Anda di halaman 1dari 9

KANDUNGAN NUTRISI JAMUR ENOKI (Flammulina

velutipes) SEBAGAI EDIBLE MUSHROOM

Disusun oleh :
Yolandina Salsabila Putri B1A015052
Maria Pricilia Gita Permana Putri B1A015068
Rahma Adilah B1A015074

TUGAS TERSTRUKTUR BIOLOGI JAMUR MAKROSKOPIS

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tugas terstruktur dengan judul
“Kandungan Nutrisi Jamur Enoki (Flammulina velutipes) sebagai Edible Mushroom”.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Biologi Jamur
Makroskopis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi
Jamur Makroskopis yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi untuk
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengharapkan semoga hasil analisis gagasan
tertulis ini dapat bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut.

Purwokerto, Desember 2017

Penulis
I. PENDAHULUAN

Jamur pangan atau jamur konsumsi adalah sebutan untuk berbagai jenis jamur
yang biasa dijadikan bahan makanan, enak dimakan dan tidak mengandung racun yang
berbahaya bagi kesehatan, bisa berupa produk hasil budidaya atau panen dari alam.
Beberapa jenis jamur masih harus dipetik dari alam bebas karena teknik budidaya
belum diketahui. Flammulina velutipes (jamur Enoki/Enokitake) adalah jamur pangan
dengan tubuh buah berbentuk panjang-panjang berwarna putih seperti tauge. Dikenal
juga dengan nama jamur tauge, jamur emas, dan jamur musim dingin. Jamur ini sering
disebut juga jamur musim dingin (winter mushroom). Ciri khas jamur Enoki hasil
budaya adalah warnanya yang kuning pucat, tangkainya yang panjang dengan
tudungnya yang kecil. Sedangkan jamur Enoki yang liar memiliki tudung berwarna
coklat, berbentuk cembung dan ukurannya dapat mencapai 3 cm. Tudung ini akan
bertambah datar seiring bertambahnya usia jamur Enoki. Menurut Alexopuolos et al
(1996) klasifikasi jamur Enoki sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Physalacriaceae
Genus : Flammulina
Spesies : Flammulina velutipes
Jamur yang banyak di temukan di negara Jepang ini, merupakan salah satu jamur
konsumsi yang memiliki bentuk tubuh yang sangat unik. Di wilayah dunia beriklim
sejuk, jamur ini tumbuh di alam bebas pada suhu udara rendah mulai musim gugur
hingga awal musim semi. Selain itu, jamur ini juga diketahui tumbuh di bawah salju
dan di permukaan batang pohon Celtis sinensis yang sudah melapuk, sehingga disebut
Enokitake (jamur Enoki). Jamur juga bisa tumbuh di permukaan batang kayu lapuk
pohon-pohon berdaun lebar seperti Bebesaran dan Kesemek. Namun, jamur ini sering
dianggap sebagai hama bagi beberapa produk pertanian.
Jamur Enoki (Flammulina velutipes) memiliki tudung berwarna orange kemerahan
sampai coklat kemerahan. Bentuk awal tudungnya setengah bulat dan lama-kelamaan
melebar.Pinggiran tudungnya berbentuk tidak teratur. Bagian lamela kekuningan
(Staments,1983). Tubuh jamur enoki (Flammulina velutipes) tersusun atas oleh
komponen dasar berupa filamen atau benang yang disebut hifa. Benang-benang
tersebut bercabang-bercang dan dinamakan miselium, miselium membentuk
jalinan-jalinan semu yang disebut tubuh buah.
Jamur Enoki hasil budidaya bisa dipanen sepanjang tahun. Tubuh buah Enoki hasil
budidaya terlihat berbeda dari Enoki yang tumbuh di alam bebas. Jamur hasil budidaya
dilindungi dari sinar matahari sehingga berwarna putih, sedangkan jamur di alam bebas
berwarna coklat hampir merah jambu. Jamur hasil budidaya juga memiliki batang yang
panjang dan kurus-kurus, sedangkan jamur di alam bebas memiliki batang yang lebih
pendek dan gemuk. Rasa jamur hasil budidaya juga sangat berbeda dengan jamur yang
tumbuh di alam bebas.
Enoki dapat hidup di alam sebagai jamur liar atau dibudidaya dan dikultur. Kedua
jenis ini dapat dimakan, namun jamur Enoki hasil budidaya memiliki rasa dan
kenikmatan yang lebih baik dibandingkan dengan jamur Enoki liar. Jamur Enoki hasil
budidaya banyak digunakan dalam masakan Jepang dan Cina. Jamur Enoki biasanya
digunakan sebagai campuran pada masakan seperti sup, tumis-tumisan, salad, dan yang
paling populer adalah sebagai campuran pada masakan Jepang yang cukup terkenal
yaitu shabu-shabu. Selain dapat dijadikan aneka olahan, jamur Enoki ternyata juga
banyak mengandung berbagai manfaat bagi tubuh manusia. Kandungan nutrisinya
dikenal sebagai antioksidan yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh.
II. PEMBAHASAN

Jamur Enoki (Flammulina velutipes) merupakan jamur kayu yang berpotensi


sebagai bahan pangan dengan cita rasa yang lezat serta mengandung gizi yang tinggi.
Disamping itu, jamur Enoki berkhasiat obat serta memiliki nilai ekonomi tinggi.
Menurut Sharma et al. (2009) setiap 100 gram jamur Enoki mengandung protein
31,2%, lemak 5,8% serat 3,3%, dan abu 7, 6%. Jamur Enoki dilaporkan berfungsi
sebagai antioksidan alami (Jang et al., 2009), anti kanker dan jantung koroner (Martin,
2010), meningkatkan trombosit (Desinova, 2010), antibakteri (de Melo et al., 2009).
Jamur Enoki mengandung banyak serat. Jamur ini juga mengandung banyak
protein dan beberapa vitamin seperti vitamin B, serta mineral. Satu mangkuk jamur
mentah diperkirakan dapat menyediakan 20 kalori. Jamur ini juga tidak mengandung
gula sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan juga dapat dijadikan
pilihan bahan makanan untuk diet. Kandungan penting dari jamur ini adalah adanya
senyawa flammulin yang merupakan senyawa anti kanker dan tumor. Jamur Enoki juga
dipercaya dapat menstimulasi sistem imun dan juga memiliki aktivitas anti viral dan
anti bakteri. Selain itu, dalam jamur ini juga terdapat senyawa lain yang berfungsi
sebagai penurun tekanan darah dan juga penurun kolestrol. Penelitian juga
menginformasikan bahwa Enokitake berguna dalam perawatan lymphomia dan kanker
prostat (Desinova, 2010).
Di Jepang, Cina, dan Korea jamur Enoki sangat populer dan dimanfaatkan sebagai
bahan pangan dan obat terutama obat kanker, sedangkan di Indonesia masih belum
memasyarakat. Hal ini disebabkan karena jamur Enoki tidak ditemukan di pasar-pasar
tradisional dan hanya bisa ditemukan di toko swalayan dengan harga yang sangat
mahal. Guna memasyarakatkan jamur Enoki, perlu ketersediaan jamur tersebut di
pasar-pasar tradisional dengan harga yang terjangkau. Salah satu usaha yang dilakukan
yaitu dengan membudidayakan jamur Enoki di dalam negeri, namun dalam
pembudidayaan jamur Enoki dihadapkan pada satu masalah penting yaitu belum
tersedia bibit induk di pasaran (Marzuki et al., 2016).
Dalam studi baru-baru ini, F. velutipes adalah jamur dengan kalori rendah, asam
amino, vitamin, serat, dan polisakarida yang tinggi (Zhang et al., 2013). Telah
dibuktikan bahwa baik tubuh buah dan miselia jamur F. velutipes mengandung
polisakarida bioaktif dengan imunomodulator, anti tumor, antioksidan, aktivitas
antiinflamasi, dan aktivitas biologis yang mudah pada hepatosit. Hal ini didukung
dengan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa FVE (Flammulina velutipes
Extract) mengandung 99.7% antioksidan yang kuat. Jamur obat ini dapat digunakan
sebagai sumber zat tahan oksidasi dan bisa mengurangi radikal bebas. Senyawa fenolik
yang merupakan kelompok fitokimia terbesar dan terkandung dalam FVE, dapat
menghambat oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein Cholesterol) (Yeh et al., 2014).
F. velutipes kaya akan vitamin B1 dan mengandung zat besi. Sebagai suplemen
makanan, F. velutipes diketahui bermanfaat bagi penderita hipertensi, lanjut usia, dan
anak-anak yang sedang tumbuh. Aktivitas biologisnya bisa membantu mengurangi gula
darah, tekanan darah, dan kolesterol disamping efek antitrombotiknya. F. velutipes
tidak memiliki efek toksik yang diketahui pada tubuh manusia dan sangat bermanfaat
bagi kesehatan manusia. Serat makanan adalah polisakarida aktif, yang merupakan
bagian dari bagian edible F. velutipes yang dapat dimakan dan tidak dapat
didekomposisi oleh enzim litik atau dicerna dalam saluran pencernaan manusia. Serat
makanan larut dalam air ini dapat dikombinasikan dengan kolesterol atau asam khlor
dengan adsorpsi, mengurangi jumlah asam khlor yang kembali ke hati dan
meningkatkan kadar kolesterol dan transformasi menjadi asam folat. Konsentrasi
kolesterol berkurang dan penyerapan lipid di usus halus terganggu. Oleh karena itu,
kandungan lipid dalam darah dan kemungkinan penyakit kardiovaskular dapat
dikurangi (Yeh et al., 2014). Uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa F. velutipes
memiliki antioksidan setinggi 99,7%, yang dapat mencegah dan menangkal radikal
bebas. F. velutipes mengandung serat makanan kaya, yang mempercepat dekomposisi
kolesterol sehingga mengurangi kadar TG, TC, dan LDL dalam darah dan TG, TC, dan
fosfolipid di hati. Negara Taiwan merupakan negara dengan produksi Flammulina
velutipes yang tinggi sepanjang tahun yang telah dikembangkan menjadi makanan
tambahan gizi, dan ini menjadi topik penelitian yang menarik di abad ke-21.
Polisakarida aktif dapat dimurnikan dari residu F. velutipes. Tiga jenis
polisakarida, yaitu FVRP-1, FVRP-2 dan FVRP-3, dengan bobot molekul 9.930,
62.290, dan 36,310 Da, semuanya hetero-polisakarida terdiri dari glukosa, galaktosa,
manosa, dan xylosa, dengan rasio molar yang berbeda-beda. Aktivitas antioksidan
FVRP-1, FVRP-2 dan FVRP-3 terungkap melalui tes ketahanan radikal ABTS+, DPPH
dan hidroksil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FVRP-2 dan FVRP-3 memiliki
aktivitas antioksidan yang lebih kuat daripada FVRP-1 untuk melawan ABTS+, DPPH
dan radikal hidroksil, dan FVRP-2 memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat daripada
FVRP-1 terhadap DPPH dan hidroksil-radikal (Liu et al., 2016).
Gambar 1 dan 2. Jamur Enoki (Flammulina velutipes)
III. KESIMPULAN

Flammulina velutipes (jamur Enoki/Enokitake) adalah jamur pangan dengan tubuh


buah berbentuk panjang-panjang berwarna putih seperti tauge. Selain itu, jamur ini
mengandung gizi dan nilai ekonomi tinggi, serta dapat dijadikan sebagai obat. Jamur
yang merupakan anggota dari Basidiomycota ini mengandung protein 31,2%, lemak
5,8% serat 3,3%, dan abu 7, 6%. Selain itu, tubuh buah dan miselia jamur F. velutipes
mengandung polisakarida bioaktif dengan imunomodulator, anti tumor, antioksidan,
aktivitas antiinflamasi, dan aktivitas biologis yang mudah pada hepatosit. FVE
(Flammulina velutipes Extract) mengandung 99.7% antioksidan yang kuat.
Kandungan penting dari jamur ini adalah adanya senyawa flammulin yang merupakan
senyawa anti kanker dan tumor.
DAFTAR REFERENSI

Alexopoulos, C.J., C.W. Mims & M. Blackwell (1996), Introductory Mycology, John.
Wiley & Sons, Inc., Canada.
De Melo, M. R., Paccola-Meirelles, Luzia D., De Jesus F., Terezinha, Kazue I., and
Noemia. 2009. Influence of Flammulina Velutipes Mycelia Culture Conditions On
Antimicrobial Metabolite Production. Mycoscience 50:78-81.
Desinova N. P. 2010. History of The Study Thrombolytic and Fibrinolytic Enzymes of
Higher Basidiomycetes Mushrooms. International Journal of Medicinal
Mushrooms. 12(3),pp. 317-326.
Jang, M-S., Hee-Yeon P., Hideki U., and Toshiaki O. 2009. Antioxidative Effects of
Mushroom Flammulina velutipes Extract On Polyunsaturated Oils In
Oil-in-water Emulsion. Food Sci. Biotechnol. 18(3):604 609.
Liu, Y., Zhang, B., Ibrahim, S. A., Gao, S., Yang, H & Huang. 2016. Purification,
Characterization and Antioxidan Activity of Polysaccharides from Flamulina
velutipes residue. Journal Elsevier, 145, pp. 71-77.
Martin, P.2010 Medicinal Mushrooms A clinical Guide. Mycology Press. UK.
Marzuki, B. M., Erawan, T. S & Kusmoro, J. 2016. Pengaruh Penambahan Berbagai
Takaran Ampas Tahu pada Media Bibit Induk Jagung Terhadap Pertumbuhan
Miselium dan Bobot Bibit Induk Jamur Enoki (Flammulina velutipes (Curt.
Fries) Singer). Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek, 1(1), pp. 147-152.
Stamets, P dan J.S Chilton. 1983. The Mushroom Cultivation Dalam a practical guide
to growing Mushroom at Home. Agrarican Press. Olympia. Washington.
Yeh, M. Ko, W & Lin, L. 2014. Hypolipidemic and Antioxidant Activity of Enoki
Mushroom (Flammulina velutipes). BioMed Research International. 1(2), pp.
1-6.
Zhang, Z., Lv, G., He, W., Shi, L., Pan, H., & Fan, L. 2013. Effects of
extractionmethods on the antioxidant activities of polysaccharides obtained
fromFlammulina velutipes. Carbohydrate Polymers, 98, 1524–1531.

Anda mungkin juga menyukai