Disusun oleh :
Yolandina Salsabila Putri B1A015052
Maria Pricilia Gita Permana Putri B1A015068
Rahma Adilah B1A015074
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tugas terstruktur dengan judul
“Kandungan Nutrisi Jamur Enoki (Flammulina velutipes) sebagai Edible Mushroom”.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Biologi Jamur
Makroskopis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi
Jamur Makroskopis yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi untuk
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengharapkan semoga hasil analisis gagasan
tertulis ini dapat bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut.
Penulis
I. PENDAHULUAN
Jamur pangan atau jamur konsumsi adalah sebutan untuk berbagai jenis jamur
yang biasa dijadikan bahan makanan, enak dimakan dan tidak mengandung racun yang
berbahaya bagi kesehatan, bisa berupa produk hasil budidaya atau panen dari alam.
Beberapa jenis jamur masih harus dipetik dari alam bebas karena teknik budidaya
belum diketahui. Flammulina velutipes (jamur Enoki/Enokitake) adalah jamur pangan
dengan tubuh buah berbentuk panjang-panjang berwarna putih seperti tauge. Dikenal
juga dengan nama jamur tauge, jamur emas, dan jamur musim dingin. Jamur ini sering
disebut juga jamur musim dingin (winter mushroom). Ciri khas jamur Enoki hasil
budaya adalah warnanya yang kuning pucat, tangkainya yang panjang dengan
tudungnya yang kecil. Sedangkan jamur Enoki yang liar memiliki tudung berwarna
coklat, berbentuk cembung dan ukurannya dapat mencapai 3 cm. Tudung ini akan
bertambah datar seiring bertambahnya usia jamur Enoki. Menurut Alexopuolos et al
(1996) klasifikasi jamur Enoki sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Physalacriaceae
Genus : Flammulina
Spesies : Flammulina velutipes
Jamur yang banyak di temukan di negara Jepang ini, merupakan salah satu jamur
konsumsi yang memiliki bentuk tubuh yang sangat unik. Di wilayah dunia beriklim
sejuk, jamur ini tumbuh di alam bebas pada suhu udara rendah mulai musim gugur
hingga awal musim semi. Selain itu, jamur ini juga diketahui tumbuh di bawah salju
dan di permukaan batang pohon Celtis sinensis yang sudah melapuk, sehingga disebut
Enokitake (jamur Enoki). Jamur juga bisa tumbuh di permukaan batang kayu lapuk
pohon-pohon berdaun lebar seperti Bebesaran dan Kesemek. Namun, jamur ini sering
dianggap sebagai hama bagi beberapa produk pertanian.
Jamur Enoki (Flammulina velutipes) memiliki tudung berwarna orange kemerahan
sampai coklat kemerahan. Bentuk awal tudungnya setengah bulat dan lama-kelamaan
melebar.Pinggiran tudungnya berbentuk tidak teratur. Bagian lamela kekuningan
(Staments,1983). Tubuh jamur enoki (Flammulina velutipes) tersusun atas oleh
komponen dasar berupa filamen atau benang yang disebut hifa. Benang-benang
tersebut bercabang-bercang dan dinamakan miselium, miselium membentuk
jalinan-jalinan semu yang disebut tubuh buah.
Jamur Enoki hasil budidaya bisa dipanen sepanjang tahun. Tubuh buah Enoki hasil
budidaya terlihat berbeda dari Enoki yang tumbuh di alam bebas. Jamur hasil budidaya
dilindungi dari sinar matahari sehingga berwarna putih, sedangkan jamur di alam bebas
berwarna coklat hampir merah jambu. Jamur hasil budidaya juga memiliki batang yang
panjang dan kurus-kurus, sedangkan jamur di alam bebas memiliki batang yang lebih
pendek dan gemuk. Rasa jamur hasil budidaya juga sangat berbeda dengan jamur yang
tumbuh di alam bebas.
Enoki dapat hidup di alam sebagai jamur liar atau dibudidaya dan dikultur. Kedua
jenis ini dapat dimakan, namun jamur Enoki hasil budidaya memiliki rasa dan
kenikmatan yang lebih baik dibandingkan dengan jamur Enoki liar. Jamur Enoki hasil
budidaya banyak digunakan dalam masakan Jepang dan Cina. Jamur Enoki biasanya
digunakan sebagai campuran pada masakan seperti sup, tumis-tumisan, salad, dan yang
paling populer adalah sebagai campuran pada masakan Jepang yang cukup terkenal
yaitu shabu-shabu. Selain dapat dijadikan aneka olahan, jamur Enoki ternyata juga
banyak mengandung berbagai manfaat bagi tubuh manusia. Kandungan nutrisinya
dikenal sebagai antioksidan yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh.
II. PEMBAHASAN
Alexopoulos, C.J., C.W. Mims & M. Blackwell (1996), Introductory Mycology, John.
Wiley & Sons, Inc., Canada.
De Melo, M. R., Paccola-Meirelles, Luzia D., De Jesus F., Terezinha, Kazue I., and
Noemia. 2009. Influence of Flammulina Velutipes Mycelia Culture Conditions On
Antimicrobial Metabolite Production. Mycoscience 50:78-81.
Desinova N. P. 2010. History of The Study Thrombolytic and Fibrinolytic Enzymes of
Higher Basidiomycetes Mushrooms. International Journal of Medicinal
Mushrooms. 12(3),pp. 317-326.
Jang, M-S., Hee-Yeon P., Hideki U., and Toshiaki O. 2009. Antioxidative Effects of
Mushroom Flammulina velutipes Extract On Polyunsaturated Oils In
Oil-in-water Emulsion. Food Sci. Biotechnol. 18(3):604 609.
Liu, Y., Zhang, B., Ibrahim, S. A., Gao, S., Yang, H & Huang. 2016. Purification,
Characterization and Antioxidan Activity of Polysaccharides from Flamulina
velutipes residue. Journal Elsevier, 145, pp. 71-77.
Martin, P.2010 Medicinal Mushrooms A clinical Guide. Mycology Press. UK.
Marzuki, B. M., Erawan, T. S & Kusmoro, J. 2016. Pengaruh Penambahan Berbagai
Takaran Ampas Tahu pada Media Bibit Induk Jagung Terhadap Pertumbuhan
Miselium dan Bobot Bibit Induk Jamur Enoki (Flammulina velutipes (Curt.
Fries) Singer). Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek, 1(1), pp. 147-152.
Stamets, P dan J.S Chilton. 1983. The Mushroom Cultivation Dalam a practical guide
to growing Mushroom at Home. Agrarican Press. Olympia. Washington.
Yeh, M. Ko, W & Lin, L. 2014. Hypolipidemic and Antioxidant Activity of Enoki
Mushroom (Flammulina velutipes). BioMed Research International. 1(2), pp.
1-6.
Zhang, Z., Lv, G., He, W., Shi, L., Pan, H., & Fan, L. 2013. Effects of
extractionmethods on the antioxidant activities of polysaccharides obtained
fromFlammulina velutipes. Carbohydrate Polymers, 98, 1524–1531.