2011-2-00574-AK Bab2001
2011-2-00574-AK Bab2001
LANDASAN TEORI
Pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) harus diterapkan oleh setiap
KAP pada semua jasa audit, atestasi, akuntansi dan review, konsultasi yang standarnya
telah ditetapkan oleh IAPI dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Dalam
perikatan jasa profesional, KAP bertanggung jawab untuk memenuhi SPAP. Dalam
dalam menentukan hubungan profesionalnya, bahwa KAP dan seluruh stafnya akan
independen terhadap kliennya sebagaimana diatur oleh Aturan Etika Akuntan Publik;
dan bahwa staf KAP kompeten secara profesional, objektif dan akan menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu KAP harus
Menurut PSPM No 01, SPM Seksi 100 (SPAP:16000.1-2) adalah sebagai berikut:
pasal 18 ayat (2) huruf d, mengatur tentang Sistem Pengendalian Mutu (SPM) bagi
9
Kantor Akuntan Publik (KAP). Pasal 18 ayat (2) huruf d adalah sebagaimana berikut:
SPM dalam SPAP semula diatur dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) nomor 20,
tentang “Sistem Pengendalian Mutu Untuk Suatu Kantor Akuntan Publik” (SPAP, seksi
001.24) yang kemudian diganti dengan “Pernyataan Sistem Pengendalian Mutu No.
01”.
Menurut Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik yang diterbitkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) per 31 Maret 2011, SPM dan KAP merupakan
Inspeksi.
Salah satu dasar penetapan SPM pada KAP di Indonesia adalah teori tentang Quality
“A CPA firm should establish adequate quality control policies and procedures to
provide reasonable assurance that it follows professional standards on every
engagement.”
10
II.2 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu pada KAP
dan prosedur pengendalian mutunya. Untuk memenuhi ketentuan tersebut KAP wajib
diatur dalam Aturan Etika Akuntan Publik secara rinci. Aturan Etika No. 1,
akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan
keahlian teknis untuk penugasan tersebut. Dalam proses penugasan personel, sifat
memperoleh informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang
memadai. Sifat konsultasi akan tergantung atas beberapa faktor, antara lain
memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP. Lingkup supervisi dan review
11
yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas beberapa faktor, antara
konsultasi yang tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab KAP untuk
perikatan tersebut.
e. Pemekerjaan (Hiring), yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua staf
melakukan supervisi atas pekerjaan. Oleh karena itu program pemekerjaan KAP
menjadi salah satu unsur penentu untuk mempertahankan mutu pekerjaan KAP.
f. Pengembangan profesional, yang memberikan keyakinan memadai bahwa
untuk lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan
12
bahwa perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan
keharusan bagi KAP untuk menetapkan prosedur dengan tujuan tersebut, tidak
berarti KAP bertugas untuk menentukan integritas atau keandalan klien dan tidak
juga berarti bahwa KAP berkewajiban kepada siapapun, kecuali kepada dirinya
sampai dengan butir h, telah diterapkan secara efektif. Prosedur inspeksi dapat
manajemen KAP. Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada
pengendalian yang ditetapkan oleh KAP dan penetapan tanggung jawab di KAP
II.3 Kebijakan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik dalam Standar
ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP, mencakup struktur organisasi, kebijakan dan
perikatan profesional.
Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP adalah sebagaimana
berikut:
13
a. Independensi
Indonesia.
b. Manager Audit diwajibkan untuk mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur
junior auditor. Termasuk kepada asisten staf yang berstatus pegawai magang.
c. KAP akan melakukan pemantauan atas kepatuhan seluruh personel terhadap
b. Penugasan Personel
c. Konsultasi
14
masalah yang kompleks dan tidak biasa.
c. Kegiatan konsultasi atas masalah-masalah yang dikonsultasikan baik
d. Supervisi
ditetapkan
b. Senior auditor, supervisor, manajer audit, partner melakukan supervisi secara
berjenjang untuk mempertahankan standar mutu KAP dan kualitas kertas kerja
e. Pemekerjaan (Hiring)
pemekerjaan.
b. KAP akan memberikan informasi kepada pelamar kerja tentang kualifikasi
auditor yaitu: kualifikasi untuk junior auditor minimum DIII akuntansi, senior
minimal adalah mereka yang telah memiliki gelar akuntan dan memiliki nomor
f. Pengembangan Profesional
standar profesional dan materi mengenai kebijakan dan prosedur teknis KAP.
b. KAP akan memberikan dorongan bagi personel untuk terlibat dalam
15
pengembangan diri, serta mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan melalui
g. Promosi
a. KAP hanya akan memberikan promosi kepada mereka yang telah memenuhi
a. Pada setiap akhir periode tertentu, KAP akan melakukan evaluasi terhadap klien
b. KAP akan melakukan evaluasi atas calon klien sesuai dengan prosedur yang
“Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.”
“Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-
Undang.”
16
Mutu atas praktik akuntansi dan auditnya. Seksi tersebut mengidentifikasi sembilan
Review Sistem Pengendalian Mutu, dapat berbentuk On-Site Quality Review atau
dikutip dari Standar Pelaksanaan dan Pelaporan Review Mutu yang bersumber dari
a. Sistem Pengendalian Mutu untuk praktik akuntansi dan audit KAP yang
di-review telah memenuhi tujuan standar pengendalian mutu yang
ditetapkan oleh IAPI;
b. Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP yang di-review telah
dipatuhi sehingga memberikan keyakinan memadai bagi KAP bahwa
kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan standar profesional.”
Review harus mencakup studi dan evaluasi tentang dampak kebijakan dan
prosedur pengendalian mutu KAP terhadap praktik akuntansi dan audit selama
periode satu tahun. Tim pe-review perlu memperoleh pemahaman umum atas
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP dengan memperhatikan
sembilan unsur pengendalian mutu. Pada umumnya pemahaman ini diperoleh
dengan cara membaca tanggapan KAP atas kuesioner yang dikembangkan oleh
IAPI. Pe-review juga harus melakukan pengujian kepatuhan yang semestinya
berkaitan dengan fungsi yang luas.
17
komentar yang berisi tindakan yang direncanakan akan diambil oleh KAP
dengan memperhatikan rekomendasi pe-review.
d. Pertimbangan memadai atas rekomendasi yang dibuat oleh pe-review.
Suatu evaluasi apakah tindakan koreksi yang akan dilaksanakan oleh KAP
dan tindakan perbaikan, koreksi dan / atau pemantauan terhadap rencana
tindakan KAP perlu dilaksanakan.
mencakup:
Untuk membantu pe-review dalam menentukan apakah KAP yang di-review telah
mengadopsi kebijakan dan prosedur yang didesain dengan semestinya, lengkap dan
18
Lingkup pengujian kepatuhan akan mencakup perikatan terpilih termasuk kertas
kerja dan laporan, untuk mengetahui kesesuaiannya dengan standar profesional dan
itu pe-review harus melakukan wawancara dengan personel profesional KAP dari
berbagai tingkat dan, jika ada, orang lain yang bertanggung jawab atas sebuah fungsi
Pengumpulan bahan bukti lainnya sesuai dengan yang dibutuhkan, sebagai contoh,
dengan me-review arsip administratif dan personel yang terpilih, arsip korespondensi
yang mendokumentasikan konsultasi atas pertanyaan teknis dan etis, arsip yang
pemilihan perikatan yang digunakan sebagai sampel untuk di-review adalah sebagai
berikut:
1. Jika dikombinasi dengan prosedur lain yang dilakukan, jumlah dan jenis perikatan
akuntansi dan audit yang dipilih oleh pe-review untuk di-review harus memadai
keputusan berkenaan dengan apakah Sistem Pengendalian Mutu KAP yang di-
review memenuhi tujuan Standar Pengendalian Mutu yang ditetapkan oleh IAPI
atas praktik akuntansi dan audit KAP yang di-review. Namun jumlah review dan
19
kompilasi perikatan yang dipilih untuk di-review dapat sangat dibatasi secara
signifikan bila sebagian besar jam kerja akuntansi dan audit KAP dicurahkan
untuk perikatan audit. Juga perhatian yang lebih besar perlu diberikan kepada
Sebelum menerbitkan laporannya dan, jika ada, surat komentar, pe-review wajib
pada pertemuan akhir (Exit Conference). KAP yang di-review berhak untuk
mendapatkan informasi pada pertemuan akhir tentang segala hal yang dapat
mempengaruhi laporan dan tentang semua temuan dan rekomendasi signifikan yang
akan dimasukkan dalam surat komentar. Pertemuan akhir juga merupakan sarana
yang tepat untuk memberikan saran kepada KAP, yang tidak akan mempengaruhi
Untuk dapat berpraktik sebagai Akuntan Publik, seseorang harus memenuhi syarat
20
Publik” pasal 6 ayat (1) adalah sebagai berikut:
“Untuk mendapatkan izin sebagai Akuntan Publik, seseorang harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi Akuntan Publik yang sah;
b. Berpengalaman praktik memberikan jasa asurans;
c. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
e. Tidak pernah dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan
Publik;
f. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih;
g. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh
Menteri; dan
h. Tidak berada dalam pengampunan.
Selain ketentuan diatas, ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
perizinan diatur dalam Peraturan Menteri (SK Menkeu, No. 423, pasal 3) sebagai
berikut:
Disamping harus memiliki izin sebagai Akuntan Publik, untuk dapat berpraktik,
seorang Akuntan juga harus memiliki izin Kantor Akuntan Publik (KAP) dari Menteri
Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 tentang “Akuntan Publik” pasal 18 ayat (2)
“Akuntan Publik yang akan bertindak sebagai pemimpin KAP harus memenuhi syarat
21
sebagai berikut:
a. Mempunya kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Badan untuk KAP yang
berbentuk usaha persekutuan perdata dan firma atau Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) Pribadi untuk KAP yang berbentuk usaha perseorangan;
c. Mempunya paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di
bidang akuntansi yang terdiri atas satu orang tenaga pemeriksa berpendidikan
sarjana di bidang akuntansi dan satu orang berpendidikan diploma III (D-III) di
bidang akuntansi;
d. Memiliki Rancangan Sistem Pengendalian Mutu (RSPM) KAP yang
memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sekurang-kurangnya
mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu;
e. Membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup bagi bentuk usaha
perseorangan, dengan mencantumkan paling sedikit:
1. Alamat Akuntan Publik;
2. Nama dan domisili kantor; dan
3. Maksud dan tujuan pendirian kantor.
f. Memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan dihadapan notaris bagi bentuk
usaha persekutuan perdata, firma atau bentuk usaha lain yang sesuai dengan
karakteristik profesi Akuntan Publik, yang paling sedikit mencantumkan:
1. Nama rekan;
2. Alamat rekan;
3. Bentuk usaha;
4. Nama dan domisili usaha;
5. Maksud dan tujuan pendirian kantor;
6. Hak dan kewajiban sebagai Rekan; dan
7. Penyelesaian sengketa dalam terjadi perselisihan di antara Rekan.”
Menurut Arens, Elder dan Beasley (2012:32), Kantor Akuntan Publik umumnya
menyediakan jasa audit dan jasa atestasi lainnya. Jasa-jasa ini dapat diperluas berupa:
Bagi Kantor Akuntan Publik di Indonesia, jasa-jasa yang dapat diberikan mengacu
pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 tentang “Akuntan Publik”
22
1. Jasa audit atas informasi keuangan historis;
2. Jasa review atas informasi keuangan historis;
3. Jasa assurans lainnya.
b. Akuntan publik memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi,
keuangan dan manajemen, yang meliputi:
1. Jasa audit kinerja;
2. Jasa internal audit;
3. Jasa perpajakan;
4. Jasa kompilasi laporan keuangan;
5. Jasa pembukuan;
6. Jasa prosedur yang disepakati atas informasi keuangan; dan
7. Jasa sistem teknologi informasi.
berikut:
“Standar auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar
auditing terdiri atas 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing
(PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing
standar yang tercantum dalam standar auditing.”.
PSA berisi ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh Akuntan
mengikat dan wajib (mandatory) bagi anggota IAPI yang berpraktik sebagai Akuntan
Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh
Dewan dalam PSA. Dengan demikian IPSA memberikan jawaban atas pertanyaan atau
Menurut Aritonang (1998:153), pengertian dari angket, populasi dan sampel adalah
23
sebagai berikut:
Penerapan terhadap suatu Sistem Pengendalian Mutu dapat juga diindeks dengan
berpendapat bahwa:
“Format Skala tipe Likert dirancang untuk memungkinkan responden menjawab dalam
berbagai tingkatan bagi setiap butir pertanyaan.”
Variabel Independensi
suatu ukuran yang memberikan keyakinan memadai bahwa pada setiap lapis
dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian
24
Variabel Konsultasi
memperoleh informasi yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan dari orang
yang memadai.
Variabel Supervisi
jawabnya.
suatu ukuran yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua personel yang
terdeteksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk lapis
suatu ukuran yang memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dengan klien
akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan hubungan dengan klien yang
25
manajemennya tidak memiliki integritas.
Variabel Inspeksi
efektif.
26