A. Pendahuluan
B. Pengertian Homoseks
Ayat ini menegur kaum nabi Luth yang melakukan tindakan yang sangat
buruk yang perlu diluruskan yaitu melampiaskan nafsu syahwat kepada sesama
jenis, sehingga perbuatan tersebut disifati sebagai al-fahisyah. perbuatan mana
tidak pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya, karena perbuatan itu
melanggar fitrah manusia dan tujuan penciptaannya, yaitu memiliki kecendrungan
kepada lawan jenisnya untuk memelihara kesinambungan jenis manusia di dunia.
Dalam QS al-Syu’ara [26]166: disebutkan bahwa mereka telah meninggalkan
wanita pasangannya yang secara naluriah seharusnya kepada merekalah laki-laki
menyalurkan naluri seksualnya ( QS. al-Baqarah [2] 223).
Tindakan homoseks tentu lahir dari gejolak dan dorongan yang bersifat
instingtif atau gharizah. Gejolak ini timbul karena ada rangsangan. Untuk itu cara
mencegah aktivitas seks menyimpang tersebut adalah dengan menjauhi dan
menghilangkan rangsangan-rangsangan terkait dengannya. Dalam masalah ini
Rasulullah bersabda:”Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki ,jangan
pula perempuan melihat aurat perempuan. Janganlah seorang laki-laki tidur
dengan seorang laki-laki dalam satu selimut, begitu juga perempuan jangan tidur
dengan perempuan lainnya dalam satu selimut”. (HR Muslim). Laki-laki yang
melihat aurat laki-laki atau perempuan melihat aurat sesama perempuan bisa
terangsang. Ini adalah bibit dari penyimpangan seksual, apalagi kalau tidur dalam
satu selimut. Islam sangat menjaga hal ini terbukti dengan perintah memisahkan
kamar tidur anak,s baik dengan orang tua maupun dengan saudara kandungnya
yang perempuan sejak anak berumur tujuh tahun atau sebelum baligh. Islam juga
melarang penampilan laki-laki yang meniru perempuan dan perempuan yang
meniru laki-laki (HR. Bukhari).Rasulullah juga menganjurkan berpuasa bagi orang
yang menghadapi rangsangan seksual tapi belum mampu berumah tangga.
MATA KULIAH
Oleh :