Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dadap Merah

Dadap merah (Erythrina crista galli merupakan tanaman yang berasal dari

negara Amerika Latin. Di Brazil tanaman ini dikenal dengan sebutan “Corticeira”,

ini dikarenakan warna bunga dari Erythrina crista-galli yang berwarna merah

terang. Meskipun tanaman ini banyak ditanam disepanjang jalan dan digunakan

sebagai tanaman hias, namun bias digunakan untuk obat reumatik, hepatitis, dan

sedasi, sedangkan daunnya bias digunakan sebagai antibakteri, antimalaria,

antioksidan (Ozawa et al, 2010 dalam Andriyani, 2012).

Morfologi Dadap Merah :

 Kingdom : Plantae

 Subkingdom : Tracheobionta

 Super Divisi : Spermatophyta

 Divisi : Magnoliophyta

 Kelas : Magnoliopsida

 Sub Kelas : Rosidae

 Ordo : Fabales

 Famili : Papilionaceae Gambar 2.1 Dadap Merah


(Pengantar Taksonomi
 Genus : Erythrina Tumbuhan, 2009)

 Spesies : Erythrina crista-galli L

6
7

Erythrina merupakan salah satu genus dari family Leguminosae yang

mempunyai lebih dari 110 spesies dan tersebar di Amerika Selatan dan di negar

yang beriklim tropis dan subtropics. Berdasarkan studi litratur, senyawa metabolit

sekunder sperti alkaloid, pterocarpan dan flavonoid yang lain dilaporkan sebagai

senyawa penyusun dalam genus Erythrina serta diketahui juga senyawa metabolit

sekunder yang lain seperti terpen, steroid, dan arilpropanoid. Senyawa metabolit

tersebut memperlihatkan aktifitas sebagai antimalaria, anti-HIV, antioksidan,

antimikrobial, antinflamasi (Na dkk, 2006).

2.2 Adsorpsi

Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun

gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis)

pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi, dimana fluida terserap

oleh fluida lainnha dengan membentuk suatu ikatan larutan (Kimia fisik II, 2008).

Pada umumnya proses adsorpsi diklasifikasikan memnjadi dua proses yaitu

proses adsorpsi secara fisik yang disebabkan oleh gaya van der waals, dan secara

kimia yang disebabkan melalui reaksi kimia antara molekul-molekul adsorbat

dengan atom-atom penyusun permukaan adsorben. Jika interaksi antara padatan

dan molekul yang mengembun tadi relatif lemah, maka proses itu disebut sebagai

adsorpsi fisik. Walaupun adsorpsi biasanya dikaitkan dengan perpindahan dari

suatu gas atau cairan ke suatu permukaan padatan perpindahan suatu gas ke suatu

cairan juga terjadi. substansi yang terkonsentrasi pada permjkaan didefiniskan


8

sebagai adsorbaf dan material pada mana adsorbat terakumulasi didefinisikan

sebagai adsorben (Kimia fisik II, 2008).

Pada dasarnya adsorben di agi menjadi tiga yaitu, adsorben yanb mengadsorpsi

secara fisik (Karbon aktif, silika gel, dan zeolit), adsorben yang mengadsorpsi

secara kimia (calcium chloride, metal hydrides, dan complex salt) dan composite

adsorbent adsorben yang mengadsorpsi secara kimia dan fisik (Kimia fisik II,

2008).

2.3 Karbon Aktif Sebagai Adsorben

2.3.1 Karbon aktif

Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorf. Proses aktivasi merupakan hal

penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan karbon aktif. Proses aktivasi

adalah suatu perlakuan terhadap karbon yang bertujuan untuk memperbesar pori

yaitu dengan cara memecahkan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul–molekul

permukaan sehingga karbon mengalami perubahan sifilt, baik fisika maupun kimia,

yaitu luas permukaannya bertambah luas dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.

Luas permukaan pori internal karbon aktif bekisar antara 300-3500 m2/g. Hal ini

menjadikan karbon aktif sebagai adsorben potensial (Dinnar et al , 2015).

2.3.2 Potensi adsorbsi karbon aktif

Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau

sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas

permukaan (Tryana dan Sarma 2003). Semakin luas permukaan karbon aktif maka

daya adsorpsinya juga semakin meningkat (Baker et al. 1997). Menurut Solovyov
9

et al. (2002), karbon aktif berbentuk amorf dan sebagian besar kandungannya terdiri

dari unsur karbon. Karbon ini terdiri dari pelat-pelat datar yang atom karbonnya

terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal yang mirip dengan grafit. Pelat–

pelat ini terkumpul satu sama lain membentuk kristal dengan susunan tidak

beraturan dan jarak antar pelatnya acak (Dinnar et al, 2015).

2.4 Asap Rokok

Rokok adalah produk yang mengandung zat-zat yang bersifat adiktif

(menimbulkan kecanduan), dan jika dikonsumsi dapat mengakibatkan bahaya bagi

kesehatan individu dan masyarakat. Karena dalam rokok terdapat kurang lebih 4000

macam zat kimia, antara lain nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat

karsinogenik dan dapat mengakibatkan penyakit seperti kanker, penyakit jantung,

impotensia, penyakit darah, emfisema, bronchitis kronik, gangguan kehamilan dan

janin serta banyak lagi lainnya (Negoro, 2000 dalam Ali et al, 2004). Indonesia

tercatat sekitar 720 pabrik rokok (Syahban et al , 2000 dalam Ali et al, 2004).

Sekitar 100 komponen kimia ada pada asap rokok, dan dinyatakannya bahwa

asap rokok mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan. Dari hasil analisis

terakhir, dinyatakan bahwa terdapat 2.500 komponen kimia pada tembakau yang

siap dibuat rokok, yaitu tembakau yang telah selesai proses fermentasi (aging)

selama 1-3 tahun. Dari jumlah tersebut 1.100 komponen diturunkan menjadi asap

tanpa perubahan akibat pembakaran. Sebanyak 1.400 lainnya mengalami

dekomposisi atau terpecah, bereaksi dengan komponen lain dan membentuk

komponen baru yang seluruhnya terbentuk sekitar 4.800 komponen kimia di dalam

asap. (Rodgman dan Perfetti, 2006 dalam Tirtosastro, 2009)


10

2.5 Nikotin

Nikotin adalah suatu alkaloid senyawa organik yang mengandung nitrogen

yang memiliki nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin. Nikotin merupakan

stimulan, dan sama seperti kokain, amfetamin, atau metamfetamin, nikotin bekerja

dengan mempercepat laju pemrosesan sistem saraf pusat. Nikotin sangat adiktif,

dan perokok dapat dengan cepat menjadi tergantung pada rokok dan menderita

gejala penarikan yang serius ketika mereka mencoba berhenti. (J. Triggle, 2003)

2.2 Gambar : Rumus molekul nikotin


(J.Triggle, 2003)

Nikotin adalah bahan alkaloid yang toksik yang merupakan senyawa amina

tesier, bersifat basa lemah dengan pH 8, pada pH tersebut sebanyak 31% nikoti

berbentuk ion dan dapan melewati membran sel. Nikotin secara alami terdapat pada

tanaman tembakau. nikotin juga dapat ditemukan pada tanaman-tanaman lain dari

famili biologis SolanaceaeI seperti tomat, kentang, terong, dan merica hijau pada

level yang sangat kecil dibanding pada tembakau. Zat alkaloid yang telah diketahui
11

memiliki sifat farmakologi, seperti efek stimulan dari kafein yang meningkatkan

tekanan darah dan detak jantung. (Wolff, 1994)

Anda mungkin juga menyukai