Bab Iii Iv Vi 123
Bab Iii Iv Vi 123
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hillsburg Stores Inc, mulai beroperasi pada tahun 1984 di Gary,
Indiana hingga pada tanggal 22 Oktober 1996 resmi mengubah namanya
menjadi Hillsburg Hardware Company. Hillsburg Hardware Company ialah
distributor peralatan perangkat keras bermutu tinggi di bagian barat-tengah
AS. Produk utamanya adalah alat-alat berat dan perkakas, peralatan
pertamanan, peralatan listrik, peralatan konstruksi rumah dan komersial, serta
berbagai pilihan produk cat.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai
berikut:
1. Bagaimana ruang lingkup bisnis dan industry dari Hillsburg Hardaware
Company ?
2. Apa risiko bisnis dan risiko industry yang dapat dihadapai klien dalam
menjalani kegiatan bisnnisnya ?
3. Bagaimana prosedur analitis terkait dengan akun yang akan diaudit ?
4. Bagaimana menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat
diterima dan risiko intern ?
5. Bagaimana bentuk bagan arus (flowcart) terkait dengan siklus yang
mencakup akun yang diaudit ?
6. Bagaimana cara mengembangkan program audit
1
BAB II
MEMAHAMI BISNIS KLIEN DAN INDUSTRI KLIEN
Hillsburg Stores Inc, mulai beroperasi pada tahun 1984 di Gary, Indiana hingga
pada tanggal 22 Oktober 1996 resmi mengubah namanya menjadi Hillsburg
Hardware Company. Hillsburg Hardware Company ialah distributor peralatan
perangkat keras bermutu tinggi di bagian barat-tengah AS. Produk utamanya
adalah alat-alat berat dan perkakas, peralatan pertamanan, peralatan listrik,
peralatan konstruksi rumah dan komersial, serta berbagai pilihan produk cat.
Lebih dari 90% produk Perusahaan dibeli dari produsen dan dikirimkan langsung
kepada pelanggan maupun kegudang utama di Gary, Indiana. Para pengecer
perangkat keras menyadari bahwa membeli di Hillsburg Hardaware Company
lebih menguntungakan karena disana mereka member keleluasan kepada para
pengecer yang lebih kecil untuk membeli atas dasar ketika-dibutuhkan bukan
dalam jumlah besar. Selain itu mereka juga menawarkan serangkaian produk
bermutu tinggi yang tidak dapat ditemukan di sebagaian besar mata rantai
tokonasional.
2
Company saat ini lebih dari 400 toko perangkat keras yang dimiliki secara
independen. Guna membina hubungan jangka panjang dengan
pelanggan,Hillsburg Hardaware Company menawarkan serangkaian program
insentif dan program apresiasi pelanggan. Saat ini Hillsburg Hardaware Company
mempunyai perjanjian pasokan jangka panjang dengan dua vendor; Mechanical
Tools dan Pinter’s Paradise yang mana perjanjian ini berlaku sampai akhir tahun
fiscal 2014.
3
BAB III
MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN
Resiko bisnis adalah Probabilitas yang gagal dalam operasi organisasi dan
lingkungan (seperti persaingan dan kondisi ekonomi yang buruk) yang dapat
mengganggu kemampuan organisasi perusahaan untuk pengembalian investasi.
Atau dengan kata lain adalah suatu keadaan tertentu yang dapat mempengaruhi
kemampuan perusahaan tersebut.
Resiko bisnis yang dapat dihadapi adalah pesaing, ketersediaan produk, serta
tingkat kualitas produk. Karena apa bila pesaing memiliki pangsa pasar yang lebih
besar dan produk yang disediakan lebih banyak, maka pelanggan akan beralih
untuk membeli produk yang dijual oleh competitor dan perusahaan tidak
mempunyai cukup peluang untuk meningkatkan penjualan. Serta tingkat kesetiaan
pelanggan yang kurang juga menjadi resiko bisnis yang dapat dihadapi oleh
perusahaan, karena pelanggan yang tidak setia akan dengan mudah beralih
kepasar yang lain hanya untuk membandingkan manakah yang membuat mereka
merasa diuntungkan. Jadi untuk mengatasi permasalah tersebut perusahaan harus
lebih mingkatkan kinerjanya dalam memenuhi permintaan pasar dan bahkan apa
yang akan diminta oleh pasar serta meningkatkan kepuasan pelanggan melalui
jasa pelanggan yang lebih unggul.
4
BAB III
5
menyadari rasio ini terutama berguna untuk menilai salah saji penjualan , harga
pokok penjualan, piutang usaha dan persediaan.
Marjin laba serupa dengan marjin laba kotor tetapi setelah dikurangi dengan harga
pokok penjualan dan beban operasi. Rasio ini memungkinkan aunditor untuk
menilai kemungkinan salah saji beban operasi dan akun neraca yang terkait.
Pengembalian atas aset dan pengenmbalian atas ekuitas saham biasa adalah
ukuran profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Rasio-rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi setiap dolar aset dan
ekuitas.
27,85 %
6
BAB IV
7
Faktor yang mempengaruhi pertimbangan materialitas
1. Faktor kualitatif, antara lain:
a) Salah saji yang mengandung konsekuensi hukum
b) Salah saji dikarenakan sikap manajemen terhadap integritas
laporan keuangan.
c) Salah saji yang menyababkan trend laba
2. Faktor kuantitatif.
Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan pos – pos dalam
laporan keuangan, laba bersih sebelum pajak dalam laporan
keuangan, total aktiva lancar/ aktiva/ ekuitas pemegang saham
dalam neraca.
Menurut mulyadi (2002) Pedoman materialitas berdasarkan
kelajiman dalam praktek adalah:
Tingkat materialitas Dasar Pengukuran
a) 5 – 10% Laba Operasi sebelum pajak
b) 0,5 – 1 % Pendapatan Kotor
c) 0,5 – 1 % Total aktiva
d) 1% Pasiva
8
jika $300.000 yang di anggap material. Namun jika auditor menetapkan tingkat
materialitas yang sama ke setiap segmen audit yang ditetapkan untuk laporan
keuangan secara keseluruhan, aka nada kemungkinan bahwa salah saji yang tidak
teridentifikasi melebihi materialitas ntuk laporan keuangan secara keseluruhan.
9
disajikan secara wajar jika salah saji dalam akun itu sebesar$100.000 atau kurang.
Standar auditing PCAOB menyebut jumlah ini sebagai salah saji yang dapat
ditoleransi (tolerable misstatement), smentara standar AICPA mendefinisikan
salah saji yang dapat ditoleransi sebagai aplikasi materealitas kinerja pada
prosedur sampling tertentu. Kami menggunakan istilah materialitas kinerja
ketimbang salah saji yang dapat ditoleransi di bab ini agar konsisten dengan
standar AICPA dan IAASB.
Ketiga kesulitan tersebut diperhitungkan dalam alokasi pada Gambar 9.3. jadi
penting untuk selalu mengingat bahwa pada akhir audit, auditor harus
menggabungkan semua salah saji actual dan yang diestimasi, lalu
membandingkannya dengan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas.
Dalam menentukan tingkat materialitas kinerja, auditor berupaya untuk
Saldo Materialitas
31-12-13 kinerja
(dalam Ribuan) (dalam Ribuan)
10
Kas $ 828 $6 (a)
(a) Materialitas kinerja bernilai kecil atau nol, karena akun dapat diaudit seluruhnya dengan biaya rendah dan
diperkirakan tidak ada salah saji.
(b) Materialitas kinerja bernilai besar karena akun ini besar dan memerlukan sampling yang ekstensif untuk
mengaudit akun ini.
(c) Materialitas kinerja bernilai besar sebagai presentase dari akun, karena akun ini dapat diverifikasi dengan biaya
yang sangat rendah mungkin dengan prosedur analitis
(d) Materialitas kinerja bernilai kecil sebagai prosentase dari saldo akun, karena sebagian besar saldo ini berupa
tanah dan bangunan, yang tidak berubah dari tahun sebelumnya dan tidak perlu diaudit.
(e) Materialitas kinerja bernilai cuku besar karena diperkirakan jumlah salah sajinya relatif banyak.
(f) Tidak dapat diterapkan laba di tahan merupakan akun residu yang di pengaruhi oleh jumlah bersih salah saji
dalam akun-akun lainnya.
11
Gambar 9-3 mengilustrasikan pendekatan alokasi yang diikuti oleh
auditor senior, Fran moore, dalam audit atas Hillsburg Hardware Co. Gambar
tersebut mengikhtisarkan neraca, dengan menggabungkan akun-akun tertentu,
serta memperlihatkan pengalokasian total materialitas sebesar $442.000 (6 persen
dari laba operasi). Pendekatan alokasi yang dilakukan Moore menggunakan
pertimbangan pengalokasian, dengan mematuhi dua persyatan arbitrer berikut ini
yang ditetapkan oleh Berger and Anthony, CPA:
Materialitas kinerja untuk setiap akun tidak boleh melebihi 60 persen dari
pertimbangan pendahuluan (60 persen dari $442.000=4265.000,
dibulatkan).
Tidak mungkin bahwa semua akun mengandung salah saji sebesar jumlah
materialitas kinerja. Sebagai contoh, jika aset lancar lainnya mengandung
materialitas kinerja sebesar $100.000 tetapi tidak ditemukan salah saji
ketika mengaudit akun-akun itu, ini berarti bahwa auditor, setelah fakta ini
diketahui, dapat saja mengalokasikan materialitas kinerja sebesar nol atau
dalam jumlah yang kecil pada asset lancer lainnya. Sudah lazim jika
auditor menemukan lebih sedikit salah saji ketimbang materialitas kinerja.
12
Beberapa akun mungkin saja dilebihsajikan, sementara akun-akun lainnya
mungkin kurang saji, sehingga menghasilkan sejumlah bersih yang
mungkin lebih kecil dari pertimbangan pendahuluan.
Gambar 9-3 juga mencantumkan dasar pemikiran yang diikuti Fran Moore
dalam memutuskan materialitas kinerja untuk setiap akun. Sebagai contoh, Moore
menyimpulkan bahwa tidak perlu membebankan materialitas kinerja ke wesel
bayar, meskipun akun ini hamper sebesar persediaan. Jika ia membebankan
$132.500 ke masing-masing dari kedua akun tersebut, akan diperlukan lebih
banyak bukti untuk persediaan,tetapi konfirmasi tentang saldo wesel bayar tetap
diperlukan. Karena itu, akan lebih efisien bila mengalokasikan $265.000 ke
persediaan dan tidak ada ke wesel bayar. Demikian pula, ia mengalokasikan
$60.000 ke asset lancer lainnya serta upah pajak upah akrual, yang keduanya
berjumlah besar jika di bandingkan dengan saldo akun yang tercatat. Moore
melakukan ini karena yakin bahwa akun- akun tersebut dapat diverifikasi dalam
batas $60.000 dengan menggunakan prosedur analitis saja yang lebih murah. Jika
materialitas kinerja ditetapkan lebih rendah, Moore harus menggunakan prosedur
audit yang lebih mahal seperti inspeksi dan konfirmasi.
Dalam praktik, sering kali sulit memprediksi akun-akun mana yang paling
mungkin salah saji dan apakah salah saji tersebuut berupaya lebih dari saji atau
kurang saji. Demikian pula, biaya relative untuk mengaudit saldo akun yang
berbeda sering kali tidak ditemtukan. Karena itu pengalokasiaan pertimbangan
pendahuluan tentang materialitaske akun-akun merupakan pertimbangan
professional yang sulit. Dengan demikian, banyak kantor akuntan public
mengembangkan pedoman yang ketat dan metode yang canggih untuk melakukan
13
hal tersebut.pedoman-pedoman ini juga membantu memastikan auditor
mengdokumentasikan secara tepat tingkat materialitas secara keseluruhan dan
tingkat materialitas kinerja serta factor-faktor yang dipertimbangkan ketika
menentukan jumlah tersebut dalam file audit.
14
C. Kertas Kerja Perencanaan Bukti untuk Memutuskan atas Rincian
Saldo untuk Hillsburg Hardware Co.- Hutang Usaha
Keakuratan
Detail tie-in
Pisah batas
Klasifikasi
direalisasi
Eksistensi
(Cuttoff)
Hak
Risiko audit yang dapat
diterima
Risiko inheren
Risiko pengendalian-Penjualan
Risiko pengendalian-
Penerimaan kas
Risiko pengendalian-
Pengendalian tambahan
Pengujian substantif
atastransaksi-Penjualan
Pengujian substantif
atastransaksi-Penerimaan kas
Prosedur analitis
Risiko deteksi yang
direncanakan untuk pengujian
atas rincian saldo
Bukti audit yang direncanakan
untuk pengujian atas rincian
saldo
15
BAB V
1. pelanggan yang merasa cocok dengan produk yang sudah dipilih melakukan
pembayaran secara tunai ke kasir.
2. kasir menerima pembayaran tunai (kas) dari pelanggan. Kemudian kasir membuat
laporan penerimaan kas (LPK) dan dikirimkan ke bagian keuangan.
3. bagian keuangan membuat laporan penjualan tunai (LPT) rangkap 2. Lembar 1 dikirim
ke pemimpin dan lembar 2 disimpan sebagai arsip
16
Berikut merupakan prosedur pendapatan dari piutang usaha :
1. Kasir mengirim faktur ke bagian piutang. Bagian piutang melakukan pengecekan jatuh
tempo piutang berdasarkan faktur yang sudah diterimanya.
2. apabila jatuh tempo sudah dicek, maka bagian piutang mencatat waktu jatuh tempo
tersebut pada schedule umur piutang (SUP)
3. Berdasarklan SUP tersebut, bagian piutang membuat surat tagihan piutang (STP) dan
STP dikirimkan ke pelanggan.
4. Pelanggan menerima STP, dan melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo.
Pembayaran dikirimkan ke bagian piutang.
5. bagian piutang menerima pembayaran dari pelanggan dan membuat faktur lunas
rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke pelanggan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip.
6. bagian piutang membuat laporan penerimaan kas dari piutang rangkap 2. Lembar 1
dikirimkan ke bagian keuangan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip.
17
BAB VI
Definisi Pendapatan
Menurut PSAK 23, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat
ekonomik yang timbul dari aktivitas ormal entitas selama suatu periode, jika arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Dengan pengertian diatas, maka perusahaan tidak boleh mencatat Pajak yang
dipotong dari pihak lain sebagai pendapatan walaupun pajak merupakan kas
masuk ke perusahaan. Disisi lain perusahaan yang bergerak sebagai agen (bukan
orang yang sebenarnya) dari sebuah transaksi tidak boleh mengakui kas yang
masuk sebagai pendapatannya, namun hanya mengakui komisi sebagai
pendapatannya.
Misalkan seorang manajer investasi mengelola dana investor sebesar Rp 100 Juta
dan mendapat return 10%, yaitu Rp 10 Juta rupiah. Sesuai kontrak perusahaan
18
investasi hanya menerima 20% dari return sebagai fee (komisi) maka perusahaan
membagi dua return 10% tadi. (1) 8 juta dianggap sebagai hutang kepada investor
(2) 2 juta dianggap sebagai pendapatan komisi dari perusahaan investasi.
Kesalahan terjadi bila perusahaan mencatat Rp 10 juta sebagai pendapatan bagi
perusahaan.
Tujuan Audit Ada lima garis besar pernyataan manajemen yang secara umum
dapat diterima standar akuntansi yaitu eksistensi atau occurrence, kelengkapan,
hak dan kewajiban., penilaian atau pengalokasian. penyajian dan pengungkapan
(disclosure). Tujuan audit spesifik berasal dari lima kategori dari pernyataan
manajemen tersebut. Tujuan- tujuan tersebut antaralain: a. Tujuan Audit
Menggolongkan Transaksi Secara umum auditor menginginkan untuk
mencangkup lima tujuan audit untuk tiga penggolongan-penggolongan transaksi:
(1) penjualan kredit, (2) penerimaan kas dan (3) penyesuaian penjualan. Sebab itu,
tujuan-tujuan spesifik audit diasosiasikan dengan transaksi pendapatan-
pendapatan yaitu: Occurrence. Semua transaksi penjualan, penerimaan kas dan
penyesuaian penjualan yang telah dicatat secara aktual yang terjadi selama
periode tersebut. Ex.: audit seharusnya menntukan apakah pendapatan yang
dicatat sesuai dengan kriteria GAAP untuk revenue recognition. Completeness.
Semua penjualan, kas masuk dan penyesuaian penjualan.
B.Menghubungan tujuan audit khusus dengan tujuan audit umum dan asersi
manajemen yang berkaitan dengan transaksi
19
4. Klasifikasi, asersi ini menekankan apakah transaksi telah dicatat dengan
nama akun yang tepat.
5. Pisah batas (cut off), asersi ini membahas apakah transaksi telah dicatat
pada periode pembukuan yang tepat.
Asersi Manajemen
Tujuan Audit Umum
Tentang Kelas Tujuan Audit Khusus yang Berkaitan
Yang Berkaitan
Transaksi dan dengan Transaksi
dengan Transaksi
Peritiwa
Seluruh transaksi gaji dan upah
Keterjadian Keterjadian benar-benar terjadi dan tidak ada
transaksi fiktif.
Transaksi pembayaran gaji sudah
Kelengkapan Kelengkapan
dicatat atau disajikan.
20
Transaksi pembayaran gaji dan upah
Keakuratan Keakuratan dicatat dengan jumlah dan disajikan
dalam jumlah yang benar.
Transaksi pembayaran gaji telah
Posting dan dimasukkan secara layak dalam file
Pengikhtisaran induk dan diikhtisarkan dengan
benar.
Transaksi gaji dan upah yang tercatat
telah tepat diklasifikasikan,
Klasifikasi Klasifikasi
dijelaskan dan diungkapkan dengan
tepat.
Transaksi gaji dan upah telah dicatat
Pisah batas (Cut
Penetapan Waktu pada tanggal dan periode pembukuan
Off)
yang benar.
21
C.MENGHUBUNGKAN TUJUAN AUDIT KHUSUS DENGAN TUJUAN
AUDIT UMUM DAN ASERSI MANAJEMEN YANG BERKAITAN DENGAN
SALDO
klasifikasi jumlah gaji diklasifikasikan secara tepat didasarkan jam kerja harian
dan jam lembur
cutoff- jumlahitem-item beban gaji sesuai denggan buku besar
hubungan
yang
rinci/detail
tie-in
nilai yang -
dapat
direalisasikan
hak dan hak dan perusahaan mempunyai kewajiban atas semua item beban gaji yang
kewajiban kewajiban tercantum
Tujuan yang berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi yang baru saja dibahas. Tujuan – tujuan itu juga mengikuti asersi
manajemen dan memberikan kerangka kerja guna membantu auditor
22
mengumpulkan bukti yang tepat yang mencukupi berkaitan dengan saldo akun.
Juga ada tujuan audit umum dan khusus yang berkaitan dengan saldo.
Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Pertama, seperti yang tersirat dalam
istilahnya, tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun
seperti piutang usaha dan persediaan, bukan kelas transaksi seperti transaksi
penjualan dan pembelian persediaan. Kedua, ada delapan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan enam tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi.
Menurut cara audit dilaksanakan, tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
hampir selalu diterapkan pada saldo akhir dalam akun akun neraca, seperti piutang
usaha, persediaandan wesel bayar. Akan tetapi, beberapa tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo juga diterapkan pada akun – akun laporan laba rugi
tertentu. Ini biasanya melibatkan transaksi nonrutin dan beban yang tidak dapat
diprediksikan, seperti beban hukun atau perbaikan dan pemeliharaan. Akun –
akun laporan laba rugi lainnya berkaitan erat dengan akun – akun neraca dan diuji
secara serentak, seperti beban penyusutan dengan akumulasi penyusutan dengan
beban bunga dengan wesel bayar.
Apabila digunakan dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo untuk
mengaudit saldo akun, auditor akan mengumpulkan bukti untuk memverifikasi
rincian yang mendukung saldo akun, bukan memverifikasi saldo akun itu sendiri.
Sebagai contoh, dalam mengaudit pendapatan usaha, auditor mendapatkan daftar
file induk pendapatan usaha yang cocok dengan saldo buku besar umum. Tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo pendapatan usaha diterapakan pad akun
penerimaan kas dalam daftar tersebut.
Dalam pembahasan berikut tentang delapan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo,kami menyediakan skedul pendukung, yaitu skedul yang disiapkan klien
atau file elektronik, seperti daftar piutang usaha atau pendapatan.
23
Tujuan ini bersangkutan dengan apakah jumlah yang tercatat didalam laporan
keuangan memang harus dicantumkan. Sebagai contoh, pencantuman pendapatan
usaha dalam neraca saldo pendapatan padahal sebenarnya pendapatan itu tidak
ada melanggar tujuan eksistensi. Tujuan ini adalah pandanan auditor atas asersi
manajemen tentang eksistensi saldo akun
Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada
suatu akun benar – benar telah dicatat. Kelalaian untuk mencantumkan
pendapatan usaha dalam neraca saldo pendapatan usaha apabila pendapatan usaha
itu memang ada merupakan pelanggaran terhadap tujuan kelengkapan. Tujuan ini
adalah padanan auditor terhadap asersi manajemen tentang kelengkapan untuk
saldo akun.
Tujuan keakuratan mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah
benar. Pos – pos pendapatan dalam daftar pendapatan usaha dapat saja salah
karena jumlah unit persediaan fisik salah saji, harga per unit salah, atau totalnya
dihitung secara tidak benar. Setiap hal tersebut melanggar tujuan keakuratan.
Keakuratan merupakan salah satu bagian dari asersi penilaian dan alokasi untuk
saldo akun.
Klasifikasi melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada dalam daftar klien
telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang tepat. Sebagai contoh,
dalam daftar pendapatan usaha, pendapatan tersebut harus dipisahkan antara
pendapatan tunai ataupun non tunai. Klasifikasi juga merupakan bagian dari asersi
penilaian dan alokasi. Klasifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
berhubungan erat dengan tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
24
pengungkapan, yaitu bagaimana saldo-saldo itu diklasifikasikan dalam akun buku
besar sehingga dapat disajikan serta diungkapkan secara tepat pada laporan
keuangan.
Dalam menguji Cutoff dalam saldo akun, tujuan auditor adalah menentukan
apakah transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
Saldo akun itu mungkin saja salah saji karena transaksi dicatat menjelang akhir
periode akuntansi. Untuk audit tahunan, akhir periode akuntansi adalah sama
dengan tanggal neraca. Pengujian Cutoff dapat dipandang sebagai bagian dari
pemeriksaan akun neraca atau transaksi yang berkaitan, tetapi demi kemudahan,
biasanya auditor melaksanakannya sebagai bagian dari audit atas akun neraca.
Karena alasan ini, kami juga menyertakan cutoff sebagai tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo, yang berhubungan dengan asersi penilaian dan alokasi
untuk saldo akun. Tujuan penetapan waktu untuk transaksi bersangkutan dengan
penetapan waktu yang tepat untuk mencatat transaksi selama tahun berjalan,
sementara tujuan cutoff untuk tujuan audit yang berkaitan dengan saldo hanya
bersangkutan dengan transaksi menjelang akhir tahun. Sebagai contoh , pada audit
akhir tahun per 31 Desember, Transaksi pendapatan yang dicatat pada bulan
Maret padahal penerimaan pendapatan pada bulan Februari merupakan kekeliruan
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, tetapi bukan kekeliruan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo.
Hubungan yang Rinci (Detail Tie-In) – Rincian saldo akun Sesuai dengan
Jumlah pada File Induk yang Berkaitan, Sesuai dengan Total Saldo Akun
dan Sesuai dengan Total Buku Besar
Saldo akun dalam laporan keuangan didukung oleh rincian pada file induk dan
skedul yang dibuat oleh klien. Tujuan hubungan yang rinci ini memastikan rincian
dalam daftar telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan sesuai
dengan buku besar. Sebagai contoh, setiap pendapatan usaha yang tertera dalam
daftar pendapatan usaha harus sama dengan yang ada dalam file induk pendapatan
usaha dan totalnya harus sama dengan akun pengendalian buku besar. Hubungan
25
yang rinci juga merupakan bagian dari asersi penilaian dan alokasi untuk saldo
akun.
Nilai yang dapat Direalisasi – Aset yang telah dicantumkan dalam Jumlah yang
diestimasi Akan Direalisasi
Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk
memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisai bersih. Contoh –
contoh penerapan tujuan ini antaralain mempertimbangkan kecukupan penyisihan
Pendapatan tak tertagih dan penghapusan persediaan yang usang. Tujuan ini
hanya diterapkan pada akun reset serta merupakan bagian dari asersi penilaian dan
alokasi untuk saldo akun.
Selain eksistensi, sebagaian besar aset juga harus dimiliki sebelum dapat
dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, Utang harus merupakan
kewajiban entitas. Hak selalu berkaitan dengan aset dan kewajiban dengan utang.
Tujuan ini adalah padanan auditor terhadap asersi menejemen tentang hak dan
kewajiban untuk saldo akun.
26
D. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN
hillsburg hardware company : asersi manajemen dan tujuan audit yang berkaitan
dengan penyajian dan pengungkapan
asersi manajemen tujuan audit umum tujuan audit khusus yang
tentang penyajian dan yang berkaitan dengan berkaitan dengan penyajian
pengungkapan penyajian dan dan pengungkapan yang
pengungkapan diterapkan pada beban gaji
keterjadian serta hak dan keterjadian serta hak dan beban gaji sebagaimana diuraikan
kewajiban kewajiban dalam neraca ada dn merupakan
kewajiban perusahaan
kelengkapan kelengkapan semua pengungkapan yang
diperlukan yang terkait dengan
beba gaji telah di catat dalam
catatan kaki laporan keuangan
keakuratan dan penilaian keakuratan dan penilaian pengungkapan catatan kaki yang
berkaitan dengan beban gaji sudah
akurat
klasifikasi dan dapat klasifikasi dan dapat beban gaji secara tepat
dipahami dipahami diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka pendek dan
pengungkapan laporan keuangan
yang berkaitan dapat dipahami
27
BAGAIMANA TUJUAN AUDIT DIPENUHI
Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencukupi guna mendukung semua
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan
mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi kombinasi yang
tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Jika kita bandingkan Tabel 6-
3 dan Tabel 6-4 akan terlihat tumpang tindih yang signifikan antara tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.
Hak dan kewajiban merupakan satu-satunya asersi yang berkaitan dengan saldo
tanpa melibatkan asersi yang berkaitan dengan transaksi yang serupa. Tujuan
audit yang berkaitan dengan penyanjian dan pengungkapan berhubungan erat
dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Auditor sering kali
mempertimbangkan tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan ketika menetapkan tujuan audit uang berkaitan dengan dengan
saldo.
Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit. Untuk melakukan
hal ini, auditor mengikuti suatu proses audit, yaitu metedologi yang telah
didefinisikan dengan baik untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang
diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang
disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi. Jika klien merupakan sebuah
perusahaan publik, auditor juga harus membuat rencana untuk memenuhi tujuan-
tujuan yang berkaitan dengan pelaporan tentang keefektifan pengendalian internal
atas pelaporan keuangan PCAOB Auding standart 5 mengharuskan bahwa audit
atas keefektifan pengendalian internal dipadukan dengan audit atas laporan
keuangan. Proses audit tersebut, mempunyai empat fase khusus.
28
Beban Operasi Tujuan Audit yang Berkaitan dengan
E. Saldo
Detail tie-in
Kelengkapan
Eksistensi
Klasifikasi
Cutoff
Hak
Penetap
item yang an
Prosedur Audit Ukuran Sampel Dipilih Waktu
Pengujian Rincian untuk Setiap dari Penguji
Saldo Prosedur Audit Populasi an
1. Memperoleh menelusuri 20 Acak I X
daftar umur item; memfoot 2
beban; menelusuri halaman dan
akun ke file induk, semua subtotal
foot skedul, dan
menelusuri ke
buku besar
2. Memperoleh Semua Semua Y X X X X X
analisis penyisihan
untuk Beban
operasi, menguji
keakuratan,
memeriksa
otorisasi untuk
penghapusan, dan
menelusuri ke
buku besar
3. memperoleh 50 10 X X X X X
konfirmasi terbesar I
langsung beban 40 acak
operasi dan
melaksanakan
prosedur alternatif
29
4. mereview N/A N/A Y X X X X X
akun pengendalian
beban operasi
selama periode
berjalan.
Menyelidiki sifat
dan mereview
pendukung setiap
ayat jurnal yang
tidak biasa atau
besar atau ayat
jurnal yang tidak
berasal dari
sumber jurnal
normal. Juga
menyelidiki setiap
kenaikan atau
penurunan yang
signifikan dalam
beban akhir tahun.
5. mereview Semua Semua Y X
beban operasi yang
telah dibebankan
atau didiskontokan
6. menyelidiki N/A N/A Y X
ketertagihan saldo
akun
7. mereview Semua Semua Y X X
daftar saldo bagi
jumlah yang jatuh
tempo dari pihak
terkait atau
karyawan, saldo
30
kredit, dan pos
tidak biasa, serta
wesel tagih yang
jatuh tempo
setelah satu tahun
8. menentukan Y X
bahwa prosedur
cutoff yang tepat
telah diterapkan
pada tanggal
neraca untuk
memastikan
bahwa penjualan,
penerimaan kas,
dan memo kredit
telah dicatat dalam
periode yang benar
31