Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM UOP

Modul 3 : Konveksi
Dosen Pembimbing
Dr. Tania Surya Utami, ST., MT.

Asisten Dosen
Luthfi Shidqi

KELOMPOK 4
Ameninta Cesanina S. / 1506725262
Chriscavin Jitas / 1506673416
Kevin Julian / 1506730262
Sendy Winata / 1506724991

Fakultas Teknik
Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia
Oktober 2017
OUTLINE

I. PENDAHULUAN III. PENUTUP


1.1 Tujuan 3.1 Kesimpulan
1.2 Rumusan Masalah 3.2 Saran
1.3 Prinsip Kerja
1.4 Instrumentasi IV. DAFTAR PUSTAKA
II. ISI
2.1 Langkah Pengerjaan
2.2 Data Percobaan
2.3 Pengolahan Data
2.4 Hasil Pengolahan Data
2.5 Analisis
I PENDAHULUAN
Tujuan, Rumusan Masalah, Prinsip Kerja,
dan Instrumentasi
TUJUAN

1. Mengalibrasi sistem pengumpan air


2. Mengumpulkan dan menganalisis data dan
variabel untuk konveksi bebas
3. Mengumpulkan dan menganalisis data dan
variabel untuk konveksi paksa
4. Membandingkan besar bilangan Nusselt
percobaan dengan literatur untuk sistem
konveksi paksa dan bebas
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaruh ketinggian weir dan


bukaan valve terhadap koefisien
perpindahan panas pada konveksi bebas
dan konveksi paksa?
2. Bagaimana pengaruh kecepatan aliran
terhadap perpindahan kalor konveksi
paksa?
3. Bagaimana kinerja konveksi bebas dan
konveksi paksa berdasarkan nilai koefisien
perpindahan panasnya?
4. Bagaimana perbandingan nilai dan
persamaan bilangan Nusselt pada
konveksi bebas dan konveksi paksa?
PRINSIP KERJA

1. Melakukan kalibrasi sistem pengumpan air dengan


mengukur keluaran dari sistem tersebut selama selang
waktu tertentu untuk memperoleh debit aliran umpan;
2. Melakukan pengukuran terhadap temperatur inlet dan
outlet dari air dan steam serta volume dan suhu dari
kondensat yang terbentuk pada selang waktu tertentu
untuk bukaan valve dan ketinggian weir yang
divariasikan untuk memperoleh data yang dibutuhkan
untuk perhitungan bilangan Nusselt dari sistem konveksi
bebas;
3. Melakukan pengukuran terhadap temperatur inlet dan
outlet dari air dan steam serta volume dan suhu dari
kondensat yang terbentuk pada selang waktu tertentu
untuk bukaan weir 0 dan bukaan valve yang divariasikan
untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk
perhitungan bilangan Nusselt dari sistem konveksi paksa.
INSTRUMENTASI
II ISI
Kalibrasi Sistem Pengumpan Air,
Konveksi Paksa, dan Konveksi Bebas
I KALIBRASI SISTEM PENGUMPAN AIR
Langkah Pengerjaan, Data Percobaan, Pengolahan Data,
Hasil Pengolahan, Analisis
LANGKAH PENGERJAAN

1. Weir diatur sedemikian supaya berada


pada posisi 0
2. Valve inlet ke feed tank dibuka
3. Dilakukan pengukuran keluaran dari selang
outlet sebanyak 3 kali, masing-masing
selama 10 detik
4. Percobaan diulangi untuk bukaan valve
dan 1
DATA DAN PENGOLAHAN

Tabel Data & Pengolahan Data

Pengolahan
Data + +
= =
Volume Kondensat 3
(ml)
Valve t (s)
I II III Hasil Pengolahan
0.25 500 500 550 10
Vavg Q
Valve
(ml) (ml/s)
0.5 650 610 640 10
0.25 516.7 51.7
1 750 750 750 10
0.5 633.3 63.3

1 750 75
DATA DAN PENGOLAHAN

Grafik Pengolahan Data

Bukaan Valve vs Laju Alir


80
75
70
Debit (ml/s)

65
60
55
50
45
40
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00
Bukaan Valve
ANALISIS PERCOBAAN

Kalibrasi dilakukan untuk menentukan laju alir air yang


akan digunakan dalam perhitungan bilangan Nusselt pada
percobaan selanjutnya;
Variasi valve , , dan 1 adalah bukaan valve yang akan
digunakan pada percobaan selanjutnya;
Pengambilan data sebanyak 3 kali dilakukan untuk mencari
nilai rata-rata yang mampu merepresentasikan laju alir
yang mungkin tidak konstan.
ANALISIS HASIL & GRAFIK

Peningkatan bukaan valve mengakibatkan


peningkatan laju alir;
Terdapat penyimpangan pada grafik yang
menunjukkan kemungkinan adanya faktor-
faktor kesalahan;
Intercept grafik di sumbu y tidak pada y=0, yang
menunjukkan adanya hubungan non-linear
antara bukaan valve dengan laju alir umpan.
ANALISIS KESALAHAN

Jarak skala gelas ukur yang cukup besar menyebabkan


keterbatasan akurasi pengukuran;
Aliran umpan yang keluar dari test chamber dan
ditampung corong mengalir tanpa memenuhi pipa,
sehingga friksi sepanjang jalur aliran menghambat
keluaran dari aliran umpan pada ujung selang;
Adanya kemungkinan akumulasi fluida dalam jalur pipa
karena poin 2, sehingga menimbulkan tekanan hidrostatis
pada outlet dan membuat kecepatan keluar aliran menjadi
tidak stabil.
II KONVEKSI BEBAS
Langkah Pengerjaan, Data Percobaan, Pengolahan Data, Hasil
Pengolahan, Analisis
LANGKAH PENGERJAAN

1. Valve dibuka
2. Weir dibuka
3. Dilakukan pengukuran keluaran kondensat
sebanyak 3 kali, masing-masing selama 30
detik
4. Dilakukan pengukuran terhadap temperatur
kondensat, steam, dan air
5. Percobaan diulangi untuk bukaan weir dan 1
DATA PERCOBAAN

Suhu Air Suhu Uap Air V Suhu


Weir Kondensat Kondensat t (s)
(ml) (C)
Masuk Keluar Masuk Keluar

0.25 25 42 89 55 35 42.5 30

0.25 25 36 89 54 33 46 30

0.25 25 34 89 50.5 30 40 30

0.5 25 36 89 48 38 40 30

0.5 25 35.5 89 49 40 38 30

0.5 25 37 89 49 36 38 30

1 25 41 89 50 41 42 30

1 25 39 89 51 40 44 30

1 25 42 89 51 43 47 30
PENGOLAHAN DATA
Menghitung rata-rata dari 3 trial terhadap suhu air keluar, suhu uap
air keluar, dan suhu kondensat

Suhu Steam Suhu


Weir Suhu Air Keluar
Keluar Kondensat

0.25 37.3 53.1667 42.83

0.5 36.1667 48.667 38.667

1 40.667 50.667 44.33

Menghitung suhu limbak (Tbulk)

+ , + ,
= =
2 2
, + ,
=
2
Mengumpulkan data sifat fluida yang diperlukan dari
lampiran A-9 Buku Holman
Dengan interpolasi untuk Tbulk yang sesuai
PENGOLAHAN DATA

Diperoleh Data seperti pada tabel berikut :

k [[W/m.
Ketinggian Weir Tbulk Cp[J/kgC] [kg/m3] [kg/ms] Pr
C}]

0,25 45.886 4177 986,4 5,16E-04 0,646 3,38


0,5 47.873 4179 984,2 4,98E-04 0,655 3,24
1 48.889 4179 984 4,89E-04 0,658 3,28

Suhu
Suhu Air Suhu Uap Air
Ketinggian Weir Kondensat Tw Ts
Keluar [C] Keluar [C]
[C]
0,25 37.33 53.667 42.83 31.165 70.83
0,5 36.167 48.667 38.667 30.5 68.33
1 40.667 50.667 44.33 32.8335 69.33
PENGOLAHAN DATA

Menghitung h menggunakan Asas Black

= . (, , )

, ,
=

Catatan :
- Q yang digunakan adalah Q pada percobaan 1 untuk valve 0,25
yaitu 0,000032133 m3/s
- D adalah diameter selang air yaitu 2 cm
- L = volume/luas permukaan bidang lingkaran selang
- Volume yang digunakan adalah volume rata-rata pada percobaan
1 saat bukaan valve 0,25 sehingga Vav = 0,0005167 m3
PENGOLAHAN DATA

Didapatkan :
Ketinggian Weir Tbulk [C] h [W/m2C] Nu
0,25 45.886 1087.153 34,479
0,5 47.873 1249.664 32,025
1 48.889 2152.999 21,87877

Menghitung Nu literatur :
1
= 0.59 4

Menghitung :
1
=

Menghitung GrPr :
2 3
= (, , )

PENGOLAHAN DATA

Diperoleh Nu Literatur :

Ketinggian Weir Tbulk GrPr Nu lit

0,25 45.886 0,0186916 74561682,51 54,82529


0,5 47.873 0,017673 145080599,4 64,75217
1 48.889 0,0175439 89867374,85 57,44504

Menghitung % Error :


% = 100%

Nu eksperimen Nu literatur Error (%)


34,47893486 54,82528987 37,11125843
32,02515412 64,75217294 50,54196227
42,76336537 57,44503859 25,55777414
PENGOLAHAN DATA

Memplot grafik Ketinggian Weir vs Tav [C]


Untuk meninjau hubungan antara ketinggan weir dengan suhu
rata-rata yang dihasilkan (mempengaruhi konveksi yang terjadi)

60
50
Temperatur

40
30 Toutair
20 Toutsteam
10 Tkondensat
0
0.25 0.5 1
Weir
PENGOLAHAN DATA

Memplot grafik Ketinggian Weir vs Tbulk [C]


Untuk meninjau hubungan antara ketinggan weir dengan suhu
bulk

Grafik Ketinggian Weir vs Tbulk


58
y = 4.119x + 53.292
57.5
R = 0.6769
57
56.5
Tbulk [C]

56
55.5
55
54.5
54
53.5
53
0 0.25 0.5 0.75 1
Ketinggian Weir
PENGOLAHAN DATA

Memplot grafik Ketinggian Weir vs h


Untuk meninjau hubungan antara ketinggan weir dengan
koefisien perpindahan panas konveksi yang terjadi

2500

2000

1500
h

1000

500

0
0.25 0.5 1

Tinggi Weir
ANALISIS PERCOBAAN

Tujuan konveksi alami adalah memperoleh dan


membandingkan bilangan Nusselt percobaan dan liteartur;
Prinsip kerja konveksi alami adalah mengukur T air (in dan
out), T uap air, T kondensat, dan volume kondensat
sehingga dapat diketahui properties air pada T bulk (Cp, ,
k, Pr, , dan Gr), koefisien perpindahan kalor konveksi,
diameter tube, dan panjang tube, dan dapat dicari nilai
bilangan Nusselt literature dan eksperimental;
Pengambilan data tiap weir sebanyak 3 kali dilakukan
untuk mencari nilai rata-rata yang mampu
merepresentasikan sistem secara keseluruhan.
ANALISIS PERHITUNGAN

Dari perhitungan data, dilakukan 3 kali percobaan.


Kemudian suhu masing-masing trial dirata-ratakan. Hal ini
dilakukan demikian karena untuk mengurangi error atau
kesalahan data.;
Dalam perhitungan, digunakan bulk-temperature. Hal ini
dikarenakan bulk temperature merupakan temperatur dari
rerata energi didalam suatu boundary. Sehingga lebih
mewakili kondisi energi keseluruhan didalam boundary
tersebut. (J.P Holman 10th ed, hal.256)
ANALISIS HASIL
Dari perhitungan, didapat bahwa nilai Nusselt number
semakin naik seiring dengan pertambahan tinggi Weir. Hal
ini disebabkan karena semakin tinggi weir, maka semakin
besar laju air. Pertambahan laju air menyebabkan
kenaikan laju perpindahan panas.
Peningkatan suhu menyebabkan perubahan properti fluida,
yang berdampak kepada perubahan nilai Gr, Pr, Cp, , .
Kesalahan dalam menggunakan koma, angka penting,
ataupun interpolasi yang kurang akurat dapat membuat
nilai Nusselt number berubah walaupun tidak drastis.
ANALISIS GRAFIK
Berdasarkan grafik h vs Weir terlihat bahwa secara umum,
nilai koefisien perpindahan panas yang terjadi juga
meningkat seiring dengan ketinggian weir yang
bertambah.
Berdasarkan grafik T bulk vs Weir dapat dilihat bahwa T
bulk mengalami kenaikan yang cukup signifikan seiring
pertambahan ketinggian weir.
Grafik Ketinggian Weir vs Tbulk
2500
58
2000 y = 4.119x + 53.292
1500 57 R = 0.6769

Tbulk [C]
h

1000 56

500 55
0 54
0.25 0.5 1
53

Tinggi Weir 0 0.25 0.5 0.75 1


Ketinggian Weir
ANALISIS GRAFIK
Berdasarkan grafik T average vs weir, diketahui bahwa
suhu air yang keluar cenderung menurun seiring
peningkatan ketinggian weir. Begitu pula dengan suhu
kondensat yang keluar berkurang seiring dengan
pertambahan ketinggian weir.

60

50
Temperatur

40

30 Toutair
20 Toutsteam
10 Tkondensat
0
0.25 0.5 1
Weir
ANALISIS KESALAHAN

Kebocoran pada sambungan pipa menyebabkan laju alir


yang tidak konstan;
Pengukuran suhu keluar steam yang dilakukan pada
permukaan test chamber mengakibatkan hasil pengukuran
yang lebih rendah dari seharusnya;
Penggunaan termometer dengan suhu maksimal 52C
sehingga pengukuran temperatur yang seharusnya diatas
temperature tersebut tidak bisa dilakukan dengan tepat.
III KONVEKSI PAKSA
Langkah Pengerjaan, Data Percobaan, Pengolahan Data, Hasil
Pengolahan, Analisis
LANGKAH PENGERJAAN

1. Weir diatur sedemikian supaya berada pada posisi 0


2. Valve inlet ke feed tank dibuka
3. Dilakukan pengukuran keluaran dari kondensat
sebanyak 3 kali, masing-masing selama 30 detik
4. Dilakukan pengukuran terhadap temperatur kondensat,
steam, dan air
5. Percobaan diulangi untuk bukaan valve dan 1
DATA PERCOBAAN

Suhu Air Suhu Uap Air V


Valve Kondensat t (s)
(ml)
Masuk Keluar Masuk Keluar

0.25 25 44 80 52 24 30

0.25 25 43 80 52 24 30

0.25 25 44 80 52 23 30

0.5 25 38 80 52 20 30

0.5 25 40 80 52 23 30

0.5 25 38 80 52 24 30

1 25 35 80 52 20 30

1 25 37 80 52 20 30

1 25 32 80 52 18 30
PENGOLAHAN DATA

Tabel Pengolahan Data

Average T Bulk

Valve
Volume
Air Air Steam Steam
Konden Air Steam
Masuk Keluar Masuk Keluar
sat

0.25 25 43.67 80 52 45.67 34.33 66

0.5 25 38.67 80 52 45.33 31.83 66

1 25 34.67 80 52 40.67 29.83 66


PENGOLAHAN DATA

Grafik Pengolahan Data

Valve Vs Temperature
60

50
Temperature

40

30 T air
T Uap
20
T Kondensat
10

0
0 0.25 0.5 0.75 1
Bukaan Valve
PENGOLAHAN DATA

Perhitungan Bilangan Nusselt

Nu eksperimen Nu literatur
+ 0.14
= 1
+ 2 = 0.027 0.8 3 ( )

= +
2 =
2
Persen error
=


= %=

( ) = . ( )

( )
=
( )
PENGOLAHAN DATA

Perhitungan Bilangan Nusselt

Nu
T
Valve Cp k Pr h Error
Bulk
Eks Lit

0.25 50.17 4.174 994.18 0.000734 0.63 4.9 0.00043 1223.07 38.83 64.36 39.67%

0.5 48.92 4.174 994.96 0.000772 0.62 5.17 0.00043 830.59 26.67 74.63 64.10%

1 47.92 4.174 995.53 0.000806 0.62 5.63 0.00043 555.32 17.91 85.48 79.04%
ANALISIS PERCOBAAN

Percobaan ini dilakukan dengan mencatat data-data


praktikum kemudian mengolahnya untuk , menghitung
bilangangan Nusselt dan kemudian membandingkanya
dengan nilai bilangan Nusselt literatur;
Untuk memperoleh perbandingan data praktikum ini
dilakukan dengan memvariasikan bukaan valve sebesar
0.25, 0.5, dan 1 dan weir tetap pada 0;
Pengambilan data sebanyak 3 kali dilakukan untuk mencari
nilai rata-rata yang mampu merepresentasikan sistem
secara keseluruhan.
ANALISIS HASIL & GRAFIK
Peningkatan bukaan valve mengakibatkan penurunan
temperature outlet air;
Suhu keluar uap konstan, seharusnya semakin kecil karena
faktor-faktor kesalahan;
Volume kondensat berkurang seiring peningkatan bukaan
valve, seharusnya bertambah karena semakin banyak
kalor yang berpindah ke air;
Peningkatan bukaan valve mengakibatkan penurunan
koefisien perpindahan kalor. Hal ini terjadi karena untuk
bukaan keran yang besar, laju alir juga besar sehingga
waktu pertukaran panas menjadi kecil dan pertukaran
menjadi tidak optimal.
ANALISIS KESALAHAN

Kebocoran pada sambungan pipa menyebabkan laju alir


yang tidak konstan;
Pengukuran suhu keluar steam yang dilakukan pada
permukaan test chamber mengakibatkan hasil pengukuran
yang lebih rendah dari seharusnya;
Penggunaan termometer dengan suhu maksimal 52C
sehingga pengukuran temperatur yang seharusnya diatas
temperature tersebut tidak bisa dilakukan dengan tepat.
III PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
KESIMPULAN

Percobaan pertama dilakukan untuk kalibrasi laju alir tiap


bukaan valve dan diperoleh laju alir pada bukaan , , dan
1 adalah 51.7 ml/s, 63.3 ml/s, dan 75 ml/s;
Pada konveksi bebas, peningkatan ketinggian weir
mengakibatkan peningkatan koefisien perpindahan kalor;
Pada konveksi paksa, peningkatan bukaan valve
mengakibatkan penurunan koefisien perpindahan kalor;
Pada bukaan valve , nilai koefisien perpindahan kalor dari
konveksi paksa lebih besar dari konveksi bebas, yang
berarti perpindahan kalor pada konveksi paksa lebih
efektif.
SARAN

Memperbaiki kebocoran pada sambungan pipa;


Menggunakan termometer dengan rentang suhu yang
lebih besar dan jarak skala lebih kecil untuk memperoleh
nilai temperatur yang lebih akurat;
Menggunakan thermocouple pada aliran-aliran yang
terlibat sehingga dapat diperoleh temperatur yang lebih
akurat;
Menginsulasi pipa untuk meminimalisir kebocoran kalor
pada sistem.
Meletakkan alat pada posisi yang lebih tinggi sehingga laju
alir saat kalibrasi lebih stabil
DAFTAR
IV PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1998. Buku Petunjuk Praktikum Proses & Operasi


Teknik 1. Depok : Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas
Teknik Universitas Indonesia;
HolmanJ.P. 2010. Heat Transfer, Tenth Edition. New York :
McGraw Hill.

Anda mungkin juga menyukai