Buku Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga PDF
Buku Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga PDF
11
Ind
p
PEDOMAN UMUM PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA
TIM BUKU
Penasehat : Nila Farid Moeloek (Menteri Kesehatan Republik Indonesia)
Pengarah : Untung Suseno Sutarjo (Sekretaris Jenderal), Anung Sugihantono
(Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat), M. Subuh (Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit), Bambang Wibowo (Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan), Maura Linda Sitanggang (Direktur
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan), Purwadi (Inspektur
Jenderal), Siswanto (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan), Usman Sumantri (Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan).
Penyusun : Akmal Taher (Staf Khusus Menkes Bidang Peningkatan Pelayanan
Kesehatan), Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa (Staf Khusus Menkes
Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi), Sri Henni
Setiawati (Staf Ahli Menkes Bidang Peningkatan Kapasitas Kelem-
bagaan dan Desentralisasi), Trisa Wahjuni Putri (Kepala Pusat Analisis
Determinan Kesehatan), Ernawati Roeslie (Pusat Analisis Determinan
Kesehatan), Abdul Aziz (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), Habibi
Nur Eka Putra (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), Ario Baskoro
(Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat), Trihono (Health Policy
Unit), Tini Suryanti (Health Policy Unit), Bambang Hartono (Health
Policy Unit), Lalu Hendi Hutomo (Health Policy Unit)
Koordinator Teknis: Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Sebagai pedoman umum, dokumen ini bukanlah dokumen yang statis. Oleh karena
itu, selama perjalanan pelaksanaan program terhadap dokumen ini akan dilakukan
revisi secara periodik. Dengan demikian, “Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga” ini dapat membimbing kita ke arah keber-
hasilan pembangunan kesehatan periode 2015 – 2019.
Menyadari permasalahan yang demikian itu, mau tidak mau kita harus membuat
skala prioritas. Untuk mencapai Indonesia Sehat, dalam kurun waktu 2015 – 2019,
sektor kesehatan diarahkan untuk memfokuskan upaya guna:
1 Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
2 Menurunkan prevalensi balita pendek (stunting).
3 Menanggulangi penyakit menular HIV-AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria.
4 Menanggulangi penyakit tidak menular Hipertensi, Diabetes, Obesitas, Kanker,
dan Gangguan Jiwa.
Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka
upaya-upaya tersebut diselenggarakan secara terintegrasi sejak dari perencanaan
sampai ke pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Sasarannya pun difokuskan
kepada keluarga, dengan dihidupkannya kembali “Pendekatan Keluarga”.
1 PENDAHULUAN 1
2
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
TAHUN 2015-2019 5
A. Gambaran Pembangunan Kesehatan di Indonesia 5
B. Tantangan Pembangunan Kesehatan 14
C. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan 14
3
PENDEKATAN KELUARGA DALAM PENCAPAIAN
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN 19
A. Konsep Pendekatan Keluarga 19
B. Keluarga Sebagai Fokus Pemberdayaan 23
C. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga 28
D. Pendekatan Keluarga Sebagai Kunci Keberhasilan 33
4
PERAN PUSKESMAS DALAM PENDEKATAN KELUARGA
A. Penguatan Subsistem Dalam Sistem Kesehatan Nasional 35
35
5
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM
PENDEKATAN KELUARGA 47
A. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 47
B. Peran Dinas Kesehatan Provinsi 48
C. Peran Kementerian Kesehatan 49
D. Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor 53
DAFTAR TABEL
AIDS =
Acquired Immunodeficiency Syndrome
AKB = Angka Kematian Bayi
AKI = Angka Kematian Ibu
AKMS = Advokasi, Komunikasi, dan Mobilisasi Sosial
ANC =
Ante Natal Care
ARV = Anti Retro Viral
ASI = Air Susu Ibu
BBLR = Berat Bayi Lahir Rendah
CFR = Case Fatality Rate
DOTS = Directly Observed Treatment, Short-course
DTPK = Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan
FKTP = Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GP2SP = Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif
HIV = Human Immunodeficiency Virus
IIS = Indikator Individu Sehat
IKS = Indeks Keluarga Sehat
IMD = Inisiasi Menyusui Dini
IMS = Infeksi Menular Seksual
DAFTAR SINGKATAN
3
IMS = Indikator Masyarakat Sehat
ITS = Indikator Tatanan Sehat
IUFD = Intra Uterine Fetal Death
JKN = Jaminan Kesehatan Nasional
KB = Keluarga Berencana
MDGs = Millenium Development Goals
MP ASI = Makanan Pendamping ASI
ODHA = Orang Dengan HIV-AIDS
PHBS = Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKPR = Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PMT = Pemberian Makanan Tambahan
PMT AS = Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
Polindes = Pondok Bersalin Desa
PONED = Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar
PONEK = Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif
Posbindu = Pos Pembinaan Terpadu
Pos UKK = Pos Upaya Kesehatan Kerja
PENDAHULUAN
1
P rogram Indonesia Sehat meru-
pakan salah satu program
dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi
program utama Pembangunan Kese-
hatan yang kemudian direncanakan
Meningkatkan Kualitas Hidup Manu- pencapaiannya melalui Rencana
sia Indonesia. Program ini didukung Strategis Kementerian Kesehatan
oleh program sektoral lainnya yaitu Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
Program Indonesia Pintar, Program melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Indonesia Kerja, dan Program R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/
Indonesia Sejahtera. Program 52/2015.
Gambar 1. Penjabaran Visi & Misi Presiden Menjadi Program Indonesia Sehat
2
4 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Bab
komplikasi, anemia, ibu hamil yang men- sementara untuk Angka Kematian Paska
derita diabetes, hipertensi, malaria, dan Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari
empat terlalu (terlalu muda <20 tahun, 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran
terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jarak- hidup, dan angka kematian anak balita
nya 2 tahun, dan terlalu banyak anaknya juga turun dari 44/1000 menjadi 40/
>3 orang). Sebanyak 54,2 per 1000 1000 kelahiran hidup. Penyebab ke-
perempuan di bawah usia 20 tahun telah matian pada kelompok perinatal adalah
melahirkan, sementara perempuan yang Intra Uterine Fetal Death (IUFD), yakni
melahirkan pada usia di atas 40 tahun sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir
sebanyak 207 per 1000 kelahiran hidup. Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%. Hal ini
Masalah ini diperberat dengan fakta berarti faktor kondisi ibu sebelum dan
masih adanya umur perkawinan pertama selama kehamilan amat menentukan
pada usia yang amat muda (<20 tahun) kondisi bayinya. Tantangan ke depan
sebanyak 46,7% dari semua perempuan adalah mempersiapkan calon ibu agar
yang telah kawin. benar-benar siap untuk hamil dan melahir-
kan serta menjaga agar terjamin keseha-
2) Kematian Bayi dan Balita. Dalam 5 tahun tan lingkungan yang mampu melindungi
terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN) bayi dari infeksi.
tetap sama yakni 19/1000 kelahiran,
Untuk usia di atas neonatal sampai satu yaitu 2,5 kali lipat dibanding prevalensi
tahun, penyebab utama kematian ada- terendah di Provinsi NTT (15.2%). Pre-
lah infeksi khususnya pnemonia dan valensi obesitas sentral naik di semua
diare. Ini berkaitan erat dengan perilaku provinsi, namun laju kenaikan juga ber-
hidup sehat ibu dan juga kondisi ling- variasi, tertinggi di Provinsi DKI Jakarta,
kungan setempat. Maluku, dan Sumatera Selatan. Men-
cermati hal tersebut, pen-didikan gizi
b. Gizi Masyarakat. Perkembangan masa- seimbang yang proaktif serta PHBS
lah gizi di Indonesia semakin kompleks, menjadi suatu kewajiban yang harus
sebab selain masih menghadapi masa- dilaksanakan di masyarakat.
lah kekurangan gizi, masalah kelebihan
gizi juga menjadi persoalan yang harus c. Penyakit Menular. Untuk penyakit me-
kita tangani dengan serius. Dalam Ren- nular, prioritas masih tertuju pada penya-
cana Pembangunan Jangka Menengah kit HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria,
Nasional 2010-2014, perbaikan status demam berdarah, influenza dan flu
gizi masyarakat merupakan salah satu burung. Di samping itu, Indonesia juga
prioritas dengan menurunkan prevalensi belum sepenuhnya berhasil mengenda-
balita gizi kurang (underweight) men- likan penyakit neglected diseases seperti
jadi 15% dan prevalensi balita pendek kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-
(stunting) menjadi 32% pada tahun lain. Angka kesakitan dan kematian
2014. Hasil Riskesdas tahun 2007 yang disebabkan oleh penyakit menular
dan tahun 2013 menunjukkan fakta yang yang dapat dicegah dengan imunisasi
memprihatinkan di mana underweight seperti polio, campak, difteri, pertusis,
meningkat dari 18,4% menjadi 19,6%, hepatitis B, dan tetanus baik pada mater-
stunting juga meningkat dari 36,8% nal maupun neonatal sudah sangat
menjadi 37,2%, sementara wasting menurun, bahkan pada tahun 2014,
(kurus) menurun dari 13,6% menjadi Indonesia telah dinyatakan bebas polio.
12,1%. Riskesdas tahun 2010 dan
tahun 2013 menunjukkan bahwa kela- Kecenderungan prevalensi kasus HIV
hiran dengan Berat Badan Lahir Rendah pada penduduk usia 15 - 49 tahun me-
(BBLR) <2500 gram menurun dari 11,1% ningkat. Pada awal tahun 2009, pre-
menjadi 10,2%. Tidak hanya terjadi valensi kasus HIV pada penduduk usia
pada usia balita, prevalensi obesitas 15 - 49 tahun hanya 0,16% dan me-
yang meningkat juga terjadi di usia ningkat menjadi 0,30% pada tahun
dewasa. Hal ini terbukti dari peningkatan 2011, meningkat lagi menjadi 0,32%
prevalensi obesitas sentral (lingkar perut pada 2012, dan terus meningkat men-
>90 cm untuk laki2 dan >80 cm untuk jadi 0,43% pada 2013. Namun angka
perempuan) dari tahun 2007 ke tahun Case Fatality Rate (CFR) AIDS menurun
2013. Untuk tahun 2013, prevalensi dari 13,65% pada tahun 2004 men-
tertinggi di Provinsi DKI Jakarta (39,7%) jadi 0,85 % pada tahun 2013.
d. Penyakit Tidak Menular. Penyakit tidak beban kesehatan yang signifikan. Data
menular cenderung terus meningkat dan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan
telah mengancam sejak usia muda. prevalensi gangguan mental emosional
Selama dua dekade terakhir ini, telah (gejala-gejala depresi dan ansietas)
terjadi transisi epidemiologis yang signi- sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas.
fikan, yakni penyakit tidak menular telah Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa
menjadi beban utama, sementara beban menderita gangguan mental emosional
penyakit menular masih berat juga. di Indonesia. Sedangkan untuk gangguan
Indonesia sedang mengalami double jiwa berat seperti gangguan psikosis,
burden diseases, yaitu beban penyakit prevalensinya adalah 1,7 per 1000
tidak menular dan penyakit menular penduduk. Ini berarti lebih dari 400.000
sekaligus. Penyakit tidak menular utama orang menderita gangguan jiwa berat
meliputi hipertensi, diabetes melitus, kan- (psikosis). Angka pemasungan pada
ker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik orang dengan gangguan jiwa berat
(PPOK). Jumlah kematian akibat rokok sebesar 14,3% atau sekitar 57.000
terus meningkat dari 41,75% pada tahun kasus.
1995 menjadi 59,7% di 2007. Selain
itu dalam survei ekonomi nasional 2006 Gangguan jiwa dan penyalahgunaan
disebutkan penduduk miskin menghabis- NAPZA juga berkaitan dengan masalah
kan 12,6% penghasilannya untuk kon- perilaku yang membahayakan diri,
sumsi rokok. Oleh karena itu, deteksi dini seperti bunuh diri. Berdasarkan laporan
harus dilakukan secara proaktif menda- dari Mabes Polri pada tahun 2012
tangi sasaran, karena sebagian besar ditemukan bahwa angka bunuh diri
tidak mengetahui bahwa dirinya mende- sekitar 0.5 % dari 100.000 populasi,
rita penyakit tidak menular. Pengenda- yang berarti ada sekitar 1.170 kasus
lian Penyakit Tidak Menular (PTM) antara bunuh diri yang dilaporkan dalam satu
lain dilakukan melalui pelaksanaan Pos tahun. Prioritas untuk kesehatan jiwa ada-
Pembinaan Terpadu Pengendalian Pe- lah mengembangkan Upaya Kesehatan
nyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang
yang merupakan upaya monitoring dan ujung tombaknya adalah Puskesmas
deteksi dini faktor risiko penyakit tidak dan bekerja bersama masyarakat, men-
menular di masyarakat. Sejak mulai cegah meningkatnya gangguan jiwa
dikembangkan pada tahun 2011 Pos- masyarakat.
bindu-PTM pada tahun 2013 telah ber-
tambah jumlahnya menjadi 7225 Pos- Selain permasalahan kesehatan di atas
bindu di seluruh Indonesia. terdapat juga berbagai permasalahan
yang masih perlu mendapatkan perhatian
e. Kesehatan Jiwa. Permasalahan kesehatan khusus, misalnya masalah kesehatan ling-
jiwa sangat besar dan menimbulkan kungan, masalah penyakit tropis yang
b). Tuberkulosis:
(1). Identifikasi terduga TB di antara
anggota keluarga, termasuk
anak dan ibu hamil.
(2). Memfasilitasi terduga TB atau
pasien TB untuk mengakses pe-
layanan TB yang sesuai standar.
(3). Pemberian informasi terkait peng-
endalian infeksi TB kepada
anggota keluarga, untuk men-
cegah penularan TB di dalam
keluarga dan masyarakat
(4). Pengawasan kepatuhan peng-
obatan TB melalui Pengawas
Menelan Obat (PMO).
c). Malaria:
(1). Skrining ibu hamil pada
daerah berisiko.
a). HIV-AIDS: (2). Pembagian kelambu untuk ibu
(1). Peningkatan konseling dan tes hamil dan balita.
pada ibu hamil. (3). Pemeriksaan balita sakit di wila-
(2). Diagnosis dini pada bayi dan yah timur Indonesia.
balita.
(3). Konseling dan tes pada populasi 4). Upaya Pengendalian Penyakit Tidak
kunci, pasien infeksi menular seksual Menular (PTM)
(IMS), dan pasien Tuberkulosis (TB) Dalam rangka mengendalikan penyakit
anak usia sekolah, usia kerja, dan tidak menular, khususnya Hipertensi,
usia lanjut. Diabetes Mellitus, Obesitas, dan Kanker,
dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai
DESA
PEND. SIAGA/
KELUARGA UKBM
KELUARGA
?
PHBS ? KELUARGA
? ?
KELUARGA SEHAT
PHBS MASYARAKAT
?
?
MASYARAKAT SEHAT
KELUARGA
?
PHBS ? KELUARGA
? ?
KELUARGA SEHAT
PEND. DESA
KELU- SIAGA/
ARGA UKBM
Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, arga juga dapat dimotivasi untuk memper-
Puskesmas akan dapat mengenali masalah- baiki kondisi kesehatan lingkungan dan ber-
masalah kesehatan (dan Perilaku Hidup bagai faktor risiko lain yang selama ini meru-
Bersih dan Sehat-PHBS) yang dihadapi kelu- gikan kesehatannya, dengan pendampi-
arga secara lebih menyeluruh (holistik). Indi- ngan dari kader-kader kesehatan UKBM
vidu anggota keluarga yang perlu mendapat- dan/atau petugas profesional Puskesmas
kan pelayanan kesehatan kemudian dapat (gambar 3). Untuk itu, diperlukan pengatu-
dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ran agar setiap keluarga di wilayah Puskes-
ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Kelu- mas memiliki Tim Pembina Keluarga.
PUSKESMAS
?
?
UKBM:? Posyandu,
? Posbindu PTM,
PAUD, Poskestren, Posmaldes, dll
? ?
Pentingnya pendekatan keluarga juga lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi anak
diamanatkan dalam Rencana Strategis balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun muda (usia produktif), dan akhirnya men-
2015 – 2019. Dalam Renstra disebut- jadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat
kan bahwa salah satu acuan bagi arah gambar 6). Untuk dapat melaksanakan
kebijakan Kementerian Kesehatan ada- pelayanan kesehatan yang berkesinam-
lah penerapan pendekatan pelayanan bungan terhadap seluruh tahapan siklus
kesehatan yang terintegrasi dan ber- hidup manusia, maka fokus pelayanan
kesinambungan (continuum of care). Hal kesehatan harus pada keluarga. Dalam
ini berarti bahwa pelayanan kesehatan pemberian pelayanan kesehatan, individu-
harus dilakukan terhadap seluruh taha- individu harus dilihat dan diperlakukan
pan siklus hidup manusia (life cycle), sebagai bagian dari keluarganya.
sejak masih dalam kandungan, sampai
USIA
LANJUT
USIA • Status Gizi
PRODUKTIF • Aktivitas fisik
? • Pengendalian
IBU HAMIL & USIA SEKOLAH penyakit
IBU MENYUSUI BAYI & BALITA & REMAJA degenerative
• Cek up
kesehatan
berkala
• Status Gizi
• Diet Seimbang
• PHBS
PUS &? WUS
? • Diteksi Dini dan
• Status Gizi
tata laksana
• Diet Seimbang
PTM dan PL
• Status Gizi • Aktivitas fisik
• Perlindungan
• Status Gizi • Diet Seimbang • PHBS
terhadap
• Diet Seimbang • Stimulasi • Pelajaran
kesehatan
• Diteksi Dini perkembangan sekolahan intra
• Status Gizi • Kespro
PTM & PM anak (PAUD) ekstrakurikuler
• Diet Seimbang • Cek up
• Pola asuh teori dan
• Diteksi Dini kesehatan
yang benar praktek
PTM & PM berkala
• Kespro
Pangan Air (air bersih, Perumahan dan Energi (fosil, Akses (Pendidikan,
(laut, darat) sanitasi, irigasi) lingkungan sehat terbarukan) kesehatan)
S
5. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat
istem Kesehatan Nasional (SKN) Kesehatan, dan Makanan.
sebagaimana dimaksudkan da- 6. Subsistem Manajemen, Informasi,
lam Peraturan Presiden Nomor dan Regulasi Kesehatan.
72 Tahun 2012 bertujuan untuk 7. Subsistem Pemberdayaan Masya-
menjamin terselenggaranya pem- rakat.
5. Prinsip Teknologi Tepat Guna. Berda- dan lintas sektor serta melaksanakan
sarkan prinsip teknologi tepat guna, sistem rujukan yang didukung dengan
Puskesmas menyelenggarakan pelaya- manajemen Puskesmas.
nan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai Berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-
dengan kebutuhan pelayanan, mudah prinsip tersebut, Puskesmas tetap melaku-
dimanfaatkan, dan tidak berdampak kan upaya kesehatan lainnya di luar dua
buruk bagi lingkungan. belas indikator keluarga sehat di wilayah
kerjanya. Sesuai dengan Keputusan
6. Prinsip Keterpaduan dan Kesinambungan. Menteri Kesehatan Nomor 1529/
Berdasarkan prinsip keterpaduan dan Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman
kesinambungan, Puskesmas menginteg- Umum Pengembangan Desa dan Kelu-
rasikan dan mengoordinasikan penye- rahan Siaga Aktif, Puskesmas mengoor-
lenggaraan UKM dan UKP lintas program dinasikan dan membina desa-desa dan/
atau kelurahan-kelurahan di wilayah
Kesehatan, serta UKM dengan pendeka- secara sinergis akan menuju kepada ter-
tan Pemberdayaan Keluarga, Pemberda- capainya keluarga-keluarga sehat di wilayah
yaan Masyarakat, dan Pembangunan Ber- kerja Puskesmas. Kesimpulan tersebut dapat
wawasan Kesehatan. Kedua upaya tersebut disajikan dalam gambar. 9 di bawah ini.
Bentuk dan isi dari Profil Kesehatan Kelu- g. Buku Saku (Panduan Hidup Sehat) untuk
arga, baik dalam bentuk manual maupun Keluarga.
elektronik, harus ditetapkan oleh Kemente- h. Kurikulum Pembekalan Petugas Pembina
rian Kesehatan sebagai contoh (prototype). Keluarga.
Pengadaan/penggandaannya dapat dila- i. Modul-modul untuk Pembekalan Petugas
kukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/ Pembina Keluarga.
atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. j. Kurikulum Pelatihan Petugas Pengolah
Demikian pun isi dari paket informasi kese- dan Penganalisis Profil Kesehatan
hatan keluarga, serta kurikulum dan modul Keluarga.
untuk pembekalan tenaga Pembina Kelu- k. Blanko atau Prototipe Blanko Profil Kese-
arga. Secara lebih terinci hal-hal yang perlu hatan Keluarga (cetakan dan elektronik).
disiapkan oleh Kementerian Kesehatan ada- l. Paket Informasi Kesehatan Keluarga
lah sebagai berikut. atau prototipenya.
1. Kebijakan dan Pedoman m. Media penyuluhan/lembar balik untuk
Kebijakan dan pedoman yang harus petugas Pembina Keluarga atau proto-
disiapkan oleh Kementerian Kesehatan tipenya.
meliputi, hal-hal berikut. n. Aplikasi (perangkat lunak) pemantauan
a. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Program Indonesia Sehat dengan Pende-
Pedoman Umum Program Indonesia katan Keluarga yang terintegrasi dengan
Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Sistem Informasi yang ada.
b. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Pemantauan dan Evaluasi 2. Pengembangan Sumber Daya
Terpadu Program Indonesia Sehat Dengan adanya peningkatan alokasi
dengan Pendekatan Keluarga. anggaran untuk sektor kesehatan, Kemen-
c. Peraturan Menteri Kesehatan tentang terian Kesehatan dapat menyediakan
Peta Jalan (Road Map) Menuju Kelu- dana untuk pelaksanaan program kese-
arga Sehat. hatan prioritas dengan pendekatan
d. Buku (Petunjuk Teknis) untuk sosialisasi keluarga. Penyediaan dana dilakukan
kepada para pemangku kepentingan. secara bertahap, sesuai dengan pen-
e. Buku (Petunjuk Teknis) untuk para pe- tahapan pelaksanaan program prio-
tugas Puskesmas pelaksana kunju- ritas, dan terutama diperuntukkan bagi:
ngan rumah (Pembina Keluarga), ka- a. Kelengkapan sarana dan prasa-
der, dan petugas Nusantara Sehat. rana Puskesmas.
f. Buku (Petunjuk Teknis) untuk Petugas b. Penyelenggaraan pelatihan tenaga
Puskesmas Pengolah dan Penganalisis kesehatan.
Profil Kesehatan Keluarga. c. Biaya operasional.
Selain itu juga mengkaji Profil Kesehatan sistem pelaporan dari Dinas Kese-
dari provinsi yang bersangkutan. Dengan hatan Provinsi ke Kementerian
demikian, tim tersebut sebelum datang Kesehatan, sehingga Kementerian
berkunjung sudah memiliki agenda per- Kesehatan dapat mengetahui IKS
masalahan yang akan dibantu pemeca- tingkat provinsi dari masing-masing
hannya di provinsi yang dikunjunginya. provinsi di Indonesia, dan menghi-
tung IKS tingkat nasional.
4. Pemantauan dan Pengendalian
Pemantauan dan pengendalian di- Rumus-rumus yang digunakan serupa
laksanakan dengan mengembangkan dengan yang digunakan di tingkat
4 Bayi mendapat air susu ibu (ASI) 1. Tersedianya pelayanan konseling ASI Kemenkes & jajarannya
eksklusif selama 6 bulan di PUSKESMAS & FKTP lain
7 Penderita hipertensi melakukan 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
pengobatan secara teratur
2. Tersedianya posbindu PTM disetiap desa/ - Kemendagri/Pemda &
kelurahan yang berfungsi dengan baik jajarannya
- Kemen PDT
8 Penderita gangguan jiwa 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan 2. Promosi oleh NAKES/di FASKES Kemenkes & jajarannya
tentang pengobatan & perlakuan
terhadap penderita gangguan jiwa
10 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya sarana air bersih sampai - Kemenpu & jajarannya
memiliki sarana air bersih ke desa/kelurahan - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen PDT
11 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya jamban sehat disetiap - Kemenpu & jajarannya
menggunakan jamban sehat keluarga - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen DPT
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu terobosan untuk memenuhi hak rakyat akan
kesehatan. Setelah berjalan beberapa waktu program JKN saja tidaklah cukup untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, bahkan bila tidak cermat, program upaya kesehatan perorangan itu
dikhawatirkan akan menggeser prioritas program kesehatan ke arah kuratif-rehabilitatif.
Untuk menjamin tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, prioritas harus ke arah
promotif-preventif, dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan sektor lain
yang berwawasan kesehatan.
Buku panduan ini berisi konsep pendekatan keluarga sebagai salah satu jurus jitu untuk menggarap
sisi kesehatan, agar masyarakat yang sehat tidak menjadi sakit, bahkan menjadi lebih prima
kesehatannya. Caranya adalah dengan mengembangkan indeks keluarga sehat, yang merupakan
komposit indikator dari 12 indikator keluarga sehat, yang dirumuskan dari 4 program prioritas yaitu :
• Menurunkan angka kematian ibu
• Menurunkan angka kematian bayi dan prevalensi stunting
• Mengendalikan penyakit menular khususnya HIV (HIDS, tuberkolosis dan malaria)
• Mengendalikan penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes melitus, obesitas, kanker
dan gangguan jiwa.
Melalui pendekatan keluarga, Puskesmas akan mempunyai database keluarga sehat yang meliputi
seluruh keluarga yang tinggal di wilayah kerjanya. Berbasis database inilah kemudian Puskesmas
merancang kegiatan promotif-preventif yang efektif dan effisien, sehingga terjadi percepatan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bila masyarakat sehat, proporsi yang sakit atau
keparahan penyakitnya akan berkurang, sehingga memperbaiki implementasi JKN di Indonesia.