Media Audio
Media Audio
Komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia, demikian halnya dengan kegiatan
pengajaran, mulai tingkat sekolah dasar sampai perpengajaran tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak
dipergunakan dibandingkan dengan kegiatan komunikasi lainnya. Media audio untuk pembelajaran,
dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif [pita suara atau piringan suara],
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan pembelajar, sehingga terjadi proses
pembelajaran .
Media audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan dengan indera pendengaran, termasuk dalam
kelompok media audio . Karena media audio berkaitan dengan indera pendengaran, maka pesan yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif, baik verbal [kata-kata atau bahasa lisan] maupun
non-verbal.
Dari pengertian di atas, dapat diidentifikasi perangkat media audio yaitu terdiri dari : [1] Perangkat keras
[hardware] berupa alat-alat eloktronik atau alat-alat lainnya. [2] Perangkat lunah [software] atau material audio
yang berupa rekaman pita suara atau radio kaset, rekaman piringan hitam, dan naskah program siaran radio.
Untuk piringan hitam, tidak akan dibahas karena jenis media ini sudah semakin dijumpai, selain itu dalam proses
pembelajaran piringan hitam jarang digunakan, karena memang kurang praktis serta sukar pengadaannya.
Beberapa jenis media audio, visual, dan audio-visual, sebagai berikut :
a] Audio kaset
b] Radio
c] Televisi
d] Video /VCD
e] Saund slide projector
f] Film projector
g] Lab. Bahasa
h] Komputer dan LCD
1. Media Audio
Penyajian pengajaran atau pengetahuan melalui pendidikan Audio Pengalaman Mendengar dan pendidikan
Visual Pengalaman Melihat. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi bersifat auditif mendominasi manusia.
Suatu metode untuk menyampaikan informasi berdasarkan prinsip psikologi, yaitu : seseorang akan memperoleh
“pengertian lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat dari pada didengar”
b. Media Radio
Eloktronik secara teknis adalah sebuah alat eloktronik yang dilengkapi dengan perangkat penerima gelombang
eloktromaknetis dan perangkat penyiaran. Maka dalam konteks ini, pengertian radio sebagai media
pembelajaran lebih ditonjolkan pada radio siaran [broadcast] . Dengan demikian, radio merupakan media audio
yang disiarkan. Program radio telah lama digunakan sebagai siarana pembelajaran untuk menyampaikan meteri
pembelajaran pada beberapa lembaga pendidikan jarak jauh di seluruh dunia termasuk Indonesia. Jadi, fungsi
media radio adalah menyampaikan pesan bahan pelajaran yang dapat didengar oleh penerima pesan atau
pembelajar. Madia radio sebagai media pembelajaran tentu memiliki keterbatasan dan kelebihan.
Tekanan utama “media laboratorium bahasa” adalah pada: [1] “pendengaran”, yaitu cara mendengarkan yang
benar sangat penting dalam proses belajar bahasa asing dan belajar membaca al-Qur’an, sehingga tidak terjadi
salah persepsi, mengucapkan, membaca serta memberikan makna atau terjemahan. Apabila kesalahan dalam
mendengar akan mengacaukan ucapan, bacaan dan pemaknaan selanjutnya yang juga berakibat pada
kesalahan persepsi. [2] Latihan mengucapkan dengan baik dan fasih, maka untuk pembelajaran membaca
Qur’an, lebih efektif dapat dilakukan dengan menggunakan media Laboratorium Bahasa.
Tetapi perlu diketahui bahwa pengadaan laboratorium bahasa cukup mahal, karena memerlukan biaya yang
cukup besar, sehingga jarang sekolah-sekolah memiliki laboratorium bahasa sendiri. Selain mahal
pengadaannya, juga daya tampung laboratorium bahasa sangat terbatas, paling banyak dapat menampung
maksimal 30 pembelajar.
2. Media Visual
Pada mulanya pada proses pembelajaran hanya menggunakan pendekatan verbal, yakni membaca dan menulis.
Baru pada pertengahan tahun 1960-an mulai muncul konsep keterbacaan visual, dalam bentuk grafik seperti
sketsa, gambar, foto, diagram, table dan lain-lain. Dengan demikian dalam buku-buku pelajaran mulai
ditampilkan pesan-pesan visual melalui berbagai ilustrasi untuk memperjelas keterbacaan visual. Labih dari itu,
pesan-pesan visual disajikan pula dalam berbagai media massa seperti televisi, percetakan dan produksi.
Pesan-pesan visual sangat efektif dalam memperjelas informasi, bahkan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi
sikap seseorang, membentuk opini masyarakat dan lain-lain .
Pada beberapa penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa “pengajaran akan lebih efektif apabila objek dan
kejadian yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang
sebenarnya, namun tidak berarti bahwa media harus selalu mempunyai keadaan yang sebenarnya. Sebagai
contoh adalah model. Artinya, sekalipun model merupakan gambaran nyata dari objek dalam bentuk tiga dimensi
tidak dapat dikatakan realistik sepenuhnya. Namun demikian, model sebagai media pembelajaran dapat
memberi makna terhadap isi pesan dari keadaan yang sebenarnya.
Television [bahasa Inggris], melihat jauh. Kata melihat jauh mengandung makna bahwa gambar yang diproduksi
pada satu tempat [stasiun televisi] yang dapat dilihat ditempat lain melalui sebuah perangkat penerima yang
disebut televisi minitor atau televisi set.
Istilah televisi, baru dicetuskan di Paris, pada tanggal 25 Agustus 1900, bersamaan dengan pertemuan para ahli
eloktronik dari beberapa negara industri maju .
Televisi suatu perlengkapan eloktronik, yang pada dasarnya adalah sama dengan “gambar hidup” yang terdiri
dari gambar dan suara. Dengan demikian, peranan TV baik sebagai gambar hidup maupun sebagai radio yang
dapat menampilkan gambar yang dapat dilihat dan menghasil suara yang dapat didengar pada waktu yang sama
. Maka kata televisi berkonotasi pada suatu system unit kerja pada televisi siaran, dan bukan semata-mata dilihat
dari aspek wujudnya sebagai perangkat keras , tetapi televisi dapat mentransmisikan segenap pesan melalui
gelombang eloktronik atau melalui saluran kabel.
Dalam sistem transmisi, gambar dan suara yang dihasilkan oleh “kamera eloktronik” diubah menjadi gelombang
eloktromaknetis dan selanjutnya ditransmisikan [dipancarkan] melalui stasiun pemancar. Gambar dan suara
yang telah diubah menjadi gelombang elok-tronik itu diterima oleh sebuah antena penerima yang terpasang
pada
televis set penerima [lihat gambar 8]. Pada pesawat monitor, gelombang eloktromaknetik diubah kembali menjadi
gambar dan suara oleh seperangkat alat televisi sehingga dapat dilihat. Selain itu, ada televisi kabel, artinya
gelombang eloktro-maknetik disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima atau televisi .
Secara sederhana, proses komunikasi saluran televisi dapat digambarkan seperti gambar di atas.
Sekarang ini televisi sudah begitu memasyarakat dan tidak merupakan barang mewah lagi. Televisi mulai
digunakan di rumah-rumah, halaman kantor kecamatan, di kantor-kantor, bahkan di sekolah-sekolan tertentu
telah memiliki pesawat televisi baik digunakan sebagai alat untuk membantu proses belajar maupun untuk
hiburan. Program siaran televisi disenangi anak-anak sampai orang dewasa dengan acara-acara yang cukup
bervariasi. Apabila kita mengamati anak-anak di Indonesia, banyak anak-anak yang tersita waktunya untuk
menonton acara siaran televisi, bahkan jam-jam belajar merekapun terasa tersita untuk menonton acara siaran
televisi yang sangat disenangi, bahkan antara anak dan orang tua rebutan dalam menonton acara yang
disenangi masing-masing. Menurut Oemar Hamalik [1989:116], berdasarkan hasil penelitian di Amerika Serikat
pada umumnya kegemaran pemuda yang menonton siaran televisi, kondisinya sebagai beri-kut pada tabel 1.
Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran.
Makin banyak sisran televisi yang khusus menginformasikan atau menyiarkan pesan-pesan materi pendidikan
dan pengajaran, yang disebut televisi pendidikan [educational television]. Di Indonesia sejak 23 Januari 1991,
secara resmi telah berdiri Lembaga Televisi Siaran Pendidikan yang dikelola oleh swasta yang bernama Televisi
Pendidikan Indonesia [TPI].
Dewasa ini siaran televisi menampilkan program dan acara-acara dengan berbagai bentuk, yaitu cerdas cermat,
dialog interaktif tentang persoalan politik, ekonomi, pendidikan, hukum, agama, dan persoalan sosial
kemasyarakatan. Untuk program pendidikan agama, televisi begitu berperan dalam menyampaikan atau
menayangkan pesan-pesan pendidikan agama melalui mimbar agama, hikmah fajar, dan dalam bentuk program
yang lain. Apabila diperhatikan, pada setiap bulan Ramadhan acaran-acara tayangan televisi begitu syarat
dengan pesan pendidikan agama Islam yang disajikan dalam bentuk ceramah, dialog interaktif, diskusi, dan
ditayangkan pada menjelang buka puasa, menjelang sahur, setelah subuh, dan juga diselingi dengan hiburan-
hiburan [lagu-lagu] yang bernafaskan dan bernuansa relegius.
Televisi, sebagai media pendidikan dan pengajaran tentu tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dan kekurang media televisi sebagai berikut :
1] Kelebihan Televisi, sebagai berikut :
Kelebihan Media Televisi, sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut :
[a] Memiliki daya jangkauan yang cukup luas.
[b] Memiliki daya tarik yang besar, karena memiliki sifat audio visualnya.
[c] Dapat mengatasi batas ruang dan waktu.
[d] Dapat menginformasikan pesan-pesan yang aktual.
[e] Dapat menampilkan objek belajar seperti benda atau kejadian aslinya.
[f] Membantu pengajar memperluas referensi dan pengalaman.
[g] Sebutan televisi sebagai “jendela dunia”, karena membawa khalayak untuk dapat melihat secara langsung
peristiwa, suasana dan situasi tempat, kota, daerah-daerah yang di belahan dunia.
Media Vidio dan VCD, sebagai media pembelajaran juga tidak terlepas dari kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihan dan kelemahan media Vidio dan VCD, sebagai berikut :
1] Kelebihan Media Vidio dan VCD, sebagai berikut :
Kelebihan Media Vidio dan VCD, sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut :
[a] Menyajikan objek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik
untuk menambah pengalaman belajar.
[b] Sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau
memotivasi “pembelajar” untuk belajar
[c] Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik
[d] Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika dikombinasikan dengan teknik mengajar secara cemah
dan diskusi persoalan yang ditayangkan.
[e] Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang objek belajar yang dipelajari “pembelajar”.
[f] Portable dan mudah didistribusikan.
Untuk pembelajaran pendidikan agama Islam, media video dan VCD dapat digunakan untuk menayangkan
materi pelajaran pendidikan agama Islam yang dikemas dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran,
materi, dan metode. Contoh, dapat dikemas suatu program vidio dan VCD untuk materi pelajaran ibadah haji,
merukti [merawat] jenazah, materi pelajaran salat, materi pelajaran membaca al-Qur’an, dan sebagainya,
sehingga “pembelajar” akan aktif melihat, mendengarkan, mengamati, menafsirkan dan “pembelajar” dapat
mempraktekan apa yang telah disajikan lewat program vidio dan VCD tersebut.
Pelajaran ibadah salat yang ditampilkan dengan mengguna-kan media slide dapat dikom-binasikan dengan
audio kasset sangat membantu pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas, karena selain pembelajar dapat
melihat tiap gerakan salat dari gambar yang ditayangkan secara berurutan dan juga sekaligus mendengarkan
baca-an-bacaan salat. Maka yang perlu diperhatikan adalah teknik pengepakan atau pengemasan program
pengajaran antara filmstrp slide dengan audio kasset secara benar dan baik untuk suatu sajian materi pelajaran
melalui media slide suara [Saund Slide].
Saund Slide, sebagai media pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan
tersebut, sebagai berikut :
Perlu diketahui, bahwa media Saund Slide ini jarang atau mungkin tidak pernah digunakan dalam proses
pemebelajaran di kelas, karena selain pengadaannya mahal juga cukup rumit untuk mengemas programnya dan
juga diperlukan keahlian pengajar dalam memotret objek, suatu perbuatan [contoh: praktek salat], dan suatu
peristiwa yang akan disajikan dalam program pembelajaran di kelas.