BAB IV
PEMBAHASAN
Dari Tabel 4.1 didapatkan bahwa head loss naik seiring dengan kecepatan
aliran fluida yang naik. Secara teori hal ini sesuai, nilai head loss akan sebanding
dengan nilai kecepatan aliran . Semakin besar nilai kecepatan aliran, maka akan
semakin besar pula nilai head lossnya. Kecepatan aliran yang berbeda diakibatkan
oleh bukaan valve yang berbeda juga. Hal ini mengakibatkan nilai head loss juga
akan ikut berubah seiring perubahan bukaan valve..
Nilai faktor friksi dapat ditentukan dengan menggunakan reynold number,
dari Tabel dapat dilihat adanya penurunan faktor friksi seiring dengan kenaikan
nilai reynold number. Keadaan ini sesuai dengan teori yang ada yaitu reynold
number berbanding terbalik dengan faktor friksi. Menurut Geankoplis, Reynold
number cenderung membesar diakibatkan oleh bukaan valve yang semakin besar
sehingga debit alir fluida akan semakin besar. Karena adanya perbesaran debit
aliran fluida, harga bilangan reynoldnya juga akan semakin besar. Namun tidak
untuk faktor friksi yang cenderung menurun. Hubungan antara reynold number
dan faktor friksi dapat juga dilihat pada Gambar 4.1. Berdasarkan Reynold
Number yang didapat pada percobaan, maka pola aliran yang terjadi didalam pipa
adalah aliran turbulen karena nilai Nre > 4000.
18
Dari Tabel 4.2 di dapat bahwa head loss yang didapat mengalami kenaikan
seiring kenaikan kecepatan alir. Semakin besar nilai kecepatan volumetrik aliran,
maka akan semakin besar pula nilai head lossnya. Kecepatan aliran yang berbeda
diakibatkan oleh bukaan valve yang berbeda juga. Hal ini mengakibatkan nilai
head loss juga akan ikut berubah seiring perubahan bukaan valve.
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat adanya penurunan faktor friksi seiring dengan
kenaikan nilai reynold number. Keadaan ini sesuai dengan teori yang ada yaitu
reynold number berbanding terbalik dengan faktor friksi.
19
Pada Tabel 4.3 di dapatkan pada bukaan valve 25% didapat data F sebesar
0,00496 dan bilangan reynoldnya sebesar 35841. Pada bukaan valve 50% didapat
data F sebesar 0,0042 dan bilangan reynoldnya sebesar 39513. Pada bukaan valve
75% didapat data F sebesar 0,0038 dan bilangan reynoldnya sebesar 46035.
Sedangkan untuk bukaan valve 100% didapat data F sebesar 0,00385 dan bilangan
reynoldnya sebesar 45730.
Berdasarkan data dapat diketahui bahwasanya nilai bilangan Reynold pipa
enlargement berbanding terbalik dengan friction factor pipa enlargement. Pada
pipa enlargment diperoleh nilai NRe > 4000, sehingga pola aliran pada pipa
enlargment dapat digolongkan pada pola aliran turbulen.
20
Pada Tabel 4.4 di dapatkan pada bukaan valve 25% ; 50% ; 75 % ; 100 %
didapat data F berturut turut sebesar 0,008; 0,0089; 0,0087; 0,00895. Berdasarkan
data dapat diketahui bahwasanya nilai bilangan Reynold pipa contruction
berbanding terbalik dengan friction Loss pipa contruction. Pada pipa contruction
diperoleh nilai NRe > 4000, sehingga pola aliran pada pipa contruction dapat
digolongkan pada pola aliran turbulen.
4.3 Head Loss dan Friction Loss Elbow 45˚ dan 135˚
4.3.1 Head Loss dan Friction Loss Elbow 45˚
Tabel 4.5 Head Loss dan Friction Loss Elbow 45˚
Bukaan V H Log V Log H NRe F
valve (m/s) (mmHg)
25 % 3,55 8,67 0,55 0,94 55376 0,0048
50 % 3,89 10 0,59 1 60685 0,0047
75 % 3,984 8,67 0,6 0,94 62155 0,00465
100 % 4,35 8 0,64 0,9 67781 0,0045
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pola aliran pada pipa no.2, pipa
no.4, pipa enlargement,, pipa contraction , elbow 45o dan elbow 135o
adalah turbulen.
2. Dari hasil percobaan aliran fluida yang diperoleh, pada pipa horizontal
nilai head loss semakin meningkat seiring dengan meningkatnya nilai V
(kecepatan volumetrik) .
3. Dari hasil percobaan aliran fluida pada elbow 450 dan elbow 1350
diketahui bahwa nilai head loss akan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya nilai V (kecepatan volumetrik), dan nilai friction loss
semakin kecil seiring dengan meningkatnya nilai NRe.
4.2 Saran
1. Saat mengalirkan air dari pompa ke selang, periksa dengan cermat apakah
aliran fluida sudah stabil yang ditandai dengan tidak ada lagi gelembung
udara pada selang.
2. Cermatlah dalam mengukur waktu kenaikan Volume dengan
menggunakan stopwatch.
3. Pada saat pengukuran tinggi air raksa untuk melihat nilai ha dan hb, harus
dilakukan secara teliti agar tidak terjadi kesalahan data .
4. Pastikan titik pada kedua selang yang dipasangkan pada pipa sudah rapat
dan tidak terjadi kebocoran.
23
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, A.2008. Analisis Faktor Gesek Pada Pipa Akrilik Dengan Pendekatan
Metode Eksperimental, Empiris dan Simulasi CFD. Skripsi Teknik Mesin.
Universitas Indonesia.
Fox, R.W, And Mc Donald, A.T. 1995. Introduction To Fluid Mechanics.
Penerbit John Wiley. New York.
Kurniawan, I., 2011. Pengujian Model Alat Uji Gesekan Aliran di Dalam Pipa.
Proyek Akhir Diploma Teknik Mesin.Universitas Lampung.
Munson, B.R., Young, D. F. And Okiishi, T. H. 2003. Mekanika Fluida. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Olson, R. M. and Wright, S. J. 1990. Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sinaga, J. B., 2009. Perancangan Alat Pengujian Pompa Tanpa Motor (Hydram
Pump) untuk Mendukung Pelaksanaan Praktikum Prestasi Mesin di
Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung, Dalam: Prosiding Seminar
Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universtas
Lampung.
Situmorang, A.2011. Pembuatan Model Alat Uji Gesekan Aliran di Dalam Pipa.
Proyek Akhir Diploma Teknik Mesin. Universitas Lampung.
24
LAMPIRAN A
DOKUMENTASI
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
Tabel B.5 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss Pipa 4 Elbow 45°
Debit Q Q Rerata Head
Bukaan Volume Waktu, Ha Hb
(m3/s) (m3/s) Loss
Valve Q’ (l) t (s) (mmHg) (mmHg)
(10-4) (10-4) (mmHg)
5 7,35 6,8 468 462 6
25% 15 22,03 6,81 6,78 470 460 10
25 37,1 6,74 470 460 10
5 6,76 7,4 470 460 10
50% 15 20,57 7,3 7,43 470 460 10
25 32,89 7,6 470 460 10
5 6,81 7,34 470 460 10
75% 15 19,54 7,68 7,61 469 461 8
25 31,96 7,8 469 461 8
5 5,42 9,2 469 461 8
100% 15 18,92 7,9 8,3 469 461 8
25 32,29 7,7 469 461 8
Tabel B.6 Perhitungan Head Loss dan Friction Loss Pipa 4 Elbow 45°
Q
Bukaan Rerata Kecepatan, H f
3 Log V Log H NRE F (J/kg)
Valve (m /s) V (m/s) (mmHg) (10-3)
(10-4)
25% 6,78 3,55 8,67 0,55 0,94 55376 3,15 4,8
50% 7,43 3,89 10 0,59 1 60685 3,78 4,7
75% 7,61 3,984 8,67 0,6 0,94 62155 3,97 4,65
100% 8,3 4,35 8 0,64 0,9 67791 4,72 4,5
Friction Loss untuk Fitting dan Valve, menggunakan persamaan berikut:
Tabel B.7 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss Pipa 4 Elbow 135°
Debit Q Q Rerata Head
Bukaan Volume Waktu, Ha Hb
(m3/s) (m3/s) Loss
Valve Q’ (l) t (s) (mmHg) (mmHg)
(10-4) (10-4) (mmHg)
5 7,71 6,49 473 457 16
25% 15 23,19 6,47 6,4 474 456 18
25 39,97 6,25 474 456 18
5 7,78 6,43 474 456 18
50% 15 22,09 6,79 6,66 474 456 18
25 37,05 6,75 474 456 18
5 6,91 7,24 474 456 18
75% 15 21,21 7,07 7,14 474 456 18
25 35,13 7,12 474 456 18
5 6,42 7,79 474 456 18
100% 15 21,03 7,13 7,3 474 456 18
25 36,46 6,86 474 456 18
Tabel B.8 Perhitungan Head Loss dan Friction Loss Pipa 4 Elbow 135°
Q
Bukaan Rerata Kecepatan, H f
Log V Log H NRE F (J/kg)
Valve (m3/s) V (m/s) (mmHg) (10-3)
(10-4)
25% 6,4 3,35 17,33 0,525 1,24 52294 8,43 4,9
50% 6,65 3,484 18 0,54 1,26 54354 9,105 4,85
75% 7,14 3,74 18 0,57 1,26 58328 10,485 4,8
100% 7,3 3,8 18 0,58 1,26 59289 10,83 4,75
Tabel B.9 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss Pipa Enlagment
Debit Q Q Rerata Head
Bukaan Volume Waktu, Ha Hb
(m3/s) (m3/s) Loss
Valve Q’ (l) t (s) (mmHg) (mmHg)
(10-4) (10-4) (mmHg)
5 26,49 1,9 470 460 10
25% 15 75,98 1,97 2,05 470 460 10
25 109,14 2,29 470 460 10
5 36,79 1,36 468 462 6
50% 15 75 2 1,77 468 462 6
25 128,6 1,95 468 462 6
5 22,68 2,2 468 462 6
75% 15 75,02 2 2,06 468 462 6
25 126,62 1,97 468 462 6
5 25 2 467 463 4
100% 15 73,02 2,1 2,05 467 463 4
25 120 2,1 467 463 4
Tabel B.10 Perhitungan Head Loss dan Friction Loss Pipa Enlagment
Q
Bukaan Rerata Kecepatan, Kecepatan hex f
H NRE
Valve (m3/s) V1 (m/s) , V2 (m/s) (J/kg) (10-3)
(10-4)
25% 2,05 8,04 1,074 10 35841 24,28 4,52
50% 1,77 6,93 0,926 6 39513 28,04 5,5
75% 2,06 8,067 1,078 4 46035 24,49 4,8
100% 2,05 8,02 1,07 4 45730 24,164 4,9
Dimana =1 (Turbulen)
Tabel B.11 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss Pipa Contarction
Debit Q Q Rerata Head
Bukaan Volume Waktu, Ha Hb
(m3/s) (m3/s) Loss
Valve Q’ (l) t (s) (mmHg) (mmHg)
(10-4) (10-4) (mmHg)
5 27,57 1,8 652 278 374
25% 15 74,46 2 2,37 648 282 366
25 76,16 3,3 647 283 364
5 28,81 1,74 647 283 364
50% 15 74,34 2 1,98 647 283 364
25 115 2,2 647 283 364
5 24,94 2 647 283 364
75% 15 71,05 2,1 2 644 286 358
25 125,66 1,99 644 286 358
5 25,95 1,93 646 284 362
100% 15 74,45 2 1,98 648 282 366
25 126,13 1,99 648 282 366
Tabel B.12 Perhitungan Head Loss dan Friction Loss Pipa Contraction
Q
Bukaan Rerata Kecepatan, Kecepatan hex f
H NRE
Valve (m3/s) V1 (m/s) , V2 (m/s) (J/kg) (10-3)
(10-4)
25% 2,37 1,241 9,295 368 7073 82,35 8
50% 1,98 1,034 7,75 364 5896 57,22 8,9
75% 2 1,066 7,98 360 6074 60,71 8,7
100% 1,96 1,034 7,74 364,67 5893 57,15 8,95