Anda di halaman 1dari 14

JURNAL TATA TULIS KARYA ILMIAH

AKTIVITAS ANTIDIABETES DARI KOMBINASI EKSTRAK KULIT KAYU MANIS

(Cinnamomum burmanni Bl.) DAN DAUN KELOR (Moringa oleifera L.)

DALAM SEDIAAN GRANUL SECARA IN VIVO

KELOMPOK 1

Sekolah Tinggi Farmasi Bandung


2016
AKTIVITAS ANTIDIABETES DARI KOMBINASI EKSTRAK KULIT KAYU MANIS

(Cinnamomum burmanni Bl.) DAN DAUN KELOR (Moringa oleifera L.)

DALAM SEDIAAN GRANUL SECARA IN VIVO

Oleh

Mohammad Reyhan Riksamuliman, 21121207

ABSTRAK

Secara tradisional, kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Bl. ) dan daun kelor (Moringa

oleifera L.) digunakan oleh masyarakat untuk bumbu dapur dan sayuran serta mengobati berbagai

penyakit salah satunya adalah sebagai antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

aktivitas antidiabetes dari kombinasi kulit kayu manis dan daun kelor dalam sediaan granul.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode tes toleransi glukosa oral (TTGO). 35 mencit

dikelompokkan secara acak menjadi 7 kelompok. Parameter yang diukur adalah kadar glukosa

darah pada menit ke-0, 60, 90, 120, dan 150 menggunakan glukometer. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa semua kelompok dosis memiliki aktivitas menurunkan kadar glukosa darah

yang bermakna dibandingkan kelompok kontrol (P<0,05) dan dosis terbaik adalah granul ekstrak

kombinasi kulit kayu manis dan daun kelor (1:1) 200+150 mg/kg bb.

Kata kunci : Antidiabetes, Cinnamomum burmanni Bl., Moringa oleifera L.,TTGO.


ANTIDIABETIC ACTIVITY OF CINNAMON BARK EXTRACT (Cinnamomum burmanni

Bl.) AND MORINGA FOLIUM (Moringa oleifera L.) COMBINATION IN THE IN-VIVO

PREPARATION OF GRANULES

By

Mohammad Reyhan Riksamuliman (21121207)

ABSTRACT

Traditionally, Cinnamon bark (Cinnamomum burmanni Bl.) and Moringa folium (Moringa

oleifera L.) was used by the traditional community for herbs and vegetables as well as treat

various diseases, one of them is as antidiabetic. The aim of this study was to determine the

antidiabetic activity of cinnamon bark extract and moringa folium combination in the in-vivo

preparation of the granules. The study was conducted using on oral glucose tolerance test

(OGTT) method. Thirtyfive mice were randomly divided into seven groups. Parameters measured

were blood glucose levels on a minute to 0, 60, 90, 120, and 150 using a glucometer. The result

showed that all dose groups has activity lowed blood glucose level were significant compared to

control (P<0,5) and the best dose was granule Cinnamon bark extract and Moringa folium

combination (1:1) 200 + 150 mg / kg.

Keywords : Antidiabetic, Cinnamomum burmanni Bl., Moringa oleifera L., OGTT.


PENDAHULUAN (IDF) pada tahun 2009 memprediksi

kenaikan jumlah penyandang DM dari 7


Diabetes Melitus (DM) adalah suatu
juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta
gangguan metabolisme yang ditandai
pada tahun 2030. Dari laporan tersebut
oleh hiperglikemia maupun abnormalitas
menunjukkan peningkatan jumlah
dalam metabolisme karbohidrat, lemak
penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat
dan protein. Hal tersebut dapat terjadi
pada tahun 2030 (PERKENI, 2011).
karena penurunan sekresi insulin,

penurunan sensitivitas insulin atau Dalam berbagai penelitian dilaporkan

keduanya. Komplikasi kronis bahwa ekstrak kulit kayu manis memiliki

mikrovaskular, makrovaskular, dan aktivitas antidiabetik dari

neuropati dapat terjadi akibat Diabetes Cinnamaldehyde 75%. Hasil beberapa

Melitus (DiPiro, 2009). penelitian menyebutkan Ekstrak

Cinnamomum memiliki kandungan


Menurut laporan WHO, Indonesia
MHCP (Methylhydro Chalcone Polymer)
menempati urutan ke empat terbesar dari
yang memiliki aktifitas insulin-mimetik
jumlah penderita diabetes melitus dengan
yang berfungsi mengaktifasi glikogen
prevalensi 8,6% dari total penduduk
sintase dan inhibisiglikogen sintase
sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu
kinase 3β. Daun Kelor telah dilaporkan
India, China dan Amerika Serikat dan
menjadi sumber yang kaya β-karoten,
WHO memprediksi kenaikan jumlah
protein, vitamin C, kalsium dan kalium,
penyandang DM di Indonesia dari 8,4
dan menjadi sumber makanan yang baik
juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3
sebagai antioksidan alami, karena adanya
juta pada tahun 2030. Senada dengan
berbagai jenis senyawa antioksidan
WHO, International Diabetes Foundation
seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat 2. Berapakah dosis efektif kombinasi

dan karotenoid (Becker, 2003). ekstrak kulit kayu manis

(Cinnamomum burmanniBl.) dan daun


Oleh karena itu, dilakukan penelitian
kelor (Moringa oleiferaL.) dalam
lebih lanjut pada bagian dari tanaman
sediaan granul memiliki aktivitas
kayu manis dan kelor yaitu kulit batang
antidiabetes pada mencit jantan galur
kayu manis dan daun kelor yang
Swiss webster ?
dikombinasikan dalam sediaan granul

yang bertujuan sebagai pengembangan Tujuan Penelitian

produk agar lebih praktis digunakan oleh


1. Melihat pengaruh pemberian
masyarakat serta untuk membuktikan
kombinasi ekstrak kulit kayu manis
secara farmakologi aktivitas antidiabetes
(Cinnamomum burmanni Bl.) dan
kombinasi dari ekstrak kulit kayu manis
daun kelor (Moringan oleifera L )
dan daun kelor menggunakan model
dalam sediaan granul pada mencit
percobaan antidiabetes pada mencit
jantan galur Swiss webster.
jantan galur swiss webster dengan metode
2. Mengetahui dosis efektif dari
tes toleransi glukosa oral (TTGO).
kombinasi ekstrak kulit kayu manis
Rumusan Masalah
(Cinnamomum burmannii Bl.) dan
1. Apakah kombinasi ekstrak kulit kayu
daun kelor (Moringan oleifera L. )
manis (Cinnamomum burmanniiBl.)
dalam sediaan granul pada mencit
dan daun kelor (Moringa oleiferaL.)
jantan galur Swiss webster.
dalam sediaan granul memiliki

aktivitas antidiabetes pada mencit

jantan galur Swiss webster ?


Manfaat Penelitian sebagai objek penelitian lain dan sudah

1. Memberikan informasi kepada dikondisikan untuk perlakuan uji.

penderita diabetes mellitus serta


Rancangan Dosis
masyarakat tentang efek pemberian
Dosis umum Glibenklamid untuk
kombinasi ekstrak kulit kayu manis
manusia sebesar 5 mg maka
(Cinnamomum burmannii Bl.) dan
dikonversikan dosis manusia ke dosis
daun kelor (Moringan oleifera L.)
mencit sesuai literatur sehingga diberikan
dalam sediaan granul sebagai
dosis suspensi obat glibenklamid sebesar
antidiabetes.
0,65 mg/ kg BB mencit. Larutan glukosa

2. Pengembangan produk bahan alam sebesar 2 g/kg BB. Dosis ekstrak kulit

yang dapat digunakan sebagai terapi kayu manis sebesar 200 mg/kg BB

nutrisi bagi penderita diabetes. (Mahmood dkk., 2011) dalam granul,

dosis ekstrak daun kelor sebesar 150


METODE PENELITIAN
mg/kg BB (Trianto dkk., 2014) dalam
Penyiapan Bahan
granul, dosis kombinasi ekstrak kulit
Pengumpulan bahan meliputi, penentuan
kayu manis dan daun kelor diberikan
objek penelitian dan rancangan dosis.
dalam jumlah yang berbeda (1:1) yaitu
Penentuan Hewan Penelitian 200+150 mg/kg BB dan ( 1/2 : 1/2)
Hewan penelitian ini adalah mencit galur 100+75 mg/kg BB dalam granul.
Swiss webster jantan berumur ± 2 bulan
Persiapan
dengan bobot badan rata-rata 20-30 gram
Persiapan bahan meliputi, penyiapan dan
yang sebelumnya tidak perah digunakan
determinasi tanaman, karakterisasi

simplisia, skrining fitokimia, ekstraksi


tanaman, pembuatan granul serta daun kelor. Skrining yang dilakukan

evaluasinya, dan adaptasi hewan uji. meliputi golongan alkaloid, flavonoid,

saponin, kuinon, tannin, steroid/terpenoid


Penyiapan dan Determinasi Tanaman
(Harborne, 1987).
Kulit kayu manis dan daun kelor dicuci
Penelitian ini bertujuan untuk
sampai bersih. Setelah itu dikeringkan
mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak
dengan cara di oven atau di jemur
kulit kayu manis dan daun kelor dalam
dibawah sinar matahari secara tidak
sediaan granul terhadap kadar gula dalam
langsung. Setelah kering kemudian dibuat
darah pada diabetes mellitus, hewan uji
serbuk simpilisia menggunakan
yang digunakan adalah mencit jantan
pengilingan. Untuk mengetahui
galur Swiss webster dengan pemberian
kebenaran tumubuhan uji yang digunakan
dosis berbeda pada tiap kelompok
maka dilakukan determinasi tanaman
penelitian.
dengan cara membandingkan bahan yang
Penelitian ini merupakan penelitian yang
dideterminasi dengan data pustaka.
bersifat eksperimental. Rancangan
Determinasi tanaman kulit kayu manis
penelitian ini meliputi empat tahap kerja.
dan daun kelor dilakukan di
Pertama, tahap pengumpulan bahan
Laboratorium Biologi , Universitas
meliputi, penentuan objek penelitian,
Padjadjaran (UNPAD).
rancangan dosis. Kedua, tahap persiapan

Skrining Fitokimia meliputi, penyiapan dan determinasi

tanaman,karakterisasi simplisia,skrining
Skrining fitokimia dilakukan untuk
fitokimia, ekstraksi kulit kayu manis dan
mengetahui golongan senyawa yang
daun kelor, serta adaptasi hewan uji.
terkandung dalam kulit kayu manis dan
Ketiga, pembuatan granul dengan
berbagai dosis. Dan yang keempat yaitu glukosa darah mencit sebelum perlakuan

melakukan prosedur uji dan pengamatan yaitu pada saat T0 menunjukkan tidak

kadar gula darah mencit yang diberi ada perbedaan bermakna (P>0,05).

sampel dengan menggunakan metode tes Artinya keadaan kadar glukosa darah

toleransi glukosa oral (TTGO), dan semua kelompok mencit sebelum

analisis data berdasarkan hasil penelitian. perlakuan berada pada kondisi yang

sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4. Grafik Penurunan Kadar Glukosa Darah


250

Kadar Darah ( mg/dL)


Kelompok 1
Hasil rata-rata pengukuran kadar glukosa 200 Kelompok 2

150 Kelompok 3
darah Kelompok 4
100
Kelompok 5
Nilai Rata-rata Kadar Glukosa Darah Hewan Percobaan (mg/dL) ± SD
Kelompok 50 Kelompok 6
T0 T60 T90 T120 T150

Kontrol Negatif 77 89,5 89,5 71,50 65,50 0 Kelompok 7


±3,56 ±5,26* ±5,26* ±4,73 ±5,26* T0 T60 T90 T120 T150
Kontrol Positif 83,25 227,75 227,75 93 82,50
Waktu
±5,74 ±49,96 ±49,96 ±9,45 ±8,70

Pembanding 79,75 181,75 181,75 58,75 40,25

(suspensi ±4,65 ±12,29 ±12,29 ±25,16* ±11,18*


Gambar 1. Grafik hasil rata-rata pengukuran
glibenklamid 0,65

mg/kgBB
kadar glukosa darah
Granul ekstrak kulit 82,75 196,50 196,50 68,25 54,75

kayu manis200 ±9,32 ±55,02 ±55,02 ±13,96 ±7,63*


Keterangan :
mg/kgBB

Granul ekstrak daun 79,50 169,75 121 88 66,75


Kelompok 1 : Kontrol negatif (Suspensi Granul
kelor 150 mg/kgBB ±7,51 ±36,46* ±42,07 ±36,08 ±16,26*

Granul kombinasi 86,50 183,25 112,25 70 49,75


pemanis stevia 4 mg/kgbb)
ekstrak (1:1) ±2,89 ±34,36 ±42,65 ±27,65 ±9,74*

Granul kombinasi 82 181,25 121,75 82,50 65,75


Kelompok 2 : Kontrol positif ( pembawa CMC
ekstrak ( ½ : ½) ±5,16 ±38,38 ±21,41 ±13,77 ±7,04

Keterangan : 0,5%)

*Berbeda bermakna terhadap kontrol positif ( Kelompok 3 : Pembanding Suspensi glibenklamid

P<0,05 ) 0,65 mg/kgbb

Kelompok 4 : Suspensi Granul Ekstrak kulit kayu


Berdasarkan Tabel 4. Hasil analisis
manis dosis 200 mg/kgbb
statistik pengukuran rata-rata kadar
Kelompok 5 :Suspensi granul ekstrak daun kelor insulin oleh sel beta pankreas untuk
150 mg/kgbb
menjaga homeostatis tubuh dengan cara
Kelompok 6 :Suspensi granul Kombinasi ekstrak
merubah glukosa menjadi glikogen.
kulit kayu manis dan daun kelor (1:1) 200 +150
Kemudian terjadi penurunan kadar
mg/kgbb

Kelompok 7 :Suspensi graanul Kombinasi ekstrak glukosa darah pada T90, T120, dan T150.

kulit kayu manis dan daun kelor ( ½ : ½) 100+75 Hal menunjukkan bahwa terjadi eliminasi
mg/kgbb.
glukosa pada hewan percobaan akibat

dari pemberian sediaan uji. Pembanding


Data yang telah diperoleh kemudian
yang digunakan adalah glibenklamid.
dianalisis dengan menggunakan ANOVA
Pemilihan pembanding ini didasarkan
dengan uji lanjutan LSD untuk
pada kesamaan mekanisme kerja dari
menentukan kelompok mana yang
kerja dari sediaan uji granul (ekstrak kulit
memberikan nilai berbeda secara
kayu manis dan daun kelor) yaitu
bermakna dengan kelompok lain serta uji
merangsang sekresi hormon insulin dari
Duncan untuk melihat perbedaan nyata
granul sel-sel β Langerhans pankreas.
antar kelompok perlakuan.

Hasil yang diperoleh menujukkan bahwa


Gambar 1. Menunjukkan bahwa
glibenklamid mampu menurunkan kadar
peningkatan kadar glukosa darah
glukosa darah pada menit ke-60, 90, 120,
maksimal dicapai pada T60. Pada
dan 150. Secara statistik ada perbedaan
kelompok kontrol positif terjadi
bermakna antara pembanding dengan
peningkatan kadar glukosa darah yang
kontrol positif yang ditunjukkan pada
paling tinggi dibadingkan dengan
menit ke-120, dan 150 dengan persen
kelompok lain. Peningkatan kadar
kepercayaan 95% dilihat pada tabel 4.
glukosa darah dapat memicu pelepasan
Hal ini menunjukkan bahwa pembanding sediaan granul ekstrak uji berada dalam

yang digunakan menimbulkan efek dalam keadaan maksimal dalam plasma darah

menurunkan kadar glukosa darah, pada menit ke-60 hanya kelompok uji 2

sekaligus juga bahwa metode tersebut dan pada menit ke-150 untuk semua

valid dan prosedur yang dilakukan telah kelompok uji. Dan efek yang paling

dikerjakan dengan benar. menurunkan kadar glukosa darah dapat

pada menit ke-150.


Pada penentuan pengaruh granul ekstrak

kulit kayu manis dosis 200 mg/kgbb, Jika dilihat dari rata-rata penurunan kadar

daun kelor dosis 150 mg/kgbb, kombinasi glukosa darah pada kelompok uji 1 dan 3

1:1 dosis 200+150 mg/kgbb, dan menunjukkan bahwa pada menit ke-90

kombinasi ½ : ½ dosis 100+75 mg/kgbb sediaan sudah dapat menurunkan kadar

mencit terhadap penurunan kadar glukosa glukosa darah lebih besar dari pada

darah menunjukkan bahwa ada perbedaan kelompok uji 2 dan 4 jika dibandingkan

antara kelompok uji dengan kelompok dengan kelompok kontrol positif. Hal ini

kontrol positif pada menit ke-90, 120, membuktikan bahwa masing-masing

dan 150 dilihat dari gambar 1. Namun kelompok uji memiliki efek dalam

secara statistik (P<0,05) menunujukkan menurunkan kadar glukosa darah jika

bahwa ada perbedaan bermakna dibandingkan dengan kontrol positif.

penurunan kadar glukosa darah pada


Pada menit ke- 150 secara statistik
menit ke-60 hanya kelompok uji 2 dan
kelompok uji 2 dan 4 menunjukkan
menit ke-150 untuk semua kelompok uji
adanya perbedaan yang bermakna dengan
dengan kontrol positif (P<0,05) dilihat
pembanding (P<0,05). Kelompok uji 1
pada tabel 4. Hal ini menunjukkan bahwa
dan 3 menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna dengan pembanding bahwa pemberian granul ekstrak kulit

(P>0,05). Kelompok uji 1 tidak ada kayu manis dengan dosis 200 mg/kgbb,

perbedaan yang bermakna dengan lalu daun kelor dengan dosis 150

kelompok uji 1, 2, 3, dan 4. Sedangkan mg/kgbb, kombinasi (1:1) dosis 200+150

kelompok uji 3 menunjukkan adanya mg/kgbb, dan kombinasi (½ : ½) dosis

perbedaan yang bermakna dengan 100+75 mg/kgbb tersebut memiliki

kelompok uji 2 dan 4 dalam menurunkan aktivitas sebagai antidiabetes. Dan

kadar glukosa darah dilihat pada tabel 4. pemberian granul ekstrak kulit kayu

Untuk mengetahui dosis terbaik yang manis dan daun kelor kombinasi (1:1)

dapat menurunkan kadar gula darah dosis 200+150 mg/kgbb merupakan dosis

mencit dilakukan uji Duncan, dari data yang terbaiksebagai antidiabetes.

yang diperoleh dapat dilihat angka yang DAFTAR PUSTAKA

mendekati pembanding yaitu pada


American Diabetes Association. Nutrition
kelompok uji 3 (Lampiran 7.). Maka
Therapy Recommendations for the
dapat disimpulkan bahwa granul
Management of Adults With
ekstrakkulit kayu manis dan daun kelor
Diabetes. Diabetes Care Volume
kombinasi (1:1) dengan dosis 200+150
37, Supplement 1, January 2014.
mg/kgbb merupakan dosis yang

memberikan aktivitas antidiabetes paling Badole S, Patel N, Bodhankar S, Jain B,

baik pada mencit jantan. Bhardwaj S. 2006.

Antihyperglycemic Activity of
KESIMPULAN
Aqueous Extract of Leaves of
Berdasarkan hasil pembahasan pada
Cocculus Hirsutus Diels in
penelitian ini, maka dapat disimpulkan
Alloxan-Induced Diabetic Mice. DiPiro, J.T., Schwinghammer, T.L., G.R,

Indian J Pharmacol. 38(1 ):52. Wells, B.G., & DiPiro, C.V.

(2009). Pharmacotherapy
Becker & Makkar HPS. 2003. Nutritional
Handbook. (Ed. ke-7). New York:
Value and Antinutritional
McGraw-Hill.
Component of Whole and Ethanol

Extracted Moringa Oleifera Leaves. Farnsworth, N.R. (1966). Biological and

Journal of Feed Science and Phytochemical Screening of Plant.

Tecnology 63, 211-228. Journal of Pharmaceutical

Sciences 55(3), 226-276.


Brahmachari G. 2011. Bio-Flavonoids

with Promising Anti-Diabetic Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia

Potentials: a critical survey : (Kosasih Padmawinata & Iwang

opportunity, challenge, and scope Soediro, Penerjemah). (Ed. Ke 2).

of natural products. Medicines Bandung : ITB.

Chemistry. 187-212.
Jung M, Park M, Lee HC, Kang YH,

Departemen Kesehatan RI, 1989, Materia Kang ES, Kim SK. 2006.

Medika Indonesia, Jilid V, Jakarta, Antidiabetic Agents from

hlm 350-351 dan 536-540. Medicinal Plants. Current

Medicinal Chemistry. 13(1): 1203-


Departemen Kesehatan Republik
1218.
Indonesia, (2011), Farmakope

Herbal Indonesia, 113-115, Kumari M, Jain S. Tannins. 2012. An

Departemen Kesehatan Republik antinutrient with positive effect to

Indonesia , Jakarta.
manage diabetes. Research Journal Pancreatic ß-Cells as a Target of

of Recent Sciences. 1(12): 70-73. Estrogens and Xenoestogens:

Implications for blood glucose


Kwon O, Eck P, Shenglin C, Corpe CP,
homeostatis and diabetes.
Lee JH, Kruhlak M. 2007.
Molecularand Cellular
Inhibition of the Intestinal Glucose
Endocrinology. 63(1-2): 1-14.
Transporter GLUT2 by Flavonoids.

The FASEB J. 21(1): 366-377. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

(PERKENI) (2011) : Konsensus


Mahmood ,Saima., Talat Aisha., Karim,
Pengendalian dan Pencegahan
Sabiha., Khurshid, Rukhshan., Zia,
Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Azam. 2011. Effect of Cinnamon
Indonesia, 4-20.
Extract On Blood Glucose Level

and Lipid Profile In Alloxan Prato SD, Marchetti P, Bonadonna RC.

Induced Diabetec Rats.Pakistan 2002. Phasic Insulin Release and

Journal of Physiologi,7 (10), 13-16. Metabolic Regulation in Type 2

Diabetes. Diabetes Journal. 51(1):


Meliani N, Dib MEA, Allali H, Tabti B.
S111-S112.
2011. Hypoglycaemic Effect of

Berberis Vulgaris L. in Normal and Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).

Streptozotocin-Induced Diabetic (2013). Jakarta : Badan Penelitian

Rats. Asian Pasific Journal of dan Pengembangan Kesehatan

Tropical Biomedicine. 471(1). Kementrian Kesehatan RI.

Nadal A, Magdalena PA, Soriano S,

Queseda I, Ropero, AB. 2010. The


Setiadi dan Sarwono. (2007). Tanaman

obat keluarga. Jakarta : Samindra Utama.

Hal : 6.

Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia

dari Sel ke Sistem Edisi ke-6 Alih

Bahasa oleh dr. Brahm U. Pendit.

Jakarta: EGC. 2012

Trianto, Juni., Sunaryo, Hadi., Wardani,

Elly. 2014. effect of Moringa

oleifera Lam. Leaves Ethanolic

Extract On Alloxan Induced

Hypertriglyceridemia Rats By Oral

Glucose Tolerance Test.Fakultas

Farmasi dan Sains Universitas

Muhammadiyah, Jakarta.

Wadkar, K.A., Magdum, C.S., Patil, S.S.,

and Naikwade, N.S (2007).

Antidiabetic potential and indian

medical plants. Journal of herbal

medicine and toxicology 2 (1) 45-

50.

Anda mungkin juga menyukai