Anda di halaman 1dari 9

Siklus Hidup Semua Golongan Parasit pada Makanan

1. Protozoa Intestinal
a. Siklus hidup Entamoeba histolyca
Kista matang dikeluarkan bersama
tinja penderita. Infeksi Entamoeba
histolytica oleh kista matang berinti
empat tinja terkontaminasi pada
makanan, air, atau oleh tangan.
Terjadi ekskistasi terjadi dalam usus
dan berbentuk tropozoit
selanjutnya, bermigrasi ke usus
besar. Tropozoit memperbanyak
diri dengan cara membelah diri
(binary fission) dan menjadi kista,
menumpang dalam tinja. Karena
untuk mempertahankan dirinya,
kista akan dapat bertahan beberapa hari sampai dengan berminggu-minggu pada
keadaan luar dan penyebab penularan. (bentuk tropozoit selalu ada pada tinja diare,
namun dengan cepat dapat dihancurkan oleh tubuh, dan jika tertelan bentuk ini tidak
dapat bertahan saat melewati lambung) dalam banyak kasus, tropozoit akan kembali
berkembang menuju lumen usus (A:noninvasive infection) pada carier yang
asimtomatik, kista ada dalam tinjanya. Pasien yang diinfeksi oleh tropozoit di dalam
mukosa ususnya (B: intestinal disease), atau, menuju aliran darah, secara ekstra
intestinal menuju hati, otak, dan paru (C:extraintestinal disease), dengan berbagai
kelainanpatologik.
b. Siklus hidup Balantidium coli

Infeksi B. Coli terjadi dengan


memakan bentuk kista melalui
mekanan atau minuman yang
tercemar. Di dalam usus halus kista
akan mengalami eksistasi menjadi
bentuk trofozoid. Bentuk tropozoid
ini akan bermultiplikasi dengan cara
belah pasang di dalam lumen ileum
dan cekum. Di dalam kolon
berbentuk tropozoid akan
mengalami enkistasimenjadi kista
yang akan d keluarkan bersama
tinja. Stadium kista dan tropozoit
dapat berlangsung di dalam satu
jenis hospes. Hospes alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil.
Jika kista infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit.
Di lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan memperbanyak diri
(multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah
menjadi kista.
c. Siklus hidup Giardia lamblia
Siklus hidup Giardia lamblia dimulai dari penularan dimulai dari menelan parasit
dalam bentuk kista. Dinding kista yang tebal akan pecah terkena asam lambung, dan
keluarlah bentuk tropozoit
Bentuk tropozoit segera
membelah dua, dan
bergerombol dengan
parasit lain di daerah usus
halus, yang kemudian
mulai menimbulkan gejala
gangguan saluran cerna.
Bentuk tropozoit ini mirip
buah pear yang dibelah
dan mempunyai sepasang
cambuk(flagella) untuk
membantu bergerak dan
berenang bebas di dalam
lumen usus. Bentuk tropozoit ini kontak dengan cairan empedu, mengubah campuran
makanan dan enzim pencernaan, Kemudian mulai menembus lapisan selaput lendir
usus, sambil terus membelah memperbanyak diri sampai bertahun tahun. Bentuk
(Cermin Dunia Kedokteran No. 152, 2006,22) tropozoit ada yang mati karena enzim
pencernaan dan ada yang berubah menjadi bentuk kista berdinding tebal dan
keras.Yang ikut aliran cairan usus, akan ikut keluar bersama kotoran, mencemari air
sungai, air danau, air selokan, atau mata air di pegunungan. Parasit G.
lamblia mencemari air permukaan, bersama-sama, Virus Hepatitis A, menyebabkan
sakit kuning (hepatitis), Kuman Salmonella menyebabkan penyakit demam tipus,
kuman Campilobacter menyebabkan diare pada manusia yang tertular melalui
konsumsi daging babi, atau susu mentah. Sanitasi air minum perlu diperhatikan untuk
menghindari penularan parasit, virus dan kuman penyebab penyakit tersebut.
2. Protozoa Jaringan
a. Siklus Hidup Toxoplasma Gondii

Di dalam usus kecil kucing, terdapat sporozoit yang menembus sel epitel
kemudian akan tumbuh menjadi trofozoit. Setelah itu inti trofozoit akan membelah
menjadi skizon, kemudian
skizon akan pecah dan
berubah menjadi merozoit
(skizogoni). Siklus hidup
tersebut merupakan siklus
hidup secara aseksual.
Siklus aseksual ini
dilanjutkan dengan siklus
seksual. Merozoit masuk ke
dalam sel epitel dan
membentuk makrogametosit
dan mikrogametosit yang menjadi makrogamet dan mikrogamet (gametogoni).
Setelah terjadi pembuahan terbentuklah ookista, yang akan dikeluarkan bersama tinja
kucing. Di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan berkembang membentuk dua
sporokista yang masing-masing berisi empat sporozoit (sporogoni). Bila ookista
tertelan oleh mamalia seperti domba, babi, sapi dan tikus serta ayam atau burung,
maka di dalam tubuh hospes perantara akan terjadi siklus aseksual yang
menghasilkan takizoit.
Takizoit akan membelah, kecepatan membelah takizoit ini berkurang
secara berangsur kemudian terbentuk kista yang mengandung bradizoit. Bradizoit
dalam kista biasanya ditemukan pada infeksi menahun (infeksi laten). Jika hospes
perantara yang dimakan kucing mengandung kista T. gondii, maka masa prepatennya
2 -3 hari. Tetapi bila ookista tertelan langsung oleh kucing, maka masaprepatennya
20 -24 hari. Dengan demikian kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista dari pada oleh
ookista.
3. Nematoda Intestinal
a. Siklus Hidup Ascaris lumbricoides
1. Cacing dewasa yang bertelur dalam usus halus dan telurnya keluar melalui tinja
lewat anus sehingga tahap ini disebut juga dengan fase diagnosis, dimana
telurnya mudah ditemukan.
2. Telur yang keluar bersama tinja akan berkembang di tanah tempat tinja tadi
dikeluarkan.
3. Telur mengalami pematangan.
4. Setelah telur matang disebut fase infektif, yaitu tahap dimana telur mudah
tertelan.
5. Telur yang tertelan akan menetas di usus halus.
6. Larva akan berpindah ke dinding usus halus dan dibawa oleh pembuluh getah
bening serta aliran darah ke paru-paru.
7. Di dalam paru-paru, larva masuk ke dalam kantung udara (alveoli), naik ke
saluran pernafasan dan akhirnya tertelan.
8. Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Mulai dari telur matang
yang tertelan sampai menjadi cacing dewasa membutuhkan waktu kurang lebih 2
bulan.
b. Siklus Hidup Trichuris trichiura
Manusia mendapatkan infeksi
T.trichiura karena tertelan telur
cacing infektif yang
mengkontaminasi makanan.
Telur-telur menetas di usus
halus, larva akan keluar,
berkembang di mukosa usus
kecil dan menjadi dewasa di
sekum, akhirnya melekat pada
mukosa usus besar. Cacing
betina menjadi dewasa dalam
tiga bulan dan akan mulai
bertelur dalam 60-70 hari
setelah menginfeksi manusia
dan dapat hidup selama 5 tahun lebih serta menghasilkan 10.000 telur setiap hari.
Telur dikeluarkan dalam stadium belum membelah dan membutuhkan 10-14 hari
untuk menjadi matang pada tanah yang lembab
c. Siklus Hidup Enterobius vermicularis

Siklus hidup dimulai dengan keluarnya cacing betina yang grafid bermigrasi
kedaerah perianal /anus pada
waktu malam hari kemudian
bertelur dengan cara kotraksi
uterus dan melekat pada daerah
tersebut (migrasi ini disebut “
Nocturnal migration”) Telur
tersebut bisa menjadi larva
infektif terutama pada suhu 23º –
46 º C. Telur cacing kremi dalam
waktu 6 jam setelah dikeluarkan
akan menjadi telur yang infektif
dapat menetas menjadi larva dan
masuk kembali kedalam usus
besar (retrofeksi). Telur cacing
yang infektif dapat bertahan lama,
dapat mengkontaminasi lewat makanan, pakaian, tangan karena telur Enterobius
vermicularis yang infektif dapat diterbangkan bersama debu kemana-mana.Telur
yang masuk ke mulut, di dalam duodenum akan menetas menjadi larva kemudian
dewasa di usus besar.(Sutanto I dkk, 2008) Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan
telur matang atau bila larva dari telur yang menetas di daerah perianal berimigrasi
kembali ke usus besar. Bila telur matang yang tertelan, telur menetas di duodenum
dan larva rabditiform berubah dua kali setelah menjadi dewasa di yeyunum dan
bagian atas ileum. Waktu yang diperlukan untuk siklus hidupnya, mulai dari
tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang berimigrasi ke
daerah perianal berlangsung 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin siklusnya hanya
berlangsung 1 bulan karena telur cacing dapat ditemukan kembali pada anus paling
cepat 5 minggu sesudah pengobatan.Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (self
limited). Bila tidak ada reinfeksi, tanpa pengobatanpun infeksi dapat berakhir.
4. Cestoda Intestinal (Taenia sp)

Cacing pita Taenia dewasa


hidup dalam usus manusia
yang merupakan induk
semang definitif. Segmen
tubuh Taenia yang telah
matang dan mengandung
telur keluar secara aktif dari
anus manusia atau secara
pasif bersama-sama feses
manusia. Bila inang definitif
(manusia) maupun inang
antara (sapi dan babi)
menelan telur maka telur
yang menetas akan
mengeluarkan embrio
(onchosphere) yang kemudian menembus dinding usus. Embrio cacing yang mengikuti
sirkulasi darah limfe berangsur-angsur berkembang menjadi sistiserkosis yang infektif di
dalam otot tertentu. Otot yang paling sering terserang sistiserkus yaitu jantung,
diafragma, lidah, otot pengunyah, daerah esofagus, leher dan otot antar tulang rusuk.
Infeksi Taenia dikenal dengan istilah Taeniasis dan Sistiserkosis. Taeniasis
adalah penyakit akibat parasit berupa cacing pita yang tergolong dalam genus Taenia
yang dapat menular dari hewan ke manusia, maupun sebaliknya. Taeniasis pada manusia
disebabkan oleh spesies Taenia solium atau dikenal dengan cacing pita babi, sementara
Taenia saginata dikenal juga sebagai cacing pita sapi. Sistiserkosis pada manusia adalah
infeksi jaringan oleh bentuk larva Taenia (sistiserkus) akibat termakan telur cacing
Taenia solium (cacing pita babi). Cacing pita babi dapat menyebabkan sistiserkosis pada
manusia, sedangkan cacing pita sapi tidak dapat menyebabkan sistiserkosis pada
manusia. Sedangkan kemampuan Taenia asiatica dalam menyebabkan sistiserkosis
belum diketahui secara pasti. Terdapat dugaan bahwa Taenia asiatica merupakan
penyebab sistiserkosis di Asia. Manusia terkena taeniasis apabila memakan daging sapi
atau babi yang setengah matang yang mengandung sistiserkus sehingga sistiserkus
berkembang menjadi Taenia dewasa dalam usus manusia. Manusia terkena sistiserkosis
bila tertelan makanan atau minuman yang mengandung telur Taenia solium. Hal ini juga
dapat terjadi melalui proses infeksi sendiri oleh individu penderita melalui pengeluaran
dan penelanan kembali makanan.

Sumber penularan cacing pita Taenia pada manusia yaitu

 Penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atau segmen tubuh
(proglotid) cacing pita.
 Hewan, terutama babi dan sapi yang mengandung larva cacing pita (sistisekus).
 Makanan, minuman dan lingkungan yang tercemar oleh telur cacing pita.

5. Trematoda Intestinal (Fasciolopsis buski)


Telur Fasciola buski keluar
melalui tinja dan hidup didalam
air. Stelah itu telur berubah
menjadi mirasidium. Pada tahap
mirasidium ini, Fasciolopsis
buski akan masuk kedalam
tubuh keong air, yang dimana
fungsi dari keong air ini adalah
sebagai hospes perantara.
Didalam tubuh keong air,
mirasidium berubah menjadi
sporokistarediaserkaria. Pada tahap serkaria, Fasciola buski keluar dari tubuh keong
air. Dari tahap serkaria, Fasciolopsis buski akan tumbuh ke dalam tahap metaserkaria
yang dimana pada tahap ini merupakan stadium infektif dari Fasciolopsis buski.
Metaserkaria akan menepel pada tanaman-tanaman air dan selanjutnya tanaman air yang
positif mengandung Fasciolopsis buski tersebut akan termakan oleh manusia dan akan
tumbuh didalam usus manusia.

Anda mungkin juga menyukai