Anda di halaman 1dari 13

Nama: I Gede Krishna A.

NIM : 21030117190080

Manajemen Waktu dan Kegiatan


Manajemen waktu adalah suatu kemampuan manusia untuk mengatur/mengontrol
aktivitas-aktivitasnya untuk dilakukan berdasarkan tingkat kepntingannya. Tiap individu
memiliki kegiatan/aktivitas yang berbeda-beda. Dimana kegiatan tersebut harus
diselesaikan. Namun, selama ini ada juga kegiatan yang rasanya seharusnya tidak dilakukan
tetapi tetap juga dilakukan. Nah dari itulah, manajemen waktu memiliki beberapa metode
atau tujuan yang mesti dipelajari. Tujuannya sbb:
1. Membantu untuk mengatur kegiatan lebih efektif berdasarkan skala prioritas
2. Menjauhkan kita dari stress, kita dapat mengontrol setiap tugas dan tenggat
3. waktunya
4. Menghindari perasaan bersalah karena semua telah dijadwalkan
5. Mengurangi kecenderungan untuk menunda pekerjaan
6. Membuat kita lebih produktif dengan menghindari hambatan dan gangguan yang
7. menghalangi dari tujuan
8. Menghindari kegiatan yang bentrok atau tabrakan
9. Memberikan kita kebebasan dan kendali terhadap waktu
10. Mengevaluasi kemajuan
Dari tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa lakukanlah kegiatan yang seharusnya
ingin diselesaikan tanpa ada rasa keraguan dan jangan pikirkan hal-hal negatif sebelum
melakukan yang ingin dicapai.
Jika merasa tidak bisa membedahin mana yang penting atau tidak penting atau bingung
mana yang mau diselesaikan duluan. Bisa mencoba metode kuadran pada gambar di bawah
ini.

2) Penting dan 1) Penting namun


Mendesak Tidak Mendesak

4) Mendesak 3) Tidak Mendesak


namun Tidak dan Tidak Penting
Penting
Nama: I Gede Krishna A.
NIM : 21030117190080

Kepanitiaan Efektif
Kepanitiaan adalah sekumpulan individu yang dipilih untuk mengerjakan tugas-tugas
tertentu dalamsuatu acara yang direncakanan oleh suatu organisasi.
Fungsi umum kepanitiaan adalah sebagai berikut:

1. membuat dan merencakanan forma serta desain acara


2. menyempurnakan organisasi panitia
3. membangun koordinasi dan kerjasama
4. menetapkan keputusan operasional
5. melakukan inventarisasi, publikasi dan dokumentasi
6. melaksanakantahap-tahap acara
7. Upgrading, peningkatan dan evaluasi

Tahapan Pembentukan Kepanitiaan

Dalam suatu kepanitiaan ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam
pembentukannya yakni:

1. Menetapkan tujuan, sasaran serta target acara dan kepanitiaan


2. Observasi dan penyusunan proposal
3. Menetapkan Steering Committee
4. Menetapkan Organizing Committe
5. Merekrut anggota kepanitiaan
6. Mengeluarkan SK Legitimasi

Macam- macam divisi kepanitian


1. Steering Commitee (SC)
Bagian atau unit dalam kepanitiaan yang bertanggung jawab dan mengendalikan proses
dari awal sampai akhir kegiatan (Ret-ret; Rekoleksi; Kaderisasi; Temu Moderator; dll).

2.Organizing Committe
Menjamin dan memiliki kontrol penuh terhadap semua devisi agar berjalan sesuai tugas
masing-masing.

3. Struktur Kepanitiaan
Umumnya struktur kepanitiaan memiliki struktus sebagaimana berikut:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Seksi Acara
5. Seksi Kestari
6. Seksi Perlengkapan
7. Seksi Humas dan Dana
8. Seksi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
9. Seksi Kesehatan dan Keamanan
10. Seksi Konsumsi
Nama: I Gede Krishna A.
NIM : 21030117190080

Sikap Kritis Mahasiswa


Sikap kristis mahasiswa (SKM) adalah Sikap dalam menanggapi sesuatu secara real dan
objektif. Bisa menjadi sosok yang kritis, merupakan kebanggaan tersendiri bagi setiap
mahasiswa. Namun untuk menjadi kritis, sikap seperti apa yang diperlukan? Bagaimana kita
harus membangun sikap kritis itu? Untuk mengawalinya, apakah kita harus bergerak atau
berkontribusi? Berikut ini ada beberapa tips, yang dapat menumbuhkan sikap kritis kita.

Peka Terhadap Sekitar

Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai pola pikir kritis. Diharapkan bisa peka terhadap
hal-hal yang ada di sekitar, dengan semangat dan keinginan yang tinggi untuk berubah. Akan
tetapi perubahan baik ini tergantung dari mahasiswanya sendiri, bagaimana
mengaplikasikannya?

Kontrol Sosial

Mahasiswa sebagai pengontrol masyarakat, sehingga mayarakat terkadang lebih


terpengaruh oleh kegiatan mahasiswa. Jadi, mahasiswa masih berperan aktif dalam
pengaruh sosial.

Perluas Pengetahuan

Akan menjadi lelucon, jika kita mengajukan sebuah pernyataan, namun tak mengerti
tentang apa yang kita tanyakan. Maka kita harus memperluas wawasan dan pengetahuan
kita. Bukan hanya sekedar pengetahuan tentang akademik, tapi non akademik juga penting.

Tumbuhkan Sikap Skeptis

Sikap skeptis adalah sikap keraguan akan sesuatu yang belum terbukti kebenarannya. Dalam
menumbuhkan sikap kritis, kita harus memupuk sikap skeptis dalam diri kita.

Tumbuhkan Rasa Tanggungjawab

Selain memiliki sikap kritis, juga harus diimbangi dengan rasa tanggung jawab atas apa yang
telah kita perbuat. Akan sangat memalukan, jika sikap kritis kita hanyalah sekedar omongan,
tanpa tanggungjawab yang mendasari perbuatan kita.
Nama: I Gede Krishna A.
NIM : 21030

Dasar-Dasar Teori, Properti, dan Fungsi Organisasi


Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan
dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama
lain dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif, dan dorongan-dorongan guna
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Beach, 1980; Champoux, 2003).

Proses pengorganisasian mencakup kegiatan¬-kegiatan berikut:

1. Pembagian kerja yang harus dilakukan dan menugaskannya pada individu tertentu,
kelompok-kelompok dan departemen.

2. Pembagian aktivitas menurut level kekuasaan dan tanggungjawab.

Organisasi adalah suatau proses perencanaan yang meliputi penyusunan,


pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari oranng-
orang dalam suatu kerja kelompok.

Adapun Unsur-Unsur organisasi secara sederhana memiliki tiga unsur, yaitu:

1) Man

Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut


dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota
atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan
(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang
memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekrja
(nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi(man power) organisasi.

2) Kerjasama

Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang


dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
3) Tujuan bersama

Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa
yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting),
dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.

4) Peralatan

Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana,
berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya
(tanah,gedung/bagunan/kantor).

5) Lingkungan (environment)

Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. termasuk
dalam unsur lingkungan, antara lain:

a) Kondisi atau situasi

b) Tempat atau lokasi

c) Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi.

6) Kekayaan alam

Yang termasuk kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim,udara,air,cuaca(geografik,


hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.
Nama: I Gede Krishna A.
NIM : 21030117190080

Teknis Sidang
Setiap permusyawaratan dalam sebuah organisasi formal pasti membutuhkan
persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan
ketaatan terhadap aturan didalam sebuah persidangan.
Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan formal sebuah organisasi guna membahas
masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai
sebuah Ketetapan bersama. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh
elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan
ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak
hadir ketika persidangan berlangsung.

Jenis Persidangan
Sidang Pleno
Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
Permusyawaratan

Sidang Paripurna
Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan
Permusyawaratan

Sidang Komisi
Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang
Pleno
Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi
Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut
Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutan
Aturan Umum Sebuah Persidangan

Peserta
Peserta Penuh
Hak peserta penuh :
Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada
pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan
Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
Kewajiban peserta penuh :
Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
Peserta Peninjau
Hak Peninjau :
Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan menajukan usulan kepada
pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
Kewajiban Peninjau:
Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
Presidium Sidang
Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang
dipandu oleh Panitia Pengarah
Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti
aturan yang disepakati peserta
Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan

Aturan Ketukan Palu dan kondisi-kondisi lain :

1 kali ketukan
Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin (keputusan sementara).
Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama
(biasanya skor 1X??menit, dll) sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat
sidang.
Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
2 kali ketukan
Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama (biasanya 2 X ??
menit), misalnya istirahat, lobying, sembahyang,makan.
Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.
Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam
pengambilan keputusan
3 kali ketukan
Membuka/menutup sidang atau acara resmi.
Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang
Contoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidang
Membuka sidang

“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I saya nyatakan dibuka. ”


tok…….tok…….tok

Menutup sidang

“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, sidang pleno I saya nyatakan ditutup.”


Tok……..tok……..tok

Mengalihkan pimpinan sidang

“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya” tok.

Mengambil alih pimpinan sidang

“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih ” tok

Menskorsing sidang

“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.

Mencabut skorsing

“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan” tok…….tok.

Memberi peringatan kepada peserta sidang

Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”

Syarat-syarat Presidium Sidang :

Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab


Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
Sikap Presidium Sidang :

Simpatik, menarik, tegas dan disiplin


Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta
Quorum dan Pengambilan Keputusan
Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 dari
peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga ditentukan melalui konsensus)
Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil
diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan
Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka
dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang
Interupsi

Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya
masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.

Macam macam interupsi antara lain.


Interuption of order, Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau
memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya persidangan. Contoh: saat
pembicaraan sudah melebar dari pokok masalah maka seseorang berhak mengajukan
interuption of order agar persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga
tidak melebar dan semakin bias.
Interruption of information, Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu diperhatikan oleh
seluruh peserta sidang termasuk pimpinan sidang. Informasi bisa internal (misal: informasi
atau data tentang topik yang dibahas) ataupun eksternal (missal: situasi kondisi di luar ruang
sidang yang mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya persidangan).
Interruption of clarificatio, Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi tentang
pernyataan peserta sidang lainnya agar tidak terjadi penangkapan bias ketika seseorang
memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
Interruption of explanatio, Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan yang kita
sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan terhadap
pernyataan kita.
Interruption of personal, Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang
disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang
secara pribadi.

Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah
mendapat ijin dari Presidium Sidang

Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.

Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan
jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil
alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang

Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat
persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal
dimasyarakat.

Sanksi-sanksi

Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta
siding yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan
kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium
sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain
dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang yang lain.
Nama: I Gede Krishna A.
NIM : 21030

Motivasi Organisasi

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
(motivasi ekstrinsik).

Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan
lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan
pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian
kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003)
mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa
indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada
kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan
kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang
hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk
(out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai