ACC, tanggal
Spektrometri Emisi Atom (AES) Drs.Harjanto Msc
NIP. 19610629 199003 1 001
BAB I
PENDAHULUAN
M+ X- M + X- MX
M*(gas)
Prosedur bila man a atom-atom logam gas itu dihasilkan dalam n yala,
dapatlah
diringkas sebagai berikut. Bila suatu larutan yang mengandung senyawa
yang cocok
dari logam yang akan di analisa itu dihembuskan dalam nyala,
terjadilah peristiwa
berikut secara beruntun dengan cepat :
1. Pengisatan pelarut yang meningga lk an residu padat.
2. Penguapan zat padat dengan disosiasi menjadi atom -atom
penyusunnya, yag
mula-mula akan berada dalam keadaan dasar.
3. Beberapa atom dapat tereksitasi oleh energi termal dari nyala
ketingkat -tingkat
energi yang lebih tinggi, dan mencapai kon disi dimana mereka akan
memancarkan energi.
1.2.2 Perkembangan Spektrometri Emisi Ato m.
Spektrofotometri emisi nyala (SEN) dan spektrofotometri emisi atom
(SAA)
keduanya memakai objek nyala api pembakar. Kedua metode tersebut
dikenal dengan
FES (Flame Emissi on Spectrophotometry) dan AAS (Atomic
Absorbtion
Spectrophotometr y). Perkembangan spektrofotometri nyala dimulai sejak
tahun 1900
yang saat itu telah diperkenalkan SEN/FES sedangkan SAA/AAS baru
diperkenalkan
awal tahun 1960. Kedua metode analisis tersebut masing-masing
mengembangkan diri
dan sampai saat ini telah mencapai puncaknya.Anggota metode
spektrofotometri
nyala.
No Metode Sumber energi Yang diukur
1. EMISI SUMBER EKSITASI
o
Flame emission spectroscopy Nyala (1700-3200 C)Intensitas radiasi
(FES) Atomic fluorescence Nyala (1700-3200 o C)Intensitas radiasi
spectroscopy (AES) hamburan
Electric Arc Plasma dc, arc (4000- Intensitas radiasi
6500 o C)
Electric spark Plasma ac spark Intensitas radiasi
(4500 o C)
Inductively coupled plasma(ICP) Plasma Argon (6000- Intensitas radiasi
8500 o C)
ICP-AFS Plasma Argon (850- Intensitas radiasi
6000 o C) hamburan
2. ABSORBSI
Flame atomic absorbtion Nyala (1700-3200 o C) Absorbsi radiasi
spectroscopy (FAAS)
yaituElectrothermal
penSemua
yemprotan
metode
sampel
spektrofotometri
berupa tetesan
absorbtion nyala
-tetesan
Panasmempunyai
yang(1200-
listrik sangat
metodehalus
kerja yang
Absorbsi radiasi
ke dalam
spectroscopy
sama
n yala 3000 o C)
api. Nyala api unsur logam akan memancarkan warna yang khas dan
memberikan
spektrum emisi yang khas pula atau nyala api unsur logam tersebut akan
mengabsorbsi
sumber radiasi ek sternal dan memberikan pula spek trum absorbsi atom
yang khas .(
M.Mulja:1995)
Dasar pemikiran metode ini adalah reaksi untuk unsur -unsur log am
pada
penentuan kualitatif. Setiap unsur akan memberik an nyala pada gas
pembakar. Energi
panas gas pembakar akan mengeksitasi elektron atom logam pada kulit
yang terluar ke
tingkat yang lebih tinggi. Kembalinya elektron -elektron lo gam yang
tereksitasi ke
tingkat yang lebih rendah akan teremisi radiasi yang sesuai dengan
beda energi untuk
eksitasi. (M.Mulja:1995)
E2
E1 E
E0
E= E 1
-E0 = hv= hc/
intensitasnya
dan untukOleh
atom-atom
juga
sebab
sangat
itu
tersebut
radiasi
dipengaruhi
pancaran
yang dipancarkan
oleh
radiasikonsentrasi
emisioleh
juga logam
atom
b ersifat
suatu
dan
khas.
unsur
dari sifatnya
Emisidapat
sini
dilakukan
tersebut
khas
analisis kuantitatif. (M.Mulja:1995)
Para peneliti telah membuktikan bahwa radiasi emisi atom bukan
merupakan
spektrum garis akan tetapi merupakan suatu pita spek trum (terdiri dari
beberapa
panjang gelombang) hal ini disebabkan eksitasi elektron dari keadaan
asas terek sitasi
ke beberapa tempat energi yang lebih tinggi. Pembuktian kebenaran
tersebut diambil
sebuah contoh emisi logam natrium yang memberikan hasil resolusi
dengan pr isma
tiga macam garis-garis spektrum dengan panjang gelombang 589 µ m
memberikan
intensitas yang tertinggi karena energi pada eksitasinya sangat sesuai
dengan emisi
pada panjang gelombang 589 µ m, pada perpindahan el ektron satu
tingkat energi.
Garis-garis spektrum emisi dari tingkat yang lebih tinggi ke asas atau
pada energi
diatas asas tidak memberikan intensitas emisi yang kuat. (M.Mulja:1995)
Tidak semua garis-garis spectrum diperhatikan pada penentuan kualitatif
yan g perlu diperhatikan hanya garis -garis RU(Raies Ultimates) atau
garis-garis
PL(Persistent Line) yaitu tiga garis spektrum pada unsur yang dianalisis
yang selalu
ada walaupun sampel yang dianalisis kadarnya kecil.
3d
819 µ m
3p
589 µ m 330 µ m
3s
Skema tingkat energi logam Na den gan intensitas emisi terbesar 589 µ
m (JohnDean A:
1995).
derajat,
emisi
Eksitasi
nm),
memperoleh Seperti
serapan
dalam
itu
terhadap
pasti dalam
energi
mana
mewakili
tidaklah
mana fluoresens,
spesies
yang hanya
suatu
lemah
setara fluoresens
tereksitasi
masukan
sedikit
bila
secara
dititik
molekul
diperole
termal
energimerupakan
“permolekul”:
hyang
ak
tahan.
dengan bentuk
an berorde istimewa
membutuhkan
Namun
Dalam
penyerapan
40
eksitasi
daerah
-150 UV dari
radiasi elek
tampak
kkal/mol.
temperature
selektif spektroskopi
(200
dari
Untuk
tromagnet.
beribu
-700
transisi– ribu
elektronik molekul yang khusus dalam larutan – larutan encer oleh sumber
daya yang
relative wattnya
rendah, memungkinkan pema n-faatan analitis akan transisi –
transisi itu tanpa
penguraian sample; penguraian itu akan terjadi jika semua molekul
dalam
dikenaikumpulan itu tinggi untuk eksitasi termal. Bagaimanapun analitis
temperature
kimia telah lama
menggunakan eksitasi termal untuk menginduksi pancaran radiasi oleh
atom – atom. Dalam
spekstroskopi pancaran, kita mengukur radiasi yang dipancarkan oleh
fraksi atom –elektronis
yang secara atom tereksitasi pada temperature itu. Digunakan
sejumlah sumber
sample untuk pada
mengatomkan dan mengeksitasi, termasuk nyala, tanur, busur
listrik, bunga api,
plasma dan berkas laser. (M.Mulja:1995)
Dalam spektroskopi pancaran, nyala merupakan sumber yang paling
energinya rendah
dan mengeksitasi paling sedikit unsur, barangkali sekitar 50
unsu
nyalaryang
logam. Suatu
diatur dengan baik merupakan sumber yang lebih stabil daripada
busur ataupula,
api. Lagi bungaterutama dengan nyala – nyala bertemperatur lebih rendah,
spectrum pancaran
(dari) suatu unsur relative sederhana, artinya hanya beber apa dari garis –
garis
denganyang tampak
eksitasi yang lebih energetik, akan terdapat dalam pancaran
nyala. Ini meringankan
beban bagi daya pisah monokromatornya dalam hubungan dengan
gangguan. Lebih
mencari suatu mudah
garis pancaran untuk suatu unsur tertentu yang tidak mem
punyai garis
dari unsur – garislain disekitarnya. Memang dengan sumber nyala
– unsur
bertemperatur rendah,
emisi suatu unsur yang mudah dieksitasikan seperti natrium dapat
dikecilkan
memuaskandengan
dengan menggunakan filter kaca ber warna. (Underwood:1989)
1.2.3 Susunan Peralatan Spektro met er Emisi Atom.
yang dikenal paling panas, telah digunakan dalam kasus – kasus istimewa
namun
Karena tak ekstensif
biaya dan toksisitas sianogen dan perlunya pembakar yang sangat
dalam dan
cermat
reprodusibel
gambar
pengukur
(dapat
1.3 diulang),
bahwa
untuk digunakan
memonitor
meskipunpengatur
instrument
laju alir,untuk
untuk
– instrument
mengendalikan
menegakkan
yang
istimewa. Tampak
tekanan mahal
kondisi
kurang
meniadakan
nyala
gas pengukur
dengan
yang
dapat – pengukur aliran ini. (Underwood:1989)
Tabel beberapa temperatur nyala
Campuran (bahan bakar-oksidan) Temperatur ( 0 C)
Gas alam-udara 1700
Propana -udara 1800
Hidrogen-udara 2000
Hidrogen-oksigen 2650
Asetilena-udara 2300
Asetilena-oksigen 3200
Asetilena-dinitrogen oksida 2700
Sianogen (C2 N2 )-oksigen 4800
Baik pengabut-pembakar pencampur maupun pembakar konsumsi –total
digunakan
dalam pancaran nyala. Tipe kedua itu harus digunakan dengan nyala –2
tertentu (misalnya
O ) karena masalahH ledakan dengan kamar pracampur. Suatu sketsa
2
penghembus
integral -pembakar yang lazim dicantumkan dalam gambar di bawah
dan konsumsi-total
ini.
Untuk memperoleh
umumnya Ada
menggunakan
berbagai
uapcara
energ
teratomisasi
yang
i panas,
dapat
yang
yang
digunakan
optimum,
dihasilkan
untuk
maka
baikmengatomkan
dengan
suhu harus
listrikunsur
ataupundengan
diatur nyala
logam,
api.
baik.
padaGambar suatu penghembus pembakar integral
Apabila suhu terlalu tinggi, maka sebagian atom akan terionisasi,
sehingga tidak menyerap
panjang gelombang yang diharapkan. (Underwood:1989)
Untuk mencapai suhu yang lebih tinggi, udara tekan dapat diganti dengan
O. suhu
N2
tertinggi yang dapat dicapai denga pembakaran acetylene hamper 3000 0 C.
Bahan bakar dan zat pengoksidasi diumpankan ke mixing chamber melalu i
sederetan
menuju kebaffle
burner head. Pemasangan baffle dimaksudkan agar
pencampuran bahan
dan oxidant terjadi bakersempurna.
dengan
Larutan sample disuntikkan ke mixing chamber dengan air jet yang
kecil, sehingga
menghasilkan tetes cairan dengan ukur an yang bermacam – macam.
Tetes
setelahyang besar mixing baffle terpecah menjadi lebih kecil sehingga
menumbuk
sampai pada head
api di burner nyalamencapai ukuran yang seragam .
Gangguan spektrum
Disebabkan terjadinya tumpang tindih spectru m unsur yang ditentukan
dengan
unsur lain. Gangguan spectrum dapat diperkecil dengan jalan pemakaian
monokromator prisma atau kisi difraksi
Gangguan sifat fisik larutan
Meliputi kekentalan larutan,tekanan uap dan tegangan permukaan serta
garam -
garam yang ditambahkan.kekent alan larutan berhubungan erat dengan
kecepatan
tetes kabut sampel mencapai n yala,sehingga intensitas emisi akan berkurang.
Gangguan ionisasi
Gangguan ini sangat berpengaruh pada spektrofotometri nyala dengan
pembakaran
gas. Perlu dipahami bahwa pada spektr ofotometri nyala yang
spectrum
akan
itulahberkurang
logam-logam
ditentukan atom apabila
netralyang
adalah alkali
sebagian
dan
n yata
alkali
atom
berbeda
tanah
netral
lebih
dengan
yang
tepat
ditentukan
spectrum
dianalisisterionkan.
ion.
dengan FES
Intensitas
Oleh
den
pembakaran
gan
sebabpancaran
panas tinggi(arc atau spark).
Gangguan mengadsorbsi sendiri
Biasanya terjadi pada keadaan karena adanya kelambatan eksitasi
sebagian dari
atom dalam sampel yang dianalisis
Gangguan anion
Berupa penurunan intensitas radiasi pancaran yang tidak sesuai dengan k
adar unsur
yang dianalisis. Beberapa asam tercatat sebagai pen ggangu antara lain
HNO 3 ,H 2 SO4 ,dan H 3 PO 4.
Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan -gangguan yang telah d
ikemukakan
diatas antara lain: dengan memakai panas yang tinggi (arc atau spark)
atau dengan
sengaja menambahkan zat kimia sebagai pengikat yang kuat unsur
pengganggu.
Dengan cara ini unsur yang dituju untuk penentuan akan berada dalam
keadaan bebas
setelah ditambahkan zat lain yang mengikat jauh leb ih kuat bagian
yang menggangu.
Bahan kimia yang ditambahkanjuga dapat bersifat sebagai pengikat stabil
unsur yang
dianalisis dalam bentuk ikatan logam yang stabil terlindung dari anion .
(Douglas A
Skoog:1985)
1.2.5 Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
Analisis kualitatif lebih ditekankan pada penentuan garis -garis spectrum
yang
khas (RU atau PL). bandingkan garis -garis spectrum dari reference
standar atau dapat
juga dibandingkan dengan garis -garis spectrum yang ad a pada table.
Penentuan
intensitas radiasi tidak pen ting pada analisis kualitatif. Sebagai
pertimbangan sampai
saat ini terdapat ±70 unsur yang mempnyai perbedaan garis spectrum.
Untuk analisis kuantitatif prinsipnya hampir sama dengan
spektrofotometri
UV-Vis dalam pelaksanaan hubungan kadar dengan intensit as radiasi
pancaran.
Dikenal tiga macam cara untuk penentuan kuantitatif logam -logam yaitu:
METODOLOGI
Measurement
Measurement time : 3 s
Read Delay : 5 s
Optical
Wavelength : 589 nm
Slit : 0,5
Standard
Standard 1 : 2 ppm
Standard 2 : 7 ppm
Standard 3 : 10 ppm
Standard 4 : 20 ppm
Standard 5 : 25 ppm
12. Mengklik OK
13. Mengklik
14.
15. Kotakoptimize,
labels
analyst
un surdan
kemudian
pilihan
akan
mengisi
Cu
muncul
men
yang
namagklik
kolom
diuji,
sampel
OKmengklik
: OK
Selanjutnya kolom dialog box (wr..) pada monitor, mengklik OK
2. Mengklik report
Analyst :
Comment :
Sample :
10. Mengklik Add Method dan memilih elemen Cu (Elemen yang akan di
analisa)
11. Mengklik Edit Method lalu mengisi data
Type/Mode
Measurement
Measurement
Read
Calibration
Delay Mode
: 5time
mode
s : :Consentration
:3Integration
s
Optical
Lamp position : Tidak diubah
Wavelength : 589 nm
Slit : 0,5
12. Mengklik OK
13. Mengklik labels dan mengisi nama sampel
14. Mengklik analyst kemudian mengklik OK
15. Mengklik optimize, akan muncul kolom :
PENGOLAHAN DATA
C Absorbansi
Larutan X
(mg/L) x1 x2 x3
C
Larutan SD % RSD
(mg/L)
-3
Standar 4 20.000 6.2 x 10 1.599 %
-3
Standar 5 25.00 2.2 x 10 0.4755 %
-3
Sampel X1 9.637 4.1 x 10 1.986 %
PEMBAHASAN
Standard 4 = 1.599 %
Standard 5 = 0.4755 %
Sampel X1 = 1.986 %
Sampel X2 = 1.8437 %
Sampel X3 = 0.23 %
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
b) Alumunium (Al)
c) Natrium (Na)
d) Perak (Ag)
e) Besi (Fe)
f) Tembaga (Cu)
g) Bismuth (Bi)
h) Nickel (Ni)
Standard 4 = 1.599 %
Standard 5 = 0.4755 %
Sampel X1 = 1.986 %
Sampel X2 = 1.8437 %
Sampel X3 = 0.23 %
5.2. Saran
th
Skoog, Douglas A. 1985. “Principle Of Instrumental Analysis, 3Edition”. United States
Of America:McGraw-Hill Inc.
Underwood, A.L & R.A. Day Jr. 1989. “Edisi ke-5: Analisis Kimia
Kuantitatif”. Jakart a:
Penerbit Erlangga.