksternal dimana merupakan
kesalahan dari praktikan itu sendiri.

D. Perhitungan Persentase Kesalahan pada LED RED

Karakteristik LED RED


Forward Bias dan Reverse Bias
0.12
0.11
0.1
perubahan Arus

0.08
0.07
0.06

0.04
0.03
0.02

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1
-0.02
Perubahan Tegangan

Forward bias Reverse Bias

Gambar 1.43 Grafik Krakteristik LED RED

Berdasarkan gambar 1.43 dapat diketahui bahwa LED Red mengalami


forward bias,yang mana mengalami kenaikan atau peningkatan arus yang sangat
signifikan pada tegangan dioda penyearah terakhir yang mempunyai tegangan
awal paling maksimal.Nilai arus yang dihitung adalah nilai arus pada saat nilai Vs
≥ Vd. Secara matematis arus pada dioda dapat dihitung melalui persamaan 1.6
dan 1.7 untuk menhitung persentase kesalahan. Nilai VD untuk dioda jenis LED
Red adalah 1,9 volt, sehingga di dapat hasil perhitungan pada dioda jenis LED
Red sebagai berikut.
Perhitungan Secara Teori:
2,0−1,9
Vs = 2,0 volt maka I = = 0,01 A = 10 mA
10

Perhitungan Persentase kesalahan pada ID:


10−3
% Kesalahan = | 10
|× 100 % = 70%

Tabel 1.21 Persentase Kesalahan ID Bias Forward Voltage (V) pada LED RED
No Vin ID (mA) Pengukuran ID (mA) Teori Kesalahan
1 2 3 10 70%

Dari data pada tabel 1.21 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki persentasa kesalahan, itu berarti
terdapat faktor yang membuat perbedaan antara hasil secara teori dengan hasil
yang sebenarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut
adalah faktor internal alat, dimana alat yang sudah lama tidak dikalibrasi akan
menyebabkan persentasa kesalahan lebih besar dari pada alat yang dikalibrasi
secara berkala, selain itu terdapat juga faktor eksternal dimana merupakan
kesalahan dari praktikan itu sendiri.

E. Perhitungan Persentase Kesalahan pada Dioda Zener 5,1 V

Karakteristik Dioda Zener 5,1 V


Forward Bias dan Reverse Bias
0.12
0.1 0.1
perubahan Arus

0.08
0.06 0.06
0.04
0.02 0.02
0 0 0 0 000 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-0.02

Perubahan Tegangan
Forward bias Reverse Bias

Gambar 1.44 Grafik Karakteristik Dida Zener 5,1 V


Berdasarkan gambar 1.44 dapat diketahui bahwa Dioda Zener 5,1 V
mengalami forwardbias,yang mana mengalami kenaikan atau peningkatan arus
yang sangat signifikan pada tegangan dioda penyearah keempat hingga terakhir.
Nilai arus yang dihitung adalah nilai arus pada saat nilai Vs ≥ Vd. Secara
matematis arus pada dioda dapat dihitung melalui persamaan 1.6 dan 1.7 untuk
menghitung persentase kesalahan. Nilai VD untuk dioda jenis dioda zener 5.1 V
adalah 0.7 volt, sehingga di dapat hasil perhitungan pada dioda jenis dioda zener
5.1 V sebagai berikut.
Perhitungan Secara Teori
1,0−0,7
Vs = 1,0 volt maka I = 10
= 0,03 A = 30 mA
1,5−0,7
Vs = 1,5 volt maka I = 10
= 0,8 A = 80 mA
2,0−0,7
Vs = 2,0 volt maka I = 10
= 0,13 A = 130 mA

Perhitungan Persentase kesalahan pada ID :


30−20
% Kesalahan = | |× 100 % = 33,3%
30
80−60
% Kesalahan = | |× 100 % = 25%
80
130−100
% Kesalahan = | 130
|× 100 % = 30,07%

Tabel 1.22 Persentase Kesalahan ID Bias Forward Voltage (V) pada Dioda Zener 5,1 V
No Vin ID (mA) Pengukuran ID (mA) Teori Kesalahan
1 1 20 30 33,3%
2 1,5 60 80 25%
3 2 100 130 30,07%

Dari data pada tabel 1.22 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki persentasa kesalahan, itu berarti
terdapat faktor yang membuat perbedaan antara hasil secara teori dengan hasil
yang sebenarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut
adalah faktor internal alat, dimana alat yang sudah lama tidak dikalibrasi akan
menyebabkan persentasa kesalahan lebih besar dari pada alat yang dikalibrasi
secara berkala, selain itu terdapat juga faktor eksternal dimana merupakan
kesalahan dari praktikan itu sendiri.

F. Perhitungan Persentase Kesalahan pada Dioda Zener 9 V

Karakteristik Dioda Zener 9 V Forward Bias dan


Reverse Bias
0.12

0.1 0.1
perubahan Arus

0.08

0.06
0.05
0.04

0.02 0.02

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5
-0.02
Perubahan Tegangan

Forward bias Reverse Bias

Gambar 1.45 Grafik Krakteristik Dioda Zener 9 V

Berdasarkan gambar 1.45 dapat diketahui bahwa Dioda Zener 9 V


mengalami forwardbias,yang mana mengalami kenaikan atau peningkatan arus
yang sangat signifikan pada tegangan dioda penyearah keempat hingga
terakhir.Nilai arus yang dihitung adalah nilai arus pada saat nilai Vs ≥ Vd. Secara
matematis arus pada dioda dapat dihitung melalui persamaan 1.6 dan 1.7 untuk
menghitung persentase kesalahan. Nilai VD untuk dioda jenis dioda zener 9 V
adalah 0.7 volt, sehingga mendapatkan hasil perhitungan pada dioda jenis dioda
zener 9 V sebagai berikut.
Perhitungan Secara Teori
1,0−0,7
Vs = 1,0 volt maka I = = 0,03 A = 30 mA
10
1,5−0,7
Vs = 1,5 volt maka I = 10
= 0,8 A = 80 mA
2,0−0,7
Vs = 2,0 volt maka I = 10
= 0,13 A = 130 mA
Perhitungan Persentase kesalahan pada ID:
30−20
% Kesalahan = | |× 100 % = 33,3%
30
80−50
% Kesalahan = | 80
|× 100 % = 37,5%
130−100
% Kesalahan = | |× 100 % = 23,07%
130

Tabel 1.23 Persentase Kesalahan ID Bias Forward Voltage (V) pada Dioda Zener 9 V
No Vin ID (mA) Pengukuran ID (mA) Teori Kesalahan
1 1 20 30 33,3%
2 1,5 50 80 37,5%
3 2 100 130 23,07%

Dari data pada tabel 1.23 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki persentasa kesalahan, itu berarti
terdapat faktor yang membuat perbedaan antara hasil secara teori dengan hasil
yang sebenarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut
adalah faktor internal alat, dimana alat yang sudah lama tidak dikalibrasi akan
menyebabkan persentasa kesalahan lebih besar dari pada alat yang dikalibrasi
secara berkala, selain itu terdapat juga faktor eksternal dimana merupakan
kesalahan dari praktikan itu sendiri.
1.6.3. Analisis Penyearah Setengah Gelombang Menggunakan 1 Dioda
Berikut ini adalah sebuah gambar rangkaian penyearah setengah
gelombang dengan menggunakan 1 dioda.

Gambar 1.46 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Menggunakan 1 Dioda

A. Perhitungan Secara Teori


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan menghitung IRL, VRL,
PRL, dapat digunakan persamaan berikut:
VRL = Vs - VD .......................................(1.16)
𝑉𝑅𝐿
IRL = 𝑅
..........................................(1.17)

PRL = (𝐼 2 𝑅𝐿 ) (𝑅) .....................................(1.18)


Keterangan:
VD Silikon = 0,7 Volt
Berdasarkan persamaan 1.16, 1.17 dan 1.18 maka perhitungan
secara teori akan menunjukan hasil sebagai berikut:
𝑉𝑅𝐿 = 𝑉𝑆 − 𝑉𝐷
= 18 – 0.7
= 17.3 Volt
𝑉𝑅𝐿
𝐼𝑅𝐿 = 𝑅𝐿
17.3
= 10

= 1,73 Ampere
𝑃𝑅𝐿 = 𝑉𝑅𝐿 ∙ 𝐼𝑅𝐿
= 17,3 1,73 11
= 29,93 Watt
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan
1.16, 1.17, dan 1.18, maka dapat dilihat pada tabel 1.24, sebagai berikut.
Tabel 1.24 Hasil Pengukuran Dioda Penyearah Setengah Gelombang dengan 1 Dioda
Pengukuran Perhitungan
Vp RL Vs Multimeter
Rms (15 W) Rms Digital IRL VRL PRL F
(V) (V) IRL Vp VRL Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 Ω 18 0,68 220 6,76 18 1,73 17,3 29,93 50

B. Persentase Kesalahan
Dengan menggunakan persamaan 1.7, maka akan didapatkan hasil
sebagai berikut.
Persentase Kesalahan IRL
1,73−0,68
% Kesalahan = | 1,73
| × 100 % = 60,69%

Persentase Kesalahan VRL


17,3−6,76
% Kesalahan = | 17,3
| × 100 % = 60,92%

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan


1.7, maka dapat dilihat pada tabel 1.25, sebagai berikut.
Tabel 1.25 Persentase Kesalahan Hasil Analisis Penyearah Setengah Gelombang
dengan 1 Dioda
Pengukuran Multimeter Digital Perhitungan Persentase Kesalaahan
IRL VRL IRL VRL IRL VRL
0,68 A 6,76 V 1,73 A 17,3 V 60,69% 60,92%

Nilai arus dan tegangan yang didapatkan pada percobaan berbeda


dengan nilai arus dan tegangan hasil kalkulasi atau perhitungan secara teori. Hal
ini terjadi karena adanya kesalahan yang terjadi pada praktikum, baik kesalahan
pada alat ukur sendiri maupun kesalahan paralaks yaitu kesalahan praktikan
membaca hasil pengukuran, atau kurangnya ketelitian dari praktikan.
C. Gambar Hasil Percobaan

Gambar 1.47 Hasil Percobaan Dioda Penyearah Setengah


Gelombang dengan 1 Dioda

Penyearah setengah gelombang (half wave rectifier) hanya menggunakan


1 buah dioda sebagai komponen utama dalam menyearahkan gelombang AC.
Prinsip kerja dari penyearah setengah gelombang ini adalah mengambil sisi
sinyal positif dari gelombang AC dari transformator.

Gambar 1.47 Ilustrasi,Penyearah Setengah Gelombang dengan 1 Dioda

Pada saat transformator memberikan output sisi positif dari gelombang


AC maka dioda dalam keadaan forward bias sehingga sisi positif dari gelombang
AC tersebut dilewatkan dan pada saat transformator memberikan sinyal sisi
negatif gelombang AC maka dioda dalam posisi reverse bias, sehingga sinyal sisi
negatif tegangan AC tersebut ditahan atau tidak dilewatkan. Berdasarkan
gambar 1.47 dapat dianalisis bahwa hasil praktikum sama dengan teori yang
ada, yaitu mengambil sisi sinyal positif dari gelombang AC dari transformator.
Pada saat transformator memberikan output sisi positif dari gelombang AC maka
dioda dalam keadaan forward bias sehingga sisi positif dari gelombang AC
tersebut dilewatkan dan pada saat transformator memberikan sinyal sisi negatif
gelombang AC maka dioda dalam posisi reverse bias.
1.6.4. Analisis Penyearah Gelomabang Penuh dengan 2 Dioda
Berikut ini adalah sebuah gambar rangkaian penyearah gelombang
penuh dengan menggunakan 2 dioda.

Gambar 1.48 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh menggunakan 2 Dioda

A. Perhitungan Secara Teori


Berdasarkan persamaan 1.16, 1.17 dan 1.18 maka perhitungan
secara teori akan menunjukan hasil sebagai berikut:
𝑉𝑅𝐿 = 𝑉𝑆 − 𝑉𝐷
= 18 – 0.35
= 17.65 Volt
𝑉𝑅𝐿
𝐼𝑅𝐿 = 𝑅𝐿
17.65
= 10

= 1.765 Ampere
𝑃𝑅𝐿 = 𝑉𝑅𝐿 ∙ 𝐼𝑅𝐿

= 17.65 1.765
= 31.152 Watt

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan


1.16, 1.17, dan 1.18, maka dapat dilihat pada tabel 1.26, sebagai berikut.
Tabel 1.26 Hasil Pengukuran Dioda Penyearah Gelombang Penuh dengan 2 Dioda
Pengukuran Perhitungan
Vp RL Vs Multimeter
Rms (15 W) Rms Digital IRL VRL PRL F
(V) (V) IRL Vp VRL Vs A V W Hz
(A) (V) (V) V

220 10 Ω 18 1,31 220 13,1 18 1,78 17,79 31,64 100


B. Persentase Kesalahan
Dengan menggunakan persamaan 1.7, maka akan didapatkan hasil
sebagai berikut.
Persentase Kesalahan IRL
1,76−1,31
% Kesalahan = | 1,76
| × 100 % = 25,56%

Persentase Kesalahan VRL


17,65−13,1
% Kesalahan = | 17,65
|× 100 % = 25,77%

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan


1.7, maka dapat dilihat pada tabel 1.27, sebagai berikut.
Tabel 1.27 Persentase Kesalahan Hasil Analisis Penyearah Gelombang penuh dengan 2
Dioda
Pengukuran Multimeter Digital Perhitungan Persentase Kesalaahan
IRL VRL IRL VRL IRL VRL
1,31 A 13,1 V 1,76 A 17,79 V 25,56% 25,77%

Nilai arus dan tegangan yang didapatkan pada percobaan berbeda


dengan nilai arus dan tegangan hasil kalkulasi atau perhitungan secara teori. Hal
ini terjadi karena adanya kesalahan yang terjadi pada praktikum, baik kesalahan
pada alat ukur sendiri maupun kesalahan paralaks yaitu kesalahan praktikan
membaca hasil pengukuran, atau kurangnya ketelitian dari praktikan.

C. Gambar Hasil Percobaan

Gambar 1.49 Hasil Percobaan Dioda Penyearah


Gelombang Penuh dengan 2 Dioda
Pada gambar 1.48 percobaan penyearah gelombang penuh dengan dua
buah dioda memiliki frekuensi pada channel satu yang ditandai dengan warna
kuning adalah 50,10 Hz dan pada channel dua yang ditandai dengan warna biru
adalah 100 Hz.

Gambar 1.50 Ilustrasi Dioda penyearah gelombang penuh dengan 2 Dioda

Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda


yaitu pada saat terminal output pada D1 memberikan sinyal puncak positif maka
terminal output pada D2 memberikan sinyal puncak negatif, pada kondisi ini D1
pada posisi forward dan D2 pada posisi reverse. Sehingga sisi puncak positif
dilewatkan melalui D1. Kemudian pada saat terminal output pada D1 memberikan
sinyal puncak negatif maka terminal output pada D2 memberikan sinyal puncak
positif, pada kondisi ini D1 posisi reverse dan D2 pada posisi forward. Sehingga
sinyal puncak positif dilewatkan melalui D2. Pada gambar hasil praktikum
penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda, dapat dilihat bahwa hasil
percobaan sama dengan teori yang ada.
1.6.5. Analisis Penyearah Gelombang Penuh dengan 4 Dioda
Berikut ini adalah sebuah gambar rangkaian penyearah gelombang
penuh dengan menggunakan 4 dioda.

Gambar 1.51 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Menggunakan 4 Dioda

A. Perhitungan Secara Teori


Berdasarkan persamaan 1.16, 1.17 dan 1.18 maka perhitungan
secara teori akan menunjukan hasil sebagai berikut:
𝑉𝑅𝐿 = 𝑉𝑆 − 𝑉𝐷
= 18 – 0.7
= 17.3 Volt
𝑉𝑅𝐿
𝐼𝑅𝐿 = 𝑅𝐿
17.3
=
10

= 1.73 Ampere
𝑃𝑅𝐿 = 𝑉𝑅𝐿 ∙ 𝐼𝑅𝐿

= 17.3 1.73

= 29.929 W

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan


1.16, 1.17, dan 1.18, maka dapat dilihat pada tabel 1.28, sebagai berikut.
Tabel 1.28 Hasil Pengukuran Dioda Penyearah Gelombang Penuh dengan 4 Dioda
Pengukuran Perhitungan
Vp Vs Multimeter
RL
Rms Rms Digital IRL VRL PRL F
(15 W)
(V) (V) IRL Vp VRL Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)

220 18 10 Ω 0,68 220 6,76 18 1,73 17,3 29,93 50,1


B. Persentase Kesalahan
Dengan menggunakan persamaan 1.7, maka akan didapatkan hasil
sebagai berikut.
Persentase Kesalahan IRL
1,73−0,68
% Kesalahan = | 1,73
| × 100 % = 60,96%

Persentase Kesalahan VRL


17,3−6,76
% Kesalahan = | 17,3
| × 100 % = 60,92%

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan


1.7, maka dapat dilihat pada tabel 1.29, sebagai berikut.
Tabel 1.29 Persentase Kesalahan Hasil Analisis Penyearah Gelombang penuh dengan
4 Dioda
Pengukuran Multimeter Digital Perhitungan Persentase Kesalaahan
IRL VRL IRL VRL IRL VRL
0,68 A 6,76 V 1,73 A 17,3 V 60,96% 60,92%

Nilai arus dan tegangan yang didapatkan pada percobaan berbeda


dengan nilai arus dan tegangan hasil kalkulasi atau perhitungan secara teori. Hal
ini terjadi karena adanya kesalahan yang terjadi pada praktikum, baik kesalahan
pada alat ukur sendiri maupun kesalahan paralaks yaitu kesalahan praktikan
membaca hasil pengukuran, atau kurangnya ketelitian dari praktikan.

C. Gambar Hasil Percobaan

Gambar 1.52 Hasil percobaan penyearah gelombang penuh 4 dioda

Pada gambar diatas pada percobaan penyearah gelombang penuh


dengan empat buah dioda memilki frekuensi pada chanel satu yang ditandai
dengan warna kuning adalah 50 Hz dan pada chanel dua yang ditandai dengan
warna biru adalah 50,10 Hz.

Gambar 1.53 IlustrasiDioda Penyearah Gelombang Penuh dengan 4 Dioda

Penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda diatas dimulai pada saat


output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada
posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan
sisi puncak positif tersebut akan di lewatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada
saat output transformator memberikan level tegangan sisi puncak negatif maka
D2, D4 pada posisi forward bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias sehinga
level tegangan sisi negatif tersebut dialirkan melalui D2, D4. Pada gambar hasil
praktikum dapat dilihat bahwa hasil praktikum sama dengan teori yang ada.
Pada gambar 1.52 menunjukan gelombang penuh yang menggunakan 4
dioda, yang dimana terlihat di gambar terdapat sebuah gelombang kecil diantara
gelombang yang lainnya, itu dikarenakan terdapat dioda yang rusak yang
seharusnya bentuk gelombangnya, yaitu gelombang penuh.
1.6.6. Analisis Penyearah Gelombang Penuh dengan 4 Dioda Filter RC
Berikut ini adalah sebuah gambar rangkaian penyearah gelombang
penuh dengan menggunakan 4 dioda dengan filter RC.

Gambar 1.54 Penyearah dengan Filter RC

A. Perhitungan Secara Teori


Berdasarkan persamaan 1.16, 1.17, 1.18 maka perhitungan secara
teori akan menunjukan hasil sebagai berikut:
𝑉𝑅𝐿 = 𝑉𝑆 − 𝑉𝐷
= 18 – 0.7
= 17.3 Volt
𝑉𝑅𝐿
𝐼𝑅𝐿 = 𝑅𝐿
17.3
= 10

= 1.73 Ampere
𝑃𝑅𝐿 = 𝑉𝑅𝐿 ∙ 𝐼𝑅𝐿

= 17.3 1.73
= 29.929 W

Tabel 1.30 Hasil Pengukuran Dioda Penyearah Filter RC


Pengukuran Perhitungan
Vp Vs RL Multimeter
Rms Rms (15 Digital IRL VRL PRL F
(V) (V) W) IRc Vp VRc Vs (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)

220 18 10 Ω 0,67 220 6,67 18 1,73 17,3 29,93 50,1


B. Persentase Kesalahan
Dengan menggunakan persamaan 1.7, maka akan didapatkan hasil
sebagai berikut.
Persentase Kesalahan IRL
1,73−0,67
% Kesalahan = | 1,73
| × 100 % = 61,27%

Persentase Kesalahan VRL


17,3−6,67
% Kesalahan = | 17,3
| × 100 % = 61,44%

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan


1.7, maka dapat dilihat pada tabel 1.31, sebagai berikut.
Tabel 1.31 Persentase Kesalahan Hasil Analisis Penyearah Gelombang penuh dengan 4
Dioda Filter RC
Pengukuran Multimeter Digital Perhitungan Persentase Kesalaahan
IRL VRL IRL VRL IRL VRL
0,67 A 6,67 V 1,73 A 17,3 V 61,27% 61,44%

Nilai arus dan tegangan yang didapatkan pada percobaan berbeda


dengan nilai arus dan tegangan hasil kalkulasi atau perhitungan secara teori. Hal
ini terjadi karena adanya kesalahan yang terjadi pada praktikum, baik kesalahan
pada alat ukur sendiri maupun kesalahan paralaks yaitu kesalahan praktikan
membaca hasil pengukuran, atau kurangnya ketelitian dari praktikan.

C. Gambar Hasil Percobaan

Gambar 1.52 Hasil percobaan penyearah gelombang penuh 4 dioda Filter RC


Pada gambar diatas pada percobaan penyearah dengan filter RC memilki
frekuensi pada channel satu yang ditandai dengan warna kuning adalah 50 Hz
dan pada channel dua yang ditandai dengan warna biru adalah 49,80 Hz.
Tegangan Ripple peak to peak pada penyearah gelombang penuh
dengan filter RC dapat dihitung dengan persamaan berikut.
C1 || C2 = 1000 µF + 1000 µF = 2000 μF
1 1
XC = 2𝜋𝜋𝜋 = = 1,6 Ω
2 𝜋 3,14 𝜋 49,90 𝜋 2000 𝜋 10−6
1,6 1,6
Vr,p-p = 1 V x =1x = 0,158 V
√(102 +1,592 ) √(100+2,5281)

Gambar 1.53 Ilustrasi Dioda Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter RC

Rangkaian RC filter terdiri dari dua kapasitor C1 dan C2 dan sebuah


resistor. Prinsip kerja filter ini adalah membuat gelombang yang dihasilkan dari
rectifier mendekati gelombang DC murni. Pada saat rectifier mengeluarkan
gelombang tegangan pada nilai puncak, maka kapasitor C1 akan terisi dengan
muatan (charge). Ketika gelombang tegangan menurun, nilainya menuju titik nol,
C1 akan mengeluarkan muatan (discharge).
Kondisi C1 yang selalu terisi muatan dan mengeluarkannya membuat
ripple gelombang semakin kecil (gambar 1.53b), selanjutnya gelombang
diperhalus oleh C2 hingga gelombang tegangan keluaran menyerupai gelombang
tegangan DC (gambar 1.53c). Pada akhirnya, gelombang tegangan output
hampir menyerupai dengan gelombang tegangan DC (gambar 1.53d).
Besarnya tegangan filter akan tergantung pada besarnya arus beban.
Arus beban yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tegangan pada R semakin
menurun. Pada praktiknya filter RC digunakan untuk catu daya dengan arus
beban kurang dari 100mA.
Dari hasil percobaan praktikum dapat dianalisis bahwa arus beban
mempengaruhi tegangan pada R dan besarnya tegangan filter sedangkan
kapasitor berfungsi untuk menekan ripple yang terjadi dari proses penyearahan
gelombang AC. Serta dari gambar hasil praktikum dapat dilihat bahwa sinyal
hasil penyearahan gelombang penuh dengan R = 10Ω, C1=1000µF, dan
C2=1000µF tidak sama seperti teori yang ada, dikarenakan terdapat sebuah
dioda dalam keadaan buruk, yang mengakibatkan proses discharge yang ada
pada kapasitor tidak akan terisi dengan penuh, harus membutuhkan beberapa
waktu untuk mengisi dan perlu penekanan tegangan.
1.7. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana cara untuk mengetahui baik buruknya dioda ,(dioda
si,Ge, dan Zener) ?
2. Untuk percobaan setengah gelombang dan penyearah gelombang
penuh hitunglah faktor rippel-nya untuk masing – masing harga RL?
3. Sebutkan dan jelaskan karakteristik dioda sebagai penyearah !
4. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang penyearah setengah
gelombang & penyearah gelombang penuh !
5. Bagaimana pengaruh perubahan nilai C terhadap nilai VRL dan IRC
? jelaskan.

Jawaban :
1. Untuk menentukan baik atau rusaknya suatu Dioda, dapat digunakan satuan
ohmmeter. Dimana komponen Dioda hanya dapat menghantar arus searah
saja, maka pada saat waktu pengukuran alat tersebut dengan ohmmeter,
pointer/jarum ohmmeter hanya dapat digerakkan jika + terminal testpen
dihubungan ke kaki katoda dioda. Sedangkan corn terminal testpen/probe
dihubungkan ke kaki anoda Dioda. Jika arah kedua testpen/probe yakni ±
terminal dan corn terminal dipertukarkan posisinya dengan hubungan
sebagai berikut:

Gambar 1.54 Simbol dioda

Terminal + testpen/probe dihubungkan ke kaki anoda dan corn terminal


testpen/probe dihubungkan ke kaki katoda Dioda, maka pointer/jarum
ohmmeter tidak boleh bengerak. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan
bahwa Dioda dalam keadaan baik karena hanya mengalir searah saja.
Jika setelah diukur dengan ohmmeter dengan testpen/probe, ohmmeter
saling dipertukarkan arahnya dan dihubungkan ke kaki Dioda yang sedang
diukur menunjukkan: Ukuran tertentu (pointer/jarum menunjukkan ohm
tertentu), maka keadaan demikian menunjukkan bahwa Dioda tersebut
sudah dipastikan rusak karena hubungan singkat.
Seterusnya jika pada saat pengukuran, pointer/jarum ohmmeter tidak
menunjukkan ohm sama sekali (pointer/jarum tidak bergerak sama sekali),
maka keadaan demikian menunjukkan bahwa Dioda sudah rusak karena
putus.

2. Untuk menghitung nilai dari Ripple digunakan persamaan :


Ripple x 100%

a. Pengukuran dioda penyearah setengah gelombang dengan 1 dioda


Vrms = 220 V
Vdc = 6,64 V
Ripple = (220 / 6,64) x 100%
= 3.313,25 %

b. Pengukuran dioda penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda


Vrms = 220 V
Vdc = 13 V
Ripple = (220/13) x 100%
= 1.692,3 %

c. Pengukuran dioda penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda


Vrms = 220 V
Vdc = 12,52 V
Ripple = (220/12,52) x 100%
= 1.757,18 %

d. Pengukuran dioda penyearah dengan filter RC


Vrms = 220 V
Vdc = 8,07 V
Ripple = (220/8,07) x 100%
= 2.726,14 %
3. Karakteristik Dioda dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri
dengan sebuah catu daya dc dan sebuah resistor. Dengan menggunakan
rangkaian tersebut maka akan dapat diketahui tegangan dioda dengan
variasi sumber tegangan yang diberikan. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa dioda adalah komponen aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda)
yang sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut dioda tidak hanya
memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi juga menghambat
arus dari arah sebaliknya. Dioda dapat dibuat dari Germanium (Ge) dan
Silikon atau Silsilum (Si). Komponen aktif ini mempunyai fungsi sebagai;
pengaman, penyearah, voltage regulator, modulator, pengendali frekuensi,
indikator, dan switch.

Gambar 1.55 Curva karakteristik dioda

4. Penyearah setengah gelombang merupakan rangkaian penyearah yang


paling sederhana, yaitu yang terdiri dari satu dioda. Gambar 1.36
menunjukkan rangkaian penyearah setengah gelombang. Rangkaian
penyearah setengah gelombang memperoleh masukan dari sekunder trafo
yang berupa tegangan berbentuk sinus, vi = Vm Sin wt (gambar 1 (b)). Vm
merupakan tegangan puncak atau tegangan maksimum. Harga Vm ini hanya
bisa diukur dengan CRO, sedangkan harga yang tercantum pada sekunder
trafo merupakan tegangan efektif yang dapat diukur dengan menggunakan
volt meter. Hubungan antara tegangan puncak Vm dengan tegangan efektif
(Veff) atau tegangan rms.

Gambar 1.56 Half Wave rectifier

Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat sinyal
input berupa siklus positif maka dioda mendapat bias maju sehingga arus (i)
mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus
negatif maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak mengalir arus.
Bentuk gelombang tegangan input (vi) ditunjukkan pada (b) dan arus beban
(i) pada (c) dari gambar 1.56.

Gambar 1.57 Trafo CT dengan 2 Dioda

Gambar 1.57 menunjukkan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan


menggunakan trafo CT. Terminal sekunder dari Trafo CT mengeluarkan dua
buah tegangan keluaran yang sama tetapi fasanya berlawanan dengan titik
CT sebagai titik tengahnya. Kedua keluaran ini masing- masing dihubungkan
ke D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positif maka D2
mendapat sinyal siklus negatip, dan sebaliknya.
Gambar 1.58 Penyearah Gelombang Penuh

Dengan demikian, D1 dan D2 hidupnya bergantian. Namun karena arus i1


dan i2 melewati tahanan beban (RL) dengan arah yang sama, maka iL
menjadi satu arah. Rangkaian penyearah gelombang penuh ini merupakan
gabungan dua buah penyearah setengah gelombang yang hidupnya
bergantian setiap setengah siklus.

5. Pengaruh perubahan nilai C terhadap nilai VRL dan IRC adalah semakin besar
nilai C maka semakin kecil nilai VRL dan IRC .
1.8. Simpulan
Setelah kami melakukan praktikum untuk percobaan dioda yaitu
mengenai karakteristik dioda dan rangkaian dioda, maka kami mendapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dioda merupakan suatu komponen elektronika yang memiliki fungsi
sebagai penyearah dan penstabil tegangan
2. Dioda disebut forward bias ketika dioda dialiri arus listrik dioda
tersebut dapat menghantarkan arus listrik serta grafiknya berbanding
lurus dengan tegangan, sedangkanreverse bias ketika dioda di aliri
arus listrik tetapi dioda tersebut tidak bisa menghantarkan arus listrik
serta grafiknya tidak terlalu berpengaruh terhadap tegangan.
3. Rangkaian dioda penyearah setengah gelombang (half wave rectifier)
hanya menggunakan 1 buah dioda sebagai komponen utama dalam
menyearahkan gelombang AC dengan cara mengambil sisi sinyal
positif dari gelombang AC dari transformator. Pada saat sumber AC
memberikan output sisi positif dari gelombang AC maka dioda dalam
keadaan forward bias sehingga sisi positif dari gelombang AC
tersebut dilewatkan dan sebaliknya pada saat reverse bias.
4. Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda ini dapat
bekerja karena menggunakan transformator dengan CT.
Transformator dengan CT dapat memberikan output tegangan AC
pada kedua terminal output sekunder terhadap terminal CT dengan
level tegangan yang berbeda fasa 180°.
5. Rangkaian penyearah arus gelombang penuh dengan 4 dioda dapat
merubah arus AC menjadi DC sehingga keluaran yang dihasilkan
adalah bentuk gelombang penuh, dimana pada tegangan dioda
positif arus dioda mengalir, dan pada tegangan negatif arus dioda
juga mengalir. Namun saat percobaan, kondisi reverse bias dioda
yang sepantasnya menghambat arus listrik, mengalirkan arus
tersebut karena telah terjadi avalance (longsoran) akibat tidak
kuatnya dioda menahan muatan listrik saar dioda pada kondisi
reverse bias
6. Rangkaian dioda penyearah dengan Filter RC, menggunakan 2
kapasitor sehingga dapat memberikan tekanan pada ripple sehingga
gelombang yang dihasilkan lebih halus dan hampir menyerupai
gelombang arus DC murni. Apabila terdapat atau terbaca suatu nilai
pada salah satu resistansi dioda yaitu pada saat bias maju saja atau
pada saat bias mundur saja maka dapat dipastikan bahwa dioda
tersebut dalam keadaan baik.
Daftar Referensi

Sarjono, Herman Dwi. 2007. Elektronika : Teori dan Penerapan. Jember :


Penerbit Cerdas Ulet Kreatif

Nama,namadepan.Tahun.judul.http://teknikelektronika.com/pengertian-
fungsi-dioda-zener/ (Diakses pada 6 Maret 2017)

http://elektronika-dasar.web.id/konsep-dasar-penyearah-gelombang-rectifier/
Diakses pada 6 Maret 2017

http://www.nulis-ilmu.com/2015/08/penyearah-setengah-gelombang.html
Diakses pada 8 Maret 2017

http://komponenelektronika.biz/dioda-bridge.html
Diakses pada 8 Maret 2017
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai