Anda di halaman 1dari 4

Modul 1

Konsep Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran

Keg. Belajar 1
Fungsi Media Dalam Pembelajaran

A. Apa Fungsi Media Dalam Pembelajaran


Dalam kehidupan sehari – hari berbagai tayangan televisi telah memesona kita
bahkan hingga membuat kita kecanduan duduk berjam – jam memperhatikannya. Atau kita juga
membaca koran, majalah dan tabloid untuk mendapatkan berbagai informasi.
Semua bentuk informasi yang disampaikan lewat berbagai media di atas pada
dasarnya merupakan paduan antara gambar, tulisan dan suara yang dikombinasikan secara cerdas
hingga menampilkan gambar yang menarik.
Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap pemanfaatan media dalam pembelajaran
menunjukan bahwa media tersebut berdampak positive dalam pembelajaran “sebuah gambar
lebih berarti dari seribu kata” sepeerti dituliskan oleh DePorter, Reardon, dan Singer Nourie
(1999) bahwa penggunaan alat peraga dalam mengawali proses belajar akan merangsang
modalitas visual dan menyalakan jalur syaraf sehingga memunculkan beribu asosiasi dalam
kesadaran siswa. Rangsangan visual dan asosiasi ini akan memberikan suasana yang sangat kaya
untuk pembelajaran.
Beberapa alasan mengapa media pembelajaran perlu digunakan dalam proses
pembelajaran :
1. Pembelajaran jadi lebih menarik
2. Pembelajaran jadi lebih konkret
3. Mempersingkat proses penjelasan materi pembelajaran
4. Medorong siswa belajar secara lebih mandiri
5. Materi pembelajaran jadi lebih tersandarisasi
6. Belajar dan mengajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar

Keg. Belajar 2
Perkembangan Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran

A. Pemanfaatan Media Pembelajaran Dari Masa ke Masa


Secara sangat sederhana dapat kita katakana bahwa pemanfaatan media dalam
pembelajaran sesungguhanya adalah sebagai laat untuk mempelajari untuk mempelajari apa yang
ada dialam ini.
Salah satu alasan mengapa media pembelajaran diperlukan adalah karena keterbatasan
kita sebagai manusia untuk mampu melihat atau mendengar bahkan merasakan segala sesuatu
yang kita pelajari.
Pemanfaatan media untuk pembelajaran memiliki riwayat yang cukup lama. Pada awal
abad 20, muncul gerakan pendidikan visual yang ditandai dengan didirikannya museum –
museum sekolah.
Selanjutnya bila kita telusuri, penggunaan media pembelajaran berlanjut pada perang
dunia kedua dimana begitu banyak personel militer yang harus dilatih untuk perang tersebut.
Dampaknya sungguh luar biasa pada penggunaan film dan bahan belajar bermedia lainnya.
Antara bulan Januari tahun 1941 sampai dengan Juni 1945, Divisi pengembangan alat bantu
visual untuk pelatihan perang pada departemen pendidikan Amerika Serikat telah menghasilkan
sebanyak 457 film bersuara, 432 film strip bisu, dan 457 film panduan instruktur
Pada tahun 1960an, banyka sekolah dan perguruan tinggi yang mulai mendirikan pusat
media pembelajaran dan media tersebut mulai diintregasikan pula kedalam kurikulum.
Di Indonesia sendiri, penggunaan media untuk pembelajaran sendiri secara informal telah
dilakukan oleh para guru sejak awal abad 20 dengan digunkannya berbagai alat permainan untuk
mengajar (Ki Hajar Dewantara, 1928). Sebagai pendidik, beliau bahkan mempunyai prinsip
“permainan anak itulah pendidikan”.
B. Mengapa Memanfaatkan Media Dalam Pembelajaran
Karena pendidik di Sekolah Dasar sudah sangat mengerti bahwa siswa yang kita hadapi
adalah anak – anak pada rentang usia dari 6 – 12 tahun. Pada rentang usia seperti itu, maka salah
satu ciri anak adalah mereka berada pada tahap konkret operasional, terutama pada usia 6 – 8
tahun.
Hal ini sejalan pula dengan keyakinan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara
bahwa “mendidik anak kecil itu bukan atau memberi pengetahuan, akan tetapi baru berusaha
akan sempurnanya rasa fikiran”.
Bruner (dalam Heinich, 1996) juga menyatakan bahwa pembelajaran sebaiknya dimulai
dari penglaman nyata dan dialami langsung oleh anak, meningkat pada penggunaan gambar
(visual) dan baru kemudian menggunakan unsur – unsur abstrak symbol (kata – kata, tulisan).
Pengalaman belajar anak dimulai dari tingkatan yang paling nyata, yaitu :
- Pengalaman langsung
- Pengalaman yang diamati langsung
- Penglaman yang diciptakan
- Pengalaman yang diamati lewat media
- Penglaman lewat symbol – symbol
Undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 25 ayat 1
disebutkan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dna
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional dan kejiwaan peserta
didik”
Bila dimaknai lebih jauh, maka yang disebut dengan sumber belajar tidaklah dibatasi
hanya pada hal – hal yang bersifat kebendaan fisik saja, tetapi juga mencakup lingkungan
dengan segala kelengkapan komunitasnya pun termasuk dalam kategori sumber belajar
sekaligus sebagai sumber media pembelajaran. Sebagai contoh, bila kita mengajarkan anak
konsep jual – beli, maka sumber belajar yang terlibat didalamnya bukan saja meliputi uang,
barang yang dijual, warung/took atau pasar, tetapi juga melibatkan berkomunikasi dalam
proses jual beli, sopan santun dalam jual beli, cara berkomunikasi dalam proses jual beli
termasuk juga hubungan antar pembeli.
C. Jenis Pemanfaatan Media Pembelajaran
Pemanfaatan media dalam pembelajaran pada dasarnya dapat dibagi kedalam dua bagian
yaitu :
a. Pemanfaatan media yang didesain khusus
b. Pemanfaatan media yang sudah tersedia
Media yang didesain khusus adalah media yang secara sengaja dan terencana
dikembangkan untuk mencapai tujuan/kompetensi pembelajaran tertentu.
Selanjutnya bagaimana dengan pemanfaatan media yang sudah tersedia ? siap pakai
dalam hal ini berarti guru tidak lagi harus membuat media sendiri.

Keg. Belajar 3
Media Sebagai Bagian Terpadu dalam Pembelajaran

Suparman (2003) menyebutkan salah satu komponen yang perlu dilakukan guru atau
pengajar sebelum melaksanakan pembelajaran adalah mengembangkan strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
pembelajaran.
Dalam kajian terhadap enam model Pengembangan Pembelajaran yang telah dilakukan
oleh Knirk & Gustafon (1986), disimpulkan bahwa keenam model tersebut mempunyai
komponen umum yang sama dan digambarkan dalam skema di bawah ini.
- Pengumpulan data siswa
- Menentukan awal kemampuan siswa
- Penetuan tujuan/kompetensi
- Prosedur pemilihan metode dan media pembelajaran
- Prosedur implementasi, evaluasi, dan revisi pembelajaran
Tugas Resum Modul 1 Komputer dan Media Pembelajaran
Tutor Bapak Ahmad Rijali, S.Kom

Norjannah 824822279
Riefqah Agustina Erendi 824816322
Siti Mu’minah 824814866
Yulinda Sapitri 825170163

Anda mungkin juga menyukai