Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

ELEKTRONIKA II

“Jenis-Jenis Kopling”

Nama : 1. Mohammad Ibnu Hasan (5215160602)


2. Ridwan (5215160947)
3. Ibna Jumailah (5215160048)
Kelompok 3
4. Sarah Romaito N. (5215131525)

Jenis-Jenis Kopling
Coupling dalam suatu rangkaian penguat dapat diartikan sebagai penghubung antara penguat dan
penguat berikutnya. Coupling pada penguat ini memengaruhi respon frekuensi dari penguat
tersebut, karena coupling akan membatasi tanggapan frekuensi pada daerah yang hanya bisa
dilewatkan oleh coupling tersebut. Coupling atau penghubung dalam suatu penguat dapat
diletakan pada bagian input, output dan di bagian penghubung antar penguat. Pada dasarnya
coupling untuk penguat ada beberapa jenis yaitu :

1. Kopling Langsung

Metode direct coupling ini tidak menggunakan komponen untuk menghubungkan antar penguat.
Jadi dengan metode direct coupling output penguat pertama langsung dihubungkan ke input
penguat berikutnya. Gambar berikut menunjukan penggunaan metode direct coupling.
Rangkaian penguat diatas merupakan penguat 2 tingkat yang menggunakan metode direct
coupling. Coupling langsung (Direct Coupling) memberikan respon frekuensi yang baik, karena
seluruh tanggapan frekuensi pada penguat pertama akan diberikan ke penguat berikutnya secara
langsung dan utuh.

Kekurangan :

Metode direct coupling ini mempunyai kelemahan pada pemberian tegangan sumber untuk
penguat berikutnya yang harus lebih tinggi dan penyesuaian impedansi antara output penguat
pertama dan input penguat berikutnya.

Karakteristik transistor seperti Vbe berubah dengan temperatur. Hal ini menyebabkan arus dan
tegangan kolektor berubah. Karena kopling langsung perubahan tegangan dikopel dari satu
tingkat, ke tingkat berikutnya, yang muncul pada output akhir sebagai perubahan tegangan yang
diperkuat. Perubahan yang tidak diinginkan ini disebut drift. Kesulitan dengan drift adalah anda
tidak dapat membedakannya dari perubahan yang sejati yang ditimbulan oleh sinyal input
2. RC Coupling
Metode RC coupling menggunakan konfigurasi rangkaian RC untuk menghubungkan output
penguat dengan input penguat berikutnya. Rangkaian dasar metode RC coupling dapat dilihat
pada gambar berikut :

Pada rangkaian diatas metode RC coupling ditunjukan oleh konfigurasi R1,C1 dan R2. Fungsi
R1 sebagai beban untuk penguat pertama. C1 berfungsi untuk menahan tegangan DC dari
penguat pertama dan untuk melewatkan sinyal AC dari penguat pertama ke penguat verikutnya.
R2 berfungsi sebagai penetu impedansi input pada penguat kedua. Konfiguarasi ini dapat
mengisolasi bias tegangan DC antar penguat sehingga tidak saling mempengaruhi.
Metode RC coupling ini merupakan solusi dari masalah yang timbul dari direct coupling.

Kekurangan :
Metode RC coupling juga memiliki kelemahan pada respon frekuensi yang terbatas pada
tanggapan frekuensi rendah karena terdapat reaktansi (X C). Pengaruh nilai C terhadap respon
frekuensi yang bisa dilewatkan, oleh karena itu dalam penggunaa metode RC coupling ini perlu
diperhatikan penentuan nilai C yang digunakan karena nilai reaktansi (XC) ini akan
mempengaruhi faktor pelemahan sinyal dan distorsi sinyal bila tidak tepat nilainya.
3. Kopling Impedansi

Coupling impedansi sangat mirip dengan kopling RC. Perbedaannya adalah penggunaan
perangkat impedansi (kumparan) untuk menggantikan resistor beban dari tahap pertama.
Rangkaian dasar metode impedance coupling dapat dilihat pada gambar berikut:

Rangkaian diatas menunjukan rangkaian impedance coupling yang dibagun dengan konfigurasi
RLC L1, C1 dan R1. L1 berfungsi sebgai beban penguat pertama, C1 berfunsi untuk menahan
tegangan DC penguat pertama dan melewatkan sinyal AC dari penguat pertama ke penguat
berikutnya. R1 berfungsi sebagai impedansi input peguat kedua.

Nilai L1 harus tinggi agar tidak membebani penguat pertama pada frekuensi rendah. konfigurasi
impedance coupling ini tidak cocok untuk penguat audio, karena penguat audio bekerja pada
frekuensi rendah. Fungsi C1 dan R1 sama dengan fungsi C1 dan R2 pada RC coupling.

Keuntungan : tidak ada daya sinyal yang terbuang dalam resistor kolektor.

Kerugian : menggunakan induktor-induktor mereka lebih mahal dari resistor kolektor dan
impedansinya turun pada frekuensi yang lebih rendah.
4. Kopling Transformator

Metode transformer coupling ini menggunakan sebuah trasformator sebagai coupling atau
penghubung antar penguat. Aplikasi dari rangkaian dengan coupling ini terdapat pada rangkaian
IF suatu receiver. Contoh penguat dengan metode transformer coupling dapat dilihat pada
gambar berikut :

Rangkaian utama coupling transformer ini adalah T1 yang berfungsi untuk menghubungkan
output penguat pertama ke input penguat kedua. Tingkat efisiensi penggunaan metode
transformer coupling ini sangat tinggi karena bias tegangan antar penguat terpisah dan kesesuai
impedansi antar penguat yang baik.

Respon frekuensi dari metode transformer coupling ini ditentukan oleh reaktansi induktif dari
transformator itu sendiri.

Populer untuk frekuensi radio.

Keuntungan : tidak ada daya sinyal yang hilang dalam resistor kolektor atau basis.

Kerugian : mahal dan memakan tempat dari transformator pada frekuensi radio.

Anda mungkin juga menyukai