Pendaki Gunung
Raka, 19 tahun adalah anggota muda pecinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu
Raka mengikuti pelatihan tehnik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan Instruktur, bahwa pada
ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen.
Oleh karena itu diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan
hipoksia seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel.
1
Sasaran Belajar
LI.I. Memahami dan menjelaskan sistem respirasi pada manusia
LO.1.1. Respirasi aerob
LO.1.2. Respirasi anaerob
LI.2. Memahami dan menjelaskan tentang oksigen
LO.2.1. Manfaat oksigen
LO.2.2. Defisiensi oksigen
LO.2.3. Oksigen dan kehidupan
LI.3. Memahami dan menjelaskan hipoksia
LO.3.1. Definisi hipoksia
LO.3.2. Manifestasi klinik hipoksia
LO.3.3. Penatalaksanaan
LO.3.4. Pencegahan hipoksia
LI.4. Memahami dan menjelaskan tentang hemoglobin
LO.4.1. Definisi Hemoglobin
LO.4.2. Fungsi Hemoglobin
LO.4.3. Struktur Hemoglobin
LO.4.4. Sirkulasi Hemoglobin pada Hipoksia
2
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Sistem Respirasi pada Manusia
LO.1.1. Respirasi Aerob
Glikolisis
Di dalam proses ini glukosa dipecah-pecah dan dirubah menjadi asam piruvat. Proses
glikolisis dibagi menjadi 2 fase yaitu fase investasi dan fase payoff(pembayaran). Pada fase
investasi, glukosa difosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat dengan menggunakan ATP dan
enzim hexokinase. Kemudian diubah menjadi isomernya yaitu fruktosa 6-fosfat
menggunakan enzim fosfoglukoisomerase. Selanjutnya fruktosa 6-fosfat difosforilasi kembali
menjadi fruktosa 1,6 fosfat menggunakan ATP dan enzim fosfofruktokinase. Kemudian
akhirnya dipecah menjadi 2 isomer yaitu dihidroksiaseton dan gliseraldehid 3-fosfat
menggunakan enzim aldolase. Pada fase berikutnya yaitu fase payoff (pembayaran) yang
diproses kembali hanya gliseraldehid 3-fosfat sedangkan dihidroksiaseton tidak. Walaupun
3
begitu, dihidroksiaseton dapat diisomer dengan isomerase menjadi gliseraldehid 3-fosfat
dilekatkan dengan fosfat menjadi 1,3 bifosfogliserat dengan menggunakan triosa fosfat
dehidrogenase. Pada langkah ini, NAD+ berikatan dengan H+ menjadi NADH. Selanjutnya,
1,3 bifosfogliserat melepaskan 1 fosfat menjadi 3 fosfogliserat menggunakan enzim
fosfogliserokinase sehingga 2 ADP yang dihasilkan pada fase investasi berubah menjadi 2
ATP. 1 fosfat yang melekat pada masing-masing ADP terjadi karena ada dua gliseraldehid 3-
fosfat yang dihasilkan pada akhir fase investasi. Setelah itu,3 fosfogliserat diubah menjadi 2
fosfogliserat menggunakan enzim fosfogliseromutase. Kemudian fosfogliserat diubah
menjadi fosfoenolpiruvat(PEP) menggunakan enolase. Akhirnya, PEP diubah menjadi piruvat
dengan melepaskan 2 ATP menggunakan enzim piruvat kinase. Perlu diingat kembali bahwa
piruvat yang dihasilkan adalah 2 molekul karena ada 2 gliseraldehid 3-fosfat. Jadi total ATP
yang dihasilkan yaitu 4 ATP(fase payoff)-2ATP(fase investasi)= 2 ATP.
Siklus Kreb’s
1. Perubahan Piruvat menjadi Asetil KoA
2 molekul Piruvat yang dihasilkan oleh glikolisis kemudian memasuki mitokondria melalui
transpor aktif, dibantu oleh protein transpor. Kemudian kompleks piruvat dehidrogenase mengkatalis
ketiga langkah yang dinomori seperti pada gambar. Gugus asetil pada asetil KoA akan memasuki
siklus krebs kemudian molekul CO2 akan berdifusi keluar dari sel.
4
Asetil KoA yang telah dihasilkan, akan bergabung dengan oksaloasetat membentuk
sitrat. Selanjutnya sitrat diubah menjadi isomernya yaitu isositrat dengan melepas dan
menambah air. Kemudian isositrat dioksidasi menjadi α-ketoglutarat dengan melepas CO2
dan pada langkah ini NAD+ bereduksi menjadi NADH. Setelah itu, α-ketoglutarat kembali
kehilangan CO2 sehingga teroksidasi dan melekat dengan Koenzim A menjadi Suksinil KoA
dan NAD+ bereduksi kembali menjadi NADH. Kemudian Koenzim A ditukar dengan gugus
fosfat yang diransfer ke GDP, membentuk GTP yang berfungsi sama dengan ATP. Pada
langkah keenam, dua hidrogen ditransfer ke FADH, membentuk FADH2 dan mengoksidasi
suksinat menjadi fumarat. Selanjutnya fumarat ditambahkan air untuk menyusun ulang
ikatan-ikatan dalam substrat menjadi malat. Pada langkah terakhir yaitu pengubahan kembali
menjadi oksalaoasetat, malat dioksidasi, mereduksi NAD+ menjadi NADH.
Secara keseluruhan siklus krebs menghasilkan 3x2 atau 6 NADH dan 1x2 atau 2 FADH2
dan 1x2 atau 2 ATP(semuanya dikali dua karena ada dua piruvat). FADH dan NADH yang
dihasilkan akan meneruskan elektorn-elektron ke yang diekstraksi ke rantai transpor elektron.
Transpor Elektron
6 NADH dan 2 FADH dari siklus krebs diproses di dalam membran dalam mitokondria.
NADH diproses di dalam kompleks I dan FADH di dalam kompleks II, mereka akan
beroksidasi menjadi NAD+ dan FAD+ kemudian keluar dari kompleksnya. Selanjutnya
elektron-elektron dari FADH dan NADH akan dibawa oleh ubikuinon(Q) melewati kompleks
III dan kemudian dibawa kembali oleh sitokrom c(Cyt c) ke kompleksIV. Setelah itu,
5
elektron keluar dari ujung kaki dari komppleks IV dan membentuk air. Proses pembawaan
elektron yang terjadi menyebabkan proton terpompa dari dalam membran keluar membran.
Kemudian Proton atau H+ akan berusaha untuk menuruni gradiennya dengan masuk ke
dalam membran kembali melalui ATP sintase karena itu satu-satunya jalan untuk masuk
kembali ke dalam membran. Karena proton melewati ATP sintase, maka kemiosmosis atau
mekanisme penggandengan energi menggunakan energi di dalam H+ terjadi. Hasilnya, ADP
akan berikatan fosfat menjadi ATP.
6
LO.1.2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai
penerima akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa
sebagai substrat. Respirasi anaerob sering disebut juga fermentasi.Ada 2 macam fermentasi :
1. Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol biasanya dilakukan oleh ragi dan bakteri yang banyak digunakan
dalam pembuatan bir dan anggur. Pada Fermentasi alkohol, piruvat diubah menjadi
etanol dalam dua langkah. Langkah pertama menghidrolisis piruvat dengan molekul air
sehingga melepaskan karbondioksida dari piruvat dan mengubahnya menjadi
asetaldehida berkarbon dua. Dalam langkah kedua, asetaldehida direduksi oleh NADH
menjadi etanol sehingga meregenerasi pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk glikolisis.
Reaksi ini menghasilkan 2 ATP.
CH3.CO.COOH —–> CH3.CHO + NADH —–> C2H50H + NAD + E
7
2. Fermentasi asam laktat
Fermentasi asam laktat banyak dilakukan oleh fungi dan bakteri tertentu digunakan
dalam industri susu untuk membuat keju dan yogurt. Aseton dan methanol merupakan
beberapa produk samping fermentasi mikroba jenis lain yang penting secara komersil.
Dalam fermentasi asam laktat, piruvat direduksi langsung oleh NADH untuk membentuk
laktat sebagai produk limbahnya, tanpa melepaskan CO2. Pada sel otot manusia,
fermentasi asam laktat dilakukan apabila suplay oksigen tubuh kurang. Laktat yang
terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun
secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat.
Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol glukosa yang direspirasi.
CH3.CO.COOH + NADH —–> CH3.CHOH.COOH + NAD + E
(asampiruvat) (asamlaktat)
Respirasi anerob
8
LI.2. Memahami dan menjelaskan tentang Oksigen
LO.2.1. Manfaat Oksigen
Seperti tubuh kita, kulit kita juga membutuhkan supply oksigen yang tetap. seperti
makhluk hidup lainnya, kulit anda membutuhkan oksigen untuk mempertahankan dirinya,
bereproduksi, dan membentuk lapisan baru. pengetahuan medis telah menunjukkan bahwa
penyebab utama dari proses penuaan adalah kekurangan oksigen. ketika kulit kita mengalami
kekurangan oksigen, akan berdampak seperti menurunnya aktivitas sel, penuaan dini,
hilangnya kelembutan, and pucat, dan masalah selulit. lapisan kulit kita kehilangan kurang
lebih 65% kadar oksigennya pada usia 30 tahun. oksigen di transportasi ke lapisan kulit oleh
pembuluh darah (vascular system). untuk kulit yang muda proses ini sangat efisien, tetapi
dengan semakin tua kita, fungsi-fungsi penyerapan mikro menurun sehingga kulit kita tidak
lagi menerima nutrisi yang tepat lagi. hasilnya, metabolisme sel dan peremajaan kulit
menurun, kandungan kolagen dan elastin menurun, menghasilkan garis-garis halus, berubah
warna, dan keriput muncul. lebih jauh, dengan semakin bertambah usia kita, peremajaan sel-
sel kulit luar menjadi sangat tergantung pada oksigen dari luar: kulit membutuhkan oksigen
tambahan agar tetap sehat dan tampak muda.
Gelembung udara yang terperangkap dibatu amber menunjukkan bahwa tingkat oksigen
pada atmosphere Zaman dahulu terukur 70% lebih tinggi daripada saat ini: “sebagian besar
ilmuwan sekarang ini berpendapat bahwa tubuh manusia tidak akan meperoleh tingkat
oksigen yang cukup untuk puncak kesehatah, vitalitas, fungsi sistem kekebalan tubuh dan
panjang umur. Merujuk kepada bukti pertumbuhan tumbuh dengan saran:
1. Tubuh manusia bisa diartikan juga sebagai sebuah fungsi dengan konsentrasi oksigen
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikonsumsi sekarang ini.
2. Jumlah kandungan oksigen yang bisa diserap oleh tubuh pada sebagian besar manusia
bisa dianggap lebih rendah dari yang diperlukan untuk menjaga kesehatan, pelepasan
energi yang tinggi dan metabolisme yang benar.
3. Semakin rendahnya kandungan oksigen yang bisa diserap di tubuh seseorang,
semakin besar kemungkinan tubuh orang itu untuk mengidap suatu penyakit yang
kronis.
9
akan mengirimkan sinyal-sinyal panik halus yang jika terkumpul didalam tubuh
menyebabkan persaaan kurang nyaman, takut atau sakit yang tersamar. peringatan yang
seragam pada tingkat rendah ini cenderung muncul semata-mata sebagai "suara latar
belakang" yang dialami seseorang. atau, juga bisa berarti datangnya penyakit yang lain.
10
Hipoksemia hipotonik terjadi di mana tekanan oksigen darah arteri rendah karena
karbondioksida dalam darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia isotonik terjadi di
mana oksigen normal, tetapi jumlah oksigen yang dapat diikat hemoglobin sedikit.
Hal ini terdapat pada kondisi anemia, keracunan karbondioksida.
3. Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang berlebihan
sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya.
4. Hipoksia histotoksik
Hipoksia histotoksik yaitu keadaan di mana daerah di kapiler jaringan mencukupi,
tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena pengaruh racun sianida. Hal
tersebut mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena dalam jumlah yang lebih
banyak daripada normal (oksigen darah vena meningkat).
Dalam pemberian oksigen harus diperhatikan secara benar agar oksigen tidak mendapat
manfaat terapi dan menghindari toksisitas. Pemberian terapi oksigen, dibagi menjadi dalam
dua jangka, yaitu:
a. Terapi oksigen jangka panjang
Awal pemberian oksigen harus dengan konsentrasi rendah (FiO2 24-28%) dan dapat
ditingkatkan bertahap berdasarkan hasil pemeriksaan analisis gas darah dengan tujuan
untuk mengoreksi hipoksia dan menghindari penurunan PH dibawah 7,26. Pasien
yang menerima terapi oksigen jangka panjang harus dievaluasi selama 2 bulan untuk
menilai apakah ada penurunan hipoksia dan apakah masih membutuhkan oksigen atau
tidak. Terapi oksigen jangka panjang dapat meningkatkan jangka hidup sekitar 6-7
tahun.
12
Pemberian oksigen selama endoskopi adalah ukuran profilaksis berharga untuk
mencegah hipoksia dan efek potensial yang merugikan.
Sebenarnya, ada cara mudah untuk meningkatkan aliran oksigen di dalam tubuh. Cara
tersebut adalah dengan melakukan aktifitas fisik atau olahraga secara rutin. Bahkan kegiatan
ringan seperti jalan kaki berkeliling lingkungan rumah setiap hari bisa membantu
melancarkan aliran darah dan meningkatkan masukan oksigen dalam tubuh. Bisa dibilang
kegiatan ini adalah cara mudah mencegah terjadinya hipoksia. Apalagi bagi orang yang
memiliki risiko iskemik hipoksia, olahraga rutin sangat membantu pasokan oksigen dalam
tubuh.
13
dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa
tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa
dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan
berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton,
sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.
Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang
menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang
mengandung besi disebut heme. Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga
secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul
heme inilah zat besi melekat dan menghantarkan oksigen serta karbon dioksida melalui
darah, zat ini pula yang menjadikan darah kita berwarna merah.
Hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah yang
bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka kemampuan sel darah merah
dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa
kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia. Nilai normal hemoglobin adalah sebagai
berikut :
Anak-anak = 11 – 13 gr/dl
Lelakidewasa = 14 – 18 gr/dl
Wanitadewasa = 12 – 16 gr/dl
Jika nilainya kurang dari nilai diatas bisa dikatakan anemia, dan apabila nilainya kelebihan
akan mengakibat kanpolinemis.
14
terlibat adalah suatu subtipe hemeoksigenase, dan CO terbentuk dalam proses ini. CO
mungkin adalah suatu messenger antarsel, seperti NO.
15
Daftar Pustaka
http://biologimediacentre.com/respirasi-sel-katabolisme/ (accessed : 18/12/2012, 08.15)
http://e-nixsoft.com/portal_hatpen/berita-67-pentingnya-pengetahuan-hipoksiakurang-
oksigen--bagi-air-crewpilot.html ((accessed : 2012-12-18, 17:00)
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2318786-respirasi-anaerob/ (accessed :
18/12/2012, 07.23)
http://leavingbio.net/RESPIRATION-(higher%20level)_files/image002.gif
http://www.fmc-renalpharma.com/anaemia.htm (accessed : 2012-12-19, 17:30)
http://www.hyperbaric-oxygen-info.com/hypoxia.html (accessed : 2012-12-19, 20:22).
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8330544 (accessed: 2012-12-19, 00:11)
http://www.pilotfriend.com/training/flight_training/human/hypox.htm (accessed: 2012-12-
19, 00:05)
Reece, J.B. et al.2010. Campbell Biology Ninth Edition. San Fransisco: Pearson Education
16