Ustek Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi Bandara PDF
Ustek Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi Bandara PDF
Manfaat dari adanya Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan
Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ini adalah:
a. Dapat menjadi dokumen master Pembutan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung
Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru meskipun dalam
II.1. UMUM
Kami Konsultan Perencana, PT. Rimasyada Engineering Consultant berkeinginan
untuk berperan serta dalam proses persiapan Pembuatan Desain Rancangan Teknik
Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Maka kami akan ikut serta dalam proses pelelangan pekerjaan Pembuatan Desain
Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif
Kasim II Pekanbaru. Dan salah satu persyaratan ikut pelelangan tersebut adalah
membuat Usulan Teknis.
Usulan Teknis ini kami susun sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam Kerangka
Acuan Kerja (Term of Refference) tetapi terbatas pada hal tercantum dalam Kerangka
Acuan Kerja tersebut. Usulan Teknis ini dibuat atas Undangan Pengadaan Jasa
Konsultan.
Untuk memberikan suatu gambaran yang lebih jelas terhadap pandangan proyek
tersebut maka Usulan Teknis ini juga merinci pelayanan jasa konsultan yang
dibutuhkan berupa penanganan perusahaan dalam menangani suatu pekerjaan,
metodologi, rencana kerja, organisasi dan personil yang dibutuhkan.
III.1. UMUM
Secara garis besar, Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan sudah cukup
memberikan informasi dan data-data mengenai pekerjaan pada proyek ini sehingga
Konsultan dapat menyusun proposal/usulan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja,
maka secara umum kami dapat memahami dengan lengkap maksud dan tujuan serta
ruang lingkup pekerjaan yang merupakan tanggung jawab konsultan dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun dalam menyiapkan usulan
sebagaimana dimaksud dalam KAK.
Mengingat pentingnya peran dari konsultan, maka sudah sepatutnya pihak konsultan
siap dengan pandangan dan pemahaman lingkungan tugas, tanggung jawab perangkat
dan mampu menginterprestasikan pekerjaan yang akan ditangani sehingga
mengahasilkan produksi yang optimal.
Setelah membaca dan memahami seluruh isi dokumen Pengadaan Jasa Konsultan,
Pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan
Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Tahun Anggaran 2010, yang
telah diberikan berikut Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, maka dapat disimpulkan
bahwa isi dari penjelasan yang diberikan, merupakan gambaran apa yang harus
dilaksanakan baik dalam persiapan, mobilisasi, pelaksanaan pekerjaan maupun akhir
pekerjaan baik itu menangani lingkup tugas, tanggung jawab maupun perangkat
konsultan, yang harus disediakan guna melaksanakan pekerjaan perencanaan.
Dokumen berikut addendum tersebut di atas cukup jelas dan lengkap untuk dipakai
sebagai pegangan/acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Meskipun demikian kemungkinan dalam pelaksanaan fisik pekerjaan nanti perlu
penyesuaian dengan permasalahan / kondisi yang ada dilapangan, misalnya adalah
pekerjaan tambah dan kurang karena dalam Dokumen dan Addendum belum
termasuk hal tersebut diatas.
Dokumen dan Addendumnya yang telah diberikan cukup mudah dimengerti dan jelas
dalam rangka konsultan menyiapkan, membuat Usulan Dokumen Administrasi,
Usulan Dokumen Teknis dan Usulan Dokumen Biaya.
A. DOKUMEN ADMINISTRASI
Materi dokumen administrasi yang dipersiapkan pada Kerangka Acuan Kerja
adalah sesuai peraturan yang berlaku berikut petunjuk teknisnya dan sesuai
B. USULAN TEKNIS
Materi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja ditambah rapat penjelasan
pekerjaan berikut Berita Acara Penjelasan yang diterbitkan telah dapat memberi
gambaran umum dengan jelas terhadap lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab personil konsultan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun
dalam memberikan pelaporan-pelaporan sebagaimana diminta oleh proyek. Isi
dari Kerangka Acuan Kerja dapat dijadikan titik tolak dalam penyusunan rencana
kerja, penyiapan personil, metodologi dan manajemen yang akan diterapkan
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan.
C. USULAN BIAYA
Bentuk usulan biaya dalam KAK beserta contoh formatnya walaupun dengan
sistem pembiayaan Lump Sump sudah dapat dimengerti meskipun belum lengkap
item-itemnya.
E) Pelaksanaan Pelelangan
(a) Membantu menyusun dokumen pelelangan
(b) Membantu Menyusun Program Pelelangan
(c) Membantu Memberikan Penjelasan Pekerjaan Termasuk Ba Penjelasan
(d) Membuat Dokumen Pelaksanaan
F) Pengawasan Berkala
(a) Pemberi kerjan dapat meminta penyedia jasa untuk memeriksa Pelaksanaan
Pekerjaan secara berkala dan menyediakan persoalan yang timbul yang
berkaitan dengan hasil kerja perencanaan tanpa meminta biaya tambahan
untuk melakukan kegiatan dimaksud.
(b) Membuat Laporan Akhir Perencanaan setelah pelaksanaan pekerjaan fisik
selesai.
(c) Penyusunan Petunjuk Penggunaan dan Perawatan Bangunan Gedung
Berdasarkan pertimbangan dari jenis pekerjaan ini nantinya akan mengeluarkan Pembuatan
Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif
Kasim II Pekanbaru, maka konsultan mengusulkan beberapa hal, yaitu:
1) Menerapkan konsep Green Building / bangunan hijau yang saat ini sudah marak
dikembangkan dilingkungan perencanaan di Indonesia. Konsep ini diterapkan sebagai
respons terhadap krisis energi dan keprihatinan masyarakat tentang lingkungan hidup.
Inovasi untuk mengembangkan green building terus dilakukan sebagai upaya untuk
menghemat energi dan mengurangi masalah-masalah lingkungan.
2) Kebijakan penyusunan tata ruang dan sirkulasi dari perencanaan pembangunan agar tetap
mengacu pada kepentingan masyarakat dan tetap memasyarakat. Sehingga dihasilkan
sebuah tatanan ruang yang memudahkan pengguna maupun tamu dan tidak menyesatkan.
3) Dalam penyusunannya agar memperhatikan pelayanan umum yang telah disusun
Pemerintah Kot Pekanbaru yang orientasinya adalah untuk kebutuhan pelayanan parsial
dengan pertimbangan perencanaan yang komprehensive, meskipun pelayanan tersebut
harus tetap dikaji untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan scenario
pengembangan yang direncanakan serta tetap memperhatikan asas legalitas terhadap
perijinan yang telah dikeluarkan.
4) Memperhatikan kebijaksanaan dan perencanaan sektoral yang terdapat atau yang
direncanakan di wilayah perencanaan.
5) Melengkapi dengan tampilan-tampilan perspektive atau bentuk tiga dimensi lainnya
untuk memperjelas kondisi lapangan dan rencana pengembangan yang dilakukan
Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam kerangka Acuan Kerja maka
sebelum dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan
penyederhanaan pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar
sehingga keputusan yang akan diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program
yang dilaksanakan kemungkinan akan gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya
sehingga tujuan akhir tidak tercapai.
Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup, pekerjaan yang akan
dilaksanakan nantinya sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang diperlukan.
Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam Kerangka Acuan Kerja maka
sebelum dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan
penyederhanaan pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar
sehingga keputusan yang akan diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program
yang dilaksanakan kemungkinan akan gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya
sehingga tujuan akhir tidak tercapai.
Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup, pekerjaan yang akan
dilaksanakan nantinya sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang diperlukan.
1. PENDEKATAN PERENCANAAN
Evaporative cooling
Kecepatan aliran udara yang lebih rendah menghasilkan penurunan temperatur dan
efektifitas lebih tinggi serta memerlukan laju penguapan air lebih rendah. Semakin
tinggi temperatur dan semakin rendah RH, udara masuk semakin besar penurunan
temperatur dan efektifitas evaporative cooler; temperatur air yang rendah membuat
laju penguapan air berkurang. Evaporative cooler dan Air Conditioner dapat
dikolaborasikan untuk membuat pendingin ruangan yang ramah lingkungan dan
hemat energi serta udara yang dihasilkan karena kaya Oksigen sangat baik dipakai
terutama di rumah sakit.
1. Site Design
Solar orientation
8. Perletakan pedestrian
Sumber: unionco.org
Berjalan akan terasa nyaman jika pembangunan memakai dimensi yang tepat.
Kesesuaian ini dapat dilihat ketika seorang anak berjalan dengan aman atau
seseorang merasa nyaman bersepeda dan juga seseorang berjalan menuju
kantor nya. Sebuah pedestrian harus menawarkan berbagai rute untuk menuju
keberbagai tempat pilihan. Diperlukan ruang khusus pemberhentian pada
pedestrian untuk mengatasi kepadatan dan juga sebagai tempat istirahat bagi
yang kelelahan.
Pohon perindang sepanjang jalan akan menambah rasa nyaman bagi pejalan
kaki. Ruang pedestrian yang lapang akan memudahkan dan terasa
menyenangkan.
Beberapa hal yang diperlukan dalam pedestrian:
1. Infrastructure Efficiency
Water supply and use
Sumber air pada umunya berasal dari PDAM dan juga sumur air.
Sumber air dimanfaatkan se-efisien mungkin sehingga dapat mengurangi pemakaian
air yang tidak perlu. Sumber air baik dari PDAM maupun dari sumur setempat
merupakan air tanah. Pemanfaatan dengan efisien akan mengurangi dampak
pengurangan air tanah secara berlebihan.
Sumber air yang berasal dari air olahan limbah selain mengurangi biaya pembelian di
PDAM juga mengurangi pemakaian yang berlebihan.
Wastewater collection
9. Wastewater collection
Sumber: ww2.co.fulton.ga.us
Storm drainage
Strorm drainage bisa juga disebut sebagai saluran pembuangan kota. Saluran ini
memuat segala limbah buangan cair yang ada di jalan.
Saluran pembuangan ini berfungsi menampung air hujan yang turun dijalan untuk
mengatasi banjir. Saluran ini terpisah dengan saluran pembuangan limbah rumah
tangga.
Saluran pembuangan (storm drainage) selain menampung air hujan, biasanya juga
bercampur dengan oli atau bahan bakar bensin atau solar yang tercecer di jalan.
Pada bukaan penerimaan saluran diberi penutup agar sampah sampah tidak masuk
kedalam saluran. Sehingga tidak mengganggu pembuangan.
4. Energy Conservation
Terdapat enam prinsip dalam konstruksi yang berkelanjutan (Kibert, 1994), yaitu:
1. Meminimalkan konsumsi sumber daya
2. Memaksimalkan pemanfaatan kembali (re-use) sumber daya
3. Menggunakan sumber daya yang terbarukan (renewable) dan didaur ulang
(recycleable)
4. Melestarikan lingkungan alam
5. Menciptakan lingkungan yang sehat dan tidak berbahaya
6. Menjadikan kualitas sebagai tujuan dalam membangun
1. Energy Efficiency
Glazing
Kaca yang dapat menghemat energi merupakan kaca yang didesain khusus. Beberapa
penelitian mengklaim bahwa terdapat beberapa jenis kaca yang dapat menyaring
radiasi panas matahari, hingga menghemat penggunaan pendingin udara.
Terdapat tiga jenis kaca yang dikategorikan penghemat energi.
Kaca Warna
Dari namanya nampak jelas, kaca ini tidak murni bening. Biasanya berwarna biru
kehijauan, perak atau abu-abu. Kaca ini dapat menyaring panas hingga suhu dalam
ruang tetap terjaga. Jenis kaca warna yang baik mempunyai sifat seperti kaca film
pada mobil. Ia mampu membuat Anda melihat pemandangan luar nampak jernih,
namun menyaring jumlah cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
Kaca Pantul
Kaca ini sering dijumpai di gedung perkantoran. Kaca ini menyaring panas lebih
banyak daripada jenis lain. Ada satu kekurangan dari kaca pantul adalah pandangan
dari dalam akan kurang indah karena terjadi distorsi.
Insulation
Isolasi termal pada bangunan adalah faktor penting untuk mencapai kenyamanan
termal untuk penghuninya. Insulasi panas yang tidak diinginkan akan merugikan dan
dapat menurunkan efektifitas energi sistem pemanas atau pendingin. Dalam
pengertian lain isolasi dapat hanya penyesuaian pada bahan isolasi yang digunakan
untuk menghambat hilangnya panas ruang, seperti: selulosa, kaca wol, wol batuan,
plastik, busa urethane, vermikulit, dan tanah. Tetapi dapat juga menggunakan desain
khusus dan teknik khusus untuk mengatasi perpindahan panas atau konduksi, radiasi
dan konveksi.
Masalah kualitas konstruksi termasuk uap memadai hambatan, dan masalah dengan
rancangan-pemeriksaan. Selain itu, sifat dan densitas bahan isolasi itu sendiri sangat
penting. Sebagai contoh, menurut Leah Twings, Kualitas Manager Kepatuhan
Textrafine Isolasi, fiberglass bahan isolasi yang terbuat dari serat-serat pendek
berlapis kaca tidak begitu tahan lama seperti isolasi yang terbuat dari untaian serat
panjang kaca.
Efficient Lighting
13. LED
Sumber:mt2-stage.ecohomeresource.com
Daylighting
Sistem pencahayaan alami terutama dipakai pada siang hari dengan memanfaatkan
cahaya matahari, pemasukan sinar matahari ke dalam ruangan diusahakan mencapai
tingkat kenyamanan pencahayaan tertentu seperti yang diharapkan. Pada prinsipnya,
dalam ruangan dengan lubang pencahayaan yang tetap, semakin ke dalam semakin
menurun intensitas cahaya yang diterima. Guna mencapai kualitas kenyamanan yang
diisyaratkan semakin lebar ruangan/bangunan, semakin luas pula lubang
pencahayaannya.
1. Water
Zero-run-off
Air limbah buangan sebisa mungkin dimanfaatkan tanpa harus ada yang terbuang ke
saluran pembuangan kota. Air limbah buangan dimanfaatkan sebagai penyiram
tanaman sekaligus dapat sebagai pupuk. Air limbah diresapkan di area tanaman.
Kalau muatan resapan berlebihan, baru dilakukan pembuangan ke saluran
pembuangan kota.
Grey water system
Pemanfaatan grey water akan mengurangi pembebanan pada air tanah. Dengan
memanfaatakan lagi grey water sama halnya memanfaatkan air dua kali atau lebih
namun tepat dalam penggunaannya.
Pemanfaatan grey water misalanya air buangan dari wastafel dapat dimanfaatkan
untuk penyiraman tanaman. Ataupun air bekas cucian setelah mengalami proses
penyaringan dapat pula dimanfaatkan untuk menyirami taman.
7. Waste Management
Pengelolaan sampah merupakan proses pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
daur ulang atau pembuangan dan pemantauan bahan-bahan limbah. Istilah ini
digunakan berkaitan dengan bahan-bahan buangan yang dihasilkan oleh aktivitas
3. PENDEKATAN AKSESIBILITAS
6.
7.
8.
9.
10.
1. Persyaratan Teknis Aksesbilitas
Sumber: Analisis
b. Jalur Pemandu
Jalur yang memandu tuna netra untuk berjalan dengan memanfaatkan tekstur ubin
pengarah dan tekstur ubin peringatan terhadap situasi di sekitar jalur yang bisa
membahayakan tuna netra.
Syarat:
i. Tekstur ubin garis-garis menunjukkan arah yang benar untuk diikuti.
ii. Tekstur ubin dot (bulat) memberi peringatan terhadap situasi di sekitar jalur
pemandu.
iii. Daerah-daerah yang harus menggunakan ubin tekstur pemandu (guiding
blocks) :
o Di depan jalur lalu-lintas kendaraan.
o Di depan pintu masuk/keluar dari dan ke tangga atau fasilitas persilangan
dengan perbedaan ketinggian lantai.
o Di pintu masuk/keluar pada terminal transportasi umum atau area
penumpang.
o Pada pedestrian yang menhubungkan antara jalan dan bangunan.
o Pada pemandu arah dari fasilitas umum ke stasiun transportasi umum
terdekat.
iv. Pemasangan ubin tekstur untuk jalur pemandu pada pedestrian yang telah ada
perlu memperhatikan tekstur dari ubin eksisting sedemikian sehingga tidak terjadi
c. Area Parkir
Fasilitas parkir adalah tempat parkir kendaraan yang dikendarai oleh penyandang
cacat, sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk naik turun kursi roda,
daripada tempat parkir yang biasa. Sedangkan daerah untuk menaik-turunkan
penumpang (Passenger Loading Zones) adalah tempat bagi semua penumpang,
termasuk penyandang cacat, untuk naik atau turun dari kendaraan.
Syarat:
i. Fasilitas parkir kendaraan :
o Tempat parkir penyandang cacat terletak pada rute terdekat menuju
bangunan/ fasilitas yang dituju, dengan jarak maksimum 60 meter.
o Atau jika parkir tidak berhubungan langsung dengan bangunan, misalnya
pada parkir taman dan tempat terbukla lainnya, maka tempat parkir harus
diletakkan sedekat mungkin dengan pintu gerbang masuk dan jalur pedestrian.
o Area parkir harus cukup mempunyai ruang bebas di sekitarnya sehingga
pengguna berkursi roda dapat dengan mudah masuk dan keluar dari kendaraannya.
o Area parkir khusus penyandang cacat ditandai dengan simbol/tanda umum
yang berlaku.
o Pada lot parkir penyandang cacat disediakan ramp trotorir di kedua sisi
kendaraan.
o Ruang parkir mempunyai lebar 370 cm untuk parkir tunggal atau 670 cm
untuk parkir ganda dan sudah dihubungkan dengan ramp dan jalan menuju
fasilitas-fasilitas lainnya.
o Dilarang meletakkan kursi roda di belakang mobil yang diparkir .
ii. Daerah menaik-turunkan penumpang :
o Kedalaman minimal dari daerah naik turun penumpang dari jalan atau jalur
lalu-lintas sibuk adalah 360 cm dan dengan panjang minimal 600 cm.
o Dilengkapi dengan fasilitas ramp, jalur pedestrian dan tanda-tanda bagi
penyandang tuna netra.
o Kemiringan maksimal 1 : 20 dengan permukaan yang rata di semua bagian.
d. Pintu
Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang
merupakan tempat untuk masuk dan keluar.Pada umumnya
dilengkapi dengan penutup (daun pintu).
Syarat:
i. Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup oleh penyandang
cacat.
ii. Pintu keluar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 90 cm, dan pintu-pintu
yang kurang penting memiliki lebar bukaan minimal 80 cm.
iii. Di sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau perbedaan
ketinggian lantai.
iv. Jenis pintu yang penggunaannya tidak dianjurkan:
o Pintu geser.
e. Ramp
Merupakan alternatif rute/ jalan untuk orang-orang yang tidak bisa
menggunakan tangga
Syarat:
i. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi rasio 1:12,
perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan/ akhiran ramp(curb
f. Tangga
Ruang dan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan
dengan lebar yang cukup untuk berpapasan dan aman
Syarat:
i. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam
ii. Harus memiliki kemiringan yang kurang dari 600
iii. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga.
iv. Harus dilengkapi dengan handrail pada kedua sisinya
v. Handrail (pegangan rambat) harus mudah dipegang dengan ketinggian 70-90 cm dari
lantai dan bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu dan bagian ujungnya harus
bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang
vi. Handrail harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan bagian
bawah) dengan 10-15 cm.
vii. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, maka tangga harus dirancang sehingga
tidak ada air hujan yang menggenang.
g. Lift
Elevator dan lift adalah alat mekanis-elektris untuk membantu
pergerakan vertikal di dalam bangunan baik yang digunakan khusus
bagi penyandang cacat atau kombinasi dengan lift barang.
Syarat:
i. Umum
Paling tidak satu elevator/ lift yang aksesibel harus ada pada jalur aksesibel dan
memenuhi Peraturan Keselamatan yang telah ditetapkan secara umum.
ii. Sistem otomatis
Elevator harus menggunakan sistem kerja bersifat otomatis membawa penumpang ke
setiap lantai yang dikehendaki. Toleransi perbedaan muka lantai bangunan dengan
muka lantai ruang lift adalah 1,25 mm.
iii. Koridor/lobby lift
o Ruang perantara yang digunakan untuk menunggu kedatangan lift sekaligus
mewadahi penumpang yang baru keluar dari lift harus disediakan. Lebar
ruangan ini minimal 130cm tergantung pada konfigurasi ruang yang ada.
o Perletakan tombol dan layar tampilan yang mudah dilihat dan dijangkau.
8. Standard lift
Sumber: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAN UMUM
REPUBUK INDONESIA NOMOR: 468/ KPTS/ 1998
h. Kamar Kecil
Merupakan fasilitas sanitasi yang disediakan untuk semua orang
(tanpa terkecuali penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil)
yang sedang mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum.
Syarat:
i. Toilet/kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan
tanda/gambar simbol universal (―kursi roda‖) pada bagian luarnya.
ii. Toilet/kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan
keluar pengguna kursi roda.
iii. Ketinggian dari tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna kursi
roda.
i. Wastafel
Fasilitas cuci tangan, cuci muka, berkumur atau gosok gigi yang bisa
digunakan untuk semua orang, khususnya bagi pengguna kursi roda.
Syarat:
i. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga posisinya baik tinggi maupun lebarnya
dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda.
ii. Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel.
l. Perabot
Perletakan barang-barang perabot/ furniture dengan menyisakan
ruang gerak dan sirkulasi yang cukup bagi penyandang cacat.
Syarat:
i. Sebagian dari perabot yang tersedia dalam bangunan dapat digunakan oleh pengguna
yang berkursi roda, termasuk dalam keadaan darurat.
ii. Dalam bangunan yang digunakan untuk penggunaan oleh masyarakat banyak, seperti
bangunan pertemuan, konferensi, pertunjukan dan kegiatan yang sejenis maka jumlah
tempat duduk aksesibel yang harus disediakan adalah :
1.
2.
3.
4.
1. Perbandingan tempat duduk yang aksesibilitas
4 – 25 1
26 – 50 2
51 – 300 4
301 – 500 6
> 500 6, +1 untuk setiap ratusan
m. Rambu
Fasilitas dan atau elemen yang digunakan untuk untuk memberikan
informasi, arah, penanda atau petunjuk.
Syarat:
i. Penggunaan rambu, terutama dibutuhkan pada:
o Arah dan tujuan jalan pedestrian
o KM/WC umum, telepon umum dsb
o Parkir khusus penyandang cacat
PT. Kencana Mandiri IV - 44
o Nama fasilitas dan tempat.
ii. Beberapa Rambu yang digunakan :
o Rambu huruf timbul atau huruf Braille yang dapat dibaca oleh tuna netra dan
dapat penyandang cacat lain.
o Rambu yang berupa gambar dan simbol yang mudah dan cepat ditafsirkan
artinya.
o Rambu yang berupa tanda dan simbol internasional
o Rambu yang menerapkan metode khusus (misal; pembedaan perkerasan
tanah, warna kontras, dll) Karakter dan latar belakang rambu harus dibuat
dari bahan yang tidak silau. Karakter dan simbul harus kontras dengan latar
belakangnya, apakah karakter terang di atas gelap atau sebaliknya.
o Proporsi huruf atau karakter pada rambu harus mempunyai rasio lebar dan
tinggi antara 3 : 5 dan 1 : 1 dan ketebalan huruf antara 1: 5 dan 1: 10
o Tinggi karakter huruf dan angka pada rambu harus diukur sesuai dengan
jarak pandang dari tempat rambu itu dibaca.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1. TAHAP PEKERJAAN PERSIAPAN
Program kerja ini mencakup tahap persiapan awal, seluruh proses perencanaan dan
perancangan serta kewajiban yang harus dilaksanakan konsultan pada tahap
pelaksanaan konstruksinya/secara keseluruhan program kerja konsultan mencakup:
1.
2.
3.
4.
5.
1. Mobilisasi
Dalam tahap mobilisasi ini akan dilakukan persiapan-persiapan yang
menyangkut pengerahan tenaga ahli dan tenaga pelaksanaan, baik yang
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Tahap Persiapan
Pemahaman Materi
1
Pekerjaan
Pemantapan Jadwal
2
Pelaksanaan Pekerjaan
Melengkapi dan
4 memobilisasi tenaga
ahli
Pembuatan rencana /
6
metodologi survey
Pembuatan
7 Rancangan/Metodologi
Pembahasan
Tahap Konsep
II
Desain
a. Kondisi Tata
Guna Lahan
b. Kondisi
Struktur
c. Kondisi
pengguna
d. Kondisi
Sarana
Prasarana
e. Kondisi
Kelembagaan
Penyusunan Data
2
Eksisting
Konsep Skematik
3
Desain
Penyusunan Gambar
1
Pra Rencana
e. Gambar Pra
Rencana
Lansekap
f. Gambar Pra
Rencana
Arsitektur
g. Gambar Pra
Rencana
h. Gambar Pra
Rencana
Utilitas
(Mekanikal
Elektrikal)
Perkiraan Biaya
2
Pembangunan
Tahap
IV Pengembangan
Rencana
Gambar
1 Pengembangan
Rencana
a. Gambar
Rencana
Lansekap
b. Gambar
Rencana
Arsitektur
c. Gambar
Rencana
Struktur
d. Gambar
Rencana
Utilitas
Konsep Perhitungan
2 Struktur dan utilitas
bangunan
Draft Rencana
3
Anggaran Biaya
V Tahap Detail
Gambar Perencanaan
1
Detail
a. Gambar
Rencana
Lansekap
b. Gambar
Rencana
Arsitektur
c. Gambar
Rencana
Struktur
d. Gambar
Rencana
Utilitas
(Mekanikal
Elektrikal)
Rencana Anggaran
2
Biaya
Dokumen Perhitungan
4
Struktur
Dokumen Perhitungan
5
Utilitas
Dokumen Perhitungan
6 Volume Pekerjaan
(BoQ)
VI Penyerahan Laporan
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Antara
3 Laporan Akhir
Dokumen Lelang
4 (Gambar DED, RAB,
RKS)
1. UMUM
Bentuk organisasi kerja ini bertitik tolak dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu
diselesaikannya Pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung
Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Dengan struktur dan tata kerja tersebut maka diharapkan pekerjaan akan dapat
diselesaikan dengan sempurna dan tepat pada waktunya sesuai Kerangka Acuan Kerja.
2. URAIAN TUGAS
Tugas- tugas para tenaga ahli dapat dilihat sebagai berikut:
a. Team Leader
Disyaratkan harus sarjana minimal S-2 jurusan Teknik Arsitektur / Sipil lulusan
universitas negeri/ swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang
bangunan Arsitektur/ Sipil khususnya pekerjaan perencanaan sekurang-
kurangnya 12 tahun. Sebagai Team Leader tugas utamanya memimpin dan
mengkoordinasi seluruh kegiatan anggota TIM Kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan semenjak ditanda-tanganinya Kontrak sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
b. Tenaga Ahli Arsitektur
Disyaratkan harus sarjana minimal S-1 jurusan arsitektur lulusan universitas
negeri/ swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang bangunan
Arsitektur/ Sipil khususnya pekerjaan perencanaan sekurang-kurangnya 8 tahun.
Sebagai Tenaga Ahli Arsitektur tugas utamanya mengkoordinasi kegiatan
arsitektural dalam pelaksanaan pekerjaan semenjak ditanda-tanganinya Kontrak
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
c. Tenaga Ahli Struktur
Disyaratkan harus sarjana minimal S-1 jurusan sipil lulusan universitas negeri/
swasta, berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang bangunan Arsitektur/ Sipil
khususnya pekerjaan perencanaan sekurang-kurangnya 8 tahun. Sebagai Tenaga
Waktu Pelaksanaan
(Bulan – Minggu)
Waktu Pelaksanaan
(Bulan – Minggu)
Man Waktu Pelaksanaan
NO Tenaga Nama
Month (Bulan – Minggu)
Waktu Pelaksanaan
(Bulan – Minggu)
Waktu Pelaksanaan
(Bulan – Minggu)
I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Team Leader
2 Tenaga Ahli
a. TA. Arsitektur
b. TA. Struktur
c. TA. Mekanikal
d. TA. Elektrikal
e. TA. Geodesi
f. TA. Lansekap
g. TA. Lingkungan
4 Tenaga Pendukung
a. CAD Operator
b. Juru Ukur
c. Operator Komputer
d. Tenaga Administrasi
e. Office Boy
Sesuai dengan yang dinyatakan dalam Kerangka Acuan Tugas, bahwa Konsultan diwajibkan
untuk menyiapkan laporan-laporan yang direncanakan akan dilaksanakan sebagai berikut:
Setelah mempelajari dan memahami KAK, dalam Perencanaan Pembuatan Desain Rancangan
Teknik Terinci Gedung Operasi dan Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru
dibutuhkan peralatan yang akan digunakan sebagai berikut :
1 Kantor
2 Peralatan Kantor
Komputer 23 Buah
Printer A4 2 Buah
Printer A3 2 Buah
Scanner A4 1 Buah
Alat Komunikasi 1 Ls
3 Peralatan Lapangan
Perlengkapan Dokumentasi 2 Ls
Dengan adanya Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Gedung Operasi dan
Perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, maka realisasi dari pekerjaan ini
diharapkan dapat memudahkan pengguna jasa untuk melakukan pelaksanaan pembangunan
Kawasan Kota Pekanbaru.
Diharapkan nantinya hasil yang telah dicapai dari pekerjaan ini dapat diimplementasikan pada
masa mendatang guna menunjang ketersediaan sarana dan prasarana bagi Pemerintah Kota
Pekanbaru guna mengoptimalkan pelayanan public dan penyediaan sarana public kepada
masyarakat setempat. Oleh karena itu pihak konsultan berusaha untuk konsisten dalam
melaksanakan tugas yang akan dilimpahkan secara profesional dan tepat waktu.