Anda di halaman 1dari 5

“MASALAH LGBT DARI PERSPEKTIF ISLAM DAN KESEHATAN”

Jamaah jumat yang dirahmati Allah SWT.

Pertama-tama, yang paling utama, dan yang harus kita utamakan, marilah kita
panjatkan puja-puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan banyak
nikmat kepada kita, utamanya nikmat iman, nikmat islam, nikmat kesehatan, serta
nikmat kesempatan, sehingga kita dapat melaksanakan ibadah shalat Jumat
berjamaah. Semua nikmat tersebut, marilah senantiasa kita syukuri, dengan memuji
hanya pada zat yang pantas menerimanya. Alhamdulillahirabbil ‘ alamin.

Kedua kalinya, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita,
nabi agung, nabi Muhammad SAW, sang revolusioner sejati, yang telah membawa
panji-panji keislaman menggantikan panji-panji kaum jahiliyah. Semoga kita
mendapat syafaatnya di Yaumul Akhir nanti. Amiin.

Ketiga kalinya, khatib tak henti-hentinya mengingatkan, pada diri khatib sendiri pada
khususnya, dan pada hadirin pada umumnya, agar senantiasa meningkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Taqwa dengan sebenar-benarnya taqwa,
dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT.

Diakui atau tidak globalisasi yang sedang melanda dunia ini membawa dampak baik
positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat Indonesia secara umum.
Salah satu dampaknya adalah bahwa masyarakat baik di perkotaan maupun di
pedesaan sudah mengenal teknologi modern seperti komputer, internet, teeponl
hand phone dan lain sebagainya. Teknologi ini ternyata menjadi penyebab
pergeseran gaya hidup manusia, sebagai generasi milenial yang konsumeristik,
hedonis, dan jauh dari nilai-nilai spiritualitas. Salah satu contoh gaya hidup modern
adalah orientasi seksual individu, yang pada saat ini orientasi seksual tidak lagi
terbatas pada lawan jenis (heteroseksual) laki-laki wanita ,tapi pada jenis yang sama
atau yang lebih dikenal dengan istilah homoseksual.

Baru-baru ini berita sedang marak membahas eksistensi perilaku sosial yang
menyimpang di negeri ini, yaitu tentang LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan
Transgender). Di media sosial bahkan kaum LGBT mulai tak malu lagi untuk tampil.
Mereka membentuk basis komunitas ata berkelomok, entah itu sesama gay, lesbian,
dan lainnya. Keberanian mereka ternyata mendapat respon dari banyaknya
dukungan dari pembela mereka. Salah satunya adalah dukungan dari pemilik
warung kopi “Starbuck coffee” yang mempunyai cabang di hampir seluruh negara
termasuk Indonesia. Ia begitu terang-terangan mendukung eksistensi kaum LGBT.
Di Indonesia, gerakan kampanye menuntut legalitas LGBT juga marak dan
mendapatkan dukungan dari akademisi dan pegiat feminisme. Di bidang politik,
usaha ini diwujudkan dengan mengupayakan lolosnya undang-undang yang
memberikan celah bagi pernikahan sesama jenis. Para akademisi muslim liberal
menulis publikasi jurnal ilmiah tentang dukungan semua jenis ekspresi seksual dan
mengajak masyarakat untuk setuju terhadap legalisasi perkawinan sejenis dan
pengakuan untuk para penyimpang seksual lainnya. Para aktivis HAM mengatakan
bahwa adalah hak manusia untuk menentukan nasibnya, termasuk menentukan
pasangan hidupnya. Sehingga beberapa Negara barat pun telah melegalkan
pernikahan sejenis. Bahkan baru-baru ini beredar berita menikahnya pasangan gay
yang beragama muslim.

Dalam memandang LGBT, para ulama sepakat mengatakan bahwa LGBT haram,
tapi berbeda pendapat dalam menentukan hukumannya. Dalam bahasa arab
homoseksual dinamakan al-liwath. Pelakunya dinamakan al-luthiy. Sedangkan
lesbian dinamakan sihaaq. Sebagian besar ulama menjelaskan tentang hukuman
Allah SWT terhadap kaum homoseks dalam Q.S. Hud: 82-83,

َّ ‫ِي ِمنَ ال‬


َ‫ظا ِل ِمين‬ َ ‫س َّو َمةً ِع ْن َد َربِكَ ۖ َو َما ه‬
َ ‫ ُم‬. ‫ارة ً ِم ْن ِس ِجي ٍل َم ْنضُو ٍد‬ َ ‫فَلَ َّما َجا َء أ َ ْم ُرنَا َج َع ْلنَا َعا ِليَ َها‬
َ ‫سافِلَ َها َوأ َ ْم‬
َ ‫ط ْرنَا َعلَ ْي َها ِح َج‬
‫بِبَ ِعي ٍد‬

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke
bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu
tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim”

Perilaku menyimpang seperti ini sejatinya telah ada sejak kurang lebih empat belas
abad yang lalu, al-Qur’ an telah memperingatkan umat manusia ini, supaya tidak
mengulangi perbuatan kaum Nabi Luth. Allah Swt berfirman dalam Q.S. Asy
Syu’ ara: 165-166,

ِ ‫ َوتَذَ ُرونَ َما َخلَقَ لَ ُك ْم َربُّ ُك ْم ِم ْن أَ ْز َو‬. َ‫أَت َأْتُونَ الذُّ ْك َرانَ ِمنَ ْالعَالَ ِمين‬
‫اج ُك ْم ۚبَ ْل أَ ْنت ُ ْم قَ ْو ٌم َعادُون‬

“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan
istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang
yang melampaui batas,”

Setelah Rasulullah menerima wahyu tentang berita kaum Luth yang mendapat
kutukan dari Allah dan merasakan azab yang diturunkanNya, maka beliau merasa
khawatir sekiranya peristiwa itu terulang kembali kepada umat di masa beliau dan
sesudahnya. Rasulullah bersabda,
“ Sesuatu yang paling saya takuti terjadi atas kamu adalah perbuatan kaum Luth
dan dilaknat orang yang memperbuat seperti perbuatan mereka itu, Nabi
mengulangnya sampai tiga kali, “ Allah melaknat orang yang berbuat seperti
perbuatan kaum Luth; Allah melaknat orang yang berbuat seperti perbuatan kaum
Luth; Allah melaknat orang yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth”

(HR. Ibnu Majah, Tirmidzi dan Al Hakim)

Para ulama sepakat mengatakan bahwa LGBT haram, tapi berbeda pendapat dalam
menentukan hukumannya, bisa berupa rajam, dicambuk, hukuman mati, dan ta’ zir,
tergantung jenis perbuatannya.

Jamaah jumat yang dirahmati Allah SWT.

Dalam sudut pandang kesehatan, LGBT termasuk dalam orientasi seksual yang
menyimpang, serta perilaku seks yang menyimpang. Beberapa argument para
pendukung LGBT menyatakan bahwa LGBT adalah kelainan gen dan hormon
pembentukan kelamin, sehingga tidak bisa disalahkan karena dari asalnya sudah
merupakan kelainan. Faktanya adalah perilaku LGBT ditentukan tidak murni hanya
dari gen dan hormon, tapi juga dari faktor lingkungan dan faktor pendidikan semasa
kecil. Justru kedua faktor terakhir lah yang berperan besar dalam pembentukan
perilaku LGBT, sehingga kita dapat meminjam istilah salah satu psikolog, lebih
banyak ‘ LGBT Gaul’ daripada LGBT yang disebabkan karena masalah gen dan
hormon. LGBT menular melalui lingkungan dan pergaulan yang salah.

Perilaku seksual menyimpang seperti LGBT dapat menimbulkan dampak negatif


sebagai berikut :

1. HIV/AIDS

HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan virus HIV. Virus ini menghancurkan sel
darah putih yang merupakan komponen daya tahan tubuh manusia, sehingga
kekebalan tubuh orang tersebut melemah, dan mudah tertular penyakit.

Perilaku LGBT berpotensi menularkan virus HIV / AIDS. Proporsi penularan tersebut
60 % melalui hubungan seksual baik heteroseksual maupun homoseksual, dengan
angka kejadian pada homoseksual lebih tinggi dibandingkan dengan heteroseksual.
Bahkan sebanyak 40% kaum Homoseks dan 68% kaum Transgender di dunia telah
menderita HIV/AIDS.

2. Penyakit Menular Seksual

Pelaku LGBT berpotensi terkena penyakit menular seksual, hal ini karena mereka
sering berganti-ganti pasangan. Selain HIV, penyakit yang bisa ditularkan melalui
hubungan seksual adalah sifilis, kencing nanah, borok kelamin, dll. Penyakit-
penyakit ini dapat menyumbat saluran kencing, bahkan dapat menyebabkan
kemandulan.

3. Masalah Kejiwaan

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia menyatakan hasil telaah


bahwa LGBT masuk dalam kategori ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), yang
merujuk pada terminologi ODGJ, yaitu orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan
dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Hal ini tercantum
dalam PPDGJ III (Pedoman dan Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa) panduan
bagi para psikolog dan psikiater untuk menentukan diagnosa seseorang jika terjadi
kelainan, penyimpangan atau gangguan jiwa. Dalam PPDGJ, LGBT secara eksplisit
dinyatakan sebagai sebuah entitas diagnosis gangguan jiwa.

Di bidang sains kejiwaan dan psikologi ini pun, para pendukung LGBT masih
berusaha untuk melakukan segala cara agar diagnosis gangguan jiwa keluar dari
diagnosis gangguan jiwa, dan hal tersebut berhasil dilakukan. Dalam DSM
(Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder), sebuah pedoman diagnosis
gangguan jiwa Internasional yang diterbitkan oleh asosiasi psikolog seluruh dunia,
LGBT berhasil dikeluarkan dari diagnosis gangguan jiwa. Pada DSM I tahun 1952,
homoseksual masih dikategorikan sebagai Gangguan Jiwa. Pada DSM selanjutnya,
sedikit demi sedikit homoseksual semakin ‘ dikaburkan’ , dari gangguan
kepribadian sosiopath, kemudian dikategorikan penyimpangan sex, hingga
kemudian hilang, dan dikategorikan bukan gangguan jiwa pada DSM IV tahun 1994.
Hal ini tidak lepas dari peranan para pendukung LGBT yang getol mengeluarkan
berbagai pendapatnya yang saintifik dalam forum ilmiah. Banyak psikolog yang
mengkritik pengeluaran LGBT sebagai sebuah keputusan yang tidak murni saintifik
tapi sarat kepentingan politis. Mereka menunjukan hasil-hasil penelitian yang
menunjukan bahwa homoseksualitas adalah sebuah kelainan psikologis, bukan
semata-mata faktor genetik. Mereka juga menujukan bahwa orientasi seksual bisa
dirubah melalui terapi.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa menurut kesehatan, LGBT merupakan
kelainan yang mengakibatkan banyak dampak negatif. Hal ini sejalan dengan Islam,
yang memandang LGBT haram, karena bertentangan dengan sunnatullah, dan
merupakan perbuatan yang dikutuk Allah SWT serta Rasulullah SAW.
Na’ udzubillahi min dzalik.

Demikianlah khutbah yang saya sampaikan, semoga Allah SWT memberikan


kekuatan kepada kita dan anak keturunan kita agar tidak terjerumus kedalam
perbuatan dosa yang keji ini, dan semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada
mereka yang telah terlanjur berbuat agar bersegera untuk kembali kepada syari’ at
Allah SWT. Amiin, amiin, amiin, yaa rabbal ‘ alamin.

Anda mungkin juga menyukai