Anda di halaman 1dari 11

Remove & Install Electric System Big

Digger, Dump Truck, Excavator, Motor Grader, Buldozer

STRUCTURE & FUNCTION

1. Battery
Battery pada bagian dalamnya terdiri dari Plat positif terbuat dari material PbO2 (
Lead Peroxide ) dan Plat negatif yang terbuat dari material Pb ( spongy lead ), pada saat
elektrolit H2SO4 diisikan kedalam battery, maka akan terjadi reaksi kimia : PbO2 + 2
H2SO4 + Pb -> PbSO4 + 2 H2O + PbSO4. yang menghasilkan arus listrik. Pada bagian
luar battery terdapat 2 buah terminal yaitu + (positif) dan – (negatif) yang dihubungkan
dengan system kelistrikan unit sebagai sumber tenaganya, karena battery mampu
mengubah reaksi (energi) kimia menjadi energi listrik.

2. Wiring harness
Rangkaian kabel yang digunakan untuk menghubungkan komponen dalam system
electric, yang meliputi : starting system, charging system, monitor panel & control
system, lighting system dsb, sehingga arus listrik dari battery dapat mengalir dan system
dapat bekerja sesuai fungsi masing masing. Diameter kabel yang digunakan sesuai
dengan besar arus yang mengalir, sedangkan untuk mempermudah menelusuri jalur
kabel, maka warna kabel dibedakan sesuai systemnya masing2 atau pemberian nomor
pada kabel.

3. Starting switch
Suatu komponen elektrik berupa switch dan digerakkan secara manual dengan cara
memutar kuncinya, untuk memposisikan ON, Start, Preheat atau OFF dengan cara
menghubungkan terminal didalamnya, B, BR, C, R1, R2, ACC sesuai posisi switchnya.
Pada dasarnya starting switch berfungsi untuk mengalirkan arus listrik penggerak relay
utama (battery relay, safety relay), sehingga tegangan dari battery dapat mengalir ke
system kelistrikan unit sesuai posisi Starting Switch.
4. Battery relay
Suatu komponen elektrik berupa relay yang mempunyai main coil untuk
menimbulkan medan magnet, pada saat starting switch diposisikan ON. Medan magnet
tersebut digunakan untuk menarik kontaktor dan menghubungkan salah satu terminal
battery (+ atau –) dengan starting motor atau chasis (tergantung type battery relaynya).
Sehingga pada dasarnya battery relay berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
battery (sumber tenaga listrik) dengan sistem kelistrikan pada unit.

5. Safety relay
Suatu komponen electric (built-in type) yang mempunyai 5 terminal : B, C, S, A dan
E. Safety relay didalam system dipasang (optional untuk non komatsu) diantara starting
switch dan starting motor. Saat starting switch diposisikan start, akan menghubungkan
terminal B battery dan terminal C starting motor, jika engine sudah hidup dan alternator
bekerja, maka secara otomatis memutus hubungan terminal B dan C, akibatnya meskipun
starting switch tetap di posisikan START, starting motor tidak bisa bekerja.

6. Alternator
Suatu komponen elektrik yang mempunyai 3 terminal : B, R, E, dan dipasang pada
bagian front cover engine dan dihubungkan drive pulley dengan menggunakan V belt,
sehingga saat engine hidup, alternator langsung ikut berputar. Putaran atau tenaga
mekanis tersebut akan dirubah menjadi tenaga listrik untuk mengisi tegangan (charging)
battery, Arus yang dihasilkan adalah Arus DC (direct current), sehingga tegangan battery
dapat selalu dipertahankan saat unit operasi.

7. Starting motor
Suatu komponen elektrik yang dipasang pada flywheel engine, terdiri dari solenoid
(magnetic switch) dan motor yang mempunyai 3 terminal B, C dan M. Starting motor
berfungsi merubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanis (putar) untuk memutar flywheel
dan menghidupkan engine.
8. Fusible link
Sebuah fuse dengan kapasitas Arus yang besar (30 – 100A) dan dalam sirkuit
dipasang diantara terminal B(+) output battery relay dengan fuse box, dan berfungsi
sebagai pengaman battery agar tidak meledak jika terjadi short circuit pada sistem secara
menyeluruh karena suatu kasus yang luar biasa terjadi, misalnya terjadi misconnection
ataupun harness terjepit frame.

9. Monitor panel (PC1100)


Monitor panel dipasang dalam cabin dan bekerja berdasarkan input signal dari
berbagai sensor dan switch yang terpasang pada system unit. Monitor panel meliputi
fungsi monitor display, switch mode selector dan electric component didalamnya. Juga
mempunyai CPU (Central Processing Unit) built in, yang memproses, menampilkan
semua informasi pada Display monitor panel dengan menggunakan liquid crystal display
(LCD). Disamping itu jika terjadi keabnormalan pada unit, akan memberikan tanda
bahaya atau alarm. Mode switch bertipe switch datar berlapis (flat sheet switch).

10. Controller (engine, hydraulic)


Suatu komponen electrik yang bekerja berdasarkan input sinyal dari berbagai macam
sensor dan switch yang terpasang pada engine ataupun komponen sistem lainnya,
sedangkan output sinyalnya (command current) akan dikirimkan ke solenoid valve untuk
mengatur fuel system engine. Pada dasarnya engine controller mengatur jumlah fuel yang
akan diinjeksikan (Quantity fuel injection) dan ketepatan waktu penyemprotan (Timing
Injection).

11. Solenoid valve


Suatu komponen electrik yang merupakan actutor dan akan bekerja saat arus listrik
mengalir ke coil didalam solenoid valve, sehingga akan timbul medan magnet yang
digunakan untuk menggerakkan push pin atau plunger (tergantung konstruksinya). Pada
solenoid type plunger, biasanya juga berfungsi sebagai switch valve (pengarah aliran),
yang bekerja untuk menghubungkan atau memutuskan aliran dari port input ke port
outputnya.

12. Speed sensor


Suatu sensor yang biasanya dipasang pada housing flywheel atau transmisi dan
terdapat dua buah kabel sebagai outputnya. Didalam speed sensor terdapat satu magnet
tetap, sehingga ketika ujung teeth gear melintas didepannya, akan memotong medan
magnet, akibatnya timbul garis gaya listrik yang akan dialirkan melalui kedua kabel
outputnya. Arus yang mengalir adalah Alternating Current (AC), dan frekwensinya akan
bervariasi sesuai dengan kecepatan lintas teeth gear (putaran shaft).

13. Prolix switch (PC1100)


Terdapat dua buah Prolix switch : Swing prolix switch dan TVC prolix switch yang
digunakan saat kondisi emergency dengan memposisikan ON (prolix) kedua switch saat
terjadi kerusakan pada pump controller , sehingga swing brake akan selalu release dan
unit dapat digerakkan swing, sedangkan TVC solenoid akan mendapat mendapat arus
yang konstan, yang besarnya sebanding dengan pada saat working mode posisi G,
sehingga TVC valve mengatur torque pump absorption berdasarkan Torque Constant
Control.

14. Pressure switch


Suatu komponen electrik yang dipasang pada jalur output PPC valve, sehingga saat
PPC valve digerakkan dan pressure oli ( + 4 kg/cm2) bekerja pada switch, pressure
switch menjadi ON dan mengirimkan input sinyal menuju Pump Controller, yang
selanjutnya akan mengatur kerja sistem.

15. Fuel control dial


Suatu komponen electrik yang pada dasarnya berupa variable potentiometer, sehingga
saat dial diputar, nilai resistance akan berubah sesuai dengan sudut putarnya, dan
dikirimkan ke engine controller sebagai throttle input signal, sehingga controller akan
mengirimkan output signal ke governor solenoid (FIP, Fuel rail actuator (HPI) untuk
mengatur putaran engine sesuai dengan putaran fuel control dial dan besar beban yang
terjadi. Saat posisi Low Idle, nilai resistance fuel control dial adalah besar, sedangkan
saat High idle, nilai resistance adalah kecil. Untuk PC & DZ, sedangkan pada HD785-5
dan WA600-3, nilai resistance kebalikannya.

16. Pressure switch


Suatu komponen electrik yang bekerja berdasarkan pressure angin ataupun pressure
oli, sehingga kontaktor akan menghubungkan atau memutus hubungan kedua pin
terminalnya (tergantung konstruksinya), saat pressure menekan diaphramnya, maka input
sinyal akan dikirimkan ke controller ataupun monitor panel, agar kerja sistem dapat
dimonitor dan diatur.

17. Fuse
Suatu komponen electrik yang mempunyai kapasitas alir kuat arus tertentu (5-
30A) dan dalam sirkuit dipasang diantara fusible link dan sistem. Fuse akan putus saat
arus yang melewatinya melebihi kapasitasnya, saat terjadi short circuit ataupun Overload
sehingga berfungsi sebagai pengaman sistem.

18. Level sensor


Terdapat beberapa tipe level sensor yang digunakan dalam sistem monitoring
unit, antara lain level sensor resistance type yang antara lain digunakan pada Fuel gauge,
dan level sensor switch type yang antara lain digunakan pada radiator collant level atau
engine oil level.

19. Governor motor (PC 750)


Motor electric type step motor yang digunakan untuk menggerakkan linkage
throttle FIP, sesuai arus perintah (command current ) dari Engine controller, sehingga
putaran engine dapat diposisikan mati, low dan high idle ataupun menyesuaikan putaran
dengan beban yang terjadi.
Note : Untuk detail cara kerja komponen, lihat shop manual atau basic training
I. TECHNICAL TERMINOLOGI

1. Parallel circuit
Paralel circuit battery adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk
menggabungkan beberapa battery pada terminal yang sama menjadi satu sumber
tegangan, sehingga total arus menjadi besar (penjumlahan kuat arus [I] ) tanpa terjadi
kenaikan tegangan [V]. Paralel circuit resistor adalah suatu rangkaian dengan titik
percabangan yang dibagi menjadi beberapa jalur resistor, sehingga kuat arus total [Itotal]
yang mengalir menjadi besar (penjumlahan arus [I] yang mengalir pada masing masing
resistor [R] ) pada tegangan [V] yang tetap.

2. Series circuit
Series circuit battery adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk
mengabungkan beberapa battery pada terminal yang berlawanan menjadi satu sumber
tegangan, sehingga total tegangan [Vtotal] menjadi lebih besar (penjumlahan tegangan
[V] ) tanpa terjadi kenaikan arus [I]. Series circuit resistor adalah suatu rangkaian
beberapa resistor [R] secara berurutan, karena total resistance [Rtotal] menjadi lebih
besar (penjumlahan nilai resistor [R], sehingga kuat arus [I] yang mengalir menjadi lebih
kecil, pada tegangan [V] yang tetap.

3. Grounding
Menghubungkan terminal negatif (-) battery dengan chasis atau body, pada sistem
kelistrikan unit, sehingga untuk mengalirkan arus listrik (setelah melalui lampu, solenoid
valve, relay, sensor dsb) hanya tinggal menghubungkan ke chasis, karena semua body
unit sudah menjadi terminal negatif.

4. Continuity
Suatu rangkaian terhubung yang bisa mengalirkan arus listrik, pada kondisi
terhubung maka nilai resistancenya max. 1
5. Alternating current (AC)
Alternating current (Arus bolak – balik) adalah arus yang mengalir dalam arah
yang berubah - ubah. Dimana masing - masing terminal polaritasnya selalu berubah -
ubah. Pada selang waktu tertentu menjadi positif dan bisa berubah lagi menjadi negatif.
Contoh sumber arus yang menghasilkan arus bolak–balik adalah alternator (AC
generator), PLN dan lain - lain.

6. Direct current (DC)


Direct current (Arus searah) adalah arus yang mengalir dengan arah yang tetap
(konstan), dimana masing - masing terminal selalu tetap polaritasnya. Misalkan sebagai
kutub (+) selalu menghasilkan polaritas positif dan pada kutub (-) akan selalu
menghasilkan polaritas negatif.

7. Normally open circuit


Suatu rangkaian listrik yang menggunakan switch (manual, pressure, level,
electromagnetic coil / relay) dan pada kondisi normal atau tidak bekerja, kontaktor akan
terbuka sehingga kedua terminalnya tidak saling berhubungan (min. 1M ).

8. Normally closed circuit


Suatu rangkaian listrik yang menggunakan switch (manual, pressure, level,
electromagnetic /coil) dan pada kondisi normal atau tidak bekerja, kontaktor akan
tertutup sehingga kedua terminalnya saling berhubungan )(max. 1 .

9. Overcharge
Suatu kondisi dimana besarnya tegangan pengisian (charging voltage [V])
melebihi dari standart, hal ini dapat disebabkan kerusakan pada alternator.

10. User code (Komatsu product)


Saat terjadi keabnormalan pada control system unit dan terdeteksi oleh controller,
maka controller akan menampilkan User code pada monitor panel untuk memberitahukan
kepada operator jika terjadi keabnormalan pada unitnya. Untuk HD series dan Buldozer,
user code menunjukkan hal yang harus dilakukan operator saat terjadi keabnormalan,
sedangkan pada PC series, user code menunjukkan telah terjadi kerusakan pada suatu
System.

11. Service code (Komatsu product)


Setelah user code ditampilkan, maka untuk mengetahui detail kerusakan system,
mekanik dapat masuk ke menu Service code, sehingga mengetahui detail kerusakan dan
dapat melakukan langkah troubleshooting dan repair dengan tepat.

12. Disconnection (open circuit, loss contact)


Suatu kondisi dimana arus tidak dapat mengalir karena terlepasnya sambungan
connector antara male dan femalenya, terutama karena goncangan atau clamping harness
tidak kuat, atau lock connector sudah rusak, sehingga terjadi keabnormalan pada system
unit.

13. Short circuit


Jenis kerusakan pada system kelistrikan unit, dikarenakan adanya hubungan
singkat antara arus positif dengan chasis, sehingga terjadi over capacity pada fuse dan
fuse menjadi putus, hal ini dapat disebabkan adanya kabel yang terkelupas karena
gesekan atau terjadi penyimpangan langkah repair : mengelupas kabel atau menyambung
tanpa isolator yang baik.

14. Neutral safety function


Suatu system yang dipasang pada starting system, yang berfungsi untuk
mencegah engine dapat distart pada saat lever transmission tidak pada posisi netral (HD,
GD, WA, D155), sedangkan pada D375, netral safetynya dipasang pada safety lock lever.
II. TOOL
1. MultiTester (AVO)
Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan
[V], arus [I], dan hambatan [R] pada system
kelistrikan. Pada jenis yang lebih canggih, juga
dilengkapi untuk mengukur Frequency (Hz).
2. Hydrotester Alat yang digunakan untuk mengetahui berat
jenis suatu liquid, biasanya untuk elektrolit
battery.
3. Refractometer
Alat yang digunakan untuk mengetahui berat
jenis suatu liquid, biasanya untuk elektrolit battery tetapi teknologinya lebih canggih.
4. Harness checker
Alat yang digunakan untuk mempermudah
pengukuran tegangan [V] dan hambatan [R] pada
wiring harness unit. Pada prinsipnya, alat ini
hanya menghubungkan kabel secara paralel sesuai jumlah pin connectornya dan
menghubungkannya dengan T- adapter . Pada T-
adapter terdapat sejumlah lubang test pin
dengan nomor urut yang mewakili nomor urut
pin pada connector.
5. Contact cleaner Suatu liquid (bahan kimia) yang digunakan untuk
membersihkan pin connector dari karat dan
kotoran lainnya, sehingga kontak antara pin
menjadi bersih dan arus listrik dapat mengalir
dengan lebih baik karena tidak ada resistance.
Pemakaian contact cleaner dengan cara menyemprotkannya pada permukaan pin
connector.
6. Electrical tool kits
Seperangkat tools yang khusus digunakan untuk
melakukan pekerjaan repair sistem kelistrikan
unit : memotong dan menyambung kabel, mengganti connector dan crimping, mengukur
Tegangan, Arus, Resistance dsb, sehingga
kwalitas pekerjaan sesuai standard.
7. Cable jumper (battery booster)
Sepasang kabel yang digunakan untuk
menghubungkan secara paralel kedua terminal battery yang kondisinya baik (Tegangan
dan kuat
arus mencukupi) dengan terminal battery yang
tegangannya turun, sebagai upaya untuk
memperkuat kemampuan start battery. IV. INSPECTION – MEASUREMENT Note :
Item measurement harus berdasarkan
standart pada shop manual atau QA
1. Monitor panel
Visual check : Pastikan semua check lamp,
caution lamp ataupun warning lamp OFF, saat
engine hidup, sebagai indikasi semua system monitoring bekerja normal.
Manual check : Operasikan semua switch, dan
pastikan semua system bekerja normal dan tidak
muncul user ataupun service code.
Measurement : Ukur voltage pada Fuse untuk
monitor panel, pastikan voltage normal. 2. Voltage battery
Visual check : Pastikan kondisi terminal, pole dan
cable crimp bersih dan bolt tidak kendor. Tidak
ada keretakan ataupun pecah pada case battery.
Pastikan electrolyte battery pada range levelnya,
dan vent plug tidak buntu Measurement : Ukur voltage battery
menggunakan multitester
3. Prolix switch
Visual check : Pastikan kondisi connector dan pin
tidak ada yang rusak
Manual check : Gerakkan bolak balik, untuk memastikan switch tidak jammed.
Measurement : Ukur continuity switch dengan
menggunakan Multimeter 4. Continuity
Measurement : Gunakan multitester: jika
resistance menunjuk max. 1 berarti sambungan
normal, tepati jika me

Anda mungkin juga menyukai