KONVEKSI PAKSA
OLEH:
Kelompok 7
Kelas: 4 KB
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “KONVEKSI PAKSA” ini. Salawat dan salam
juga penyusun persembahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan makalah di masa datang.
Dalam penyelesaian skripsi ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dan pengarahan
dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing. Maka pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapan terima kasih yang tulus kepada Ir. Aida Syarief,M.T selaku dosen pembimbing
mata kuliah Perpindahan Panas.
Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, semoga akan
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penyusun mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna baik bagi penyusun maupun bagi pembaca,
Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan............................................................................................... 1
Bab IV Penutup.................................................................................................... 11
Daftar Pustaka........................................................................................................ 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses. Pada
kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kalor mengalir dengan
sendirinya dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah. Akan tetapi, gaya dorong untuk aliran ini
ada1ah perbedaan suhu. Bila sesuatu benda ingin dipanaskan, maka harus dimiliki sesuatu benda
lain yang lebih panas, demikian pula halnya jika ingin mendinginkan sesuatu, diperlukan benda
lain yang lebih dingin.
Mekanisme perpindahan kalor dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Perpindahan panas secara konduksi
2. Perpindahan panas secara konveksi
3. Perpindahan panas secara radiasi
Konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses
perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan. Proses
konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan
kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu
adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat
proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini
dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini
terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya. Perpindahan kalor
dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak
dipakai. Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir,maka bentuk
pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi
aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa kesuhu yang sama tinggi.
4
Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa
jenis yang lebih
1
kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor
akhimya tersebar pada seluruh zat.
Gambar Perpindahan panas konveksi. (a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah,
(c) pendidihan, (d) kondensasi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida
oleh pergerakan fluida itu sendiri. Konveksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu konveksi alamiah
dan konveksi paksa. Konveksi alamiah merupakan pergerakan fluida yang terjadi akibat
perbedaan massa jenis. Bagian fluida yang menerima kalor/dipanasi memuai dan massa jenisnya
menjadi lebih kecil, sehingga bergerak ke atas. Kemudian tempatnya akan digantikan oleh
bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah karena massanya jenisnya lebih besar. Sedangkan pada
konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi akan langsung diarahkan tujuannya oleh sebuah
blower atau pompa.
5
II. TUJUAN
III. PERMASALAHAN
Dalam makalah ini ada beberapa point – point yang menjadi pokok permasalahan dalam
perpindahan panas mengenai konveksi paksa yaitu :
a. Bagaimana mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi?
b. Bagaimana bilangan aliran fluida di dalam pipa?
c. Bagaimana film koefisien pada konveksi?
d. Bagaimana aplikasi konveksi paksa dalam industri?
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
dan luar Ro sedangkan temperature bagian dalm dinyatakan dengan Tp dan diluar pipa Tw. Dalam
keadaan steady, panas yang terjadi :
( ) ( )
Ti adalah temperature fluida panas didalam dan to adalah temperature fluida dingin. Dengan
mengganti symbol tahanan dengan hi dan ho, maka:
q = hi. Ai. ∆to
kebalikan dari tahanan perpindahan panas memiliki dimensi :
Btu/(hr)(ft2)(fo dari beda tekanan) dan disebut individual film coefisient.
Untuk menyatakan laju perpindahan panas dinyatakan sebagai fluks kalor perhitungannya
Didasarkan atas luas perpindahan panas sehingga fluks kalor didefenisikan sebagai laju perpindahan
panas persatuan luas dengan satuan Btu / jam s atau Watt / m2 atas dasar luas bidang tempat berlangsung-
nya aliran kalor.
Selanjutnya, fluks kalor dihubungkan dengan perbedaan temperature yang ditentukan melalui koefisien
perpindahan panas konveksi (konduktans konveksi) h yang didefenisikan sebagai berikut :
q
h T
A
Tw > T
q = h A (Tw- T )
Keterangan :
q = laju perpindahan panas (Kj/det atau W)
h = koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2 . oC)
A = luas permukaan(ft2 atau m2)
Tw = temperatur dinding (oC,oF, K)
T = temperatur sekeliling (oC,oF, K)
8
q
Jika h dan t diketahui , maka dapat dihitung. Untuk sebuah tahanan termal dalam peristiwa
A
konveksi didefinisikan sebagai berikut :
1
R=
h
Dimana : R = tahanan termal konvektif
h = konduktan konvektif
Tabel Nilai Kira - Kira Koefisien Perpindahan – Kalor Konveksi
Koefisien pindah panas digunakan dalam perhitungan pindah panas konveksi atau perubahan fase
antara cair dan padat. Koefisien pindah panas banyak dimanfaatkan dalam ilmu termodinamika dan
mekanika serta teknik kimia.
di mana :
ΔQ = panas yang masuk atau panas yang keluar, W
h = koefisien pindah panas, W/(m2K)
9
A = luas permukaan pindah panas, m2
ΔT = perbedaan temperatur antara permukaan padat dengan luas permukaan kontak dengan fluida, K
Dari persamaan di atas, koefisien pindah panas adalah koefisien proporsionalitas antara fluks panas, Q/(A
delta t), dan perbedaan temperatur, ΔT, yang menjadi penggerak utama perpindahan panas.
Satuan SI dari koefisien pindah panas adalah watt per meter persegi-kelvin , W/(m2K). Koefisien pindah
panas berkebalikan dengan insulasi termal.
Pada kasus pindah panas pada pipa yang melingkar, fluks panas bergantung pada diameter dalam
dan diameter luar dari pipa, atau tebalnya. Namun jika tebal pipa sangat tipis jika dibandingkan dengan
diameter dalamnya, maka perhitungannya:
di maka k adalah konduktivitas termal dari material dinding dan x adalah ketebalan dinding. Penggunaan
asumsi ini bukan berarti mengasumsikan bahwa ketebalan dinding diabaikan, namun diasumsikan bahwa
perpindahan panas adalah linier pada satu garis, tidak tersebar dari satu titik di pusat pipa ke segala arah
penampang melintang pipa.
Jika asumsi di atas tidak berlaku, maka koefisien pindah panas dapat dihitung dengan menggunakan:
( )
di mana di adalah diameter dalam dan do adalah diameter luar.
10
Panas yang dipindahkan pada peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan panas sensible.
Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan fasa, sedang panas sensible adalah panas yang
berkaitan dengan kenaikan atau penurunan temperatur tanpa perubahan fasa.
Besarnya perpindahan kalor yang terjadi pada suatu penampang/saluran yang berbentuk
pipa/tabung dapat dinyatakan dengan beda suhu limbak (bulk temperature):
m = ρ.Um.A
Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen maka dibutuhkan bilangan Reynold
.U m d
Re
Dimana :
Tb = Suhu limbak
Tw = Suhu dinding
μ = Kekentalan (kg/m.s)
ρ = Kerapatan (kg/m3
11
Perpindahan panas dengan konveksi di dalam aliran laminar membahas 3 macam perpindahan
panas:
Kecepatan fluida yang mendatangi plat, dan pada tepi lapisan batas , serta diluar lapisan batas OA adalah
Vo.
Suhu fluida yang mendatangi plat, dan pada tepi lapisan batas termal, serta diluar lapisan batas termal
O’B adalah T
Sifat-sifat fluida berikut ini adalah konstan dan tidak bergantung pada suhu : densitas , konduktivitas k,
kalor spesifik cp, dan viskositas .
hx . X 0,332 Cp Vo .
.3 .
k x
3/ 4 k
3 1 o
x
k = konduktivitas termal
Bila pelat dipanaskan secara keseluruhan dan xo=0, maka penyusunan kembali persamaan tersebut:
12
2. Perpindahan Panas Aliran Laminar didalam tabung
.t T 4k .t T 4kL
N FO
r 2
m Cp. .D 2
Cp. .D 2 .V
* Angka Graetz
O
m Cp O
N Gz , dimana: m VD2
kL 4
Keterangan: NGz = angka Graetz
o
m = laju aliran massa
*Angka Pecklet
D.V . Cp
N Pe N Re .N Pr
k
.V .Cp.D D.V k
=
k .Cp
13
Keterangan: = defasivitas termal
D
N Gz N Pe
4L N Fo
Tw Tb
0,81904.e 3,65 / NGz 0,09760.e 22,31 / NGz 0,01896.e 53 / NGz .....
Tw Ta
Koefisien perpindahan panas individual (hi) ialah nilai rata-rata di sepanjang pipa itu dan untuk kasus
dimana suhu dinding konstan, dihitung sebagai berikut:
O
Dimana TL
Tw Ta (Tw Tb)
Tw Ta
ln
Tw Tb
Tb = temperature keluar
Ta = temperature masuk
Persamaan empirik
0 ,8 1 0,14
hi.D DG Cp. 3
0,023 atau
k k .w
14
Keterangan: G = kecepatan massa fluida
w = μ pada Tw
Untuk mencari nilai w harus dicari terlebih dahulu Tw(karena w adalah harga pada temperatur Tw).
Untuk Pemanasan : Tw = T + Ti
Untuk Pendinginan:
Tw = T - Ti
1
Ti hi T , ho adalah perpindahan panas individu pada permukaan tabung.
1 Di
ho
hi Do
15
BAB III
APLIKASI PERPINDAHAN PANAS
16
BAB IV
KESIMPULAN
Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi dengan sengaja (dipaksakan). Konveksi paksa dapat
terjadi dalam aliran laminer dan turbulen. Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen pada
konveksi paksa maka dibutuhkan bilangan Reynold
.U m d
Re
Konveksi paksa tanpa perubahan fase di dalam aliran laminer dapat terjadi pada 3 jenis, yaitu:
1. Pada pelat rata atau datar
2. Pada tabung
3. Pada aliran berkembang
17
DAFTAR PUSTAKA
18