Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KASUS PELANGGARAN


KODE ETIK YANG DILAKUKAN OLEH POLISI

Dosen Pengampu : Hery Zarkasih, SH, MH

Oleh Kelompok 5 (V/D HKI)

1. Ainun Fitri (210202146)


2. Hafidaturrahmi (210202151)
3. Feni Ika Hilvina (210202137)
4. Hoerin Ulul Azmi (210202142)
5. Salsabillah Ananda (210202136)
6. Nisa Erika Okta Purnama (210202141)

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah Swt Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, hingga terciptalah makalah yang begitu sederhana ini. Shalawat dan
salam senantiasa kita haturkan kepada baginda besar nabi Muhammad Saw, dan para
sahabat, serta kerabatnya.

Adapun maksud dari penyusunan makalah yang sederhana ini, adalah untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah “Etika Profesi Hukum”, yang dibimbing oleh
Bapak Hery Zarkasih, SH, MH. Kemudian, makalah ini bertujuan untuk memperluas
cakrawala pengetahuan penyusun sekaligus pembaca, juga sebagai bahan referensi
untuk penyusun selanjutnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas doa dan
dukungannya, khususnya Bapak dosen selaku dosen pengampu. Tersusunnya
makalah ini, masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami membutuhkan
kritik dan saran yang membangun dan memotivasi demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 26 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Analisis Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Ferdy Sambo

.......................................................................................................................... 3

B. Analisis Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Teddy Minahasa

.......................................................................................................................... 6

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pelaksanaan tugas kepolisian negara Republik Indonesai dalam


memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan
melindungi, mengayomi masyarakat serta melayani masyarakat selain ditentukan oleh
kualitas pengetahuan dan keterampilan teknis kepolisian yang tinggi sangat
ditentukan oleh etika dan perilaku terpuji setiap anggota Kepolisian negara Republik
Indonesia. Apabila setiap anggota Kepolisian tidak memegang teguh etika dan
perilaku terpuji, maka besar kemungkinan akan terjadi pelanggaran-pelanggaran
terhadap kode etik Kepolisian. Pelanggaran terhadap kode etik dapat menurunkan
kredibilitas lembaga kepolisian itu sendiri, pada akhir tahun 2021 tagar “Percuma
Lapor Polisi” menjadi trending di berbagai media sosial, khususnya di platform
twitter. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang pelanggaran-
pelanggaran kode etik yang pernah dilakukan oleh anggota Kepolisian, dan agar up to
date makalah ini akan menganalisis kasus pelanggaran kode etik oleh Polisi yang
pernah viral di masyarakat, yakni kasus pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
Ferdy Sambo dan kasus Teddy Minahasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, bahwa rumusan dalam makalah ini, adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana analisis pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Ferdy Sambo?
2. Bagaimana analisis pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Teddy
Minahasa?

1
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari makalah ini adalah
untuk menganalisis:

1. Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Ferdy Sambo


2. Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Teddy Minahasa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Ferdy Sambo

Sumber Gambar : Pinterest.com


Kronologi singkat kasus Ferdy Sambo1

Kasus ini bermula dari peristiwa tragis pada bulan Juli 2022, ketika Brigadir J
tewas dalam sebuah penembakan di rumah dinasnya. Awalnya, versi yang diajukan
oleh pihak Sambo adalah terjadinya saling tembak antara korbannya dan pelaku.
Namun, motif di balik pembunuhan ini ternyata terkait dengan dugaan pelecehan
seksual yang diduga dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putri
Candrawathi.

Dugaan pelecehan seksual ini telah mengakibatkan dua laporan polisi, salah
satunya adalah laporan tentang percobaan pembunuhan terhadap Bharada Richard
Eliezer. Kronologi kasus yang panjang dan berliku ini memakan waktu hingga tujuh
bulan sejak kejadian penembakan hingga Ferdy Sambo divonis hukuman mati oleh

1
Hartanto, “Rangkuman Seluruh Kronologi Kasus Ferdy Sambo, dari Hukuman Mati Cuma Jadi
Seumur Hidup”, dalam https://www.ayobandung.com/bandung-raya/799878066/rangkuman-seluruh-
kronologi-kasus-ferdy-sambo-dari-hukuman-mati-cuma-jadi-seumur-
hidup?page=2&_gl=1*1ex4m70*_ga*eWdOeGxMdlV0RDVzY0FiMlFFd2Y2QkxGM3VPNTlxS1Ftb
mtGZVFMaDdNZlVRcVI2SnUwZUpYSklKcnNzYkNzag, diakses pada tanggal 26 Oktober, pukul
17.08 WITA.

3
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Vonis ini lebih berat dari tuntutan jaksa, yang
menginginkan hukuman seumur hidup. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Sambo
kehilangan posisinya sebagai Kadiv Propam Polri dan diberhentikan dengan tidak
hormat melalui sidang kode etik kepolisian.

Sidang perdana Sambo dimulai pada 17 Oktober 2022, dengan agenda


pembacaan dakwaan. Sambo didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal
338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP). Lebih dari 50 saksi telah dihadirkan dalam persidangan,
termasuk Richard Eliezer, Ricky Rizal, Kuat Maruf, Hendra Kurniawan, dan lainnya.
Selama proses peradilan, keluarga Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J meminta
agar jaksa menuntut hukuman mati bagi Sambo, serta kepada seluruh terdakwa lain
yang terlibat dalam pembunuhan tersebut, yaitu Putri Candrawathi, Ricky Rizal, dan
Kuat Maruf. Namun, permohonan tersebut tidak dikabulkan oleh MA, yang
mengubah hukuman Sambo menjadi penjara seumur hidup.

Analisis Pelanggaran Kode Etik2

Sidang etik Polri memutuskan memberhentikan secara tidak hormat atau


memecat Irjen Ferdy Sambo. Mantan Kadiv Propam Polri itu dinyatakan melanggar
kode etik korps Bhayangkara. Satu sanksi bersifat etika yaitu perilaku pelanggar
dinyatakan sebagai perbuatan tercela. Ada dua sanksi administrasi yaitu: pertama,
penempatan dalam tempat khusus selama 4 hari dari tanggal 8 sampai dengan 12
Agustus 2022 di Rutan Korps Brimob Polri yang penempatan dalam tempat khusus
itu telah dijalani oleh pelanggar, kedua, Pemberhentian Tidak Dengan Hormat atau
PTDH sebagai anggota Polri. Hal ini berdasarkan, Surat Telegram Kapolri dengan
nomor ST/1751/VIII/KEP./2022 tertanggal 22 Agustus 2022 yang ditandatangani AS
SDM Polri Irjen Pol Wahyu Widada.

Terdapat 7 aturan dalam PP No 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian


Anggota Polri dan Perpol No 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik dan Komisi Kode Etik

2
Riski, "7 Pelanggaran Etik yang Bikin Ferdy Sambo Dipecat Polri", dalam
https://news.detik.com/berita/d-6254965/7-pelanggaran-etik-yang-bikin-ferdy-sambo-dipecat-polri,
diakses pada tanggal 26 Oktober 2023, pukul 18.50 WITA.

4
Polri yang menjadi dasar majelis etik menjatuhkan dua sanksi tersebut terhadap
Sambo. Berikut aturannya:

1. Pasal 13 ayat 1 PP No 1 Tahun 2003 juncto Pasal 5 ayat 1 huruf B Perpol No


7 Tahun 2022
Berbunyi: “Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari
dinas Polri karena melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau
janji jabatan, dan atau kode etik Polri juncto setiap pejabat Polri dalam etika
kelembagaan wajib menjaga dan meningkatkan citra, soliditas, kredibilitas,
reputasi, dan kehormatan.”
2. Pasal 13 ayat 1 PP No 1 Tahun 2003 juncto Pasal 8 huruf C Perpol No 7
Tahun 2022
Berbunyi: “Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari
dinas Polri karena melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau
janji jabatan, dan atau kode etik Polri juncto setiap pejabat Polri dalam etika
kepribadian wajib jujur, bertanggung jawab, disiplin, adil, peduli, tegas, dan
humanis.”
3. Pasal 13 ayat 1 PP No 1 Tahun 2003 juncto Pasal 8 huruf C angka 1 Perpol
No 7 Tahun 2022
Berbunyi: “Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari
dinas Polri karena melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau
janji jabatan, dan atau kode etik Polri juncto setiap pejabat Polri dalam etika
kepribadian wajib mentaati dan menghormati norma hukum.”
4. Pasal 13 ayat 1 PP No 1 Tahun 2003 juncto Pasal 10 ayat 1 huruf F Perpol No
7 Tahun 2022
Berbunyi: “Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari
dinas Polri karena melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau
janji jabatan, dan atau kode etik Polri juncto setiap pejabat Polri dalam etika
kelembagaan dilarang melakukan permufakatan pelanggaran KEPP, atau
disiplin atau tindak pidana.”
5. Pasal 13 ayat 1 PP No 1 Tahun 2003 juncto Pasal 11 ayat 1 huruf A Perpol No
7 Tahun 2022
Berbunyi: “Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari
dinas Polri karena melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau
janji jabatan, dan atau kode etik Polri juncto setiap pejabat polri sebagai
atasan dilarang berikan perintah yang bertentangan dengan norma hukum,
agama dan kesusilaan.”

5
6. Pasal 13 ayat 1 PP No 1 Tahun 2003 juncto Pasal 11 ayat 1 huruf B Perpol No
7 Tahun 2022

Berbunyi: “Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari


dinas Polri karena melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau
janji jabatan, dan atau kode etik Polri juncto setiap pejabat Polri yang
berkedudukan sebagai atasan dilarang menggunakan wewenangnya secara
tidak bertanggung jawab.”

7. Pasal 13 ayat 1 PP No 1 Tahun 2003 juncto Pasal 13 huruf M Perpol No 7


Tahun 2022
Berbunyi: “Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari
dinas Polri karena melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau
janji jabatan, dan atau kode etik Polri juncto setiap pejabat Polri, dalam etika
kepribadian dilarang melakukan tindakan kekerasan, berperilaku kasar, dan
tidak patut.”

B. Analisis Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Teddy Minahasa

Sumber Gambar : tvOneNews.com

Kronologi singkat kasus Teddy Minahasa

Jumat 14 Oktober 2022 Kapolri Listyo Sigit Prabowo memerintahkan Divisi


Profesi dan Pengamanan atau Propam dari Markas Besar Polri untuk melakukan

6
penangkapan terhadap Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Teddy Minahasa. Penangkapan
tersebut juga berbarengan dengan dipanggilnya ratusan perwira tinggi polri ke Istana
oleh Presiden Joko Widodo. Sehari setelah itu Teddy Minahasa menjalani proses
pemeriksaan setelah sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka. Selanjutnya pada
Senin 17 Oktober 2022 Teddy melakukan pemeriksaan, namun pemeriksaan tersebut
tidak bisa diliput media

18 Oktober 2022, lima anggota Kepolisian Daerah Sumatera Barat dipanggil


oleh Mabes Polri atas dugaan penghilangan barang bukti narkoba seberat lima
kilogram oleh Teddy Minahasa dan juga AKBP Dody Prawiranegara yang
merupakan bekas Kapolres Bukittinggi

Senin 24 Oktober, Dody Prawiranegara beserta Samsul Maarif yang


merupakan bawahan Teddy Minahasa dan juga Linda Puji Astuti yang merupakan
teman dari Teddy Minahasa menawarkan diri untuk menjadi justice collaborator
untuk mengungkap kasus yang melibatkan Teddy Minahasa.

02 November 2022 Polda Metro Jaya akhirnya melakukan kelengkapan


berkas untuk menjalankan sidang. Kemudian pada saat bersamaan Teddy diketahui
ditahan di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya selama 20 hari.

04 November kejaksaan tinggi DKI Jakarta menerima Surat Pemberitahuan


Dimulainya Penyidikan atau juga SPDP atas kasus Teddy Minahasa yang diduga
mengedarkan narkoba.

Kemudian Teddy Minahasa terancam mendapatkan sanksi Pemberhentian


Tidak dengan Hormat alias PTDH. Ia juga dituntut hukuman mati oleh Jaksa
Penuntut Umum, dianggap bersalah sebagaimana dimaksud Pasal 114 ayat 2 subsider
Pasal 112 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto
Pasal 55 ayat (1) KUHP. Terakhir Teddy diancaman hukuman mati atau penjara
seumur hidup atau minimal 20 tahun penjara.

Analisis Pelanggaran Kode Etik3

Dalam wawancara bersama CNN Indonesia, Karo Penmas Polri Brigjen


Ahmad Ramadhan mengatakan sanksi pemecatan itu diberikan lantaran Teddy

3
CNN Indonesia, “Alasan Polri Pecat Teddy Minahasa: Perintahkan Jual Sabu Hasil Sitaan”, dalam
https://www.cnnindonesia.com/nasional//2020531052827-12-956028/alasan-polri-pecat-teddy-
minahasa-perintahkan-jual-beli-sabu-hasil-sitaan, diakses pada tanggal 26 Oktober 2023, pukul 19.15
WITA.

7
melanggar kode etik dengan memerintahkan penyisihan barang bukti sabu hasil sitaan
Satres Narkoba Polres Bukittinggi. Ia mengatakan "Wujud perbuatan terduga
pelanggar telah memerintahkan AKBP DP (Dody Prawiranegara) untuk menyisihkan
barang bukti narkotika jenis sabu". Selasa (30/5). Selain menyisihkan sabu,
Ramadhan mengatakan Teddy juga memerintahkan untuk mengganti lima kilogram
sabu dengan tawas.

Atas perbuatannya, tim Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang dipimpin oleh
Kabaintelkam Polri Komjen Wahyu Widada kemudian menjatuhkan sanksi etika
berupa perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela, dan sanksi
administratif yaitu Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

Sanksi tersebut berdasarkan Pasal 13 ayat 1 PP Nomor 1 Tahun 2003 tentang


Pemberhentian Anggota Polri Juncto Pasal 5 ayat 1 huruf b dan c, Pasal 8 huruf c
angka 1, Pasal 10 ayat 1 huruf d dan f, Pasal 10 ayat 2 huruf h, Pasal 11 huruf a, dan
Pasal 13 huruf e, Peraturan Kepolisian Nomorr 7 tahun 2022 tentang Kode Etik
Profesi dan Komisi Etik Polri.4

4
Primaswolo, “Irjen Teddy Minahasa Dipecat. Apa Sajja Kode Etik yang Dilanggar?”, dalam
https://www.krjogja.com/nasional/1242449013/irjen-teddy-minahasa-dipecat-apa-saja-kode-etik-yang-
dilanggar, diakses pada tanggal 26 Oktober 2023, pukul 19.44 WITA.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Ferdy sambo merupakan mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo


melakukan terjerat kasus pembunuhan terhadap anak buahnya. Atas
kasus tersebut, ia dikenakan dua sanksi administrasi yaitu: pertama,
penempatan dalam tempat khusus selama 4 hari dari tanggal 8 sampai
dengan 12 Agustus 2022 di Rutan Korps Brimob Polri yang
penempatan dalam tempat khusus itu telah dijalani oleh pelanggar,
kedua, Pemberhentian Tidak Dengan Hormat atau PTDH sebagai
anggota Polri. Terdapat 7 aturan dalam PP No 1 Tahun 2003 tentang
Pemberhentian Anggota Polri dan Perpol No 7 Tahun 2022 tentang
Kode Etik dan Komisi Kode Etik Polri yang menjadi dasar majelis etik
menjatuhkan dua sanksi tersebut terhadap Sambo.
b. Teddy melanggar kode etik dengan memerintahkan penyisihan barang
bukti sabu hasil sitaan Satres Narkoba Polres Bukittinggi. Atas
perbuatannya, tim Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang dipimpin
oleh Kabaintelkam Polri Komjen Wahyu Widada kemudian
menjatuhkan sanksi etika berupa perilaku pelanggar dinyatakan
sebagai perbuatan tercela, dan sanksi administratif yaitu
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

9
DAFTAR PUSTAKA

CNN Indonesia, “Alasan Polri Pecat Teddy Minahasa: Perintahkan Jual Sabu Hasil Sitaan”, dalam
https://www.cnnindonesia.com/nasional//2020531052827-12-956028/alasan-polri-
pecat-teddy-minahasa-perintahkan-jual-beli-sabu-hasil-sitaan, diakses pada tanggal
26 Oktober 2023, pukul 19.15 WITA.
Hartanto, “Rangkuman Seluruh Kronologi Kasus Ferdy Sambo, dari Hukuman Mati Cuma Jadi
Seumur Hidup”, dalam https://www.ayobandung.com/bandung-
raya/799878066/rangkuman-seluruh-kronologi-kasus-ferdy-sambo-dari-hukuman-
mati-cuma-jadi-seumur-
hidup?page=2&_gl=1*1ex4m70*_ga*eWdOeGxMdlV0RDVzY0FiMlFFd2Y2Qkx
GM3VPNTlxS1FtbmtGZVFMaDdNZlVRcVI2SnUwZUpYSklKcnNzYkNzag,
diakses pada tanggal 26 Oktober, pukul 17.08 WITA.
Primaswolo, “Irjen Teddy Minahasa Dipecat. Apa Sajja Kode Etik yang Dilanggar?”, dalam
https://www.krjogja.com/nasional/1242449013/irjen-teddy-minahasa-dipecat-apa-
saja-kode-etik-yang-dilanggar, diakses pada tanggal 26 Oktober 2023, pukul 19.44
WITA.
Riski, "7 Pelanggaran Etik yang Bikin Ferdy Sambo Dipecat Polri", dalam
https://news.detik.com/berita/d-6254965/7-pelanggaran-etik-yang-bikin-ferdy-
sambo-dipecat-polri, diakses pada tanggal 26 Oktober 2023, pukul 18.50 WITA.

10

Anda mungkin juga menyukai