Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Dalam modul matematika ini disusun untuk memberikan penjelasan
materi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak satu variabel, sistem
persamaan linear tiga variabel, fungsi dan trigonometri yang dibutuhkan
siswa SMA/MA Kelas X. Modul ini dapat digunakan dengan atau tanpa
pendidik yang memberikan penjelasan materi.

B. Prasyarat

Prasyarat untuk mempelajari modul ini adalah sudah mempelajari


pertidaksamaan linear di SMP, konsep nilai mutlak, sistem persamaan
linear dua variabel, himpuan dan relasi, fungsi dan polinom,
kesebangunan dua segitiga.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Penjelasan Bagi Siswa
a. Pelajari daftar isi serta skema modul dengan cermat, karena
daftar isi dan skema akan menuntun siswa dalam
mempelajari modul ini dan kaitannya dengan modul-modul
yang lain.
b. Pelajari modul ini mulai dari kegiatan belajar 1 kemudian
kerjakan soal – soal yang disediakan dengan memperoleh hasil
minimal 70% dan lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.
c. Bila menemukan masalah, bertanya kepada guru.
d. Yakinlah telah menguasai modul ini, sebelum mengikuti ujian.

e. Jika siswa mempunyai kesulitan yang tidak dapat siswa


pecahkan, catatlah, kemudian tanyakan kepada guru pada
saat kegiatan tatap muka atau bacalah referensi lain yang
berhubungan dengan materi modul ini. Dengan membaca
referensi lain, siswa juga akan mendapatkan pengetahuan
tambahan.

2. Peran Guru Antara Lain


a. Membantu siswa melalui tugas – tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
b. Mengorganisasikan belajar kelompok jika di perlukan.
c. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan
d. Melaksanakan Penilaian.
e. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan
ketrampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya.
f. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini siswa mampu :


Kompetensi A B C D
Dasar Audience Behavior Condition Degree

Persamaan dan Diberikan contoh Mengintepretasi Diberikan Setelah


Pertidaksamaan persamaan nilai persamaan dan beberapa menentukan
Nilai Mutlak pertidaksamaan pertanyaan, siswa persamaan
mutlak , siswa dapat
Linear Satu
Variabel. menyusun persamaan nilai mutlak menyelesaiakan dan
nilai mutlak satu satu variabel persamaan dan pertidaksama
variabel. pertidaksamaan an nilai
nilai mutlak satu mutlak satu
Merumuskan variabel. variabel,
masalah yang siswa
berkaitan menyampaik
persamaan nilai an hasil
mutlak satu penyelesaian
variabel. masalah
dengan tepat.
Sistem
Persamaan
Linear Tiga
Variabel

Fungsi

Trigonometri

E. Kompetensi

No. Kompetensi Dasar Pengalaman Belajar

1. Persamaan dan  Mampu berfikir kreatif


Pertidaksamaan Nilai Mutlak  Mampu menghadapi
Linear Satu Variabel.
permasalahan pada kasus
4.2 Mengintepretasi persamaan dan
linear di kehidupan sehari
pertidaksamaan nilai mutlak
– hari.
dari bentuk linear satu variabel
dengan persamaan dan  Mengajak untuk
pertidaksamaan linear aljabar melakukan penelitian
lainnya. dalam mengembangkan
konsep.
4.2 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan persamaan  Mengajak siswa untuk
dan pertidaksamaan nilai menerapkan matematika
mutlak dari bentuk linear stu di kehidupan sehari –
variabel. hari.

2.  Merancang model
Sistem Persamaan Linear Tiga matematika untuk
Variabel memperoleh solusi
3.3 Menyusun system persamaan permasalahan yang
linear tiga variable dari masalah diberikan.
konstektual.  Mengintepretasikan hasil
4.3 Menyelesaikan masalah yang penyelesaian masalah
berkaitan dengan sistem yang diberikan.
persamaan tiga variable.  Menemukan ciri – ciri
SPLTV dari model
matematika.

3. Fungsi
3.5 Menentukan fungsi terutama  Menentukan daerah asal,
( fungsi linear, fungsi kuadrat, daerah hasil suatu fungsi.
dan fungsi rasional ) secara
 Menemukan konsep
formal yang meliputi notasi,
operasai aritmatika fungsi
daerah asal, daerah hasil, dan
dan komposisi fungsi.
ekspresi simbolik serta sketsa
grafiknya.  Menerapkan operasi
fungsi dan komposisi
4.5 Menganalisa karakteristik
fungsi dalam
masing – masing grafik ( titik
menyelesaikan masalah.
potong dengan sumbu , titik
puncak dan asimtot ) dan
perubahan grafik fungsinya
akibat transformasi.
4. Trigonometri
3.8 Menggeneralisasi rasio  Menemukan konsep
trigonometri untuk sudut perbandingan
diberbagai kuadran dan sudut – trigonometri melalui
sudut berelasi. pemecahan orientik.
3.9 Menentukan konsep aturan  Berkolaborasi
sinus dan cosinus. memecahkan masalah
actual dengan pola
4.8 Menyelesaikan masalh interaksi social kultur.
konstektual yang berkaitan
dengan rasio trigonometri sudut  Berfikir kritis dalam
– sudut di berbagai kuadran dan menyelidikidan
sudut – sudut berelasi. mengaplikasikan konsep
trigonometri dalam
4.9 Menyajikan aturan sinus dan memecahkan masalah
cosinus. orientik.

F. Cek Kemampuan

Kerjakanlah soal-soal berikut ini. Jika siswa merasa dapat


mengerjakan semua soal berikut ini, maka siswa dapat langsung
mengerjakan soal-soal Evaluasi pada BAB III atau jika siswa telah merasa
dapat mengerjakan sebagian soal-soal pada bagian yang telah siswa kuasai
dengan bantuan guru maka mintalah untuk mengerjakan evaluasi pada
materi yang siswa kuasai.
1. Hitung nilai cos a dan sin a, jika tg a = 1 !
2. Nyatakan sudut 50⁰ dan 89⁰ ke dalam radian !
3.
BAB II
PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Siswa

Kompetensi : Trigonometri.
Sub Kompetensi :
1. Menggeneralisasi rasio trigonometri untuk sudut diberbagai
kuadran dan sudut – sudut berelasi.
2. Menentukan konsep aturan sinus dan cosinus.
3. Mengkonversi perbandingan trigonometri.
4. Menyelesaikan persamaan trigonometri.

Tulislah semua jenis kegiatan yang anda lakukan di dalam tabel


kegiatan di bawah ini. Jika ada perubahan dari rencana semula, berilah
alasannya kemudian mintalah tanda tangan kepada guru atau instruktur.

Jenis Tempat Alasan Tandatangan


Tanggal Waktu
Kegiatan Belajar perubahan Guru

B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajarai kegiatan belajar ini, siswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian perbandingan trigonometri (sinus,
cosinus, tangen)
2. Mengonversi ukuran sudut dan radian ke derajat.
3. Menjelaskan perbandingan sudut pada segitiga siku siku.
4. Menyusun konsep perbandingan sudut pada kuadran II, III
dan IV.
5. Menjelaskan konsep identitas trigonometri dan aturan sinus
cosinus.

b. Uraian Materi
Trigonometri sebagaia suatu metode dalam perhitungan
untuk meyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan-perbandingan pada bangin geometri, khususnya
dalam bangun yang berbentuk segitiga. Pada prinsipnya
trigonometri merupakan salah satu ilmu yang berhubungan
dengan besar sudut, dimana bermanfaat untuk menghitung
ketinggian suatu tempat tanpa mengukur secara langsung
sehingga bersifat lebih praktis dan efisien
Trigonomteri berasal dari bahasa Yunani, dimana terdiri
dari dua buah kata yaitu trigonom berarti bangun yang
mempunyai tiga sudut dan sisi (segitiga) dan metrom berarti
suatu ukuran. Dari arti dua kata di atas, trigonometri dapat
diartikan sebagai cabang ilmu matematika yang mempelajari
tentang perbandingan ukuran sisi suatu segitiga apabila ditinjau
dari salah satu sudut yang terdapat pada segitiga tersebut.
Dalam mempelajari perbandingan sisi-sisi segitiga pada
trigonometri, maka segitiga itu harus mempunyai tepat satu
sudutnya (90°) artinya segitiga itu tidak lain adalah segitiga
siku-siku.

A. SUDUT DAN PENGERTIANNYA

Sudut adalah suatu bangun yang dibentuk oleh suatu titik

tertentu dan dua sinar yang berimpit titik pangkalnya pada titik

tersebut. Selanjutnya titik tertentu disebut titik sudut, dan kedua

sinar disebut kaki -kaki sudut.


Perhatikan gambar berikut :

Pada gambar tersebut jika ruas garis OA kita

rotasikan dengan pusat O, maka OA akan pindah menjadi

OB sehingga terbentuk lah suatu sudut yang dituliskan <

AOB atau <O . OA dan OB disebut dengan kaki sudut

sedangkan dengan O disebut titik sudut. 

positif apabila arah memutar OA berlawanan


dengan arah putaran jarum jam. BOA negatif apabila arah
memutar OA searah dengan arah jarum jam.
Pada gambar diatas, sebelah kiri  BOA = +  sedangkan
sebelah kanan .  BOA = - .

Selanjutnya pada buku ini kita menggunakan kesepakatan bahwa :


Ukuran sudut dan sudut digunakan lambang yang sama. Jadi 
dapat melambangkan suatu sudut, tetapi  juga dapat
dilambangkan ukuran sudut.

B. PENGUKURAN SUDUT

Secara umum ada dua satuan pengukura n sudut,

yaitu satuan derajat dan satuan radian. Kita ketahui


bahwa satu putaran penuh dengan arah yang berlawanan

arah perputaran jarum jam adalah 360°. Dengan

demikian jika busur lingkaran kita bagi menjadi tiga

bagian yang sama, maka besarnya tiap sudut pusat yang

terjadi adalah 120°.

a. Membandingkan Dua Sudut.

Apabila  dan  dua sudut yang diketahui, dengan

suatu transforma si, salah satu kaki masing-masing sudut

dihimpitkan pada OP. OA dan OB berturut turut kaki-kaki

sudut  dan sudut  yang lain, ditinjau letak keduanya

akan

menentukan hubungan besar sudut  dan  , yaitu:

i.    bila OA dan OB berimpit.

ii.    bila OB diantara OP dan OA.

iii.    bila OA diantara OP dan OB.

b. Ukuran Derajat.

Bila OA diputar dengan poros O berlawanan arah

dengan arah putaran jarum jam, sehingga kedudukan OA

tetap kembali ke letak semula dan putaran sekali maka

besar sudut putaran 360° dari uraian di atas dapat

ditentukan bahwa sudut satu derajat di peroleh dengan


membagi sudut satu putaran penuh atas 360 bagian yang

sama yaitu 1° =

c. Ukuran Radian
Perhatikan gambar disamping,

titik O adalah titik pusat dua

lingkaran sepusat. Jari-jari

lingkaran besar OA1 dan jari-

jari lingkaran kecil OB1

memotong lingkaran kecil di A

dan B .

Dapat dikatakan disini bahwa juring A1OB1 dapat diperoleh

dari juring AOB dengan perbanyakan (dilatasi), dengan pusat

O sehingga :

Busur AB Busur A1 B1
=
OA OA1

Nilai perbandingan tidak tergantung pada panjang jari-jari

lingkaran, tetapi bergantung besar AOB, bilangan ini dinamakan


ukuran radian dari  AOB .

Jika panjang busur AB = panjang jari-

jari lingkarannya, maka ukuran dari 

AOB dalam ukuran radian adalah 1


busur.

= =1

Jadi ukuran AOB = 1 radian.

Dengan demikian ukuran  = = radian

d. Hubungan Derajat dan Radian

Ukuran derajat  AOC = 180⁰ , sedangkan ukuran radian = 


radian maka didapat hubungan :

180⁰ = π radian

29⁰ = radian

90⁰ = = radian

= radian
Pada penulisan selanjutnya apabila digunakan ukuran radian

maka perkataan “radian” tidak ditulis sehingga penulisannya

menjadi :

180o = rad, 90o = rad , 60⁰ = rad, dan seterusnya.

Pada modul ini digunakan dua macam ukuran sudut, yaitu

ukuran derajat dan ukuran radian, misalnya :

00    360o , maka ukuran sudut  dinyatakan

dalam derajat.

0    2 , maka ukuran sudut  dinyatakan

dalam radian.

Ketelitian pengukuran suatu sudut, maka satuan derajat

dibagi menjadi 60 bagian yang sama dan disebut dengan

menit. Setiap menit dapat dibagi menjadi 60 bagian yang

sama yang disebut dengan detik dengan simbol yaitu (‘)

dan (“) berturut turut digunakan untuk menyatakan ukuran

sudut dalam satuan menit dan detik.

e. Sudut-Sudut Lebih dari Satu Putaran

Pengukuran sudut positif maupun sudut negative ditinjau dari


arah rotasinya.
Perhatikan gambar berikut :

Selanjutnya bila diketahui OA dan OA’


seperti pada gambar, maka ada banyak
kemungkinan untuk memperoleh
bayangan OA’ dan OA, seperti pada
table berikut .

Tabel 1: Nilai Sudut dalam Radian dan Derajat

Besar Sudut
Kemungkinan
Dalam Derajat Dalam Radian
1 a⁰ P
2 ± 1.3600 + a0 ± 1.2 + p
3 ± 2.3600 + a0 ± 2.2 + p
N ± (n – 1) 3600 + a0 ± (n – 1) 2 + p

Contoh

1. Sudut positif  pada kedudukan baku sisi batasnya melalui titik


P ( 3 , - 4 ). Carilah keenal nilai fungsi trigonometri sudut .
Penyelesaian :
 positif dalam kedudukan baku jika OP
y
= r maka


 xx Sehingga :

P(x , y)

C. Perbandingan Trigonometri Segitiga Siku - Siku


Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, trigonon artinya tiga
sudut, dan metro artinya mengukur. Ilmuwan Yunani di masa
Helenistik, Hipparchus (190 B.C – 120 B.C) diyakini adalah orang
yang pertama kali menemukan teori tentang trigonometri dari
keingintahuannya akan dunia. Matematikawan Yunani lainnya,
Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri
lebih lanjut. Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus
menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada
1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan
Perancis. Adapun rumusan sinus, cosinus juga tangen diformulasikan
oleh Surya Siddhanta, ilmuwan India yang dipercaya hidup sekitar
abad 3 SM. Selebihnya teori tentang Trigonometri disempurnakan oleh
ilmuwanilmuwan lain di jaman berikutnya.

Definisi
1. Sinus C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di depan
sudut dengan sisi miring segitiga,
B
sin C =

A C

2. Cosinus C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di


samping sudut dengan sisi miring segitiga,

cos C =

3. Tangen C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di


depan sudut dengan sisi di samping sudut,

tan C =

4. Cosecan C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi


miring segitiga dengan sisi di depan sudut,

csc C = atau csc C =

5. Secan C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring


segitiga dengan sisi di samping sudut,

sec C = atau sec C =

6. Cotangen C didefinisikan sebagai perbandingan sisi di samping


sudut dengan sisi di depan sudut,

cotan C = atau cot C =


Jika diperhatikan aturan perbandingan di atas, prinsip
matematika lain yang perlu diingat kembali adalah Teorema
Pythagoras. Selain itu, pengenalan akan sisi miring segitiga, sisi
di samping sudut, dan sisi di depan sudut tentunya dapat mudah
diperhatikan.

Perlu Diingat
Panjang sisi miring adalah sisi terpanjang pada suatu segitiga siku-siku.
Akibatnya nilai sinus dan cosinus selalu kurang dari 1 (pada kondisi
khusus akan bernilai 1).

Contoh

Diketahui segitiga siku-siku ABC, siku-siku di C, panjang a = 4, b = 3.

a. Tentukan panjang sisi c


b. Tentukan nilai perbandingan trigonometri sudut 
B

c 4

A 3 C

Jawab :

c  a 2  b 2  4 2  32  25  5
a 4
sin   
c 5 D. Perbandingan Trigonometri Sudut
b 3
cos    Istimewa
c 5
a 4
tan   
b 3
Gambar 1. Gambar 2.

Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 2 diatas dapat ditentukan nilai


perbandingan trigonometri sudut-sudut khusus tersebut.

Soal: Tentukan nilai dari: 2 cos 75° cos 15°

Nilai Perbandingan Trigonometri di berbagai Kuadran

1. Dikuadran I

Titik A(x,Y) dikuadran I

Absis positif

Ordinat positif A(x,y)


r

y

x
y 
Sin    positif
r 
x 
Cos    positif
r 
y 
Tan     positif
x 
2. Dikuadran II
Titik A(-x,y) dikuadran II

Absis negatif
A(-x,y)
Ordinat positif
y  r
Sin    positif y
r 
x 
Cos    negatif -x
r 
y 
Tan     negatif
x 

Diskusikan dengan teman anda, untuk tanda-tanda perbandingan


trigonometri dikuadran yang lain yang ditulis dalam tabel berikut.
I II III IV
Sin + + - -
Cos + - - +
Tan + - + -
Csc + + - -
Sec + - - +
Cot + - + -

Tabel Trigonometri Sudut Istimewa


E. Relasi Sudut
Perbandingan trigonometri untuk sudut α dengan ( 90⁰ - α )

dari pencerminan garis y = x diperoleh :

dari perhitungan tersebut maka rumus perbandingan trigonometri sudut α


dengan ( 90⁰ - α ) dapat dituliskan sebagai berikut :

Cosec (90° - α) = sec α


Sin (90° - α) = cos α

Sec (90° - α) = sec α


Cos (90° - α) = sin α

Tan (90° - α) = cot α Cot (90° - α) = tan α


Contoh

Untuk setiap perbandingan trigonometri berikut, nyatakan dalam


perbandingan trigonometri sudut komplemennya !
a. sin 20°
b. tan 40°
c. cos 53°

Pembahasan :
sin 20° = sin (90° − 70°)
sin 20° = cos 70°

tan 40° = tan (90° − 50°)


tan 40° = cot 50°

cos 53° = cos (90° − 37°)


cos 53° = sin 37°

Jika kita perhatikan sin berubah menjadi cos, tan berubah menjadi
cot dan cos berubah menjadi sin dikarenakan relasi yang digunakan
adalah (90° − α) dan ketiga perbandingan trigonometri diatas
bernilai positif, karena sudut 20°, 40° dan 53° berada di kuadran I.

F. Identitas Trigonometri dan Aturan Sinus Cosinus


Aturan sinus adalah sebuah aturan yang diturunkan berdasarkan
hubungan perbandingan nilai sin dari suatu sudut dengan panjang sisi –
sisi pada segitiga. Aturan sinus memperlihatkan perbandingan panjang
sisi dengan sinus sudut yang berhadapan dengan sisi tersebut. Aturan
Cosinus adalah sebuah aturan yang diturunkan berdasarkan hubungan
antara panjang sisi – sisi dalam segitiga dengan nilai cosinus salah satu
sudut pada segitiga tersebut.
Segitiga sembarang Δ ABC

Keterangan:

a = panjang sisi a

A = besar sudut di hadapan sisi a

b = panjang sisi b

B = besar sudut di hadapan sisi b

c = panjang sisi c

C = besar sudut di hadapan sisi c

Aturan Cosinus
Tan (90° - α) = cot α

Keterangan:
a = panjang sisi a B = besar sudut di hadapan sisi b

c = panjang sisi c A = besar sudut di hadapan sisi a

C = besar sudut di hadapan sisi c b = panjang sisi b

Sehingga aturan cosinus berlaku untuk setiap segitiga ABC sebagai berikut:

a2 = b2 + c2 - 2 bc cos A
b2 = c2 + a2 - 2 ac cos B
c2 = a2 + b2 - 2 ab cos C

Berdasarkan rumus aturan cosinus di atas, maka di dapatkan rumus untuk


menghitung besar sudutnya :

Berdasarkan rumus aturan cosinus di atas, maka di dapatkan rumus untuk


menghitung besar sudutnya :
C. Rangkuman

1. Ukuran Sudut
a. Ukuran Derajat
Ukuran derajat adalah ukuran yang dapat dibentuk pada
bidang datar dengan satuan (°) menggambarkan 1/360 dari
putaran penuh. Ada juga suku yang lebih kecil dari pada
derajat, yaitu menit (‘) , detik (“) .

1⁰ = putaran.

1⁰ = 60⁰
b. Ukuran Radian
Kita juga mengenal sebutan Ukuran Radian. Ukuran
Radian adalah satuan sudut dalam suatu bidang dengan
lambang “rad”.Satu radian atau 1 rad adalah besarnya sudut
yang dibentuk oleh dua buah jari-jari lingkaran berjari-jari 1
meter dan membentuk busur sepanjang juga 1 meter. Atau
dalam gambar di sbwah ini r = b = 1 meter. Panjang busur
suatu lingkaran dapat dihitung langsung dengan mengalikan
besarnya sudut dengan jari-jari lingkaran, apabila besarnya
sudut telah dalam satuan radian.

1 radian = 1. ( radian dengan derajat )

1 derajat = 1. . ( derajat dengan radian )


2. Perbandingan Trigonometri Segitiga Siku - Siku

Panjang sisi dihadapan sudut  dinamakan a

Panjang sisi dihadapan sudut  dinamakan b

Panjang sisi dihadapan sudut  dinamakan c


Panjang sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku mempunyai hubungan
c 2 = a 2 + b2
Besar sudut pada segitiga
Jumlah ketiga sudut dalam segitiga adalah       180 0

Perbandingan pada sisi-sisi segitiga


depan b
a. sin  = =
miring c
samping a
b. cos   
miring c
depan b
c. tan   
samping a
samping a
d. cotg   
depan b
miring c
e. sec   
samping a
miring c
f. csc   
depan b

Dari perbandingan diatas diperoleh hubungan rumus :


1
Cotg  
tan 
1
Sec  
cos 
1
Csc  
sin 

3. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut Istimewa


4. Tabel Trigonometri Relasi Sudut

cos ( 360⁰ + x ) = cos x


Kuadran I
tan ( 360⁰ + x ) = tan x
sin (90⁰ - x ) = cos x
cos (90⁰ - x ) = sin x
tan (90⁰ - x ) = cot x

sin (90⁰ + x ) = cos x


Kuadran II
cos ( 90⁰ + x ) = - sin x
sin (180⁰ - x ) = sin x
cos (180⁰ - x ) = - cos x
tan (180⁰ - x ) = - tan x

sin (180⁰ + x ) = - sin x


Kuadran III cos ( 180⁰ + x ) = - cos x
tan ( 180⁰ + x ) = tan x
sin ( 270⁰ - x ) = - cos x
cos (270⁰ - x ) = - sin x
tan (270⁰ - x ) = cot x

sin ( 270⁰ + x ) = - cos x


Kuadran IV cos ( 270⁰ + x ) = sin x
tan ( 270⁰ + x ) = - cot x
sin ( 360⁰ - x ) = - sin x
cos ( 360⁰ - x ) = cos x
tan ( 360⁰ - x ) = - tan x
5. Identitas Trigonometri
Identitas trigonometri adalah kesamaan yang memuat
perbandingan trigonometri dari suatu sudut.

Rumus Identitas Trigonometri :

6. Aturan Sinus dan Cosinus


Rumus Sinus

Rumus Cosinus

Contoh :
3
Diketahui Sin  = ,  dikuadran II (sudut tumpul). Tentukan nilai
5
Sec , Csc , Cotg
3
Jawab : Sin   , y = 3, r = 5, x = 52  32  25  9  16  4
5

Karena dikuadran II, nilai x = -4


5 5 4
Sehingga : Sec = , Csc   , Cotg  
4 3 3

D. Tugas
1. Nyatakan sudut 50⁰ dan 89⁰ ke dalam radian !
2. Sebuah kipas angin berputar dengan kecepatan 36 putaran per
menit. Nyatakan kecepatan putaran kipas angin tersebut ke
dalam satuan radian per detik!
3. Nyatakan besar sudut berikut ke dalam satuan radian!
a. 30° 20′ 15”
b. 106° 20′

4. Diberikan segitiga siku – siku ABC , sin A = , Tentukan cos

A, tan A, sin C, cos C, dan cot C.


3
5. Diketahui Sin  = ,  dikuadran II (sudut tumpul).
5
Tentukan nilai Sec , Csc , Cotg !
6.
E. Tes Formatif

F. Kunci Jawaban Tes Formatif


G. Lembar Kerja Siswa

Anda mungkin juga menyukai