Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI

ACARA IV

INVERS AUGER HOLE


Dosen Pembimbing : Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si
Asisten Dosen : Retno Hatmanti Wilujeng

Oleh :
Nadya Aulia Rahma
160722614643
Off H/2016

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI

2018
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami konsep Hydraulic Conductivity
menggunakan metode Invers Auger Hole
2. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan menggunakan metode
Invers Auger Hole
3. Mahasiswa mampu melakukan analisis pada hasil perhitungan
menggunakan metode Inver Auger Hole

II. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Laptop
2. Alat Tulis
3. Kertas A4
B. BAHAN
1. Data pada modul acara 5

III. DASAR TEORI


Konduksivitas hidrolik dapat ditentukan dengan metode pendugaan
(metode korelasi) dan melalui pengukuran. Pendugaan Konduksivitas
hidrolik melaui metode korelasi dilakukan dengan memakai metode
distribusi ukuran butir atau metode permukaan spesifik. Kedua metode
dapat digunakan untuk pendugaan konduksivitas hidrolik karena adanya
hubungan yang erat antara ukuran dan jumlah pori serta ukuran butir dengan
konduksivitas hidrolik. Penetapan nilai konduksivitas hidrolik melalui
pengukuran dapat dilakukan di laboratorium atau lapangan. Metode yang
sering digunakan adalah metode Constand Head, Falling Head dan Ring
Sample (dilaboratorium). Sedangkan dilapangan dipergunakan metode
Auger Hole, Inverse auger Hole dan Peizometer.
Auger hole method merupakan cara yang singkat dan praktis untuk
menentukan besarnya nilai Hydraulic Conductivity akuifer atas ( soil zone),
tanpa melakukan aktivitas pemompaan. Penerapan metode tersebut
mensyaratkan bahwa lobang bor harus berada pada muka airtanah yang
dangkal yang tidak dapat diterapkan pada berbagai lokasi yang memiliki
muka air tanah yang dalam (lebih dari 2 meter). Metode tersebut dapat
diterapkan sebagai salah satu untuk mendapatkan nilai K dengan muka
airtanah yang dalam.
Prinsip metode Invers Auger Hole merupakan kebalikan dari metode
auger hole,yaitu dengan meresapkan air ke dalam lobang bor. Penurunan
muka air dalam lobang kemudian dicatat per satuan waktu. Prinsip Invers
Auger Hole dapat diterapkan dalam perancangan sumur resapan buatan (
artificial recharge ).
Untuk mencari nilai K, menggunakan rumus dibawah ini :
𝐾 = 1,15. 𝑟. tan ∝
r = jari − jari lobang bor
tan ∝ = kemiringan plot nilai t1 dan peresapan pada kertas semilog

Gambar 1.sketsa Metode invers auger hole


Tabel 1. klasifikasi Hidralik konduktivitas berdasar kanpercepatan
kejenuhan tabah (Uhland O’ neal. 1951)

Sumber : sitorus et al.1983

IV. LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan
2. Mencari dan catat data ht1, h’t1 dan ht1 + r/2
3. Membuat grafik hasil plot
4. Mencari nilai tan ∝
5. Menghitung K akuifer
6. Analisis Hasil
7. Menyusun Laporan
Siapkan alat dan bahan

Mencari dan catat data


ht1, h’t1 dan ht1 + r/2

Membuat grafik hasil


plot

Mencari nilai tan ∝

Menghitung K akuifer

Analisis Hasil

Menyusun Laporan

V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel hasil perhitungan data lapangan (Terlampir)
2. Grafik Ploting Data dalam semilogaritmik (Terlampir)
3. Perhitungan Nilai Kondiktivitas Hidrolik (K) (Terlampir)

VI. PEMBAHASAN
Praktikum ini menggunakan metode Invers Auger Hole. Prinsip dari
metode ini berbanding terbalik dengan metode auger hole, yaitu dengan
meresapkan air dalam suatu lubang bor. Nilai konduktivitas yang diperoleh
konduktivitas hidrolik sebesar 196,26 m/hari. Sehari air dapat mengalir
sejauh 196,26 meter dari titik awalnya.dan berdasarkan niali dari
konduktivitasnya dapat dibagi atas beberapaa kelas menurut Uhland O’
neal, 1951,adalah tergolong kedalam kelas dengan klasifikasi agak cepat,hal
ini dikarenakan setelah dikonfersi nilai kondiktifikas yang semula m/hari
menjadi m/jam didapat nilai sebesar 8,1775 m/jam. Nilai tersebut termasuk
dalam katagori cepat sehingga dapat diketahui materi yang mengalirkan air
banyak berupa pasiran. Kondisi ini menunjukkan bahwa air bergerak dari
zona yang mempunyai potensial tinggi menuju zona potensial rendah.
kondiktivitas hidrolik merupakan besaran air yang mengalir pada tanah
tersebut,air dapat mengalir hal ini dikarenakan pada dalam tanah tersebut
memiliki rongga-rongga atau pori-pori yang dapat dilalui air.hal ini
menurut Tood dan Mays, 2005 Konduktivitas hidraulik atau kelolosan air
merupakan kemampuan batuan untuk meloloskan air di dalam rongga-
rongga batuan tanpa mengubah sifat-sifat airnya.
Kondisi akuifer konduktivitas air dalam mengalir pada suatu zona
akuifer dpengaruhi oleh karakteristik geologi dan litologi penyusun suatu
akuifer. Apabila akuifer tersusun atas material yang terdapat banyak pori
seperti material pasir dan kerikil maka air akan mudah mengalami perkolasi
dan mudah terbentuknya sistem aliran airtanah, sedangkan apabila material
akuifer terususn atas material lempung atau liat maka air akan sulit
mengalami infiltrasi, akibatnya perkolasi airtanah menjadi lambat, sehingga
dalam membentuk jaringan airtanah akan sulit terbentuk.

VII. KESIMPULAN
Nilai konduktivitas yang diperoleh konduktivitas hidrolik sebesar
196,26 m/hari. Sehari air dapat mengalir sejauh 196,26 meter dari titik
awalnya.dan berdasarkan niali dari konduktivitasnya dapat dibagi atas
beberapaa kelas menurut Uhland O’ neal, 1951,adalah tergolong kedalam
kelas dengan klasifikasi agak cepat,hal ini dikarenakan setelah dikonfersi
nilai kondiktifikas yang semula m/hari menjadi m/jam didapat nilai sebesar
8,1775 m/jam. Nilai tersebut termasuk dalam katagori cepat sehingga dapat
diketahui materi yang mengalirkan air banyak berupa pasiran.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Dariah, A., & Yusrial, M. (2005). Penetapan Konduktivitas Hidrolik Tanah
Dalam Keadaan Jenuh: Metode Laboratorium: Sifat Fisik Tanah dan
Metode Analisisnya.
Santosa, L.W., & Adji, T.N,. 2014. Karakteristik Akuifer dan Potensi
Airtanah Graben Bantul. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press
Masytoh, Ferryati. 2016. Modul Praktikum Geohidrologi. Malang.
Universitas Negeri Malang
Todd, D. K. and Mays L.W., 2005, Groundwater Hydrology, 3ed, New York:
John
2. Grafik Ploting pada excel dengan semilogaritmik

Anda mungkin juga menyukai