Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Be PDF
Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Be PDF
Oleh
ISTIANAH
104011000138
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat
mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, dan dalam
belajar tersebut mutlak dibutuhkan konsentrasi. Namun, konsentrasi ini yang sulit
untuk dilakukan karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya
adalah lapar, malas, lemas, dan mengantuk. Berdasarkan hal ini penulis mencoba
untuk melihat pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah swt, yang telah melimpahkan
rahman dan rohim-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam selalu tersanjungkan kepada Rasulullah saw. yang
diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, yang telah membawa umat manusia
minať ťulumâti ilan nûr.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari betul bahwa tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dari berbagai
pihak, baik moral, materi, pemikiran maupun support, alhamdulillah hambatan
dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karenanya dengan hati yang tulus
penulis mengucapakan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), beserta para
dosen yang telah memberikan pengetahuannya selama ini.
3. Bapak Dr. H. A.Syfi’ie Noor, dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan petunjuk dengan penuh kesabaran serta telah
meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak H. Sahroni, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 20 Bekasi dan
bapak Nurhadi, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah, ibu Irna Andayani, guru bidang
studi tata boga, segenap guru, karyawan dan staff pegawai serta siswa-siswi
khususnya kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi yang telah sudi kiranya
menerima dan membantu penulis dalam melakukan penelitian, sehingga
penulis memperoleh data-data yang mendukung dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Seluruh karyawan dan staff Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang turut membantu dan
menyediakan referensi-referensi yang penulis butuhkan.
6. Ayahanda dan ibunda tercinta, bapak Tijan dan ibu Rodiyah (almh), yang
telah mengasuh, membimbing dan mendidik serta membiayai penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Keluarga besar penulis, paman H. Hosnan (Alm), H. As’at dan bibi Hj.
Musinah yang ikut membantu membiayai sekolah penulis. Kakak-kakak
tercinta, Kamilah yang bersedia menggantikan sosok seorang ibu didalam
keluarga bagi adik-adiknya, Hamiroh yang bersedia membantu penulis
menghadapi sulitnya masuk universitas. Adik-adik tercinta, Nurul Adha dan
Ahmad Syaichu, terima kasih atas keceriaannya, support dan kepeduliannya
kepada penulis.
8. Seluruh teman-teman Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam, khususnya teman-
teman kelas D yang telah memberikan supportnya dan menemani penulis
selama beberapa semester.
9. Keluarga besar H. Muthi’, Hj. Tiharoh, Umi Kulsum yang bersedia direpotkan
oleh penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, termasuk para
responden yang bersedia mengisi angket dalam penelitian ini.
Penulis tidak dapat berbuat banyak kecuali banyak mengucapkan terima
kasih dan mendo’akan semua pihak agar mendapatkan pahala yang berlipat ganda
dari Allah swt, Amin.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 4
C. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5
D. Metode Penelitian .......................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 5
BAB V PENUTUP
A. ...............................................................................................Kes
impulan........................................................................................... 53
B. ...............................................................................................Sar
an .................................................................................................... 53
☺ ☺
1
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. III, h.59.
2
Syah, Psikologi Belajar,… h.55.
Untuk itu setiap manusia hendaknya belajar. Belajar merupakan kunci
yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, berhasil dan gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan nasional bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa.
Secara umum dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu upaya yang
dimaksudkan untuk menguasai sejumlah pengetahuan.3 Dalam menguasai
sejumlah pengetahuan tersebut sangat diperlukan konsentrasi. Konsentrasi
adalah pemusatan pikiran atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang
diperoleh seseorang selama periode belajar.4
Dalam belajar, konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting, bila
siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut sulit menyerap
materi atau informasi yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya bila dalam
belajar siswa dapat berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh
guru, maka siswa tersebut dapat menyerap materi yang disampaikan oleh
guru. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakann oleh Fadilah Suralaga dkk.,
bahwa konsentrasi merupakan syarat mutlak dalam proses belajar. Manusia
tidak akan mampu mempelajari sesuatu kalau ia tidak berkonsentrasi untuk
mendapatkannya.5
Namun konsentrasi inilah yang sulit untuk dilakukan, karena banyak
factor yang menyebabkan terganggunya konsentrasi, salah satunya adalah rasa
lapar. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada siswa atau anak yang tidak
sarapan sebelum pergi ke sekolah. Ir. Sarita, alumni Fateta jurusan Teknologi
Pangan dan Gizi IPB Bogor mengatakan:
Bagi anak sekolah, meninggalkan sarapan membawa dampak buruk.
Konsentrasi di kelas biasanya buyar karena tubuh tidak memperoleh
kecukupan gizi. Akibatnya, anak mengalami kekosongan lambung selama
10-11 jam (dihitung dari saat ia tidur malam). Tak heran anak akan merasa
3
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet. I,
h. 2.
4
Femi Olivia, Membantu Anak Punya Ingatan Super, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2007), h. 40.
5
Fadilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 101.
sangat lapar sekitar pukul 09.00-10.00, yang akhirnya kadar gula pada
tubuh menurun.6
Hal ini juga diungkapkan oleh Dr. Leane, M.Sc., seorang pakar gizi,
anak yang tidak sarapan akan mengalami gejala rendahnya kadar gula
(hipoglekimia), gejalanya antara lain rendahnya kemampuan berkonsentrasi,
cepat lelah, dan mudah mengantuk.7
Selain itu, rasa lapar juga dapat menyerang anak yang sudah sarapan.
Ada kemungkinan ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsinya, apakah
makanan tersebut cukup untuk pasokan energi dan mengandung nutrisi yang
seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh anak atau tidak.
Pada suatu studi tentang sarapan, Drajat Martianto, PhD. Pakar gizi dari
institute Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan, sarapan yang tidak memadai,
memungkinkan terjadinya hipoglekimia yaitu rendahnya kadar gula dalam
darah.8 Hal ini dapat mengakibatkan turunnya tingkat konsentrasi belajar.
Untuk mencegah tersebut terjadi, anak hendaknya dibiasakan
mengkonsumsi sarapan di pagi hari. Dan makanan yang dikonsumsi anak juga
hendaknya diperhatikan. Apakah makanan tersebut cukup untuk memenuhi
pasokan energi serta mengandung nutrisi yng dibutuhkan tubuh anak atau
tidak? Inilah yang menyebabkan penulis mengangkat masalah ini.
Anak yang terbiasa mengkonsumsi sarapan setiap harinya memiliki
kemampuan lebih baik di sekolahnya. Menurut Sheah Rarback, M.S., R.D.,
seorang ahli gizi anak di Universitas Miami dalam bahasa yang telah
diterjemahkan, pola diet dengan menyertakan sarapan pagi bagi anak akan
memacu pertumbuhan yang tepat dan memaksimalkan kemampuan di
sekolah.9
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) 20 Bekasi adalah salah satu
sekolah yang ada di kecamatan Pondok Gede Bekasi yang berlokasi di daerah
komplek perumahan. Pembagian jam masuk kelas di sekolah ini dibagi
6
www.Goole.com, 14 Januari 2008.
7
www.Goole.com, 14 Januari 2008.
8
www.Google.com, 14 Januari 2008.
9
www.Google.com, 14 Januari 2008.
menjadi dua yakni pagi (07.30) bagi siswa kelas VIII dan Kelas IX, dan siang
(13.30) bagi siswa kelas VII, dikarenakan jumlah kelas yang sedikit.
Mayoritas siswa sekolah ini bertempat tinggal jauh diluar komplek. Jarak
yang jauh ini membuat siswa lebih mengutamakan waktu keberangkatan
dibandingkan sarapan terlebih dahulu, dan juga siswa di sekolah ini kurang
menyadari pentingnya mengkonsumsi sarapan yang sehat dan seimbang.
Dengan mengkonsumsi makanan di pagi hari secara tepat dan benar,
yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan zat gizi, para
siswa dapat lebih focus, dan materi yang disampaikan oleh guru dapat terserap
dengan baik.
Dengan alasan yang telah disebutkan di atas, peneliti ingin mengajukan
judul tentang “PENGARUH SARAPAN TERHADAP KONSENTRASI
BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 BEKASI”.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam
memperkaya pengetahuan mengenai dunia pendidikan terutama mengenai
psikologi pendidikan.
2. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, masalah yang akan dibatasi adalah pengaruh
sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian
atau skripsi ini dirumuskan sebagai berikut: ” bagaimana pengaruh
sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20
Bekasi?”.
C. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menambah kajian keilmuan para akademisi
pendidikan dan dapat dijadikan bahan masukan bagi para guru dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa dan bagi orang tua dalam
memberikan makanan yang baik dan seimbang untuk sarapan bagi anak.
D. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai peneliti akan menggunakan
bentuk penelitian deskritif analisis korelasional yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai suatu kenyataan
yaitu mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
Dengan menggunakan tehnik analisa korelasi.
Untuk memudahkan peneliti dalam membahas penelitian ini, peneliti
menggunakan 2 metode, yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.
1. Jenis penelitian lapangan untuk memperoleh fakta, data dan informasi
yang lebih obyektif dan akurat dengan mengolah dan menganalisa data
dari hasil wawancara, angket dan observasi mengenai pengaruh sarapan
terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
2. Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari dan mengkaji
buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas yaitu
pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini trediri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub
pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, kegunaan penelitian,
metode penelitian dan sitematika penulisan.
Bab II kajian teori, berisikan konsep tentang sarapan terdiri dari
pengertian sarapan, fungsi dan manfaat sarapan, dan zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh. Dan konsep tentang konsentrasi belajar terdiri dari pengertian
konsentrasi belajar, tipe-tipe belajar, dan factor-faktor yang mempengaruhi
konsentrasi belajar. Serta hipotesa.
Bab III metodologi penelitian terdiri dari tujuan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, instrument
pengumpulan data, tehnik pengumpulan data, dan tehnik pengolahan dan
analisis data.
Bab IV hasil penelitian berisi gambaran umum sekolah terdiri dari;
sejarah singkat berdiri, visi, misi, dan tujuan, letak geografis, keadaan guru,
karyawan, dan siswa, sarana prasarana dan struktur organisasi, dan analisa
data, serta interpretasi data.
Dan yang terakhir bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sarapan
1. Pengertian Sarapan
Kata Sarapan berasal dari kata sarap yang diberi akhiran -an, kata
sarap atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada
pagi hari. Dalam bahasa Inggris disebut “Break Fast”.10 Kemudian setelah
diberi akhiran – an menjadi kata benda, memiliki arti makanan pada pagi
hari.11
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sarapan yaitu makanan yang
dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas, yang terdiri dari makanan
pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan, jumlah yang dimakan kurang
lebih 1/3 dari makanan sehari.12 Dan mengkonsumsi sarapan biasanya
dilakukan secara teratur setiap hari antara pukul 06.00-09.00.13
Menurut definisi yang telah dikemukakan diatas sarapan merupakan
makanan yang dikonsumsi di pagi hari. Bila dilihat dari kebiasaan
masyarakat mengatakan kalimat tersebut, sarapan dapat memiliki 2
definisi yaitu kata benda yakni makanan yang dikonsumsi dan kata kerja
yaitu kegiatan mengkonsumsi atau memakan makanan di pagi hari.
Contoh kalimat yang biasa diungkapkan masyarakat adalah “sarapan
terlebih dahulu sebelum beraktivitas”. Jadi sarapan dapat diartikan sebagai
makanan dan kegiatan atau aktivitas.
14 Sunita Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2005), Cet.V, h.8
15 Eva D. Wilson, dkk., Principles of Nutrition, ( New York: John Wiley & Sons,
☺
…Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. Al-‘A’râf: 31)
B. Konsentrasi Belajar
1. Pengertian Konsentrasi Belajar
Konsentrasi dalam bahasa Inggris disebut Concentration yang berarti
pemusatan.28 Dalam Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan yang dikarang oleh
Drs. H. Mursal, dkk., menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan
fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek.29
The Liang Gie di dalam bukunya yang berjudul Cara Belajar Yang
Efisien, juga menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran
27 Lil Imami Abi Husain Muslim Ibnu Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy, Shahih
Muslim, (Riyadh: Daaru As-Salam, 1998), Cet. I, h. 409.
28 John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Indonesia Inggris, (Jakarta: PT.
30 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1977) Cet. VI, h. 53.
31 Fadilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan …, h. 60-61.
32 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasionsl IAIN
2. Tipe-tipe Belajar
Dalam proses belajar dikenal beberapa macam kegiatan yang
memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam
aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan
tingkah laku yang diharapkan, keanekaragaman jenis belajar ini muncul
dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia
yang juga bermacam-macam diantaranya adalah belajar abstrak, belajar
keterampilan, belajar social, belajar pemacahan masalah, belajar rasional,
belajar kebiasaan, belajar apresiasi, dan belajar pengetahuan.42
a. Belajar abstrak, yaitu belajar yang menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk itu dibutuhkan peranan akal
yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep, dan
generalisasi, misalnya belajar matematika, tauhid, dan kimia.
b. Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan motorik. Bertujuan untuk memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmaniah tertentu. Untuk itu latihan-latihan intensif dan
teratur amat diperlukan, misalnya belajar olah raga, musik, menari,
beribadah salat, dan haji.
c. Belajar social adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-
teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Bertujuan untuk
menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah social seperti masalah yang bersifat kemasyarakatan. Belajar
C. Hipotesa
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesa sebagai berikut:
1. Hipotesa alternative (Ha)
Ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi
belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.
2. Hipotesa nihil (Ho)
Tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi
belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menelaah dan
menganalisis pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas,
untuk menjelaskan pentingnya sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi
hari, dan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas.
D. Variable Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variable, yaitu:
1. Variable pengaruh (independent variabel): sarapan.
2. Variable terpengaruh (dependent variabel): konsentrasi belajar siswa di
kelas.
51
Arikunto, Prosedur Penelitian …,, h. 129.
52
Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 132.
53
Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 133.
b. Scoring
Setelah melalui tahap editing maka selanjutnya penulis
memberikan skor terhadap jawaban pertanyaan yang ada pada angket.
Pemberian skor pada tiap jawaban responden sebagai berikut:
1) Jawaban dengan symbol a diberi bobot 3.
2) Jawaban dengan symbol b diberi bobot 2.
3) Jawaban dengan symbol c diberi bobot 1.
c. Tabulating
Data dan jawaban disajikan dalam bentuk table dan dinyatakan
dalam bentuk frekuensi dan persentase, untuk menentukan
persentasenya maka rumus yang digunakan adalah:
P = F x 100 %
N
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi jawaban responden
N =Number of cases (jumlah frekuensi) atau banyaknya individu.
100 % = Bilangan konstan (tetap)
Bekasi, h. 2.
1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, kreatif dan
professional.
2) Meningkatkan disiplin dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler.
4) Menggali potensi siswa dalam bidang non-akademik.
5) Menumbuhkan penghayatan terhadap agama yang dianut.
6) Menumbuhkan inovasi, kreativitas dan demokrasi dalam
pembelajaran.
7) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan
pendidikan dan pengajaran.56
c. Tujuan sekolah:
1) Mencapai kelulusan siswa 100%.
2) Meningkatkan rata-rata Ujian Nasional + 0,2.
3) Mencapai nilai KKM ≥ 62 untuk semua mata pelajaran.
4) Meningkatkan profesionalisme guru.
5) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
6) Membentuk kelompok siswa pecinta mata pelajaran.
7) Meningkatkan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler.
8) Mengoptimalkan pelatih ekstrakurikuler.
9) Mengoptimalkan peran serta masyarakat.
10) Menyediakan sarana prasarana ekstrakurikuler.
11) Meningkatkan insentif kesejahteraan guru dan karyawan.57
3. Letak Geografis
SMP Negeri 20 Bekasi beralamat di Jl. Felesia I Jatibening II Jatibening
Baru Pondok Gede, Bekasi 17412. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
– Sebelah utara berbatasan dengan tanah lapang.
– Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya Felesia VII.
Bekasi, h.4.
– Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya Felesia I.
– Sebelah timur berbatasan dengan perkampungan warga Jatibening II,
Jatibening Baru.
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan Guru dan Karyawan
SMP Negeri 20 Bekasi memiliki guru dan karyawan yang
seluruhnya berjumlah 50 orang. Yakni 42 orang untuk guru mata
pelajaran, termasuk di dalamnya guru BK, kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah. Dan jumlah karyawannya adalah 14 orang yang
terdiri dari ketua urusan tata usaha, staff TU, pembantu TU, dan
satpam. Dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMU, D1, D2, D3, S1,
dan S2.
b. Keadaan Siswa
Jumlah siswa SMP Negeri 20 Bekasi pada tahun 2008/2009
seluruhnya berjumlah 1005 siswa. Dengan rincian sebagai berikut:
Kelas VII berjumlah 357 siswa, terdiri dari 176 anak laki-laki
dan 181 anak perempuan. Dan rombongan belajarnya berjumlah 8
kelas.
Kelas VIII berjumlah 345 siswa, terdiri dari 200 anak laki-laki
dan 145 anak perempuan. Dan jumlah rombongan belajarnya 8 kelas.
Sedangkan kelas IX berjumlah 303 siswa, yakni 140 orang anak
laki-laki dan 168 anak perempuan dan rombongan belajarnya 7
kelas.58
5. Sarana Prasarana
Sarana prasarana yang terdapat di SMP Negeri 20 Bekasi sudah
dapat dikatakan baik dan lengkap. Terdiri dari beberapa ruang, yaitu:
WAKIL KEPALA
B. Analisis Data
SEKOLAH
Nurhadi, S.Pd
NIP: 132116557
TATA USAHA
WALI KELAS
GURU
SISWA
Peneliti mengumpulkan data mengenai pengaruh sarapan terhadap
konsentrasi belajar siswa di kelas VIII di SMP Negeri 20 Bekasi, melalui
penyebaran angket yang disebarkan pada siswa kelas VIII dengan alternative
jawaban selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah. Jumlah item yang ada pada
angket tersebut sebanyak 20 pertanyaan. Untuk melengkapi data yang
berkenaan dengan judul penelitian ini, penulis memperolehnya melalui
wawancara dan angket yang peneliti sebar.
SMP Negeri 20 Bekasi adalah sekolah yang memiliki siswa yang
sebagian besar siswanya aktif saat belajar di kelas, yakni sekitar ¾ siswa aktif
dalam belajar dan ¼ siswa pasif dalam belajar.59
Siswa SMP Negeri 20 Bekasi sebagian kecil dari mereka
mengkonsumsi sarapan sebelum berangkat ke sekolah, dan ada pula yang
membeli di kantin sekolah jika tidak sempat sarapan di rumah. Menurut guru
SMP Negeri 20 Bekasi sarapan adalah hal yang sangat penting yang harus
dilakukan oleh siswa, karena dengan mengkonsumsi sarapan, tubuh siswa
akan lebih fit dan segar, dan siswa akan lebih berkonsentrasi saat belajar.60
Makanan yang harus dikonsumsi siswa adalah makanan yang sehat dan
seimbang, yang terpenting adalah energinya terlebih dahulu yang harus
dipenuhi. Makanan tersebut misalnya nasi, lauk dan roti, karena jika makanan
yang tidak mengandung energi, siswa akan merasa lemas, lapar, malas saat
belajar. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas.
Selain hal-hal negative yang telah disebutkan diatas, sarapan jika
ditinggalkan dapat mengganggu kesehatan. Diantaranya adalah sakit perut
atau mag, pusing, bahkan lebih buruk lagi dapat mengakibatkan pingsan.61
Bagi guru SMP Negeri 20 Bekasi, konsentrasi belajar siswa di kelas
dapat dilihat dari perhatian siswa saat guru menjelaskan pelajaran, dan siswa
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan setelah guru menjelaskan.62
20 Bekasi.
Saat akan memulai pelajaran untuk memusatkan perhatian siswa dan
saat teralihkannya perhatian siswa ketika pelajaran sedang berlangsung, guru
SMP Negeri 20 Bekasi memiliki cara-cara tersendiri untuk mengatasi hal itu.
Diantara cara-cara yang digunakan guru SMP Negeri 20 Bekasi yaitu, saat
akan memulai pelajaran guru menceritakan hal-hal yang ringan dan
menanyakan hal-hal yang sedang trendi atau yang sedang hangat beredar di
masyarakat, kemudian mengaitkannya dengan materi yang akan diajarkan.
Dan siswa berusaha memfokuskan diri terhadap apa yang guru sampaikan.
Dan saat konsentrasi siswa teralihkan ketika pelajaran sedang
berlangsung yaitu dengan menegur siswa jika berbuat gaduh atau melakukan
hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran, bercerita dan menyelingi
pelajaran dengan humor. Dan ada pula guru yang kadang-kadang melakukan
gerakan-gerakan ringan untuk menghilangkan kejenuhan.
Dan hasil dari angket yang disebar kepada 42 siswa SMP Negeri 20
Bekasi sebagai berikut:
Table 2
Siswa mengkonsumsi sarapan sebelum pergi sekolah
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 19 45,2%
1 Kadang-kadang 21 50%
Tidak pernah 2 4,8%
Jumlah 42 100%
Table 3
Siswa membeli makanan di kantin sekolah jika tidak sarapan di rumah
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 13 31%
2 Kadang-kadang 20 47,6%
Tidak pernah 9 21,4%
Jumlah 42 100%
Dari table di atas tergambar bahwa siswa yang selalu membeli makanan
di kantin sekolah jika tidak sarapan di rumah sebanyak 31%. Sedangkan 20%
diantaranya menjawab kadang-kadang membeli makanan di kantin sekolah.
Dan yang menyatakan tidak pernah membeli makanan di kantin sakolah jika
tidak sarapan di rumah 21,4%.
Table 4
Dorongan keluarga untuk mengkonsumsi sarapan
No Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 32 76,2%
3 Kadang-kadang 9 21,4%
Tidak pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Dari table tersebut dapat diketahui bahwa keluaraga atau orang tua yang
selalu mendorong anaknya untuk mengkonsumsi sarapan adalah 76,2%.
Sedangkan yang kadang-kadang memerintahkan anaknya untuk
mengkonsumsi sarapan adalah 21,4%. Dan 2,4% yang menyatakan
keluarganya tidak pernah memerintahkan anaknya untuk sarapan. Jadi,
mayoritas keluarga siswa SMP Negeri 20 Bekasi selalu memerintahkan
anaknya untuk mengkonsumsi sarapan. Itu berarti, orang tua mereka mengerti
pentingnya mengkonsumsi sarapan sebelum beraktivitas.
Table 5
Siswa yang mengkonsumsi sarapan yang mengandung karbohidrat
No
Alternative Jawaban F P(%)
Item
Selalu 19 45,2%
4 Kadang-kadang 22 52,4%
Tidak pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Table 6
Siswa mengkonsumsi sarapan yang dilengkapi dengan lauk pauk
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 19 45,2%
5 Kadang-kadang 17 40,5%
Tidak pernah 6 14,3%
Jumlah 42 100%
Table 7
Siswa mengkonsumsi sarapan yang mengandung sayur mayur
No
Alternative Jawaban F P(%)
Item
Selalu 4 9,5%
6 Kadang-kadang 31 73,8%
Tidak pernah 7 16,7%
Jumlah 42 100%
Table 8
Siswa mengkonsumsi buah di pagi hari
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 1 2,4%
7 Kadang-kadang 20 47,6%
Tidak pernah 21 50%
Jumlah 42 100%
Table 9
Siswa mengkonsumsi sarapan sesuai dengan kebutuhan energi
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 25 59,5%
8 Kadang-kadang 16 38,1%
Tidak pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Table 10
Siswa meminum susu di pagi hari
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 8 19,1%
9 Kadang-kadang 19 45,2%
Tidak pernah 15 35,7%
Jumlah 42 100%
Susu merupakan salah satu sumber kalsium. Kalsium ini berguna untuk
pertumbuhan tulang dan gigi, karena siswa sekolah menengah pertama masih
dalam masa pertumbuhan, sehingga susu ini sangat penting sekali dikonsumsi
olah siswa. Tetapi, pada kenyataannya siswa SMP Negeri 20 Bekasi kurang
menyadari hal itu. Ini terbukti dari jawaban angket yang diajukan. Yaitu,
19,1% siswa menyatakan selalu meminum susu. Dan 45,2% siswa
menyatakan kadang-kadang. Kemudian 35,7% siswa menyatakan tidak pernah
meminum susu.
Table 11
Sarapan membuat lebih berenergi saat beraktivitas
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 34 80,9%
10 Kadang-kadang 8 19,1%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Dari table diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa yakni
80,9% menyatakan mengkonsumsi sarapan membuat lebih berenergi saat
beraktivitas, dan 19,1% siswa menyatakan kadang-kadang. Tidak ada satupun
responden yang menyatakan tidak pernah.
Table 12
Mengkonsumsi sarapan membuat lebih berkonsentrasi
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 30 71,4%
11 Kadang-kadang 12 28,6%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Table 13
Sarapan dapat membuat berpikir dengan baik saat belajar
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
12 Selalu 19 45,2%
Kadang-kadang 22 52,4%
Tidak pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Dari table di atas dapat diketahui bahwa siswa SMP Negeri 20 Bekasi
45,2% menyatakan selalu dapat berpikir dengan baik jika mengkonsumsi
sarapan. Dan 52,4% menyatakan kadang-kadang dapat berpikir dengan baik
jika mengkonsumsi sarapan. Kemudian 2,4% menyatakan tidak pernah dapat
berpikir dengan baik jika mengkonsumsi sarapan.
Table 14
Siswa merasa lapar saat belajar jika tidak mengkonsumsi sarapan
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 13 31%
13 Kadang-kadang 23 54,7%
Tidak pernah 6 14,3%
Jumlah 42 100%
Table 15
Siswa dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik jika mengkonsumsi
sarapan
No Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 24 57,1%
14 Kadang-kadang 16 38,1%
Tidak pernah 2 4,8%
Jumlah 42 100%
Table 16
Siswa dapat menerima informasi yang guru sampaikan jika mengkonsumsi
sarapan
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 15 35,7%
15 Kadang-kadang 26 61,9%
Tidak pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Table 17
Siswa dapat berkonsentrasi saat perut dalam keadaan kosong
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 5 11,9%
16 Kadang-kadang 18 42,9%
Tidak pernah 19 45,2%
Jumlah 42 100%
Dari table di atas dapat diketahui bahwa siswa SMP Negeri 20 Bekasi
yang selalu dapat berkonsentrasi saat perut dalam keadaan kosong adalah
11,9%. 42,9% menyatakan kadang-kadang. 45,2% menyatakan tidak pernah
dapat berkonsentrasi saat perut dalam keadaan kosong.
Table 18
Siswa dapat berkonsentrasi dalam keadaan bugar
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 33 78,6%
17 Kadang-kadang 9 21,4%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Table 20
Siswa dapat berkonsentrasi di kelas
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 15 35,7%
19 Kadang-kadang 26 61,9%
Tidak pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Table 21
Konsentrasi membuat siswa dapat menerima pelajaran dengan baik
No
Alternative Jawaban F P (%)
Item
Selalu 32 76,2%
20 Kadang-kadang 10 23,8%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Dari table di atas dapat tampak bahwa dengan berkonsentrasi apa yang
dipelajari dapat diterima dengan baik. Ini terbukti bahwa kebanyakan
responden menyatakan selalu yaitu 76,2%. Walaupun ada pula responden
yang menyatakan hanya kadang-kadang dapat menerima pelajaran dengan
baik yakni 23,8%.
Setelah data kedua variable disajikan dalam bentuk table, maka
selanjutnya dilakukan analisa melalui pengujian hipotesa. Dalam pengujian
hipotesis menggunakan tehnik korelasi product moment. Penggunaan rumus
ini untuk mengetahui apakah secara signifikan terdapat pengaruh sarapan
terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas. Berikut hasil perhitungan antara
variable X dan variable Y, kemudian didistribusikan pada rumus korelasi
product moment.
Table 22
Perhitungan antara variable X dan variable Y
Subjek X Y XY X2 Y2
1 29 19 551 841 361
2 32 17 544 1024 289
3 30 13 390 900 169
4 23 13 299 529 169
5 29 14 406 841 196
6 32 14 448 1024 196
7 28 17 476 784 289
8 32 15 480 1024 225
9 32 18 576 1024 324
10 28 15 420 784 225
11 29 16 464 841 256
12 28 17 476 784 289
13 30 18 540 900 324
14 29 15 435 841 225
15 29 18 522 841 324
16 29 15 435 841 225
17 33 19 627 1089 361
18 36 19 684 1296 361
19 33 19 627 1089 361
20 30 18 540 900 324
21 30 19 570 900 361
22 29 13 377 841 169
23 33 18 594 1089 324
24 29 13 377 841 169
25 30 16 480 900 256
26 35 16 560 1225 256
27 25 16 400 625 256
28 27 16 432 729 256
29 24 19 456 576 361
30 32 21 672 1024 441
31 34 19 646 1156 361
32 29 14 406 841 196
33 28 16 448 784 256
34 33 19 627 1089 361
35 30 18 540 900 324
36 32 19 608 1024 361
37 30 16 480 900 256
38 31 17 527 961 289
39 29 17 493 841 289
40 28 14 392 784 196
41 31 15 465 961 225
42 27 14 378 729 196
1257 694 20868 37917 11652
Total
∑X ∑Y ∑ XY ∑ X2 ∑ Y2
Ν ⋅ ΣΧΥ − ΣΧ ⋅ ΣΥ
rxy =
{Ν ⋅ ΣΧ 2
}{
− (ΣΧ ) ⋅ Ν ⋅ ΣΥ 2 − (ΣΥ )
2 2
}
42 ⋅ 268 − 1257 ⋅ 694
=
{42 ⋅ 37917 − (1257) }⋅ {42 ⋅11625 − (694) }
2 2
876456 − 872358
=
{1592514 − 5800491}⋅ {489384 − 481636}
4098
=
12465 ⋅ 7748
4098
=
96578820
4098
=
9827,452
= 0,417
C. Interpretasi Data
a. Interpretasi data secara kasar atau sederhana
Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variable X
dan variable Y tidak bertanda negative, berarti diantara kedua variable
tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).
Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,417 yang besarnya
berkisar antara 0,40-0,70, berarti korelasi positif antara variable X dan
variable Y itu adalah termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup.
b. Interpretasi data menggunakan table nilai “r”: df = N – nr = 42 -2 = 40.
Dengan memeriksa table nilai “r” product moment ternyata bahwa
dengan df sebesar 40 pada taraf signifikansi 5 % diperoleh rt = 0, 304;
sedangkan pada taraf signifikansi 1 % diperoleh rt = 0, 393, karena rxy
pada taraf signifikansi 5 % lebih besar dari rt (0,417> 0,304), maka Ho
ditolak dan Ha diterima, berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% itu
memang terdapat korelasi positif yang signifikan antara variable X dan
variable Y. Selanjutnya, karena pada taraf signikansi 1 % rxy lebih besar
dari pada rt (0,417> 0,393), maka pada taraf signifikansi 1 % Ha diterima
dan Ho ditolak. Ini berarti bahwa untuk taraf signifikansi 1% juga terdapat
korelasi positif yang signifikan antara variable X dan variable Y.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan yang
diberikan variable X terhadap variable Y maka harus diketahui terlebih
dahulu suatu koefisien yang disebut coefesien of determination atau
koefisien penentuan dengan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100 %
= 0,4172 x 100 %
= 0,173889 x 100 % = 17,39 %
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan: bahwa terdapat
pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dengan konsentrasi belajar
siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini,maka penulis mengajukan saran sebagai
berikut:
1. Bagi guru hendaknya memperhatikan perilaku belajar sisiwa di kelas
dengan seksama, agar siswa yang konsentrasi dalam belajar dan yang tidak
konsentrasi dapat diketahui. Sehingga dapat diambil cara bagaimana
memusatkan perhatian siswa tersebut terhadap materi yang disampaikan.
Serta selalu menganjurkan siswa untuk selalu mengkonsumsi sarapan
terlebih dahulu sebelum beraktivitas.
2. Bagi orang tua hendaknya memperhatikan sarapan yang dikonsumsi oleh
anak, yaitu memberikan anak makanan yang sehat dan seimbang, dan
membiasakan anak untuk selalu mengkonsumsi sarapan, agar keadaan
tubuh anak menjadi fit saat beraktivitas di pagi hari. Tubuh dan otak anak
dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
3. Bagi siswa hendaknya mengkonsumsi sarapan yang sehat dan seimbang
sebelum beraktivitas di pagi hari. Sehingga dengan mengkonsumsi
makanan tersebut, konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan tanpa harus
memikirkan perut kosong.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2005, Cet. V.
Cronbach, Lee J., Educational Psychology, New York: Harcount Brace, 1963,
Cet. II.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, “Yang Perlu Disampaikan Pada Keluarga Agar
Biasa Makan Pagi”,dari www.google.com, 05 Desember 2007.
Dod, “Akrabkan Ortu-Anak Lewat Sarapan”, dalam Warta Kota, Jakarta, 15 Juni
2008.
D. Wilson, Eva, dkk., Principles of Nutrition, New York: John Wiley & Sons,
Inc., 1967, Second Edition.
Echol, John M., Hasan Shadily, Kamus Indonesia Inggris, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1997, Cet. III.
Gie, The Liang, Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1977, Cet. VI.
Imran, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. dunia Pustaka Jays, 1996,
Cet. I.
Lil Imami Abi Husain Muslim Ibnu Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy, Shahih
Muslim, (Riyadh: Daaru As-Salam, 1998), Cet. I.
Mansor, Aminuddin, “Sarapan Pagi Penting Kepada Pelajar dan Remaja”, dari
www.google.com, 05 Desember 2007.
Mursal, dkk, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1997,
Cet. I.
Olvia, Femi, Membantu Anak Punya Ingatan Super, Jakarta: Pt. Elex Media
Komputindo, 2007.
Ramli, Amir Tengku, Pumping Talent Memahami Diri, Memompa Bakat, Depok:
Kawan Pustaka, 2005, Cet. II.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. III.