Anda di halaman 1dari 14

11

BAB II

PROFIL DESA

2.1. Kondisi Desa

Secara geografis Desa Simojayan terletak pada posisi 7°21'-7°31'

Lintang Selatan dan 110°10'-111°40' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini

adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 668 m di atas permukaan air laut.

Berdasarkan data BPS kabupaten Malang tahun 2004, selama tahun 2004

curah hujan di Desa Simojayan rata-rata mencapai 2.400 mm. Curah hujan

terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm yang

merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2000-2015.

Secara administratif, Desa Simojayan terletak di wilayah Kecamatan

Ampelgading Kabupaten Malangi dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-

desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan Desa Ampelgading dengan

Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang. Di sebelah Barat berbatasan dengan

Desa Sukorejo. Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Taman Asri

Kecamatan Ampelgading, sedangkan di sisi timur berbatasan dengan desa

Mulyoasri Kecamatan Ampelgading

Jarak tempuh Desa Simojayan ke ibu kota kecamatan adalah 10 km,

yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 60 menit. Sedangkan jarak tempuh

ke ibu kota kabupaten adalah 30 km, yang dapat ditempuh dengan waktu

sekitar 2 jam.

Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah

Luas Wilayah Desa Simojayan adalah 737 Ha. Luas lahan yang ada

terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti


12

untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi

dan lain-lain.

Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 77.400 Ha.

Luas lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 225.260 Ha. Luas

lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 382.820 Ha. Luas lahan

untuk Hutan Produksi adalah 0 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas

umum adalah sebagai berikut: untuk perkantoran 5.07 Ha, sekolah 1.500 Ha,

olahraga 1.500 Ha, dan tempat pemakaman umum 3.500 Ha.

Wilayah Desa Simojayan secara umum mempunyai ciri geologis

berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan

perkebunan. Secara prosentase kesuburan tanah Desa Simojayan terpetakan

sebagai berikut: sangat subur 351,820 Ha, subur 264,350 Ha, sedang 90.090

Ha, tidak subur/ kritis 0.800 Ha. Hal ini memungkinkan tanaman padi untuk

dapat panen dengan menghasilkan 4.5 ton/ ha. Tanaman jenis palawija juga

cocok ditanam di sini.

Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti kedelai,

kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman

buah seperti mangga, pepaya, melon dan pisang juga mampu menjadi sumber

pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk

tanaman perkebunan, jenis tanaman tebu merupakan tanaman handalan.

Kondisi alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara

umum menjadi penyumbang Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar

yaitu Rp 10.511.000 atau hampir 45% dari Produk Domestik Desa Bruto

(PDDB) Desa yang secara total mencapai Rp. 22.607. 000.

Jenis tanah Desa Simojayan ini bagus sebagai lahan pemukiman dan

jalan, Karenanya, masyarakat Desa Simojayan masih menyukai rumah dari


13

tembok bangunan. Sebab bangunan tembok, kalau pondasinya tidak maksimal

kuat akan beresiko pecah dan bisa membahayakan jiwa penduduk. Dari 5048

buah rumah yang ada, hanya sekitar 1306 buah rumah saja yang terbuat dari

tembok, sementara lainnya dari papan kayu dan bambu.

Sedangkan keberadaan testur tanah hitam yang lembek dan bergerak

juga mengakibatkan jalan-jalan cepat rusak. Karenannya, pilihan teknologi

untuk membangun jalan dari bahan-bahan yang relatif bertahan lama menjadi

pilihan utama.

2.1.1 Sejarah Desa

2.1.2 Asal Usul Nama Desa Simojayan


Sejarah singkat terbentuknya Desa simojayan Yang sebelumya bernama
Petung Ombo adalah sejak terpilihnya Kepala Desa untuk yang pertama kali
setelah Indonesia merdeka yaitu tahun 1948 .Pada saat itu pemilihan Kepala
Desa di ikuti 3 orang yaitu :
1. P.Siti mendapat suara 348 suara
2. P.Darmo mendapat suara 300 suara
3. P.Sahe mendapat suara 57 suara
sebagai Kepala Desa adalah P SITI. Jumlah penduduk pada waktu itu yang
mempunyai hak pilih kurang lebih 700 orang.
Desa Petung Ombo dibagi menjadi 4 pedukuhan yaitu :
1. Pedukuhan Krajan Petung Ombo dan Kampung Ledok
2. Pedukuhan Sumber Sari
3. Pedukuhan Lemah Duwur
4. Pedukuhan Kalimajing
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa adalah sebagai berikut:
1. Kepala Desa : P. S I T I
2. Carik Desa : P. M A N G U N
3. Kamituwo Petung Ombo : P. D A R M O
4. Kamituwo Sumbersari : P. D J O N O
5. Kamituwo lemahduwur : P. P A W I R O G E N D E K
6. Kamituwo Kalimanjing : P. D I M I N ( P BOINEM )
14

Pada tgl 24 September 1965 bertempat di Kecamatan Ampelgading


dikukuhkan Desa-desa darurat menjadi Desa resmi oleh Bapak Bupati Malang
MOCH. SUNAN SH. Untuk mengenang para tokoh pejuang yang pernah
Hijrah ke PETONG OMBO ,untuk merebut kemerdekaan di Desa Simojayan
pernah ditempati markas pejuang. Salah satu bataliyon yang cukup terkenal
pada saat itu yang benama Batalion Macan Kumbang , batalion macan
kumbang tersebut di pimpin oleh Bapak Sarief, nama lain dari macan adalah
simo nama Desa Simojayan Di ambil dari nama SI adalah Nama Kepala Desa
pertama yaitu SITI SIMO artinya macan , jayan Artinya JOYO sehingga nama
P SITI dan nama Bataliyon macan kumbang di abadikan menjadi satu
terbentuknya Desa Simojayan .
Karena nama Desanya baru maka nama-nama pedukuhan disesuaikan.
1. Pedukuhan Petung Ombo diganti menjadi Dusun Simojayan
2. Pedukuhan Sumber Sari diganti menjadi Dusun Sukodono
3. Pedukuhan Lemah Duwur diganti menjadi Dusun Putukrejo
4. Pedukuhan Kalimajing diganti menjadi Dusun Kalirejo

II.1.2. Sejarah Tokoh/Pemimpin Desa Simojayan


Setelah Indonesia merdeka Desa Simojayan dipimpin oleh seorang
Petinggi / Kepala Desa yang secara berurutan sebagai berikut:
1. Bapak Siti ( alm ) : Tahun 1948 S/d 1975
2. Bapak Moch Soedja’i HU ( alm ) : Tahun 1975 S/d 1997
3. Bapak Imam Soedja’i MR ( alm ) : Tahun 2000 S/d 2007
4. Bapak Abdullah : Tahun 2007 S/d Sekarang
15

2.1.2 Demografis/ Kependudukan

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah

penduduk Desa Simojayan adalah 5048 jiwa, dengan rincian 2526 laki-laki dan

2522 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 1324 KK.

Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi

keadaan kependudukan di Desa Simojayan maka perlu diidentifikasi jumlah

penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh

informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase

1 0-4 1289 orang


2 5-9 1194 orang
3 10-14 407 orang
4 15-19 507 orang
5 20-24 751 orang
6 25-29 759 orang
7 30-34 408 orang
8 35-39 414 orang
9 40-44 446 orang
10 45-49 517 orang
11 50-54 499 orang
12 55-58 388 orang
13 >59 397 orang
Jumlah Total 8.335 orang

Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia

20-49 tahun Desa Simojayan sekitar 3.295 atau hampir 45%. Hal ini

merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.


16

Tingkat kemiskinan di Desa Simojayan termasuk tinggi. Dari jumlah

2.135 KK di atas, sejumlah 630 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera, 461 KK

tercatat Keluarga Sejahtera I, 015 KK tercatat Keluarga Sejahtera II, 53 KK

tercatat Keluarga Sejahtera III dan 3 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK

golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan

miskin, maka lebih 50% KK Desa Simojayan adalah keluarga miskin.

A. Pendidikan

Eksistensi pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan

tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian

pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan

mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan

mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru.

Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan

pengangguran dan kemiskinan. Pendidikan biasanya akan dapat

mempertajam sistematika berpikir atau pola pikir individu, selain mudah

menerima informasi yang lebih maju dan tidak gagap teknologi. Di bawah ini

adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa

Simojayan.

Tabel 5
Tamatan Sekolah Masyarakat

No Keterangan Jumlah Prosentase


1 Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas -
2 Tidak Tamat SD -
3 Tamat Sekolah SD 320
4 Tamat Sekolah SMP 180
5 Tamat Sekolah SMA 201
6 Tamat Sekolah PT/ Akademi 15
Jumlah Total 626
17

Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk

Desa Simojayan hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan

wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber

daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan

tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang

akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.

Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Simojayan, tidak terlepas dari

terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu

masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di

Desa Simojayan baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan

SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat

lain yang relatif jauh.

Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan

rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Simojayan yaitu melalui

pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum

tersedia dengan baik di Desa Simojayan. Bahkan beberapa lembaga binbel

dan pelatihan yang pernah ada malah gulung tikar. Mungkin dorongnan dari

pemerintah dan masyarakat lemah. Inilah yang menjadi pekerjaan dasar

pemerintahan Desa Simojayan sekarang ini.

B. Kesehatan

C. Mata Pencaharian

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Simojayan

dapat teridentifikasi ke dalam beberap sektor yaitu pertanian,

jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada,

masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 3.324 orang, yang


18

bekerja disektor jasa berjumlah 305 orang, yang bekerja di sektor industri 123

orang, dan bekerja di sektor lain-lain 1.125 orang. Dengan demikian jumlah

penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 4.631 orang. Berikut

ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 6
Macam-macam Pekerjaan dan Jumlahnya

No Macam Pekerjaan Jumlah Prosentase

1 Pertanian 3.324 orang


2 Jasa/ Perdagangan
1. Jasa Pemerintahan 21 orang
2. Jasa Perdagangan 75 orang
3. Jasa Angkutan 21 orang
4. Jasa Ketrampilan 27 orang
5. Jasa lainnya 13 orang
3 Sektor Industri 25 orang
4 Sektor lain 1.125 orang
Jumlah 4631 orang

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Simojayan

Madu masih cukup tinggi. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah

penduduk usia 15-55 yang belum bekerja berjumlah 391 orang dari jumlah

angkatan kerja sekitar 692 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran

angka pengangguran di Desa Simojayan.

D. Struktur Pemerintahan

Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah

pemerintahan Desa Simojayan memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap

pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait

hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan

Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk


19

Wilayah Desa Simojayan terbagi di dalam 8 Rukun Warga (RW) yang

tergabung di dalam 4 Dusun yaitu: Dusun Simojayan , Dusun Putukrejo, Dusun

Sukodono, Dusun Kalirejo yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala

Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan

tugas desa kepada aparat ini.

Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Simojayan

tidak bisa lepas dari strukur administratif pemerintahan pada level di atasnya.

Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

Bagan I
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa Simojayan

BPD Kepala
Desa

Sekretaris
Desa

Staf Urusan Staf Urusan


Umum Keuangan

Seksi Modin Staf


Pembangunan Pemerintahan

Kasun Kasun Kasun Kasun Kasun Kasun

Kasun Kasun Kasun Kasun


20

Tabel 1
Nama Pejabat Pemerintah Desa Simojayan

No Nama Jabatan

1 ABDULLAH Kepala Desa


2 SUTRISNO,S.Si Sekretaris Desa
3 IKA MURNIASIH Staf Urusan Pemerintahan
4 HOLIANTO Staf Urusan Keuangan
5 MOCH HOLILI Staf Urusan Umum
6 EDI SUYONO Seksi Pembangunan
7 AHMAD Kasun Putukrejo
8 SUPRI Kasun Simojayan
9 BEROTO Kasun Sukodono
10 ACH.FAUZI Kasun Kalirejo
11 PADI Kaur Kesra ( Modin )
12 JUWARI Kepetengan

Tabel 2
Nama Badan Permusyawaratan Desa Simojayan

No Nama Jabatan

1 PAIMAN Ketua
2 KACUNG HARIANTO Sekretaris
3 SUPARNO Bendahara
4 PURNOMO Anggota
5 EKO RUBIANTO Anggota
6 SUNARI Anggota
21

Tabel 3
Nama-nama LPMD Desa Simojayan

No Nama Jabatan

1 JONI Ketua
2 SOEGIRI Sekretaris
3 SUKIRNO Bendahara
4 IKE KURNIAWATI Anggota
5 LANTIP PURNOMO Anggota
6 SUBANDI Anggota

Secara umum pelayanan pemerintahan desa Simojayan kepada

masyarakat sangat memuaskan. Beberapa warga menyatakan bahwa

pelayanan umum dapat dikerjakan dengan cepat dalam waktu 24 jam. Begitu

pula untuk pengurusan surat-surat penting lainnya, sehingga secara umum

masyarakat merasa terlayani secara baik.

2.1.3 Keadaan Sosial

Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di

Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat

untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis.

Dalam konteks politik lokal Desa Simojayan, hal ini tergambar dalam pemilihan

kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pilkada, dan pilgub)

yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.

Khusus untuk pemilihan kepala desa Simojayan, sebagaimana tradisi

kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka
22

yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal

ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa

jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut.

Fenomena inilah yang biasa disebut pulung –dalam tradisi jawa- bagi

keluarga-keluarga tersebut.

Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat

diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja,

kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti

sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-

norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.

Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi

syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang

berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa.

Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan desa Simojayan pada tahun 2000.

Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir

95%. Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti

pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa

Simojayan seperti acara perayaan desa.

Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan

normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan

kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus

menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai

dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong.

Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme

pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga

resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat


23

langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah

Desa Simopjayan mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.

Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa

Desa Simojayan mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat

baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan,

sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik

demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik

daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti

dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian

masyarakat Desa Simojayan kurang mempunyai greget, terutama yang

berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat

secara langsung.

Berkaitan dengan letaknya yang berada Jawa Timur dan suasana

budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Bulan Madu. Dalam hal

kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek

budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/

Islam, masih adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya,

yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.

Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-

hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini

menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru

bersama masyarakat Desa Simojayan. Dalam rangka merespon tradisi lama

ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan

budaya di Desa Simojayan. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri,

sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik


24

tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik

sosial.

Bencana Alam dan Sosial

Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan

sosial yang cukup berarti di Desa Simojayan. Isu-isu terkait tema ini, seperti

kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang

membahayakan masyarakat dan sosial.

2.1.4 Keadaan Ekonomi

2.2 Kondisi Pemerintahan Desa

Anda mungkin juga menyukai