Anda di halaman 1dari 66

PEKERJAAN:

PEMBUATAN DESIGN RANCANGAN TEKNIK TERINCI GEDUNG


OPERASI DAN PERKANTORAN

BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU

TAHUN ANGGARAN 2010

PT. Kencana Mandiri IV - 1


DAFTAR ISI

PT. Kencana Mandiri IV - 2


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Bandara Sultan Syarif Kasim II yang terletak ± 10 km dari pusat Kota Pekanbaru pada
posisi 00°27‖23’ LS dan 101°26‖36’BT. Dengan memiliki landasan dengan ukuran 2.240
m x 30 m yang mampu melayani pesawat setara jenis B 737-900ER.
Lalu lintas transportasi udara menuju dan dari Kota Pekanbaru mengalami perkembangan
yang pesat, baik penerbangan domestic maupun internasional. Situasi akan terus berlanjut
ke depan, sehingga diperlukan tindak lanjut terhadap perencanaan kawasan bandara.
Namun demikian perencanaan pengembangan tetap mengacu pada Materplan Bandar
Udara Sultan Syarif Kasim II.
Melihat situasi di atas maka diperlukan kesiapan dari pengelola bandara. Gedung kantor
dan operasional saat ini dianggap sudah tidak mampu untuk menjawab tantangan
perkembangan bandara ke depan, sehingga perlu dilakukan perencanaan pengembangan
untuk Gedung Kantor dan Operasional Bandara. Selain itu nantinya diharapkan dapat
merancang bangunan yang lebih representative dan memutakhirkan fasilitas pelayanan
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan utama dari pekerjaan ini adalah membuat Detail Engineering Drawing (DED)
bangunan gedung kantor yang akan difungsikan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero)
Bandara SSK II yang terdiri dari:
a. Gambar Perencanaan Site Plan
b. Gambar Detail Engineering Drawing (DED) bangunan gedung kantor, yang
mencakup :
 Gambar Rencana Lansekap
 Gambar Rencana Arsitektural
 Gambar Rencana Struktur
 Gambar Rencana Mekanikal Elektrikal
c. Dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB)
d. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Manfaat dari adanya Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan
Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ini adalah:
a. Dapat menjadi dokumen master Pembutan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung
Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru meskipun dalam

PT. Kencana Mandiri IV - 3


pelaksanaannya dijadikan beberapa tahap pengembangan, sehingga tetap menjadi satu
kesatuan.
b. Dapat menjadi faktor pendorong untuk program-program yang berfokus pada
masalah sosial dan kultural guna meningkatkan kualitas kawasan yang kontekstual.

I.3. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan
Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dilaksanakan di daerah
lingkungan kerja Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

I.4. SUMBER DANA


Pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan
Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dibiayai melalui Dana PT.
Angkasa Pura II Pekanbaru Tahun Anggaran 2010.

I.5. MASA PELAKSANAAN PEKERJAAN


Masa pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung
Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ini adalah 5 bulan
atau sekitar 150 (seratus lima puluh) hari kalender.

PT. Kencana Mandiri IV - 4


BAB II
PENGALAMAN PERUSAHAAN

II.1. UMUM
Kami Konsultan Perencana, PT. Rimasyada Engineering Consultant berkeinginan
untuk berperan serta dalam proses persiapan Pembuatan Desain Rancangan Teknik
Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Maka kami akan ikut serta dalam proses pelelangan pekerjaan Pembuatan Desain
Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif
Kasim II Pekanbaru. Dan salah satu persyaratan ikut pelelangan tersebut adalah
membuat Usulan Teknis.
Usulan Teknis ini kami susun sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam Kerangka
Acuan Kerja (Term of Refference) tetapi terbatas pada hal tercantum dalam Kerangka
Acuan Kerja tersebut. Usulan Teknis ini dibuat atas Undangan Pengadaan Jasa
Konsultan.
Untuk memberikan suatu gambaran yang lebih jelas terhadap pandangan proyek
tersebut maka Usulan Teknis ini juga merinci pelayanan jasa konsultan yang
dibutuhkan berupa penanganan perusahaan dalam menangani suatu pekerjaan,
metodologi, rencana kerja, organisasi dan personil yang dibutuhkan.

II.2. LATAR BELAKANG KONSULTAN


PT. Rimasyada Engineering Consultantmemiliki kemampuan dalam pelaksanaan
konstruksi dan perencanaan khusunya dalam bidang Arsitektural.PT. Rimasyada
Engineering Consultant juga memiliki beberapa tenaga ahli yang sudah
berpengalaman luas dalam Bidang Arsitektur.
Sejak berdiri Pt. Rimasyada Engineering Consultant telah banyak memiliki
pengalaman baik dalam bidang perencanaan, pengawasan serta studi kelayakan yang
berhubungan dengan konstruksi dan perencanaan.
Kami, PT. Rimasyada Engineering Consultantsebagai Jasa Pelayanan Konsultan yang
ikut serta dalam ―Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan
Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru‖ merasa perlu untuk
menyampaikan Usulan Teknis yang dibuat berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (term of
Refference).
Usulan ini dibuat untuk memberikan gambaran terhadap kegiatan tersebut sehingga
Pengguna Jasa dapat memberikan penilaian sesuai dengan standarisasi yang diha-
rapkan untuk kegiatan selanjutnya.

PT. Kencana Mandiri IV - 5


II.3. BIDANG LAYANAN

II.4. PENGALAMAN PERUSAHAAN


Sejak berdiri PT. Rimasyada Engineering Consultant telah mempunyai pengalaman
yang banyak dan mempunyai tenaga ahli yang mampu mengerjakan pekerjaan
Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran
Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

PT. Kencana Mandiri IV - 6


BAB III
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN
TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

III.1. UMUM
Secara garis besar, Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan sudah cukup
memberikan informasi dan data-data mengenai pekerjaan pada proyek ini sehingga
Konsultan dapat menyusun proposal/usulan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja,
maka secara umum kami dapat memahami dengan lengkap maksud dan tujuan serta
ruang lingkup pekerjaan yang merupakan tanggung jawab konsultan dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun dalam menyiapkan usulan
sebagaimana dimaksud dalam KAK.
Mengingat pentingnya peran dari konsultan, maka sudah sepatutnya pihak konsultan
siap dengan pandangan dan pemahaman lingkungan tugas, tanggung jawab perangkat
dan mampu menginterprestasikan pekerjaan yang akan ditangani sehingga
mengahasilkan produksi yang optimal.
Setelah membaca dan memahami seluruh isi dokumen Pengadaan Jasa Konsultan,
Pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan
Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Tahun Anggaran 2010, yang
telah diberikan berikut Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, maka dapat disimpulkan
bahwa isi dari penjelasan yang diberikan, merupakan gambaran apa yang harus
dilaksanakan baik dalam persiapan, mobilisasi, pelaksanaan pekerjaan maupun akhir
pekerjaan baik itu menangani lingkup tugas, tanggung jawab maupun perangkat
konsultan, yang harus disediakan guna melaksanakan pekerjaan perencanaan.
Dokumen berikut addendum tersebut di atas cukup jelas dan lengkap untuk dipakai
sebagai pegangan/acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Meskipun demikian kemungkinan dalam pelaksanaan fisik pekerjaan nanti perlu
penyesuaian dengan permasalahan / kondisi yang ada dilapangan, misalnya adalah
pekerjaan tambah dan kurang karena dalam Dokumen dan Addendum belum
termasuk hal tersebut diatas.
Dokumen dan Addendumnya yang telah diberikan cukup mudah dimengerti dan jelas
dalam rangka konsultan menyiapkan, membuat Usulan Dokumen Administrasi,
Usulan Dokumen Teknis dan Usulan Dokumen Biaya.

A. DOKUMEN ADMINISTRASI
Materi dokumen administrasi yang dipersiapkan pada Kerangka Acuan Kerja
adalah sesuai peraturan yang berlaku berikut petunjuk teknisnya dan sesuai

PT. Kencana Mandiri IV - 7


dengan surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum tentang standar dokumen
lelang, pengadaan barang dan jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum,
sehingga persyaratan tersebut cukup jelas untuk dipahami dan dimengerti.

B. USULAN TEKNIS
Materi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja ditambah rapat penjelasan
pekerjaan berikut Berita Acara Penjelasan yang diterbitkan telah dapat memberi
gambaran umum dengan jelas terhadap lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab personil konsultan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun
dalam memberikan pelaporan-pelaporan sebagaimana diminta oleh proyek. Isi
dari Kerangka Acuan Kerja dapat dijadikan titik tolak dalam penyusunan rencana
kerja, penyiapan personil, metodologi dan manajemen yang akan diterapkan
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan.

C. USULAN BIAYA
Bentuk usulan biaya dalam KAK beserta contoh formatnya walaupun dengan
sistem pembiayaan Lump Sump sudah dapat dimengerti meskipun belum lengkap
item-itemnya.

III.2. LINGKUP KEGIATAN


III.2.1. LINGKUP KEGIATAN
Sebagaimana dijelaskan di atas mengenai maksud dan tujuan pekerjaan maka lingkup
tugas yang akan dilakukan meliputi secara pokok sebagai berikut:
A) Kegiatan inventarisasi data dan survey lapangan, terdiri dari:
(a) Survey primer topografi
(b) Survey primer penyelidikan tanah
(c) Inventarisasi data (Kapasitas gedung)
B) Analisa Data
Analisa data juga menghasilkan progam fasilitas Rancangan Teknik Tlrinci
(Detail Enginering Design/ DED) yang mencakup perancangan fasitiras-fasilitas
sarana dan prasarana serta pentahapan pelaksa pekerjaan konstruksi berdasarkan
studi rencana induk master plan, meliputi:
(a) Analisa kebutuhan dan kapasitas bangunan gedung (Ruang, penataan lahan,
eksterior, struktur bangunan, serta penataan lansekap pada lasilitas
perparkiran)
(b) Analisa kebutuhan dan kapasitas prasarana sisi darat (jalan akses, transportasi
antar fasilitas, perparkiran dan drainase)

PT. Kencana Mandiri IV - 8


(c) Analisa kebutuhan bangunan perkantoran dan administrasi, fasilitas
mekanikal elektrikal, gudang teknik dan bangunan pertemuan atau rapat serta
semua gedung perkantoran dan operasional.
C) Perancangan Pekerjaan perencanaan yang terkoordinasi satu sama lain, mencakup
perancangan bangunan gedung, jalan, drainase, pergudangan dan taman, serta
pentahapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi berdasarakan studi rencana Induk
master plan, meliputi:
(a) Pekerjaan arsitektural
(b) Pekerjaan sipil struktur gedung
(c) Pekerjaan mekanikal
(d) Pekerjaan elektrikal
(e) Pekerjaan lansekap
(f) Pekerjaan sipil infrastruktur
(g) Rincian volume pekerjaan, rencana anggaran biaya dan spesifikasi tiap-tiap
item pekerjaan.
D) Penyiapan dokumen tender
Meliputi penyiapan seluruh dokumen tender, termasuk gambar-gambar kerja
yang telah disahkan.

III.2.2. LINGKUP TUGAS


Lingkup tugas yang akan dilaksanakan adalah Jasa Konstruksi perencanaan
pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasional dan Perkantoran
Bandara Sultan Syarif Kasim II – Pekanbaru yang akan dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2010. Terdiri atas :
A) Tahap Konsepsi Perencanaan
(a) Pengumpulan Data Informasi Lapangan, meliputi :
 Data Studi rencana induk
 Data Hidrologi, suhu dan kelembaban
 Rencana pengembangan wilayah
 Rencana lokasi bangunan gedung
(b) Interpretasi Terhadap KAK

B) Penyusunan Pra Rancangan


(a) Membuat Pra Rencana Tampak
(b) Membuat Pra Rancangan Denah, Tampak, Potongan
(c) Konsultasi dengan pemakai/ pemilik sampai mendapat ijin prinsip

PT. Kencana Mandiri IV - 9


C) Penyusunan Pengembangan Rancangan
(a) Rencana Arsitektur beserta uraian perencanaannya
(b) Rencana Struktur beserta uraian perencanaannya
(c) Rencana Penempatan Utilitas beserta uraiannya (Blok Plan)

D) Penyusunan Rancangan Gambar Detail


(a) Membuat Rencana Detail Arsitektur
(b) Membuat Rencana Detail Struktur
(c) Membuat Rencana Detail Utilitas
(d) Membuat Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (Rks)
(e) Membuat Perincian Volume Pekerjaan
(f) Membuat Rencana Anggaran Biaya Konstruksi (Berdasarkan Sni)
(g) Membuat Dokumen Perencanaan

E) Pelaksanaan Pelelangan
(a) Membantu menyusun dokumen pelelangan
(b) Membantu Menyusun Program Pelelangan
(c) Membantu Memberikan Penjelasan Pekerjaan Termasuk Ba Penjelasan
(d) Membuat Dokumen Pelaksanaan

F) Pengawasan Berkala
(a) Pemberi kerjan dapat meminta penyedia jasa untuk memeriksa Pelaksanaan
Pekerjaan secara berkala dan menyediakan persoalan yang timbul yang
berkaitan dengan hasil kerja perencanaan tanpa meminta biaya tambahan
untuk melakukan kegiatan dimaksud.
(b) Membuat Laporan Akhir Perencanaan setelah pelaksanaan pekerjaan fisik
selesai.
(c) Penyusunan Petunjuk Penggunaan dan Perawatan Bangunan Gedung

III.3. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan ini sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja,
terhitung sejak dikeluarkannya SPMK oleh Pengguna Anggaran. Selama jangka

PT. Kencana Mandiri IV - 10


waktu tersebut Konsultan harus menyelesaikan dan menyerahkan semua hasil
pekerjaan sebagaimana diuraikan dalam Kerangka Acuan Tugas (Term of Reference).

PT. Kencana Mandiri IV - 11


BAB IV
APRESIASI DAN INOVASI

Berdasarkan pertimbangan dari jenis pekerjaan ini nantinya akan mengeluarkan Pembuatan
Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif
Kasim II Pekanbaru, maka konsultan mengusulkan beberapa hal, yaitu:
1) Menerapkan konsep Green Building / bangunan hijau yang saat ini sudah marak
dikembangkan dilingkungan perencanaan di Indonesia. Konsep ini diterapkan sebagai
respons terhadap krisis energi dan keprihatinan masyarakat tentang lingkungan hidup.
Inovasi untuk mengembangkan green building terus dilakukan sebagai upaya untuk
menghemat energi dan mengurangi masalah-masalah lingkungan.
2) Kebijakan penyusunan tata ruang dan sirkulasi dari perencanaan pembangunan agar tetap
mengacu pada kepentingan masyarakat dan tetap memasyarakat. Sehingga dihasilkan
sebuah tatanan ruang yang memudahkan pengguna maupun tamu dan tidak menyesatkan.
3) Dalam penyusunannya agar memperhatikan pelayanan umum yang telah disusun
Pemerintah Kot Pekanbaru yang orientasinya adalah untuk kebutuhan pelayanan parsial
dengan pertimbangan perencanaan yang komprehensive, meskipun pelayanan tersebut
harus tetap dikaji untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan scenario
pengembangan yang direncanakan serta tetap memperhatikan asas legalitas terhadap
perijinan yang telah dikeluarkan.
4) Memperhatikan kebijaksanaan dan perencanaan sektoral yang terdapat atau yang
direncanakan di wilayah perencanaan.
5) Melengkapi dengan tampilan-tampilan perspektive atau bentuk tiga dimensi lainnya
untuk memperjelas kondisi lapangan dan rencana pengembangan yang dilakukan

PT. Kencana Mandiri IV - 12


BAB V
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam kerangka Acuan Kerja maka
sebelum dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan
penyederhanaan pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar
sehingga keputusan yang akan diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program
yang dilaksanakan kemungkinan akan gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya
sehingga tujuan akhir tidak tercapai.
Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup, pekerjaan yang akan
dilaksanakan nantinya sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang diperlukan.
Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam Kerangka Acuan Kerja maka
sebelum dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan
penyederhanaan pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar
sehingga keputusan yang akan diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program
yang dilaksanakan kemungkinan akan gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya
sehingga tujuan akhir tidak tercapai.
Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup, pekerjaan yang akan
dilaksanakan nantinya sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang diperlukan.

IV.1. METODOLOGI PELAKSANAAN


Berdasar dari lingkup pekerjaan yang telah disampaikan melalui Kerangka Acuan
Kerja agar didapat hasil yang sesua dengan tujuan utama pekerjaan, maka dalam
penyusunan desain ini akan dilakukan metode :
1) Studi Observasi Studi ini berupa pengumpulan data untuk diolah dalam
perancangan ini. Pada proses pekerjaan perencanaan ini data yang dibutuhkan
antara lain, diagram rancangan kebutuhan ruang, satuan keperluan ruang sehingga
didapatkan luas bangunan yang dibutuhkan, dan penggunaan ruang.
2) Studi Literatur
Adalah kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik berupa buku maupun
karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan pekerjaan perenceanaan ini.
Beberapa referensi yang dibutuhkan untuk perancangan ini antara luasan
kebutuhan yang dibutuhkan setiap orang yang dibutuhkan untuk melakukan
aktifitasnya disesuaikan dengan tingkat pekerjaannya.
Studi literature juga dilakukan melalui internet untuk mencari literature mengenai
contoh bangunan kantor yang baiks dan mampu diterapkan di Indonesia dan tentu
saja menyesuaikan dengan kondisi Indonesia.

PT. Kencana Mandiri IV - 13


3) Analisa data dan Perancangan
Pengolahan data dan analisa data yang kemudian digunakan sebagai masukan
dalam penghitungan secara manual dan dengan program simulasi bangunan
seperti Autodesk Ecotect Analysis maupun Design Builder untuk menganalisi
kesesuaian suhu dengan kebutuhan serta perancangan instalasi dengan program
AutoCad.
4) Studi Bimbingan
Konsultan dalam proses perencanaan pembangunan ini bersama pemberi tugas
yang merupakan pengguna gedung kantor merupakan sumber data dan masukan
sebagai penyesuaian desain dengan keinginan pengguna bangunan.

IV.2. PENDEKATAN PERENCANAAN


IV.2.1. PENDEKATAN ENVIRONMENTAL (Green Building Concept)
I) Permasalahan Konsumsi Energi dan Polusi di Indonesia
Masyarakat modern yang berbasis pada teknologi mengkonsumsi energi
dalam jumlah yang besar. Di Indonesia, bagian terbesar dari energi yang
digunakan berasal dari energy fosil yang tidak dapat diperbarui untuk
memproduksi listrik. Kondisi ini menimbulkan beberapa problem, yaitu:
(1) Nasional
Laju pertumbuhan pemakaian energi di Indonesia dalam kurun waktu
1985-2000 mencapai rata rata 7%/tahun (bandingkan dengan
pemakaian energi di dunia rata rata 1,2%/tahun, negara negara APEC
2,6%/tahun) yang diakibatkan beberapa faktor yaitu jumlah
penduduk, pertumbuhan ekonomi dan tingkat kehidupan masyarakat.
(2) Global
Proses pembakaran energi fosil menjadi listrik menimbulkan gas
buang CO2 dalam jumlah besar yang dilepaskan ke atmosfer secara
konstan dan terus menerus yang pada akhirnya menimbulkan efek
rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global (global
warming).
Saat ini Jakarta merupakan kota dengan kualitas udara yang berada pada
urutan ketiga terburuk dunia setelah Meksiko dan Panama, dan
peningkatan polusi udara tersebut mengakibatkan penurunan produkifitas
dan peningkatan pembiayaan kesehatan yang berarti terjadinya
pemborosan anggaran keuangan negara.

II) Sustainable Design


PT. Kencana Mandiri IV - 14
Sustainable design (desain berkelanjutan) merupakan reaksi dari krisis
lingkungan global. Sustainable design (juga mengarah pada green design,
eco design, atau design for environment) adalah seni mendesain objek
fisik dan lingkungan sekitarnya untuk keseimbangan prinsip
berkelanjutan dengan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi.
III) Sustainable Construction Elements
Sumber: Sustainable Design and Constructions
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
mendorong pembangunan bangunan ber-arsitektur lokal terasa lebih
ramah lingkungan dan selaras dengan lingkungan asal. Desain bangunan
(green building) hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout
sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan,
dan material ramah lingkungan (green product).
Bangunan hijau mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen),
konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi
listrik (30 persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20
persen), dan terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen.
Skala bangunan dan proporsi ruang terbuka harus memerhatikan
koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) yang
berkisar 40-70 persen ruang terbangun berbanding 30-60 persen untuk
ruang hijau untuk bernapas dan menyerap air.
IV) Tingkat Sustainable Bangunan
Ke-sustainable-an suatu bangunan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Diantaranya adalah tolak ukur yang digunakan The Leadership in Energy
and Environment Design (LEED) System menggunakan beberapa faktor
yang harus dianalisa terlebih dahulu sebelum merencanakan sebuah
desain bangunan beserta lingkungannya, yaitu:
a. Site planning
b. Efficient water consumption
c. Energy and atmosphere
d. Materials and resource protection
e. Indoor air quality
Innovativeness and design/contruction process
V) Penerapan Teori Sustainable
Desain arsitektur adalah sebuah proses untuk mewujudkan sebuah visi.
Menerapkannya dalam langkah nyata dengan pemilihan material dan

PT. Kencana Mandiri IV - 15


penentuan sistem struktur yang layak dan sesuai dengan karakter site-
nya. Hal yang dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
a. Menganalisa keadaan lingkungan alamnya, seperti topografi, karakter
iklim, keadaan tanah dan hidrologinya, flora dan faunanya, serta
keadaan udaranya.
b. Belajar dengan mengamati spirit of the place, lansekap, dan
kebudayaannya.
c. Harmonisasi dengan masyarakat setempat, hal ini karena biasanya
bangunan tidak berdiri sendiri
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam suistenable desain adalah:

IV.2.2. PENDEKATAN KEBUTUHAN RUANG KANTOR


IV.2.3. PENDEKATAN AKSESIBILITAS
IV.2.4. PENDEKATAN RENCANA TAPAK

1. PENDEKATAN PERENCANAAN

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam suistenable desain adalah:


1. Site
Site merupakan faktor besar dalam penentuan sebuah desain. Berbagai faktor
berpengaruh tergantung pada site.
a. Landform/Microclimate
Sumber panas utama bagi permukaan bumi adalah matahari (Jacobson, 2002).
Setelah melewati atmosphere bumi sinar matahari diurai menjadi komponen-
komponen antara lain sinar inframerah yang menyebabkan naiknya suhu
dipermukaan bumi. Semua bagian setting yang menghambat sinar matahari baik
dalam bentuk gelombang panjang maupun energi thermal dianggap dapat mengurangi
suhu di permukaan bumi. Oleh karena itu dapat dihipotesakan bahwa suhu di suatu
lingkungan akan dipengaruhi oleh bayangan yang ditimbulkan oleh bangunan dan
vegetasi.
 Topography
Dengan mengetahui topografi lahan akan memudahkan penentuan solusi desain
bangunan. Perataan lahan akan mempermudah desain bangunan yang sama tinggi.
PT. Kencana Mandiri IV - 16
Namun disisi lain dengan adanya perbedaan ketinggian tanah, akan memberi kesan
yang menarik dan berfariasi pada lingkungan. Pada tapak yang memiliki perbedaan
ketinggian atau topografi miring, pengelompokan bangunan cenderung ditempatkan
secara informal sesuai dengan kondisi konturnya. Dalam pemecahan perancangan
secara tradisional (konvensional) pada puncak bukit, efek dari bentuk bangunan
terlihat secara nyata yaitu jalan-jalan dan bagian depan bangunan berbentuk kurva
yang secara teratur mengikuti kontur.
 Light-colored surfacing
Penggunaan warna dinding diberi warna muda karena mampu menyerap sebagian
radiasi matahari dengan baik daripada warna gelap. Bahan pelapis dengan warna
terang dapat mengurangi cooling load hingga 40 %. Untuk permukaan gedung dapat
dipilih material yang cenderung memantulkan panas daripada menyerapnya. Atau
material yang mempunyai kemampuan insulasi yang tinggi sehingga panas tidak
masuk ke dalam interior bangunan.
 Vegetative cooling
Membuat hijau di sekitar gedung/bangunan dengan memberi banyak lahan tanaman,
hal in dapat dilakukan dengan memberikan pepohonan di halaman depan, belakang
atau tengah gedung/bangunan (bila sudah terlanjur tidak ada halaman tanahnya, dapat
diberikan tanaman dalam pot) agar terjadi penyaringan udara yang masuk ke gedung
tersebut, sehingga terdapat udara yang lebih segar. Dapat juga dengan memberikan
unsur tanaman/pepohonan pada atap gedung/bangunan, hal ini sudah mulai banyak
dilakukan. Sehingga berguna agar sinar matahari tidak dipantulkan tapi dapat dserap
oleh tumbuhan tersebut dan udara di bawah atap juga tidak terlalu panas.
 Wind buffering/channeling
Dalam perencanaan orientasi tidak hanya perlu memperhatikan sinar matahari yang
mengakibatkan panas saja, melainkan juga arah angin yang memberi kesejukan.
Udara yang bergerak atau angin mampu menurunkan suhu dan mempercepat proses
penguapan sehingga memberikan efek penyegaran. Kecepatan angin yang nikmat
yaitu yang memiliki batas kecepatan 0,1-0,15m/secon.
 menempatkan vegetasi sebagai penyegar dan penghalang
matahari

2. Peletakan Vegetasi Sebagai Penyejuk


PT. Kencana Mandiri IV - 17
sumber : Dasar-dasar eko-arsitektur

 Pemakaian kisi-kisi pada bukaan


 Pemanfaatan wing-wall, untuk mengarahkan angin masuk ke
dalam bangunan.

3. Wing Wall Pada Jendela


Sumber: Ecology of The Sky

 Evaporative cooling
Kecepatan aliran udara yang lebih rendah menghasilkan penurunan temperatur dan
efektifitas lebih tinggi serta memerlukan laju penguapan air lebih rendah. Semakin
tinggi temperatur dan semakin rendah RH, udara masuk semakin besar penurunan
temperatur dan efektifitas evaporative cooler; temperatur air yang rendah membuat
laju penguapan air berkurang. Evaporative cooler dan Air Conditioner dapat
dikolaborasikan untuk membuat pendingin ruangan yang ramah lingkungan dan
hemat energi serta udara yang dihasilkan karena kaya Oksigen sangat baik dipakai
terutama di rumah sakit.

4. Cara kerja Evaporative cooling


Sumber: www.pinnacleint.com

1. Site Design
 Solar orientation

PT. Kencana Mandiri IV - 18


Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yang paling cocok dan
menguntungkan terdapat sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari
timur ke barat dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Dari hasil
penelitian Ken Yeang didapatkan bahwa untuk iklim tropis, bangunan
umumnya memiliki orientasi ke utara - selatan dan serong 5o dari sumbu utara -
selatan. Maka, mengorientasikan bangunan pada arah utara-selatan di iklim
tropis dengan menegakluruskan arah datangnya angin bisa menjadi salah satu
solusi.

5. Orientasi Bangunan Pada Iklim Tropis


Sumber: analisa
Pemakaian beranda (veranda) sebagai ruang transisi dan ruang pelindung dari
panas matahari serta penggunaan sunshading juga dapat menjadi salah satu
strategi yang dapat digunakan dalam mensiasati arah datangnya sinar matahari
dan angin.

6. Horizontal Shade (Kiri) dan Louvre System (Kanan)


Sumber: solarviews.com
 Pedestrian orientation
Orientasi pedestrian didefinisikan sebagai rancangan lingkungan dalam sekala
manusia.
Bangunan harus didesain untuk menciptakan perbedaan level dengan jalan dan
memberi kenyamanan bagi pejalan kaki.Pintu, pedestrian, jendela, dan elemen
pendukung jalan harus diperhitungkan untuk memciptakan kenyamanan bagi
pejalan kaki dan memberi ruang yang cukup.

PT. Kencana Mandiri IV - 19


7. Pedestrian
Sumber: unionco.org

Kenyamanan pedestrian dapat ditingkatkan dengan memperhatikan desain


bangunan, lokasi, sempadan, dan orientasi.

8. Perletakan pedestrian
Sumber: unionco.org

Berjalan akan terasa nyaman jika pembangunan memakai dimensi yang tepat.
Kesesuaian ini dapat dilihat ketika seorang anak berjalan dengan aman atau
seseorang merasa nyaman bersepeda dan juga seseorang berjalan menuju
kantor nya. Sebuah pedestrian harus menawarkan berbagai rute untuk menuju
keberbagai tempat pilihan. Diperlukan ruang khusus pemberhentian pada
pedestrian untuk mengatasi kepadatan dan juga sebagai tempat istirahat bagi
yang kelelahan.
Pohon perindang sepanjang jalan akan menambah rasa nyaman bagi pejalan
kaki. Ruang pedestrian yang lapang akan memudahkan dan terasa
menyenangkan.
Beberapa hal yang diperlukan dalam pedestrian:

PT. Kencana Mandiri IV - 20


 Keselamatan dan kenyamanan; pedestrian yang dekat dengan tempat tujuan dan
jelas antara batasan pedestrian dan juga terdapat tempat penyeberangan.
 Tujuan; berbagai pilihan tujuan yang ditawarkan yang dapat diakses melalui
pedestrian.
 Menyenangkan; terdapat pohon, tempat pemberhentian dan elemen-elemen
pendukung jalan.

 Micro climatic building/siting


Iklim mikro adalah variasi iklim di suatu tempat di sekitar bangunan. Iklim mikro
memiliki dampak yang sangat penting dalam penggunaan energi dan kinerja
dari sebuah bangunan.
Solusi ideal untuk merancang bangunan yang hemat energi adalah dengan
mendapatkan akses matahari penuh namun mendapat perlindungan dari unsur-
unsur alam yang berbahaya.
Beberapa hal yang mempengaruhi iklim mikro adalah:
 Orientasi bangunan
 Lokasi objek disekitarnya
 Kondisi landskap sekitar
Iklim mikro berpengaruh terhadap penentuan bentuk bangunan dan bagaimana
bangunan tersebut diletakkan disuatu lokasi dan perletakan lokasi ruangan
dalam gedung.
Zonasi dan orientasi bangunan dapat memiliki dampak yang besar pada pola
konsumsi energi bangunan.
Pohon dapat memberikan naungan ketika cahaya dan panas matahari terlalu kuat.

1. Infrastructure Efficiency
 Water supply and use
Sumber air pada umunya berasal dari PDAM dan juga sumur air.
Sumber air dimanfaatkan se-efisien mungkin sehingga dapat mengurangi pemakaian
air yang tidak perlu. Sumber air baik dari PDAM maupun dari sumur setempat
merupakan air tanah. Pemanfaatan dengan efisien akan mengurangi dampak
pengurangan air tanah secara berlebihan.
Sumber air yang berasal dari air olahan limbah selain mengurangi biaya pembelian di
PDAM juga mengurangi pemakaian yang berlebihan.

 Wastewater collection

PT. Kencana Mandiri IV - 21


Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water, grey
water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
Sistem pengolahan limbah ini berdiri sendiri dan memiliki sistem pengolahan limbah
mandiri. Limbah-limbah yang sudah terolah akan diresapkan kembali ke area
pengolahan.
Sistem ini menguntungkan karena menambah jumlah air tanah di dearah tersebut.
Berbeda dengan sistem saluran air kota yang mengalirkan air ke sistem pembuangan
sehingga air tidak teresap ke tanah didearah tersebut.

9. Wastewater collection
Sumber: ww2.co.fulton.ga.us

 Storm drainage
Strorm drainage bisa juga disebut sebagai saluran pembuangan kota. Saluran ini
memuat segala limbah buangan cair yang ada di jalan.
Saluran pembuangan ini berfungsi menampung air hujan yang turun dijalan untuk
mengatasi banjir. Saluran ini terpisah dengan saluran pembuangan limbah rumah
tangga.
Saluran pembuangan (storm drainage) selain menampung air hujan, biasanya juga
bercampur dengan oli atau bahan bakar bensin atau solar yang tercecer di jalan.
Pada bukaan penerimaan saluran diberi penutup agar sampah sampah tidak masuk
kedalam saluran. Sehingga tidak mengganggu pembuangan.

PT. Kencana Mandiri IV - 22


10. Storm drainage
Sumber: townofbethlehem.org

4. Energy Conservation
Terdapat enam prinsip dalam konstruksi yang berkelanjutan (Kibert, 1994), yaitu:
1. Meminimalkan konsumsi sumber daya
2. Memaksimalkan pemanfaatan kembali (re-use) sumber daya
3. Menggunakan sumber daya yang terbarukan (renewable) dan didaur ulang
(recycleable)
4. Melestarikan lingkungan alam
5. Menciptakan lingkungan yang sehat dan tidak berbahaya
6. Menjadikan kualitas sebagai tujuan dalam membangun

 Building Form and Configuration


Iklim Indonesia adalah iklim tropis. Sebuah bentuk bangunan diharapkan mengacu
pada aturan-aturan yang ada dalam membangunan bangunan tropis. Sehingga
meminimalisir bentuk yang merugikan dan menyesuaikan ukuran ruang sesuai
dengan kebutuhan namun tetap mengacu standard bangunan tropis. Sehingga didapat
efisiensi dalam bentuk, dan ukuran bangunan.
Bangunan jangan sampai memiliki bangunan yang gemuk. Sebisa mungkin memiliki
bangunan yang memanjang sehingga pengudaraan dan pencahayaan alami dapat
berjalan baik.

11. Alternative bentuk bangunan


Sumber: analisis

PT. Kencana Mandiri IV - 23


 Materials
Memilih material ramah lingkungan menjadi penting karena tidak hanya semata-mata
demi kelestarian alam, tetapi juga sebenarnya jauh lebih efisien dan hemat dari segi
estimasi biaya jangka panjang.
pemilihan material yang ramah dapat dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi
teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, pemilihan bahan sebaiknya
menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan
alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam ataupun
bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston.
Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya
menggunakan lampu hemat energi seperti semen instan yang praktis dan efisien, atau
pun memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume
tertentu.
Selain memiliki sifat ramah lingkungan dan tidak mencemarkan material ramah
lingkungan sebaiknya terbuat dari bahan daur ulang, atau setidaknya tidak
menghabiskan sumber daya alam, bahkan dapat memberikan nilai tambah pada
lingkungan dan harus didukung 3R yaitu Reused (memanfaatkan kembali material
yang masih bisa dipakai) Reduce (mengurangi pemakaian material yang berlebihan)
serta Recycle (mendaur ulang material agat bermanfaat kembali).

1. Energy Efficiency
 Glazing
Kaca yang dapat menghemat energi merupakan kaca yang didesain khusus. Beberapa
penelitian mengklaim bahwa terdapat beberapa jenis kaca yang dapat menyaring
radiasi panas matahari, hingga menghemat penggunaan pendingin udara.
Terdapat tiga jenis kaca yang dikategorikan penghemat energi.
 Kaca Warna
Dari namanya nampak jelas, kaca ini tidak murni bening. Biasanya berwarna biru
kehijauan, perak atau abu-abu. Kaca ini dapat menyaring panas hingga suhu dalam
ruang tetap terjaga. Jenis kaca warna yang baik mempunyai sifat seperti kaca film
pada mobil. Ia mampu membuat Anda melihat pemandangan luar nampak jernih,
namun menyaring jumlah cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
 Kaca Pantul
Kaca ini sering dijumpai di gedung perkantoran. Kaca ini menyaring panas lebih
banyak daripada jenis lain. Ada satu kekurangan dari kaca pantul adalah pandangan
dari dalam akan kurang indah karena terjadi distorsi.

PT. Kencana Mandiri IV - 24


 Kaca Low-e, Low Emissivity
Diartikan kaca rendah emisi. Kaca ini menjaga suhu di dalam ruang tetap tinggi.
Terdiri dari dua lapis. Pada bagian tengah diisi lapisan udara kosong dan lapisan
metal transparan.Kaca jenis ini pun memantulkan sinar ultraviolet. Untuk iklim
Indonesia, kaca macam ini tidak disarankan, karena hawa panas tetap berada di dalam
ruang. Menjadikan ruang bertambah panas. Jenis ini populer digunakan di negara sub
tropis.

12. Frame double wall


Sumber: sklenarstvinonstop.cz

 Insulation
Isolasi termal pada bangunan adalah faktor penting untuk mencapai kenyamanan
termal untuk penghuninya. Insulasi panas yang tidak diinginkan akan merugikan dan
dapat menurunkan efektifitas energi sistem pemanas atau pendingin. Dalam
pengertian lain isolasi dapat hanya penyesuaian pada bahan isolasi yang digunakan
untuk menghambat hilangnya panas ruang, seperti: selulosa, kaca wol, wol batuan,
plastik, busa urethane, vermikulit, dan tanah. Tetapi dapat juga menggunakan desain
khusus dan teknik khusus untuk mengatasi perpindahan panas atau konduksi, radiasi
dan konveksi.
Masalah kualitas konstruksi termasuk uap memadai hambatan, dan masalah dengan
rancangan-pemeriksaan. Selain itu, sifat dan densitas bahan isolasi itu sendiri sangat
penting. Sebagai contoh, menurut Leah Twings, Kualitas Manager Kepatuhan
Textrafine Isolasi, fiberglass bahan isolasi yang terbuat dari serat-serat pendek
berlapis kaca tidak begitu tahan lama seperti isolasi yang terbuat dari untaian serat
panjang kaca.

 Efficient Lighting

PT. Kencana Mandiri IV - 25


Lampu pijar pada dasarnya merupakan lampu ruang yang menghasilkan panas selain
juga mengeluarkan cahaya. Hal ini sangat tidak efisien, membuang sebagian besar
energi yang di konsumsi dan menjadikannya sebagai panas yang tidak diinginkan.
Salah satu lampu yang merupakan lampu hemat energy adalah lampu LED.
Lampu LED menghemat energi yang digunakan sampai 48% (berarti penghematan
tagihan listrik) ditambah dengan kecilnya panas yang dihasilkan oleh lampu LED.
Hal ini membuat bangunan tidak perlu menyalakan mesin pendingin ruangan (AC)
dalam posisi maksimal, yang berarti terjadi penghematan lagi.
Keuntungan dari lampu LED:
 Lampu LED tidak mengandung Mercury
 Jauh lebih hemat dalam hal pemakain listrik
 Daya tahan lebih lama, yaitu 60x lebih lama dibanding dengan tipe lampu
Incandescent dan 10x lebih lama dibanding tipe Fluorescent.
 Lampu LED juga tidak menghasilkan panas sehingga dapat menghemat
pemakaian AC (air conditioning).

13. LED
Sumber:mt2-stage.ecohomeresource.com

 Daylighting
Sistem pencahayaan alami terutama dipakai pada siang hari dengan memanfaatkan
cahaya matahari, pemasukan sinar matahari ke dalam ruangan diusahakan mencapai
tingkat kenyamanan pencahayaan tertentu seperti yang diharapkan. Pada prinsipnya,
dalam ruangan dengan lubang pencahayaan yang tetap, semakin ke dalam semakin
menurun intensitas cahaya yang diterima. Guna mencapai kualitas kenyamanan yang
diisyaratkan semakin lebar ruangan/bangunan, semakin luas pula lubang
pencahayaannya.

PT. Kencana Mandiri IV - 26


Untuk menanggulangi radiasi panas sinar matahari yang akan mengurangi
kenyamanan penghawaan dan menyebabkan kesilauan di daerah iklim tropis, selain
diusahakan sesedikit mungkin sisi bangunan dan bukaan-bukaan ruangan yang
terkena sinar matahari langsung, juga dengan membuat penghalang sinar matahari
(sun shading, sun screen).

1. Water
 Zero-run-off
Air limbah buangan sebisa mungkin dimanfaatkan tanpa harus ada yang terbuang ke
saluran pembuangan kota. Air limbah buangan dimanfaatkan sebagai penyiram
tanaman sekaligus dapat sebagai pupuk. Air limbah diresapkan di area tanaman.
Kalau muatan resapan berlebihan, baru dilakukan pembuangan ke saluran
pembuangan kota.
 Grey water system
Pemanfaatan grey water akan mengurangi pembebanan pada air tanah. Dengan
memanfaatakan lagi grey water sama halnya memanfaatkan air dua kali atau lebih
namun tepat dalam penggunaannya.
Pemanfaatan grey water misalanya air buangan dari wastafel dapat dimanfaatkan
untuk penyiraman tanaman. Ataupun air bekas cucian setelah mengalami proses
penyaringan dapat pula dimanfaatkan untuk menyirami taman.

14. Pemanfaatan limbah rumah tangga


Sumber: calcleanearth.com

7. Waste Management
Pengelolaan sampah merupakan proses pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
daur ulang atau pembuangan dan pemantauan bahan-bahan limbah. Istilah ini
digunakan berkaitan dengan bahan-bahan buangan yang dihasilkan oleh aktivitas

PT. Kencana Mandiri IV - 27


manusia dan umumnya dilakukan untuk mengurangi dampak negatif pada kesehatan,
di lingkungan atau estetika lingkungan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya yang terbuang atau terkurangi. Sistem pengelolaan limbah
ini mengolah limbah padat, cair, gas atau radioaktif zat, dengan metode yang berbeda
dan bidang keahlian untuk masing-masing.

Konsep pengelolaan limbah


Ada sejumlah konsep pengolahan limbah yang paling umum, konsep-konsep luas
yang digunakan meliputi:
 Waste hierarchy
Mengacu pada mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang, yang
mengklasifikasikan strategi pengelolaan limbah sesuai dengan keinginan mereka
dalam hal minimisasi limbah. Hirarki limbah merupakan landasan dari berbagai
strategi meminimisasi limbah. Tujuan dari hirarki ini untuk memaksimalkan manfaat
dari produk dan meminimalisasi jumlah limbah.

15. Waste hierarchy


Sumber: aggregatepros.com

 Extended producer responsibility


Adalah suatu strategi yang untuk mempromosikan menyatukan semua biaya yang
berkaitan dengan produk selama produk tersebut masih ada (termasuk akhir biaya
pembuangan akhir) ke dalam harga produk. Hal ini dimaksudkan untuk memaksakan
tanggung jawaban atas seluruh siklus hidup produk dan kemasan yang dipasarkan.
Berarti perusahaan yang memproduksi, impor dan atau menjual produk yang
diperlukan untuk bertanggung jawab atas produk.
 Polluter pays principle

PT. Kencana Mandiri IV - 28


Prinsip di mana pihak yang mencemari membayar terhadap dampak terhadap lingkungan
yang terjadi. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, umumnya ini mengacu pada
persyaratan limbah untuk membayar sesuai limbah yang dibuang.

2. PENDEKATAN KEBUTUHAN RUANG KANTOR


Umumnya ruang kerja gedung perkantoran tidak berpindah-pindah, karenanya gedung
perkantoran tersebut dilengkapi pula dengan ruang-ruang untuk mesin-mesin, kantin,
ruang rapat arsip, perpustakaan, dan aktivitas penunjang lainnya, yang menyita 1/3 luas
ruang yang dibutuhkan oleh suatu organisasi.
Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan kebutuhan fisik bangunan kantor
adalah sebagai berikut:
1. Pembagian ruang
Pembagian ruang yang dimaksud adalah pembagian pengelompokan ruang antara
ruang public, ruang khusus, ruang service, ruang pengelola, dan lahan parker.
2. Fasilitas utama dalam gedung perkantoran
Merupakan pendekatan untuk mengetahui kebutuhan utama dalam perancangan
kebutuhan sebuah gedung perkantoran.
3. Program ruang kantor
Pendekatan mengenai berbagai ruangan dalam kantor yang tidak dapat dipisahkan
dan letaknya tak boleh berjauhan sehingga efektif dalam pemakaian ruang.
4. Syarat fisik interior kantor
Syarat-syarat dalam interior sebuah kantor memiliki ketentuan yang harus diikuti.
5. Standar ruang
Ukuran-ukuran ruang ditentukan oleh standar ruang yang mengalokasikan bidang dan
ruang tertutup menurut tingkatan status tingkatan pengguna ruang.
6. Sistem interior
Sistem interior merupakan penilaian terhadap sebuah bangunan dilihat dari segi
pencahayaan, penghawaan, akustik, kemananan bangunan dan perawatan yang perlu
dilakukan.
Segala aktivitas yang berkenaan dan terjadi dalam sustainable building dapat
digambarkan dalam skema berikut:

16. Gambar Skema Proses Sustainable Building


Sumber: Sustainable Architecture and Building Design

3. PENDEKATAN AKSESIBILITAS

PT. Kencana Mandiri IV - 29


1. PENCAPAIAN BANGUNAN
Pencapaian bangunan atau aksesbilitas adalah suatu kemudahan yang disediakan bagi
semua orang, termasuk yang memiliki ketidak-mampuan fisik—seperti misalnya,
penyandang cacat, lanjut usia, ibu hamil dan penyandang cacat akibat penyakit
tertentu—guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan
dan penghidupan pada suatu lingkungan terbangun.
Aksesibel : menggambarkan kondisi suatu tapak, bangunan, fasilitas, atau bagian
darinya yang memenuhi standar pedoman ini.
Elemen Bangunan : komponen arsitektural atau mekanikal dari suatu bangunan,
fasilitas, ruang atau tapak. Contoh-contoh elemen tersebut seperti telepon, curb-ramp,
pintu, tempat duduk atau WC.
RuteAksesibel : suatu jalur lintasan tanpa penghalang yang langsung
menghubungkan suatu elemen dan ruang aksesi dari bangunan. Rute aksesibel
interior dapat termasuk koridor, lantai, ramp, lift. Rute aksesibel eksterior dapat
termasuk ruang akses parkir, ramp-curb, trotoir pada jalan kendaraan, ramp, dan lain.
Bangunan : setiap struktur yang digunakan atau dimaksudkan untuk menunjang atau
mewadahi suatu penggunaan atau kegiatan.
Bagian bangunan : bagian ruang dari bangunan seperti kamar, koridor, ruang untuk
kegiatan tertentu dsb.
Ruang Lantai Bebas : ruang lantai atau tanah yang tidak terhalang, minimum
diwajibkan untuk menampung sebuah kursi roda dan penggunanya.
Rambu : tanda-tanda yang bersifat verbal ( informasi yang dapat didengar), bersifat
visual (informasi yang berupa gambar), simbol, atau yang dapat dirasa/diraba, atau.
Ruang : suatu daerah yang dapat ditentukan batasnya, seperti kamar, toilet, hall,
tempat pertemuan, jalan masuk, gudang, dan lobby.
Jalur Pemandu : jalur yang digunakan bagi pejalan kaki, termasuk untuk
penyandang cacat yang memberikan panduan arah dan tempat tertentu.

A. Persyaratan Teknis Aksesbilitas


Dalam rangka menciptakan lingkungan binaan yang memenuhi persyaratan
aksesibilitas maka diperlukan persyaratan bangunan gedung dan lingkungannya
yang didasarkan kepada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Kegiatan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan bangunan umum, tapak
bangunan, dan lingkungan di luar bangunan harus dilakukan secara terpadu untuk
menciptakan lingkungan aksesibel yang menyeluruh.

PT. Kencana Mandiri IV - 30


b. Setiap kegiatan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan lingkungan di
luar bangunan yang dikunjungi dan digunakan masyarakat umum secara luas harus
memperhatikan persyaratan aksesibilitas terutama pada :
o Ukuran dasar
o Jalur pedestrian
o Jalur pemandu
o Area parkir
o Landaian (ramp)
o Rambu
a. Setiap kegiatan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan tapak bangunan
umum yang memiliki luas lantai sama atau lebih besar dari 300 m2 perlantai harus
memperhatikan persyaratan aksesibilitas terutama:
o Ukuran dasar
o Jalan pedestrian
o Jalur pemandu
o Area parkir
o Ramp
o Rambu
a. Setiap kegiatan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan bangunan umum
yang memiliki luas lantai sama atau lebih besar dari 300 m2 perlantai harus
memperhatikan persyaratan aksesibilitas terutama:
o Ukuran dasar
o Ramp
o Pintu
o Tangga
o Lift
o Kamar kecil
o Pancuran
o Wastafel
o Perabot
o Perlengkapan
o Rambu
e. Persyaratan aksesibilitas suatu fasilitas dalam bangunan dimungkinkan
digunakan pada tapak bangunan, atau lingkungan di luar bangunan. Demikian pula
sebaliknya, jika dalam persyaratan aksesibilitas fasilitas di luar bangunan atau
tapak bangunan digunakan di dalam bangunan, maka butir-butir persyaratan
aksesibilitas dalam pedoman ini bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan.

PT. Kencana Mandiri IV - 31


Misalnya: kamar kecil atau telepon umum yang berada di taman, area parkir yang
berada di dalam bangunan, dan kasus-kasus sejenis.
f. Pada kondisi lingkungan di luar bangunan yang belum aksesibel, setiap
perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan konstruksi bangunan umum beserta
tapaknya tetap diwajibkan memenuhi persyaratan aksesibilitas, sehingga akan
mendorong terciptanya lingkungan yang aksesibel di masa mendatang.

6.
7.
8.
9.
10.
1. Persyaratan Teknis Aksesbilitas
Sumber: Analisis

A. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan


a. Jalur Pedestrian
Jalan yang digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi roda bagi penyandang
cacat, dirancang berdasar perbedaan terbesar orang untuk bergerak aman, bebas
dan tak terhalang.
Syarat:
i. Permukaan
Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus tetapi tidak licin.
Hindari sambungan atau konstraksi pada permukaan, kalaupun terpaksa ada,
tingginya harus tidak lebih dari 1,25 cm. Apabila menggunakan karpet ujungnya
harus kencang dan mempunyai trim yang permanen.
ii. Kemiringan/gradient
Gradient di bawah 5% dan tiap-tiap 90m terdapat pemberhentian untuk istirahat.
iii. Area istirahat
Membantu pengguna jalan terutama bagi mereka yang menggunakan alat.
iv. Cahaya/penerangan
Berkisar antara 15-150 cm.kandela tergantung pada intensitas pemakaian, tingkat
bahaya dan kebutuhan relatif keamanan.
v. Perawatan
Diharuskan untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan karena adanya kerusakan.
vi. Drainasi
Tidak mengganggu dan membahayakan. Dibuat tegak lurus dengan arah jalan

PT. Kencana Mandiri IV - 32


dengan lubang maksimal 1,5 cm. Mudah dibersihkan dan lubang dijauhkan dari
tepi ramp sehingga tidak mendatangkan bahaya .
vii. Ukuran dan penghalang
Lebar minimum 95 cm untuk jalur searah dan 150 cm untuk dua arah. Jalur
pedestrian bebas dari pohon, rambu dan benda-benda pelengkap jalan yang
melintang.
viii. Tepi ramp dan trailing tongkat tuna netra
Penting bagi penghentian roda kendaraan dan tongkat tuna netra ke arah area
yang berbahaya.Penyetop dibuat setinggi minimum 10 cm dan lebar 15 cm
sepanjang jalur pedestrian.
ix. Bebas dari pohon, rambu, dan benda-benda pelengkap jalan.

2. Prinsip jalur pedestrian


Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM REPUBUK
INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998

b. Jalur Pemandu
Jalur yang memandu tuna netra untuk berjalan dengan memanfaatkan tekstur ubin
pengarah dan tekstur ubin peringatan terhadap situasi di sekitar jalur yang bisa
membahayakan tuna netra.
Syarat:
i. Tekstur ubin garis-garis menunjukkan arah yang benar untuk diikuti.
ii. Tekstur ubin dot (bulat) memberi peringatan terhadap situasi di sekitar jalur
pemandu.
iii. Daerah-daerah yang harus menggunakan ubin tekstur pemandu (guiding
blocks) :
o Di depan jalur lalu-lintas kendaraan.
o Di depan pintu masuk/keluar dari dan ke tangga atau fasilitas persilangan
dengan perbedaan ketinggian lantai.
o Di pintu masuk/keluar pada terminal transportasi umum atau area
penumpang.
o Pada pedestrian yang menhubungkan antara jalan dan bangunan.
o Pada pemandu arah dari fasilitas umum ke stasiun transportasi umum
terdekat.
iv. Pemasangan ubin tekstur untuk jalur pemandu pada pedestrian yang telah ada
perlu memperhatikan tekstur dari ubin eksisting sedemikian sehingga tidak terjadi

PT. Kencana Mandiri IV - 33


kebingungan tuna netra dalam merasakan tekstur ubin pemandu dan tekstur ubin
lainnya.

3. Tipe tekstur ubin pemandu


Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM REPUBUK
INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998

c. Area Parkir
Fasilitas parkir adalah tempat parkir kendaraan yang dikendarai oleh penyandang
cacat, sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk naik turun kursi roda,
daripada tempat parkir yang biasa. Sedangkan daerah untuk menaik-turunkan
penumpang (Passenger Loading Zones) adalah tempat bagi semua penumpang,
termasuk penyandang cacat, untuk naik atau turun dari kendaraan.

Syarat:
i. Fasilitas parkir kendaraan :
o Tempat parkir penyandang cacat terletak pada rute terdekat menuju
bangunan/ fasilitas yang dituju, dengan jarak maksimum 60 meter.
o Atau jika parkir tidak berhubungan langsung dengan bangunan, misalnya
pada parkir taman dan tempat terbukla lainnya, maka tempat parkir harus
diletakkan sedekat mungkin dengan pintu gerbang masuk dan jalur pedestrian.
o Area parkir harus cukup mempunyai ruang bebas di sekitarnya sehingga
pengguna berkursi roda dapat dengan mudah masuk dan keluar dari kendaraannya.
o Area parkir khusus penyandang cacat ditandai dengan simbol/tanda umum
yang berlaku.
o Pada lot parkir penyandang cacat disediakan ramp trotorir di kedua sisi
kendaraan.
o Ruang parkir mempunyai lebar 370 cm untuk parkir tunggal atau 670 cm
untuk parkir ganda dan sudah dihubungkan dengan ramp dan jalan menuju
fasilitas-fasilitas lainnya.
o Dilarang meletakkan kursi roda di belakang mobil yang diparkir .
ii. Daerah menaik-turunkan penumpang :
o Kedalaman minimal dari daerah naik turun penumpang dari jalan atau jalur
lalu-lintas sibuk adalah 360 cm dan dengan panjang minimal 600 cm.
o Dilengkapi dengan fasilitas ramp, jalur pedestrian dan tanda-tanda bagi
penyandang tuna netra.
o Kemiringan maksimal 1 : 20 dengan permukaan yang rata di semua bagian.

PT. Kencana Mandiri IV - 34


o Diberi rambu yang biasa digunakan untuk mempermudah dan membedakan
dengan fasilitas serupa bagi umum

4. Tipikal ruang parkir


Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM
REPUBUK INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998

d. Pintu
Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang
merupakan tempat untuk masuk dan keluar.Pada umumnya
dilengkapi dengan penutup (daun pintu).
Syarat:
i. Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup oleh penyandang
cacat.
ii. Pintu keluar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 90 cm, dan pintu-pintu
yang kurang penting memiliki lebar bukaan minimal 80 cm.
iii. Di sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau perbedaan
ketinggian lantai.
iv. Jenis pintu yang penggunaannya tidak dianjurkan:
o Pintu geser.

PT. Kencana Mandiri IV - 35


o Pintu yang berat, dan sulit untuk dibuka/ditutup.
o Pintu dengan dua daun pintu yang berukuran kecil
o Pintu yang terbuka kekedua arah ( ―dorong‖ dan ―tarik‖)
o Pintu dengan bentuk pegangan yang sulit dioperasikan terutama bagi tuna
netra
v. Penggunaan pintu otomatis diutamakan yang peka terhadap bahaya kebakaran karena
sangat praktis bagi penyandang cacat. Pintu tersebut tidak boleh membuka lebih cepat
dari 3 detik dan mudah menutup kembali.
vi. Hindari penggunaan bahan lantai yang licin di sekitar pintu
vii. Alat-alat penutup pintu otomatis perlu dipasang agar pintu dapat menutup dengan
sempurna. Pintu terbuka sebagian berbahaya bagi penyandang cacat
viii. Plat tendang yang diletakkan di bagian bawah pintu diperlukan bagi pengguna kursi
roda

5. Ukuran pintu dua daun


Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM
REPUBUK INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998

e. Ramp
Merupakan alternatif rute/ jalan untuk orang-orang yang tidak bisa
menggunakan tangga
Syarat:
i. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi rasio 1:12,
perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan/ akhiran ramp(curb

PT. Kencana Mandiri IV - 36


ramps/landing). Sedangkan kemiringan suatu ramp yang ada di luar bangunan adalah
1:15 .
ii. Maksimum panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 1:12) tidak boleh
lebih dari 900 cm. Ramp dengan kemiringan yang lebih rendah bisa menjadi lebih
panjang.
iii. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm. Untuk ramp yang juga digunakan sekaligus
untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan barang harus dipertimbangkan secara
seksama lebarnya, sedemikian sehingga bisa dipakai untuk kedua fungsi tersebut,
atau dilakukan pemisahan ramp dengan fungsi sendiri-sendiri. Untuk ramp atau ramp
dengan fungsi ganda melayani angkutan barang, harus diperhitungkan secara
tersendiri.
iv. Landing atau muka datar pada awalan atau akhiran ramp dari suatu ramp harus bebas
dan datar sehingga memungkinkan, sekurang-kurangnya untuk memutar kursi dengan
ukuran minimum 150 cm.
v. Permukaan datar dari landing (baik awalan atau akhiran ramp) harus memiliki tekstur
sehingga tidak licin baik diwaktu hujan atau tidak.
vi. Pembatas rendah pinggir ramp (low curb) dirancang untuk menghalangi roda kursi
roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur ramp. Apabila berbatasan langsung
dengan lalu-lintas jalan umum atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar
tidak mengganggu jalan umum.
vii. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup yang akan membantu
penggunaan ramp saat malam hari. Penerangan khususnya disediakan pada bagian-
bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-
bagian yang membahayakan.
viii. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan (handrail) yang dijamin kekuatannya dan
dengan ketinggian yang sesuai untuk pengguna ramp.

PT. Kencana Mandiri IV - 37


6. Kemiringan ramp
Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM
REPUBUK INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998

f. Tangga
Ruang dan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan
dengan lebar yang cukup untuk berpapasan dan aman
Syarat:
i. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam
ii. Harus memiliki kemiringan yang kurang dari 600
iii. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga.
iv. Harus dilengkapi dengan handrail pada kedua sisinya
v. Handrail (pegangan rambat) harus mudah dipegang dengan ketinggian 70-90 cm dari
lantai dan bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu dan bagian ujungnya harus
bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang
vi. Handrail harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan bagian
bawah) dengan 10-15 cm.
vii. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, maka tangga harus dirancang sehingga
tidak ada air hujan yang menggenang.

PT. Kencana Mandiri IV - 38


7. Tipikal tangga
Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM
REPUBUK INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998

g. Lift
Elevator dan lift adalah alat mekanis-elektris untuk membantu
pergerakan vertikal di dalam bangunan baik yang digunakan khusus
bagi penyandang cacat atau kombinasi dengan lift barang.
Syarat:
i. Umum
Paling tidak satu elevator/ lift yang aksesibel harus ada pada jalur aksesibel dan
memenuhi Peraturan Keselamatan yang telah ditetapkan secara umum.
ii. Sistem otomatis
Elevator harus menggunakan sistem kerja bersifat otomatis membawa penumpang ke
setiap lantai yang dikehendaki. Toleransi perbedaan muka lantai bangunan dengan
muka lantai ruang lift adalah 1,25 mm.
iii. Koridor/lobby lift
o Ruang perantara yang digunakan untuk menunggu kedatangan lift sekaligus
mewadahi penumpang yang baru keluar dari lift harus disediakan. Lebar
ruangan ini minimal 130cm tergantung pada konfigurasi ruang yang ada.
o Perletakan tombol dan layar tampilan yang mudah dilihat dan dijangkau.

PT. Kencana Mandiri IV - 39


o Panel luar yang berisikan tombol lift harus dipasang di tengah-tengan ruang
lobby atau hall lift dengan ketinggian 90-110 cm dari muka lantai bangunan.
o Panel dalam dari tombol lift dipasang dengan ketinggian 90-110 cm dari
muka lantai ruang lift.
o Semua tombol pada panel harus dilengkapi dengan panel huruf Braille
dipasang tanpa mengganggu panel biasa.
o Layar/ tampilan yang secara visual menunjukkan posisi lift harus dipasang di
atas panel kontrol dan di atas pintu lift, baik di dalam atau di luar lift
(hall/koridor)
o Ruang lift juga harus dilengkapi dengan voice indicator untuk menerangkan
secara auditif posisi lift.

8. Standard lift
Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM
REPUBUK INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998

h. Kamar Kecil
Merupakan fasilitas sanitasi yang disediakan untuk semua orang
(tanpa terkecuali penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil)
yang sedang mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum.
Syarat:
i. Toilet/kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan
tanda/gambar simbol universal (―kursi roda‖) pada bagian luarnya.
ii. Toilet/kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan
keluar pengguna kursi roda.
iii. Ketinggian dari tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna kursi
roda.

PT. Kencana Mandiri IV - 40


iv. Toilet/kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan yang memiliki posisi
dan ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan penyandang cacat yang
lain. Pegangan disarankan merupakan bentuk siku-siku mengarah ke atas untuk
membantu pergerakan/perpindahan menyamping dari tubuh pengguna kursi roda.
v. Letak kertas tissu, air, kran air atau shower dan perlengkapan-perlengkapan seperti
tempat sabun, pengering tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah digunakan
oleh orang yang memiliki keterbatasan-keterbatasan fisik/cacat dan bisa dijangkau
dengan baik oleh pengguna kursi roda.
vi. Wastafel harus aksesibel dan disesuaikan dengan ketinggian pengguna kursi roda.
vii. Kran pengungkit sebaiknya dipasang pada wastafel
viii. Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin
ix. Pintu harus membuka keluar untuk memudahkan pengguna kursi roda untuk
membuka dan menutup.
x. Kunci-kunci toilet atau grendel dirancang/dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka
dari luar jika terjadi kondisi darurat.

9. Tinggi perletakan closed


Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM
REPUBUK INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998

i. Wastafel
Fasilitas cuci tangan, cuci muka, berkumur atau gosok gigi yang bisa
digunakan untuk semua orang, khususnya bagi pengguna kursi roda.
Syarat:
i. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga posisinya baik tinggi maupun lebarnya
dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda.
ii. Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel.

PT. Kencana Mandiri IV - 41


iii. Wastafel harus memiliki ruang gerak di bawahnya sehingga tidak menghalangi lutut
dan kaki pengguna kursi roda.
iv. Pemasangan ketinggian cermin harus juga diperhitungkan terhadap pengguna kursi
roda

10. Ruang gerak wastafel


Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM
REPUBUK INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998
j. Telepon
Merupakan fasilitas komunikasi yang disediakan untuk semua orang
(tanpa terkecuali penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil)
yang sedang mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum.
Syarat:
i. Telepon umum harus terletak pada lantai yang aksesibel bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil.
ii. Ruang gerak yang cukup harus disediakan di depan telepon umum sehingga
memudahkan pengguna kursi roda untuk mendekati dan menggunakan telepon.
iii. Ketinggian telepon dipertimbangkan terhadap dasar-dasar penggunaan pesawat
telepon misalnya; keterjangkauan gagang telepon, tombol-tombol angka atau sistem
dialing. Sebaiknya telepon umum menggunakan tombol tekan angka.
iv. Bagi pengguna yang memiliki pendengaran yang kurang, perlu disediakan kontrol
volume suara yang terlihat dan mudah terjangkau.
v. Bagi tuna rungu sebaiknya disediakan faksimili sebagai alat komunikasi yang lebih
bernilai, khususnya pada kantor pos, fasilitas komersial, dan fasilitas publik.
vi. Bagi tuna netra sebaiknya disediakan petunjuk dalam huruf Braille dan dilengkapi
juga dengan talking sign (isyrat bersuara) yang terpasang di dekat telepon umum.
vii. Panjang kabel gagang telepon harus memungkinkan pengguna kursi roda untuk
menggunakan telepon dengan posisi yang nyaman. (+ 75cm).

PT. Kencana Mandiri IV - 42


viii. Teleponboks (booth) dilengkapi dengan kursi yang disesuaikan dengan area gerak
pengguna.

11. Perletakan telepon


Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM
REPUBUK INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998

k. Perlengkapan dan Peralatan


Merupakan perlengkapan-perlengkapan tambahan yang bisa
mempermudah semua orang (tanpa terkecuali penyandang cacat,
orang tua, dan ibu-ibu hamil) untuk melakukan suatu kegiatan
tertentu.
Syarat:
i. Sistem alarm/ peringatan
o Harus tersedia peralatan peringatan yang dapat terdiri dari dari sistem
peringatan suara (vocal alarms), sistem peringatan bergetar (vibrating
alarms) dan berbagai petunjuk dan penandaan untuk melarikan diri pada
situasi darurat .
o Stop kontak harus dipasang dekat tempat tidur untuk mempermudah
pemasangan sistem alarm, termasuk peralatan bergetar (vibrating devices) di
bawah bantal,
o Semua peralatan pengontrol peralatan listrik harus dapat dioperasikan dengan
satu tangan dan tidak memerlukan pegangan yang sangat kencang atau
sampai dengan memutar lengan.
ii. Tombol dan stop kontak
Tombol dan stop kontak dipasang pada tempat yang posisi dan tingginya sesuai dan
mudah dijangkau oleh pengguna kursi roda

PT. Kencana Mandiri IV - 43


iii. Pencahayaan
Semua ruang harus memiliki pencahayaan yang merata dan cukup yang tidak
menimbulkan silau. Ruang tangga harus dilengkapi dengan peralatan pencahayaan
yang cukup

l. Perabot
Perletakan barang-barang perabot/ furniture dengan menyisakan
ruang gerak dan sirkulasi yang cukup bagi penyandang cacat.
Syarat:
i. Sebagian dari perabot yang tersedia dalam bangunan dapat digunakan oleh pengguna
yang berkursi roda, termasuk dalam keadaan darurat.
ii. Dalam bangunan yang digunakan untuk penggunaan oleh masyarakat banyak, seperti
bangunan pertemuan, konferensi, pertunjukan dan kegiatan yang sejenis maka jumlah
tempat duduk aksesibel yang harus disediakan adalah :

1.
2.
3.
4.
1. Perbandingan tempat duduk yang aksesibilitas

KAPASITAS TOTAL JUMLAH TEMPAT DUDUK


TEMPAT DUDUK YANG AKSESIBEL

4 – 25 1
26 – 50 2
51 – 300 4
301 – 500 6
> 500 6, +1 untuk setiap ratusan

m. Rambu
Fasilitas dan atau elemen yang digunakan untuk untuk memberikan
informasi, arah, penanda atau petunjuk.
Syarat:
i. Penggunaan rambu, terutama dibutuhkan pada:
o Arah dan tujuan jalan pedestrian
o KM/WC umum, telepon umum dsb
o Parkir khusus penyandang cacat
PT. Kencana Mandiri IV - 44
o Nama fasilitas dan tempat.
ii. Beberapa Rambu yang digunakan :
o Rambu huruf timbul atau huruf Braille yang dapat dibaca oleh tuna netra dan
dapat penyandang cacat lain.
o Rambu yang berupa gambar dan simbol yang mudah dan cepat ditafsirkan
artinya.
o Rambu yang berupa tanda dan simbol internasional
o Rambu yang menerapkan metode khusus (misal; pembedaan perkerasan
tanah, warna kontras, dll) Karakter dan latar belakang rambu harus dibuat
dari bahan yang tidak silau. Karakter dan simbul harus kontras dengan latar
belakangnya, apakah karakter terang di atas gelap atau sebaliknya.
o Proporsi huruf atau karakter pada rambu harus mempunyai rasio lebar dan
tinggi antara 3 : 5 dan 1 : 1 dan ketebalan huruf antara 1: 5 dan 1: 10
o Tinggi karakter huruf dan angka pada rambu harus diukur sesuai dengan
jarak pandang dari tempat rambu itu dibaca.

iii. Lokasi penempatan rambu :


o Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas secara vertkal dan horizontal.
o Satu kesatuan sistem dengan lingkungannya
o Cukup mendapat penerangan termasuk penambahan lampu pada kondisi
gelap.
o Bisa dimasukkan dalam street furniture.
o Tidak mengganggu arus (pejalan kaki, dll) dan sirkulasi (buka/tutup pintu,
dll).

2. FITUR-FITUR YANG RAMAH BAGI PENGGUNA


Pencapaian bangunan mengaplikasikann prinsip-prinsip dari desain secara
umum, yaitu:
a. Kesetaraan penggunaan
 Meja resepsionis yang mudah diakses oleh semua pengunjung didukung dengan
denah lokasi sehingga mempermudah pengunjung dalam mengidentifikasi suatu
bangunan.
 Pintu dengan sensor memberikan kenyamanan bagi pengunjung karena memudahkan
cilamana mereka membawa banyak bawaan ataupun sedang duduk di kursi roda,
tanpa perlu repot membuka pintu.
 Ukuran saklar yang lebih lebar, dilengkapi dengan lampu led ketika dinyalakan dan
atau dilapisi dengan fosfor sangat memudahkan pengoperasian.

PT. Kencana Mandiri IV - 45


b. Fleksibel dalam penggunaan
Desain dapat digunakan oleh pengunjung secara luas dengan berbagai
background pendidikan dan kemampuan.
 Penggunaan computer kampus yang tersedia dalam mode standar ataupun pilihan
easy acces.
 Tersedianya ramp pada bangunan yang memudahkan kaum difabel dalam mengakses
bangunan.
 Pintu dengan dua daun pintu mengakomodir pengguna biasa dan kidal.
 Dimensi angka pada lift ataupun huruf pada papan nama yang mudah terbaca.
 Pintu utama dengan penanda yang sudah umum dipahami, misalnya gapura,
memudahkan pengunjung untuk mengidentifikasinya.
c. Sederhana dan mudah digunakan
Desain mudah digunakan secara umum, berdasar pengalaman individu,
prosedur penggunaan yang mudah dipahami.
 Tombol dalam lift diberi keterangan menggunakan alphabet yang umum dipahami,
bukan menggunakan huruf romawi.
 Memberikan petunjuk penggunaan yg mudah dipahami pada setiap peralatan kampus
yang berteknologi, sehingga mudah dioperasikan.
d. Informasi yang mudah dicerna pengguna
Informasi penggunaan disajikan secara informatif kepada pengguna dan
mudah dipahami oleh indera mereka.
 Warna signage yang kontras dengan warna background nya.
 Kabel merah dan putih membedakan mana yang bermuatan positif dan negatif.
e. Meminimalisir kesalahan dalam penggunaan
Desain harus meminimalisir kerugian ataupun kecelakaan bila terjadi
kesalahan dalam penggunaan.
 Tombol cancel pada printer untuk mengurangi kertas yang terbuang percuma karena
kesalahan printing.
 Kemasan benda beracun diberikan warna mencolok dengan keterangan di luarnya.
f. Hanya memerlukan sedikit usaha fisik.
Desain harus efisisen dan nyaman digunakan, serta memberikan seminim
mungkin efek lelah.
 Keyboard lengkung yang merespon posisi alamiah jari-jari tangan lebih nyaman
dibandingkan ke board horizontal yang cenderung membuat pergelangan tangan
terasa pegal.
 Otomatisasi fasilitas kampus dengan sensor-sensor tertentu. PIntu dapat terbuka
sendiri bila ada pengunjung masuk, presensi digital, mesin penjawab, dll.

PT. Kencana Mandiri IV - 46


 Permukaan lantai yang rata memudahkan perpindahan peralatan berat yang
memerlukan roda.
g. Dimensi yang mudah digunakan, dijangkau maupun dilihat.
Dimensi dan ruang pelingkup yang menyediakan kemudahan untuk
mengakses segala fasilitas.
 Pintu dengan lebar yang memungkinkan diakses oleh pengguna dengan berbagai
postur tubuh.

4. PENDEKATAN RENCANA TAPAK


Pendekatan rencana tapak ini biasa dilakukan pada awal perencanaan suatu bangunan
atau kawasan.Dalam kegiatan ini, kondisi tapak perencanaan telah terbentuk, sehingga
konsultan perencana hanya melakukan beberapa usulan desain yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar bangunan. Maka aspek-aspek lingkungan
yang harus diperhatikan adalah:
A. Pendekatan konservasi lingkungan dilakukan dengan tetap mempertahankan
rasio ruang terbuka, dengan tetap memperhatikan kemungkinan resapan-
resapan air.
B. Penciptaan iklim mikro (micro climate) yang nyaman, dicapai melalui
penempatan vegetasi-vegetasi perindang.

1. PENDEKATAN NON FISIK


Pendekatan non fisik yang dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna
bangunan dapat dilihat dari berbagai hal yang menyangkut organisasi koperasi.
Pendekatan non fisik yang dilakukan adalah pendekatan kepada:
1. Sifat organisasi dalam pekerjaan ini adalah keolahragaaan sebagai pengguna
bangunan
2. Fungsi dan peran dari organisasi tersebut
3. Prinsip Kerja
4. Jenis-jenis Bidang atau bagian dari organisasi.

PT. Kencana Mandiri IV - 47


BAB VI
RENCANA KERJA
Program pelaksanaan pekerjaan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Terciptanya sistem koordinasi yang baik antara Konsultan dengan Pemberi Tugas;
2. Terciptanya koordinasi yang baik antara unit-unit kerja yang terlibat dalam
penanganan pekerjaan ini;
3. Terjaminnya fungsi kontrol/pengawasan yang diperlukan;
4. Terjaminnya kelancaran pelaksanaan setiap unit kerja;
5. Terjaminnya kualitas hasil pekerjaan.
Apabila faktor-faktor tersebut diatas dapat dipenuhi, maka berarti juga kelancaran jalannya
pekerjaan dapat secara keseluruhan terjamin.
Rencana pelaksanaan pekerjaan memuat penetapan masing-masing item pekerjaan sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang tertera di dalam Kerangka Acuan Kerja. Rencana kerja yang
dimaksud dibuat agar tahapan-tahapan pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa ada yang
terlewatkan sehingga sasaran pekerjaan ini dapat dicapai dengan waktu yang juga telah
direncanakan.
Tahap pelaksanaan pekerjaan dibedakan menjadi 5 (lima) tahap sebagai berikut:

5.
1.
2.
3.
4.
5.
1. TAHAP PEKERJAAN PERSIAPAN
Program kerja ini mencakup tahap persiapan awal, seluruh proses perencanaan dan
perancangan serta kewajiban yang harus dilaksanakan konsultan pada tahap
pelaksanaan konstruksinya/secara keseluruhan program kerja konsultan mencakup:

1.
2.
3.
4.
5.
1. Mobilisasi
Dalam tahap mobilisasi ini akan dilakukan persiapan-persiapan yang
menyangkut pengerahan tenaga ahli dan tenaga pelaksanaan, baik yang

PT. Kencana Mandiri IV - 48


bersifat teknis maupun administratif dengan kualitas dan kuantitas yang
sesuai dengan beban kerja, pengadaan perlengkapan kantor, bahan dan alat-
alat tulis, dan pengadaan alat transportasi.
2. Penyusunan Program Kerja
Sebagai langkah awal dari pelaksanaan pekerjaan ini. Konsultan akan
menyusun program kerja dan pedoman penugasan / pengelolaan tugas,
penyediaan sumber daya dan lain-lain yang harus dilaksanakan oleh semua
pihak yang terlibat. Usulan ini harus mendapat persetujuan dari pengelola
proyek.
3. Persiapan Survei
Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survei lapangan maupun
institusional yang mencakup:
a. Mempelajari denah bangunan eksisting beserta kondisi di lapangan
b. Pengadaan peralatan survai lapangan dan laboratorium.
c. Mempelajari karakteristik dan spesifikasi masing-masing kegiatan
dan fungsi bangunan.
4. Pengamatan Karakteristik arsitektur
Pengamatan dan pengkajian arsitektur dan budaya serta perilaku merupakan
hal yang esensial sebagai dasar bagi pengembangan gagasan/idea
perancangan suatu bangunan.
5. Studi Literatur
Studi literatur semua aspek yang berkaitan dengan perancangan bangunan.
Studi yang dilakukan akan meliputi program ruang, kegiatan, persyaratan
environment, serta persyaratan-persyaratan teknis lainnya.
Hasil studi akan disesuaikan dengan kondisi Kantor Pemerintahan di
kompleks Pemerintahan.
6. Diskusi dengan pemberi tugas dan pemakai
Diskusi dengan calon pemakai (users) dilakukan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih terinci akan spesifikasi dan karakteristik program,
peralatan kegiatan serta kebutuhan-kebutuhan khusus lainnya untuk masa
sekarang maupun masa akan datang.
7. Survei Pengumpulan Data
Data dari Pemberi Tugas Beragam data, baik primer maupun sekunder, yang
banyak berkaitan dengan kegiatan administrasi kepemerintahan yang akan
menempati bangunan ini serta memenuhi kebutuhan pengembangan di masa
mendatang, serta aspirasi staf akan di kumpulkan melalui diskusi/wawancara
dan observasi lapangan.

PT. Kencana Mandiri IV - 49


Secara rinci kebutuhan data dari pemberi tugas yang akan dikumpulkan
meliputi:
a. Organisasi operasional kantor dan rencana pengembangannya,
b. Pengukuran dan perekaman kondisi bangunan yang ada.
c. Identifikasi bagian-bagian bangunan yang penting dan harus
dipertahankan.
d. Kebutuhan ruang dan rencana pengembangannya.
e. Persyaratan teknis ruang.
f. Aspirasi staff dan pimpinan.
g. Leveling setiap lantai.
h. Sistem drainasi kota dan lingkungan.
i. Kondisi tapak dan lingkungan (bangunan sekitar dsb).
j. Jaringan Air bersih.
k. Drainage dan Sewage systems.
l. Elevasi dasar saluran-saluran.
m. Sistem daya dan jaringannya.
n. Sistem jaringan telepon.
2. TAHAP PENYUSUNAN PRA PERANCANGAN
Tahap Pra Perancanganmerupakan tahapan penting dimana semua konsep-konsep dasar
dirumuskan. Semua staff senior dari berbagai disiplin yang dibutuhkan akan dilibatkan
dalam diskusi intensif untuk menyusun landasan perencanaan dan perancangan. Proses
perencanaan dan perancangan yang dilakukan lebih bersifat sintesis dengan
menggabungkan berbagai alternatif dan kombinasi alternatif yang semuanya akan
dituangkan dalam laporan dengan bentuk diagramatis yang sederhana.
Berbagai pekerjaan yang akan dilakukan pada tahap Pra perancangan mencakup:
1. Penyusunan Konsep Perancangan
Konsep perancangan yang akan menjadi arahan bagi semua pertimbangan
perencanaan dan perancangan tahap berikutnya, akan dirumuskan oleh
Arsitek Utama dibantu oleh semua staf ahli dari masing-masing divisi.
Konsep perancangan merupakan uraian diskriptif yang mencakup bidang
arsitektur, sistem mekanikal, sistem elektrikal, sistem utilitas, sistem struktur,
equipment, interior, exterior dan pengembangan lahan.
2. Pra Rancangan Arsitektur
Berisi gagasan awal rancangan arsitektural dan lansekap yang merupakan
hasil transformasi dari konsep perancangan arsitektur serta site
developmentnya.
3. Pra-Rancangan Struktur, Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas.

PT. Kencana Mandiri IV - 50


Equipment operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan. Berisi
uraian dan diagram skematis sistem-sistem struktur, mekanikal, elektrikal,
utilitas, equipment operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan
yang diterapkan sesuai dengan fungsi dan karakteristik bangunan. Selain itu
juga akan dijelaskan fungsi dan cara penerapannya masing-masing sistem
dalam sistem bangunan secara keseluruhan.
4. Pengembangan Sistem dan Rancangan
Pengembangan sistem dan rancangan mencakup gambar-gambar hasil
pengembangan rancangan arsitektural, lansekap struktur, mekanikal,
elektrikal, utilitas, equipment operasional, Interior dan
Exterior/Pengembangan lahan.
Sebagai satu sistem bangunan yang utuh. Oleh karena penentuan dan
penempatan setiap sistem harus memperhitungkan sistem-sistem lainnya,
sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada dalam konsep perancangannya.
Sistem yang dipilih juga harus memperhitungkan kemudahan
pelaksanaannya.
5. Cost Limit
Cost limit akan disusun pada tahap pra-rancangan maupun tahap
pengembangan rancangan sebagai alat kontrol agar hasil rancangan sesuai
dengan kelas atau kualitas bangunan yang diinginkan.
3. TAHAP PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN
Dalam tahapan ini semua hasil pra-rancangan yang telah dikomunikasikan dan disetujui
oleh pihak pemberi tugas akan diolah lebih lanjut menjadi dokumen tender yang akan
di jadikan dasar bagi pelaksanaan konstruksi. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
tahap ini mencakup:
1. Perhitungan dan Pembuatan Detail Rancangan
Dalam tahap ini akan didahului dengan perhitungan-perhitungan pada
masing-masing sistem beserta dasar-dasarnya sesuai dengan peraturan dan
persyaratan yang berlaku.
2. Perhitungan Struktur
Berisi perhitungan-perhitungan struktur yang diterapkan dalam rancangan
sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku perhitungan struktur
akan merupakan bagian dari dokumen lelang.
3. Penyusunan Spesifikasi Teknis (RKS)
Spesifikasi teknis berisi penjelasan terinci tentang jenis, ukuran dan
karakteristik teknis setiap material (bahan) yang akan digunakan, mencakup

PT. Kencana Mandiri IV - 51


bidang pekerjaan, untuk memudahkan kemungkinan pelaksanaan konstruksi
oleh beberapa sub kontraktor.
4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
RAB berisi penjelasan terinci tentang harga setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan di lapangan beserta item dan volume pekerjaannya. Setiap
material (bahan) yang akan digunakan, mencakup bidang pekerjaan, untuk
memudahkan kemungkinan pelaksanaan konstruksi oleh beberapa sub
kontraktor.
4. KELUARAN
Hasil yang diharapkan dari pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci
Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru adalah:
a. Laporan Pekerjaan Perencanaan yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir
b. Dokumen Lelang yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu Dokumen Gambar DED,
Rencana Kerja dan Syarat, dan Rencana Anggaran Biaya.
c. Dokumen Volume Pekerjaan (BoQ)
d. Laporan Ringkasan Akhir Perencanaan

PT. Kencana Mandiri IV - 52


BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Waktu Pelaksanaan (Bulan-Minggu)

No Uraian kegiatan I II III IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I Tahap Persiapan

Pemahaman Materi
1
Pekerjaan

Pemantapan Jadwal
2
Pelaksanaan Pekerjaan

Pemantapan sistem dan


3 organisasi pelaksanaan
pekerjaan

Melengkapi dan
4 memobilisasi tenaga
ahli

Kajian Awal (Studi


5
Literatur)

Pembuatan rencana /
6
metodologi survey

Pembuatan
7 Rancangan/Metodologi
Pembahasan

Tahap Konsep
II
Desain

PT. Kencana Mandiri IV - 53


1 Survei Lapangan

a. Kondisi Tata
Guna Lahan

b. Kondisi
Struktur

c. Kondisi
pengguna

d. Kondisi
Sarana
Prasarana

e. Kondisi
Kelembagaan

Penyusunan Data
2
Eksisting

Konsep Skematik
3
Desain

III Tahap Pra Rencana

Penyusunan Gambar
1
Pra Rencana

e. Gambar Pra
Rencana
Lansekap

f. Gambar Pra
Rencana
Arsitektur

g. Gambar Pra
Rencana

PT. Kencana Mandiri IV - 54


Struktur

h. Gambar Pra
Rencana
Utilitas
(Mekanikal
Elektrikal)

Perkiraan Biaya
2
Pembangunan

Draft Rencana Kerja


3
dan Syarat

Tahap
IV Pengembangan
Rencana

Gambar
1 Pengembangan
Rencana

a. Gambar
Rencana
Lansekap

b. Gambar
Rencana
Arsitektur

c. Gambar
Rencana
Struktur

d. Gambar
Rencana
Utilitas

PT. Kencana Mandiri IV - 55


(Mekanikal
Elektrikal)

Konsep Perhitungan
2 Struktur dan utilitas
bangunan

Draft Rencana
3
Anggaran Biaya

Draft Rencana Kerja


4
dan Syarat

V Tahap Detail

Gambar Perencanaan
1
Detail

a. Gambar
Rencana
Lansekap

b. Gambar
Rencana
Arsitektur

c. Gambar
Rencana
Struktur

d. Gambar
Rencana
Utilitas
(Mekanikal
Elektrikal)

Rencana Anggaran
2
Biaya

PT. Kencana Mandiri IV - 56


Rencana Kerja dan
3
Syarat

Dokumen Perhitungan
4
Struktur

Dokumen Perhitungan
5
Utilitas

Dokumen Perhitungan
6 Volume Pekerjaan
(BoQ)

VI Penyerahan Laporan

1 Laporan Pendahuluan

2 Laporan Antara

3 Laporan Akhir

Dokumen Lelang
4 (Gambar DED, RAB,
RKS)

PT. Kencana Mandiri IV - 57


BAB VIII
TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWAB

1. UMUM
Bentuk organisasi kerja ini bertitik tolak dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu
diselesaikannya Pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung
Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

Untuk menangani tugas pelaksanaan pekerjaan, Konsultan mengusulkan Daftar Tenaga


seperti tercantum pada tabel halaman berikut dimana personil tersebut masing-masing
sudah berpengalaman di dalam bidangnya sehingga kami yakin akan dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan ini dengan hasil yang memuaskan.

Dengan struktur dan tata kerja tersebut maka diharapkan pekerjaan akan dapat
diselesaikan dengan sempurna dan tepat pada waktunya sesuai Kerangka Acuan Kerja.

2. URAIAN TUGAS
Tugas- tugas para tenaga ahli dapat dilihat sebagai berikut:
a. Team Leader
Disyaratkan harus sarjana minimal S-2 jurusan Teknik Arsitektur / Sipil lulusan
universitas negeri/ swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang
bangunan Arsitektur/ Sipil khususnya pekerjaan perencanaan sekurang-
kurangnya 12 tahun. Sebagai Team Leader tugas utamanya memimpin dan
mengkoordinasi seluruh kegiatan anggota TIM Kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan semenjak ditanda-tanganinya Kontrak sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
b. Tenaga Ahli Arsitektur
Disyaratkan harus sarjana minimal S-1 jurusan arsitektur lulusan universitas
negeri/ swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang bangunan
Arsitektur/ Sipil khususnya pekerjaan perencanaan sekurang-kurangnya 8 tahun.
Sebagai Tenaga Ahli Arsitektur tugas utamanya mengkoordinasi kegiatan
arsitektural dalam pelaksanaan pekerjaan semenjak ditanda-tanganinya Kontrak
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
c. Tenaga Ahli Struktur
Disyaratkan harus sarjana minimal S-1 jurusan sipil lulusan universitas negeri/
swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang bangunan Arsitektur/ Sipil
khususnya pekerjaan perencanaan sekurang-kurangnya 8 tahun. Sebagai Tenaga

PT. Kencana Mandiri IV - 58


Ahli Struktural tugas utamanya mengkoordinasi kegiatan struktural dalam
pelaksanaan pekerjaan semenjak ditanda-tanganinya Kontrak sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
d. Tenaga Ahli Mekanikal
Disyaratkan harus sarjana minimal S-1 jurusan mesin lulusan universitas negeri/
swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang mekanikal khususnya
pekerjaan perencanaan sekurang-kurangnya 8 tahun. Sebagai Tenaga Ahli
Mekanikal tugas utamanya mengkoordinasi kegiatan mekanikal bangunan dalam
pelaksanaan pekerjaan semenjak ditanda-tanganinya Kontrak sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
e. Tenaga Ahli Elektrikal
Disyaratkan harus sarjana minimal S-1 jurusan elektro lulusan universitas negeri/
swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang elektrikal bangunan
sekurang-kurangnya 8 tahun. Sebagai Tenaga Ahli elektrikal tugas utamanya
mengkoordinasi kegiatan elektrikal bangunan dalam pelaksanaan pekerjaan
semenjak ditanda-tanganinya Kontrak sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
f. Ahli Geodesi
Disyaratkan harus sarjana minimal S-1 jurusan geodesi lulusan universitas
negeri/ swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang geodesi/ pengukuran
sekurang-kurangnya 8 tahun. Sebagai Tenaga Ahli Geodesi tugas utamanya
mengkoordinasi kegiatan pengukuran/ survey dalam pelaksanaan pekerjaan
semenjak ditanda-tanganinya Kontrak sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
g. Ahli Lingkungan
Disyaratkan harus sarjana minimal S-1 jurusan lingkungan lulusan universitas
negeri/ swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang teknik lingkungan
khususnya pekerjaan perencanaan sekurang-kurangnya 8 tahun. Sebagai Tenaga
Ahli Lingkungan tugas utamanya mengkoordinasi kegiatan perencanaan
lingkungan bangunan dalam pelaksanaan pekerjaan semenjak ditanda-tanganinya
Kontrak sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
h. Ahli Estimasi Biaya
Disyaratkan harus sarjana minimal S-1 jurusan ekonomi lulusan universitas
negeri/ swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang estimasi biaya
khususnya pekerjaan perencanaan sekurang-kurangnya 5 tahun. Sebagai Tenaga
Ahli Estimasi Biaya tugas utamanya mengkoordinasi kegiatan perhitungan/

PT. Kencana Mandiri IV - 59


estimasi biaya bangunan dalam pelaksanaan pekerjaan semenjak ditanda-
tanganinya Kontrak sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Tenaga pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:
a. Asisten Tenaga Ahli Arsitektur
Minimal pengalaman minimal 6 (enam) tahun dengan jumlah 2 orang.
b. Asisten Tenaga Ahli Struktural
Minimal pengalaman minimal 6 (enam) tahun dengan jumlah 2 orang.
c. Asisten Tenaga Ahli Mekanikal
Minimal pengalaman minimal 6 (enam) tahun dengan jumlah 1 orang.
d. Asisten Tenaga Ahli Elektrikal
Minimal pengalaman minimal 6 (enam) tahun dengan jumlah 1 orang.
e. Asisten Tenaga Ahli Geodesi
Minimal pengalaman minimal 6 (enam) tahun dengan jumlah 1 orang.
f. Asisten Tenaga Ahli Lansekap
Minimal pengalaman minimal 6 (enam) tahun dengan jumlah 1 orang.
g. Asisten Tenaga Ahli Lingkungan
Minimal pengalaman minimal 6 (enam) tahun dengan jumlah 1 orang.
h. Asisten Tenaga Estimasi Biasa
Minimal pengalaman minimal 6 (enam) tahun dengan jumlah 1 orang.
i. Tenaga Administrasi/ Keuangan
Minimal S-1 Ekonomi Akuntansi pengalaman minimal 4 (empat) tahun 1 dengan
jumlah 1 orang.
j. Drafter
Minimal lulusan D-3 jurusan Teknik Sipil/ Arsitektur pengalaman minimal 4
(empat) tahun dengan jumlah 1 orang.
k. Juru Ukur
Minimal lulusan D-3 jurusan Teknik Sipil/ STM pengalaman minimal 4 (empat)
tahun dengan jumlah 1 orang.
l. Operator Komputer
Minimal lulusan D-3 jurusan Teknik Sipil/ STM pengalaman minimal 4 (empat)
tahun dengan jumlah 1 orang.
m. Office Boy
Minimal lulusan SMU/SMEA pengalaman minimal 4 (empat) tahun dengan
jumlah 1 orang.

PT. Kencana Mandiri IV - 60


BAB IX
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Waktu Pelaksanaan
(Bulan – Minggu)
Waktu Pelaksanaan
(Bulan – Minggu)
Man Waktu Pelaksanaan
NO Tenaga Nama
Month (Bulan – Minggu)
Waktu Pelaksanaan
(Bulan – Minggu)
Waktu Pelaksanaan
(Bulan – Minggu)

I II III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Team Leader

2 Tenaga Ahli

a. TA. Arsitektur

b. TA. Struktur

c. TA. Mekanikal

d. TA. Elektrikal

e. TA. Geodesi

f. TA. Lansekap

g. TA. Lingkungan

h. TA. Cost Estimator

3 Asisten Tenaga Ahli

PT. Kencana Mandiri IV - 61


a. Asisten TA. Arsitektur

b. Asisten TA. Struktur

c. Asisten TA. Mekanikal

d. Asisten TA. Elektrikal

e. Asisten TA. Geodesi

f. Asisten TA. Lansekap

g. Asisten TA. Lingkungan

h. Asisten TA. Cost Estimator

4 Tenaga Pendukung

a. CAD Operator

b. Juru Ukur

c. Operator Komputer

d. Tenaga Administrasi

e. Office Boy

PT. Kencana Mandiri IV - 62


BAB X
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

PT. Kencana Mandiri IV - 63


BAB XI
LAPORAN

Sesuai dengan yang dinyatakan dalam Kerangka Acuan Tugas, bahwa Konsultan diwajibkan
untuk menyiapkan laporan-laporan yang direncanakan akan dilaksanakan sebagai berikut:

1. Laporan Konsep Perancangan


2. Laporan Pra Rencana
a. Membuat Pra Rencana Tampak
b. Membuat Pra Rancangan Denah, Tampak, Potongan
c. Konsultasi dengan pemakai/ pemilik sampai mendapat ijin prinsip
1. Laporan Pengembangan Rancangan
a. Rencana Arsitektur beserta uraian perencanaannya
b. Rencana Struktur beserta uraian perencanaannya
c. Rencana Penempatan Utilitas beserta uraiannya (Blok Plan)
1. Laporan Gambar Detail
a. Membuat Rencana Blok Plan Kawasan
b. Membuat Rencana Detail Arsitektur
c. Membuat Rencana Detail Struktur
d. Membuat Rencana Detail Utilitas
e. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (Rks)
f. Membuat Perincian Volume Pekerjaan
g. Membuat Rencana Anggaran Biaya Konstruksi (Berdasarkan Sni)
h. Membuat Dokumen Perencanaan
5. Dokumen Pelelangan Untuk Kontraktor Pelaksana
6. Laporan Pengawasan Berkala
7. Laporan Akhir Perencanaan
8. Menyerahkan Hasil Kerja dalam bentuk Soft Copy Cd atau
Flash Disc dan dapat di edit Pemberi Kerja tanpa menyimpan
dalam bentuk Program PDF.

PT. Kencana Mandiri IV - 64


BAB XII
PERALATAN PENUNJANG

Setelah mempelajari dan memahami KAK, dalam Perencanaan Pembuatan Desain Rancangan
Teknik Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru
dibutuhkan peralatan yang akan digunakan sebagai berikut :

No. Peralatan Jumlah

1 Kantor

2 Peralatan Kantor

Komputer 23 Buah

Printer A4 2 Buah

Printer A3 2 Buah

Scanner A4 1 Buah

Alat Komunikasi 1 Ls

3 Peralatan Lapangan

Perlengkapan Survey (meteran, GPS) 1 Ls

Perlengkapan Dokumentasi 2 Ls

Bahan dan Alat Tulis 3 Ls

4 Kendaraan Operasional 3 Buah

Dengan perlengkapan di atas kami yakin pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan


Teknik Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru
akan dapat dilaksanakan dan diselesaikan tepat waktu waktu dan memenuhi persyaratan
sesuai dengan Kerangka Acuan Tugas.

PT. Kencana Mandiri IV - 65


BAB XIII
PENUTUP

Dengan adanya Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan
Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, maka realisasi dari pekerjaan ini
diharapkan dapat memudahkan pengguna jasa untuk melakukan pelaksanaan pembangunan
Kawasan Kota Pekanbaru.

Diharapkan nantinya hasil yang telah dicapai dari pekerjaan ini dapat diimplementasikan pada
masa mendatang guna menunjang ketersediaan sarana dan prasarana bagi Pemerintah Kota
Pekanbaru guna mengoptimalkan pelayanan public dan penyediaan sarana public kepada
masyarakat setempat. Oleh karena itu pihak konsultan berusaha untuk konsisten dalam
melaksanakan tugas yang akan dilimpahkan secara profesional dan tepat waktu.

PT. Kencana Mandiri IV - 66

Anda mungkin juga menyukai