Anda di halaman 1dari 15

PENYEBAB TERJADINYA BROKEN HOME

menurut widia sari dalam blogspotnya yang berjudul “Peranan Keluarga dan

Masyarakat dalam Pendidikan” mengatakan Keluarga merupakan lingkungan

pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama

mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Tugas utama dari keluarga bagi

pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan hidup

keagamaan, karena sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua

orangtuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Selain peran dari keluarga ada

juga peran pendidikan sekolah dan masyarakat, karena itu semua sangat berkaitan

erat, karna sama-sama membimbing dan mendidik. Seperti pendidikan sekolah,

pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah

secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti sarat-sarat yang ketat

dan jelas.1

sedangkan menurut abduazis dalam uraian makalah dalam blogsport yang

berjudul “makalah keluarga” mengatakan Keluarga merupakan buaian tempat anak

melihat cahaya kehidupan pertama, sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah

keluarga akan meninggalkan kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta

sikap dan perilaku anak. Sebab tujuan dalam membina kehidupan keluarga adalah

agar dapat melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuangan hidup orang tua.

Untuk itulah orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dalam

pendidikan anak-anaknya.2

setelah membaca pendapat dari dua orang diatas saya dapat menyimpulkan

bahwa kelurga merupakan lingkungan atau tempat dimana ada seorang ayah, ibu

dan anak, dimana anak akan mendapatkan percontohan atau pantaun sebuah

perilaku, watak, sifat pertama kalinya. ketika anak kurang mendapatkan perhatian

1
widia sari, dalam http://widayusari.blogspot.com/2015/11/makalah-peranan-keluarga-dan-masyarakat.html.
2
abduazis, dalam https://abduazis.wordpress.com/2011/05/08/makalah-keluarga/
dari orang tuanya maka anak akan semena-menda dalam berperilaku atau memilih

teman sepergaulan dan masuk di lingkungan bebas. sebelum merujuk kepada

pembahasan maka saya akan mengutarakan terlebih dahulu apa itu ayah, ibu, dan

anak.

menurut kompasiana dalam artikelnya yang berjudul “arti kehadiran ayah”

mengatakan Ayah adalah kepala rumah tangga yang bertugas mencari nafkah dan

penghidupan bagi keluarga. Waktu ayah lebih panjang durasinya di luar rumah. Tak

sedikit ayah berangkat kerja disaat anak belum bangun, dan pulang malam ketika

anak sudah tidur. Banyak juga ayah yang harus berjauhan antar pulau selama

berbulan-bulan karena kerja atau dinas.3

menurut wikipedia dalam tulisannya yang berjudul “ayah” mengatakan

Ayah adalah orang tua laki-laki seorang anak. Tergantung hubungannya dengan

sang anak, seorang "ayah" dapat merupakan ayah kandung (ayah secara biologis)

atau ayah angkat. Panggilan "ayah" juga dapat diberikan kepada seseorang yang

secara de facto bertanggung jawab memelihara seorang anak meskipun antar

keduanya tidak terdapat hubungan resmi.4

jadi saya dapat menyimpulkan bahwa ayah merupakan kepala rumah tangga

yang bertugas mencari nafkah dan penghidupan bagi keluarga, selain itu ayah

memegang peranan penting dalam terjalinnya sebuah rumah tangga dan ayah

memiliki tanggung jawab yang sangat berat terhadap anak dan istrinya.

menurut angga asmara dana dalam kutipannya yang berjudul “arti seorang

ibu” mengatakan Ibu adalah seseorang yang paling mencintai kita di dunia ini.

Pengorbanannya untuk kita sungguhlah luar biasa. Bahkan sebesar apapun

pengorbanan yang kita lakukan untuk beliau, itu tidak ada bandingannya dengan

pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Ibu adalah tempat kita bersandar di saat

3
kompasiana, dalam https://www.kompasiana.com/ulfahumurohmi/5528f67f6ea83405498b4646/arti-kehadiran-ayah
4
wikipedia, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ayah
kita lagi terpuruk dalam menjalani hidup ini. Tapi terkadang di saat kita mendapat

kebahagiaan, kita lupa berbagi dengan ibu. Padahal dari sebuah do'a ibu lah kita

diberi anugrah kebahagiaan tersebut oleh Tuhan. Bahkan para ustadz bilang, bahwa

restu/ridho Allah itu tergantung dari restunya orang tua, terutama ibu. Ibu akan

melakukan apapun agar bisa melihat anaknya meraih keberhasilan dan kesuksesan.

Bahkan dengan taruhan nyawanya sekalipun. Karena keinginan dan harapan seorang

ibu adalah melihat anaknya bisa jadi orang yang berhasil dan sukses tanpa

mengharapkan imbalan apapun dari anaknya.5

menurut wikipedia dalam artikelnya mengatakan Ibu adalah orang tua

perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya,

ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan

ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari

seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua

angkat (karena adopsi) atau ib tiri (istri ayah biologis anak).6

dan sayapun menyimpulkan bahwa ibu merupakan mahluk tuhan yang

diciptakan oleh tuhan dengan di anugrahkan rasa kasih sayang yang lebih dari

segalanya, meskipun dia mengerjakan sesuatu hal yang berat dia tidak pernah

menyerah dan selalu menomor satukan anak.

menurut wikipedia dalam karyanya yang berjudul anak mengatakan

Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang

belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga

merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang

5
angga buana dana, dalam https://www.kompasiana.com/angga.asmara/5517d9088133118c669deaed/arti-seorang-ibu
6
wikipedia, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ibu
tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah

dewasa.7

MZ Inyong mengatakan pada karyanya yaitu Anak adalah manusia yang

belum mencapai akil baliq ( dewasa ), laki – laki disebut dewasa ditandai dengan

mimpi basah, sedangkan perempuan ditandai dengan masturbasi, jika tanda – tanda

tersebut sudah nampak berapapun usianya maka ia tidak bisa lagi dikatagorikan

sebagai anak – anak yang bebas dari pembebanan kewajiban”.8

saya dapat memahami bahwa seorang anak merupakan seseorang yang

umurnya belum melebihi 5 tahun dan belum mengalami mimpi bahsah untuk laki-

laki dan menstruasi bagi perempuan.

dalam sebuah rumahtangga ada kalanya sebuah keluarga yang aman dan

damai serta ada pula yang sering bertengkar bahkan mengakibatkan pada perceraian,

berikut faktor penyebab dari broken home (keluarga berantakan) yang saya kutip

dari karya rahayu ismaio sebagai berikut:

1. Terjadinya perceraian

Faktor yang menjadi penyebab perceraian adalah pertama adanya

disorientasi tujuan suami istri dalam membangun mahligai rumah tangga; kedua,

faktor kedewasaan yang mencakup intelektualitas, emosionalitas, dan

kemampuan mengelola dan mengatasi berbagai masalah keluarga; ketiga,

pengaruh perubahan dan norma yang berkembang di masyarakat.

2. Ketidak dewasaan sikap orang tua

Ketidak dewasaan sikap orang tua salah satunya dilihat dari sikap egoisme

dan egosentrime. Pada orang yang seperti ini orang lain tidaklah penting. Dia

7 wikipedia, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Anak


8 MZ Inyong dalam http://dunkdaknyonk.blogspot.com/2011/03/pengertian-anak-menurut-beberapa-uu.html
mementingkan dirinya sendiri dan bagaimana menarik perhatian pihak lain agar

mengikutinya minimal memperhatikannya. Akibatnya orang lain sering

tersinggung dan tidak mau mengikutinya. Misalnya ayah dan ibu bertengkar

karena ayah tidak mau membantu mengurus anaknya yang kecil yang sedang

menangis alasannya ayah akan pergi main badminton. Padahal ibu sedang sibuk

di dapur. Ibu menjadi marah kepada ayah dan ayah pun membalas kemarahan

tersebut, terjadilah pertengkaran hebat di depan anak-anaknya, suatu contoh

yang buruk yang diberikan oleh keduanya. Egoisme orang tua akan berdampak

kepada anaknya, yaitu timbulnya sifat membandel, sulit disuruh dan suka

bertengkar dengan saudaranya. Adapun sikap membandel adalah aplikasi dari

rasa marah terhadap orang tua yang egosentrisme. Seharusnya orang tua memberi

contoh yang baik seperti suka bekerja sama, saling membantu, bersahabat dan

ramah. Sifat-sifat ini adalah lawan dari egoisme atau egosentrisme.

3. Orang tua yang kurang memiliki rasa tanggung jawab

Tidak bertanggungjawabnya orang tua salah satunya masalah kesibukan.

Kesibukan adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern di kota-

kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang.

Mengapa demikian ? Karena filsafat hidup mereka mengatakan uang adalah

harga diri, dan waktu adalah uang. Jika telah kaya berarti suatu keberhasilan,

suatu kesuksesan. Di samping itu kesuksesan lain adalah jabatan tinggi.

Kesibukan orang tua dalam urusan ekonomi ini sering membuat mereka

melupakan tanggungjawabnya sebagai orang tua. Dalam masalah ini, anak-

anaklah yang mendapat dampak negatifnya. Yaitu anak-anak sering tidak

diperhatikan baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan

pergaulan anak-anaknya di masyarakat. Contohnya anak menjadi pemakai


narkoba, kemudian akhirnya ditangkap polisi dan orang tua baru sadar bahwa

melepas tanggung jawab terhadap anak adalah sangat berbahaya.

4. Jauh dari Tuhan

Segala sesuatu keburukan perilaku manusia disebabkan karena dia jauh

dari Tuhan. Sebab Tuhan mengajarkan agar manusia berbuat baik. Jika keluarga

jauh dari Tuhan dan mengutamakan materi dunia semata maka kehancuran

dalam keluarga itu akan terjadi. Karena dari keluarga tersebut akan lahir anak-

anak yang tidak taat kepada Tuhan dan kedua orang tuanya. Mereka bisa

menjadi orang yang berbuat buruk, yang dapat melawan orang tua bahkan

pernah terjadi seorang anak yang sudah dewasa membunuh ayahnya karena

ayahnya tidak mau menyerahkan surat-surat rumah dan sawah. Tujuannya agar

dia dapat menguasai harta tersebut. Apalagi dia seorang penjudi dan pemabuk.

Inilah hasil pendidikan yang hanya mengutamakan dunia, makan dan minum

saja, pendidikan umum saja, hasilnya sangat mengecewakan orang tua, akhirnya

tega membunuh ayahnya sendiri.

5. Adanya masalah ekonomi

Dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

rumah tangga. Istri banyak menuntut hal-hal di luar makan dan minum. Padahal

dengan penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberi makan dan

rumah petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau. Akan tetapi yang

namanya manusia sering bernafsu ingin memiliki televisi, radio dan sebagainya

sebagaimana layaknya sebuah keluarga yang normal. Karena suami tidak

sanggup memenuhi tuntutan isteri dan anak-anaknya akan kebutuhan-kebutuhan

yang disebutkan tadi, maka timbullah pertengkaran suami istri yang sering

menjurus ke arah perceraian.


Berbeda dengan keluarga miskin maka keluarga kaya mengembangkan

gaya hidup internasional yang serba mewah. Mobil, rumah mewah, serta segala

macam barang yang baru mengikuti model dunia. Namun tidak semua suami

suka hidup sangat glamour atau sebaliknya. Di sinilah awal pertentangan suami

istri yaitu soal gaya hidup. Jika istri yang mengikuti gaya hidup dunia sedangkan

suami ingin biasa saja, maka pertengkaran dan krisis akan terjadi. Mungkin

suami berselingkuh sebagai balas dendam terhadap istrinya yang sulit diatur. Hal

ini jika ketahuan akan bertambah parah krisis keluarga kaya ini dan dapat

berujung pada perceraian, dan yang menderita adalah anak-anak mereka.

6. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak

Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan

hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak. Faktor

kesibukan biasanya sering dianggap penyebab utama dari kurangnya komunikasi.

Dimana ayah dan ibu bekerja dari pagi hingga sore hari, mereka tidak punya

waktu untuk makan siang bersama, sholat berjamaah di rumah dimana ayah

menjadi imam, sedang anggota keluarga menjadi jamaah. Di meja makan dan di

tempat sholat berjamaah banyak hal yang bisa ditanyakan ayah atau ibu kepada

anak-anaknya seperti pelajaran sekolah, teman di sekolah, kesedihan dan

kesenangan yang dialami anak. Dan anak-anak akan mengungkapkan

pengalaman perasaan dan pemikiran-pemikiran tentang kebaikan keluarga

termasuk kritik terhadap orang tua mereka. Yang sering terjadi adalah kedua

orang tua pulang hampir malam karena jalanan macet, badan capek, sampai di

rumah mata sudah mengantuk dan tertidur. Tentu orang tidak mempunyai

kesempatan untuk berdiskusi dengan anak-anaknya.

Akibatnya anak-anak menjadi remaja yang tidak terurus secara

psikologis, mereka mengambil keputusan-keputusan tertentu yang


membahayakan dirinya seperti berteman dengan anak-anak nakal, merokok,

meneguk alkohol, main kebut-kebutan di jalanan sehingga menyusahkan

masyarakat. Dan bahaya jika anak terlibat menjadi pemakai narkoba.

7. Adanya masalah pendidikan

Masalah pendidikan sering menjadi penyebab terjadinya broken home.

Jika pendidikan agak lumayan pada suami istri maka wawasan tentang kehidupan

keluarga dapat dipahami oleh mereka. Sebaliknya pada suami istri yang

pendidikannya rendah sering tidak dapat memahami lika-liku keluarga. Karena

itu sering salah menyalahkan bila terjadi persoalan di keluarga. Akibatnya selalu

terjadi pertengkaran yang mungkin menimbulkan perceraian. Jika pendidikan

agama ada atau lumayan mungkin sekali kelemahan dibidang pendidikan akan di

atasi. Artinya suami istri akan dapat mengekang nafsu masing-masing sehingga

pertengkaran dapat dihindari.9

selain itu akan timbul dampak psikologis anak dari broken home yang saya kutif dari

karya tiffany sebagai berikut:

1. Sulit Bergaul

Ketika ada anak yang mengalami broken home maka ia akan malu dan

merasa tidak percaya diri. Sulit untuk mengembalikan percaya diri mereka

meskipun sudah menggunakan Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Anak-

anak tersebut sering menyendiri dari pergaulan karena merasa rendah diri.

Kurangnya perhatian, waktu untuk dihabiskan dengan keluarga dan tidak

memiliki cerita mengenai keluarga merupakan salah satunya.

9rahayu ismaio, dalam https://rahayuismaio.wordpress.com/2011/12/12/faktor-faktor-penyebab-terjadinya-broken-


home/
2. Dangkalnya Iman

Dampak terbesar dari broken home adalah iman yang lemah. Psikologi

Agama menyebutkan bahwa orang tua merupakan faktor penentu pertama

apakah iman anak baik atau buruk. Orang tua yang seharusnya menjadi sekolah

agama pertama kalinya sejak anak-anak sampai mereka dewasa tidak bisa

menjalankan fungsinya dengan benar. Sehingga anak yang broken home

berdampak buruk dan justru sering jauh dari agama.

3. Wujud Sayang yang Sedikit

Broken home nyatanya menjadikan seorang anak tidak terpenuhi haknya

sebagai seseorang yang menerima rasa sayang dan cinta dari orang lain

khususnya orang tua. Kebutuhan pokok seperti diperhatikan dan disayang juga

tidak mereka dapatkan dan hal ini sering membuat anak broken home merasa

kekurangan kasih sayang dan bersikap brutal. Selain itu, bisa saja orang tua yang

tidak perhatian membuat anak-anak tidak tercukupinya gizi serta nutrisi selama

masa pertumbuhannya, kebutuhan pakaian dan mainan, hingga tidak

terpenuhinya keperluan di sekolahnya.

4. Gangguan Mental

Sering melihat anak-anak broken home bersikap diluar batas, sulit

dikendalikan atau bersikap seolah orang yang mengalami gangguan mental ?

seringkali anak broken home mengalami tekanan seperti halnya depresi dan

cemas karena tidak memiliki teman untuk mendengarkan. Sedangkan orang tua

biasanya tempat untuk menyampaikan keluh kesah dan hal buruk.


5. Benci Pada Orang Tua

Untuk orang tua yang menjadikan sebuah rumah tangganya tidak baik,

justru yang ada membuat anak tersebut mengalami kondisi seperti membenci

ayah, ibu, atau bahkan kedua orang tuanya saat terjadi broken home. Ia belum

bisa mengerti dan menerima apa yang sebenarnya terjadi dan permasalahan apa

yang membuat anda atau suami-istri menjadi bermasalah dan bermusuhan.

Sehingga ia akan menganggap semua yang terjadi adalah kesalahan salah satu

atau kedua orang tuanya.

6. Bisu atau Asing

Kebudayaan bisu biasanya terjadi pada mereka yang memang mengalami

masalah broken home. Mudah membedakannya, dimana anak yang senang

dengan keluarga akan sering berinteraksi dan juga bersosialisasi dengan orang

tua dan menjadikan anak aktif dan tidak diam saja. Sedangkan, untuk mereka

yang broken home karena tidak adanya komunikasi dan dialog antar anggota

keluarga. Problem yang muncul dalam kebudayaan bisu tersebut justru terjadi

dalam komunitas yang saling mengenal dan diikat oleh tali batin.

7. Kecemasan Tinggi

Anak mulai menderita kecemasan yang tinggi dan ketakutan karena

melihat orang yang mereka kasihi dan juga tempat mereka berlindung mulai

menyakiti satu persatu. Bukan tanpa sebab, seringkali anak yang awalnya

percaya dan merasa aman menjadi tidak aman karena melihat sisi lain orang

tuanya dan hal ini berbahaya. Sehingga bisa menyebabkan kecemasan tinggi pada

anak.
8. Memberontak

Ketika anak-anak menjadi tidak percaya pada orang tuanya dan merasa

bahwa anak tersebut memang menjadikan orang tuanya tidak sesuai dengan

kebutuhan atau pandangan mereka maka efeknya anak-anak akan memberontak

dan menjadikan masalah merupakan pelarian terbaik. Anak yang telah menjadi

korban perceraian sudah pasti menjadi pemberontak.

9. Tidak Teguh pada Prinsip

Ketika seorang anak tidak memiliki tempat untuk keluh kesah atau tidak

percaya pada orang tua mereka tidak nyaman. Selain itu anda berusaha untuk

mencari tempat lainnya saat ingin menghibur diri, hal ini yang sering membawa

anak menjadi seseorang yang tidak teguh pendirian dan tidak teguh prinsipnya.

Sehingga mungkin sering terbawa arus tidak baik pergaulan dan juga

membantah dan mengatakan bahwa pilihannyalah yang paling benar.

10. Asing dengan Kasih Sayang

Anak yang biasanya broken home justru bisa kebalikan dengan

membutuhkan kasih sayang. Dimana mereka bisa saja justru asing dan tidak suka

dengan perasaan yang tulus atau kasih sayang. mereka akan berpikir bahwa kasih

sayang adalah hal yang palsu dan juga tidak berarti serta tidak dibutuhkan

manusia.

11. Hidupnya Sia-Sia

Anak broken home sering merasa bahwa mereka disia-siakan oleh orang

tuanya sehingga mereka berpikir bahwa hidup sangatlah sia-sia dan menjalani

kehidupan dengan tidak bergairah. Jika sudah seperti ini akan menyebabkan anak

tersebut tidak memiliki target hidup dan sebagainya.


12. Kasar

Anak broken home mungkin memiliki trauma atau pengalaman buruk

yang menjadikan mereka berperilaku layaknya orang tua mereka. Sikap kasar

merupakan salah satunya yang akhirnya menjadikan anak tersebut menganggap

bahwa sikap tersebut boleh dilakukan.

13. Mengasihani Diri

Tak jarang beberapa anak membuat alasan broken home menjadi sebuah

rasa kasihan sehingga mereka tidak mendapatkan segala kebutuhan atau

kewajiban yang ada. Padahal faktanya, bagaimanapun mereka harus menjalani

kewajiban sebagai anak dan hidup dengan normal.

terjadinya broken home terhadap keluarga sangat mempengaruhi kehidupan anak-

anak kedepannya, oleh sebab itu broken home harus dihindari agar anak yang kita

sayangi terhindar dari sesuatu hal yang tidak kita inginkan. berikut solusi agar anak-

anak terhindar dari bahaya broken home yang saya kutip dari karya reza shabrina

antara lain sebagai berikut:

1. Jangan Memperlihatkan Permasalahan didepan Anak

Hal ini berlaku bagi orang tua, meskipun kondisi keluarga sedang ditimpa

banyak permasalahan. Akan lebih baik untuk tidak menunjukkannya pada anak-

anak. Orang tua, terutama ibu harus dapat menaha dan mengontrol emosi serta

lebih peka pad aperasaan anak. Peran ibu dalam keluarga adalah untuk

memberikan rasa nyaman dan anak serta merangkul anak agar bisa merasakan

senang dan bahagia tanpa harus masuk ke dalam permasalahan yang sedang

dihadapi orang tuanya.


2. Ajaklah Untuk Berpikiran Positif Dalam Segala Kondisi

Cobalah untuk mengajak anak untuk selalu berpikir positif dalam segala

kondisi yang dihadapinya. Memang tidak mudah untuk selalu berpikiran positif

meskipun dalam kondisi yang seakan membuat kita menyerah. Namun jika

membiarkan anak terus termenung sedih dan selalu berpikir negatif bukanlah

solusi yang tepat. Ajarkan anak dengan pelan untuk mulai bisa menerima

kenyataan dan mencoba berpikiran positif.

3. Jangan Biarkan Anak Menyesali Diri

Jangan sampai membiarkan anak menyalahkan diri ataupun menyesali

dirinya sendiri. Kondisi ini nantinya menyebabkan anak dapat melakukan hal-hal

negatif yang mana seahrusnya tidak boleh dilakukan, hal ini pula lah yang

menjadi faktor penyebab kenakalan anak di lingkungan masyarakat.

4. Mencoba Hal-Hal Baru

Ajaklah anak untuk mencoba hal-hal yang baru, selama itu dapat bersifat

positif dan membentuk karakter anak yang positif maka hal-hal tersebut bisa

dilakukan. Misalnya saja mencoba hobi baru, ke tempat-tempat baru yang

mengasyikkan, dan lainnya yang membuat pikiran menjadi lebih fresh serta

pikiran-pikiran buruk dapat terlupakan sejenak

5. Jadilah Tempat Berbagi Untuk Anak

Masalah yang terjadi pada anda dan pasangan, janganlah sampai

mempengaruhi peran anda sebagai orang tua. Jangan membiarkan anak

merasakan beban tersebut sendirian. Cobalah untuk selalu menjaid tempat

berbagi untuk anak, sehingga segala keluh kesah yang anak rasakan dapat
tersalurkan dengan baik dan tidak menyebabkan anak mencari perhatian di

tempat lainnya.

6. Butuh Treatment Khusus

Dibutuhkan treatment khusus untuk mengatasi anak-anak yang

merupakan korban dari perceraian maupun broken home. Ada banyak

perubahan sifat anak broken home yang mungkin tidak diketahui oleh setiap

orang tua. Sehingga nantinya menyebabkan kenakalan remaja atau bahkan

menyebabkan gangguan jiwa pada anak karena merasa tidak siap dengan kondisi

yang ada. Banyak sekali kasus-kasus anak yang mengalami broken home

mengalami trauma yang terkadang sulit untuk disembuhkan hingga dewasa.

Untuk itulah dibutuhkan tindakan atau treatment khsuus yang dilakukan oleh

terapis sehingga kondisi broken home nantinya tidak akan sampai

mempengaruhi psikologi anak.

7. Tetap Menjaga Keintiman Keluarga

Meskipun orang tua telah bercerai, namun jangan sampai kondisi ini

mengubah kehidupan anak. Anak tetap membutuhkan peran dari kedua orang

tua, dan itu lah yang harus dipikirkan setiap orang tua yang mengalami

perceraian. Singkirkan perasaan egois dari masing-masing pihak, dan belajarlah

dewasa untuk anak. Meskipun kondisi keluarga sudha bercerai, namun sebisa

mungkin tetap jaga keintiman keluarga. Sehingga anak tetap merasakan

perhatian dan kehangatan dari kedua orang tuanya meskipun kondisinya sudah

bercerai sekalipun.

Kondisi broken home memang memberikan dampak psikologis anak broken

home yang mungkin belum semua orang tua menyadarinya. Sehingga kembali lagi
kepada pihak orang tua untuk mencari solusi atas segala permasalahan yang terjadi

pada keluarga. Solusi apapun yang didapatkan, agar jangan sampai berpengaruh

negatif pada anak. Bagaimanapun anak tetap membutuhkan peran kedua orang

tuanya yang tidak mungkin dapat digantikan oleh siapapun.

Anda mungkin juga menyukai