M (tak tereksitasi) + hv
M = atom (logam)
SERAPAN
EMISI
M* (tereksitasi)
ELEKTRON
SERAPAN
INTI
EMISI
INTI
ENERGI ORBITAL = E + hv
No
Pj
Po
Ej
exp
k T
1
5892,5 10 8 cm /
= 1,698 x 104 cm
Ej = 1,698 x 104 cm x 1,985 x 10-16 lng cm-1
= 3,372 x 10-12 lng
Pj
Po
6 3
2
No
log
Nj
No
Ej
exp
Po
k T
Pj
3,372 10 12
3 exp
16
1,38 10 2500
3,372 10 12
2,303 1,38 10 16 2500
= 1,7 x 10-4
Jadi pada suhu 2500 K, jumlah atom Na yang ada
dalam keadaan tereksitasi hanyalah 1,7 x 10-4 atau
0,00017 kali jumlah atom yang berada dalam keadaan
azas. Dengan demikian, pada suhu 2500 K, hampir
semua atom Na berada dalam keadaan azas/dasar.
Lebar garis Spektra Serapan Atom
Dalam nyala, atom Natrium akan mampu menyerap
sinar dengan panjang gelombang yang sesuai dengan
transisi yang lebih kecil dari pada panjang gelombang
puncak serapan juga akan diserap sehingga akan terjadi
pelebaran garis puncak serapan.
Tempat
Cuplikan
Mono
kromator
Detektor
Recorder
Nyala
Sumber Sinar
Lampu katoda berongga
Diisi dengan gas mulia (Neon atau Argon)
dengantekanan yang rendah (10 15 toor).
Di katoda terdapat unsur-unsur yang sesuai dengan
unsur yang dianalisis. Unsur-unsur ini akan ditumbuk
oleh ion-ion pos dari gas mulia sehingga akan
terlempar keluar (spotered) dari permukaan katoda,
kemudian akan mengalami eksitasi ketika energi
elektron lebih tinggi dan akan memancarkan
Udara
Nitro Oksida
Asetilen
Propana
Hidrogen
2400 (160)
2200 (45)
2300 (320)
3200 (220)
2300 (200)
2900 (180)
Tempat Cuplikan
Bermacam alat yang digunakan untuk memperoleh
uap atom-atom netral, yaitu cara nyala dan tanpa
nyala, dan pengabut ultrasonic kegunaan nyala.
Mengubah cuplikan dari larut/padat menjadi
uap/vaporisasi
Mengubah molekul menjadi atom (atomisasi)
Pada emisi, untuk mengeksitasi atom
Syarat:
1) Memberi suhu yang cukup tinggi (perbandingan gas
pembakar dan oksigen)
2) Spektranya tak mengganggu analisis baik SSA
maupun SE
Cara pelarutan:
1. Dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
2. Dilarutkan dalam asam (diencerkan)
3. Dilebur (dengan basa) kemudian dilarutkan
Bila digunakan pelarut organik, maka:
a.Jangan digunakan senyawa aromatik
b. Jangan digunakan pelarut halo benida yang
mudah menguap (CCl4, CHCl4), sebab dapat
mengacaukan atau bahkan memadamkan nyala.
Larutan harus jernih, stabil, tidak mengandung zat
pengganggu.
Spektrometri Emisi Nyala (SEN)
Pada SEN, larutan sampel diinogulasikan (diubah)
menjadi aerosol yang halus dan masuk ke dalam nyala
dimana mengalami salvasi (penguapan dan atomisasi
dalam waktu yang sangat cepat). Atom mencapai
keadaan tereksitasi dalam pemanasan oleh nyala. Jika
kembali ke keadaan azas, atom yang tereksitasi tersebut
akan mengemisikan sinar yang spesifik yang kemudian
melalui suatu mono kromator yang akan memilih
yang akan disampaikan pada foto detektor.
k T
PV = Frekuensi
V
= Volume nyala
At
No
gu
= suhu absolut