Anda di halaman 1dari 8

Volume 5 No.

1, Desember 2020:21-28

UJI PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIDIABETES BROTOWALI (Tinospora


crispa (L) Miers.) DENGAN METFORMIN PADA MENCIT (Mus Musculus)
PUTIH JANTAN

COMPARISON TEST OF ANTIDIABETES ACTIVITIES OF BROTOWALI


(Tinospora crispa (L) Miers.) WITH METFORMIN IN WHITE MALE MICE (Mus
Musculus)

Monik Krisnawati1*

Program Studi D3 Farmasi Poltekkes TNI AU Adisutjipto Yogyakarta

ABSTRAK
Pendahuluan: Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Pengobatan penyakit diabetes
mellitus dapat menggunakan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) seperti Metformin ataupun obat tradisional
seperti Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers). Aktivitas antidiabetes batang Brotowali berkaitan dengan
adanya kandungan alkaloid, flavonoid, glikosida, dan terpen Tujuan: Untuk mengetahui dan
membandingkan aktivitas antidiabetes antara Brotowali dengan Metformin pada mencit jantan. Metode:
Penelitian eksperimental pre and post test control group design, menggunakan 15 ekor mencit yang diberi
beban glukosa dan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok kontrol negatif (aquadest), kelompok
kontrol positif (Metformin) dengan dosis 65 mg/kg BB, dan kelompok zat uji (kapsul Brotowali) dengan
dosis 130 g/Kg BB. Hasil: Kapsul Brotowali memiliki aktivitas antidiabetes pada mencit putih jantan
yang dilihat dari rerata penurunan kadar glukosa darah, namun penurunan kapsul Brotowali lebih lambat
dibandingkan kelompok perlakuan Metformin pada menit ke 90 yakni 165,6 mg/dl. Kesimpulan: Kapsul
Brotowali terbukti memiliki aktivitas antidiabetes yang ditunjukkan dengan hasil analisis statistik
keseluruhan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel.
Kata Kunci: Tinospora crispa (L) Miers, Glukosa darah, Antidiabetes

ABSTRACT
Introduction: Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases characterized by
hyperglycemia, which occurs due to abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. Treatment
of diabetes mellitus can use oral hypoglycemic drugs (OHO) such as Metformin or traditional medicines
such as Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers). The antidiabetic activity of Brotowali stem was related
to the presence of alkaloids, flavonoids, glycosides, and terpenes. Objective: This study aims to determine
and compare the antidiabetic activity between Brotowali and Metformin in male mice. Method:
Experimental research pre and post test control group design, using 15 mice which were given glucose
load and divided into 3 groups, namely, negative control group (aquadest), positive control group
(Metformin) with a dose of 65 mg / kg BW, and the test substance group (Brotowali capsules) at a dose of
130 g / Kg BW. Blood sugar data were collected before and after the treatment, namely at 30, 60, and 90
minutes for three replications. Result: Brotowali capsules had antidiabetic activity in male white mice as
seen from the mean reduction in blood glucose levels but the decrease in Brotowali capsule was slower
than the Metformin treatment group at 90 minutes namely 165.6 mg/dl. Conclusion: Brotowali capsules
are proven to have antidiabetic activity as indicated by the results of statistical analysis as a whole with a
significance value less than 0.05 with a calculated t value greater than t table.
Keywords: Tinospora crispa (L) Miers, Blood glucose, Antidiabetic

Alamat Korespondensi:
Monik Krisnawati, Poltekkes TNI AU Adisutjipto Yogyakarta. Hp: 085712350520. Email:
monikkrisnawati5@gmail.com.

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 21


Volume 5 No.1, Desember 2020:21-28

PENDAHULUAN Brotowali merupakan tanaman


Indonesia menempati peringkat
perdu yang memanjat seukuran
keempat dengan jumlah penduduk
kelingking. Batang berbintil-bintil rapat,
tertinggi di dunia. Pada saat ini
berair, berasa pahit, lunak dan tidak
penderita DM di seluruh dunia
beraturan (4). Batang Brotowali
diperkirakan sebanyak 285 juta orang.
mengandung alkaloid, flavonoid,
Jumlah ini diperkirakan akan meningkat
glikosida, dan terpen (5). Selain itu akar
paling sedikit menjadi 438 juta pada
Brotowali mengandung alkaloid,
tahun 2030. Menurut hasil survei
barberin, dan kolumbin serta flavonoid
kesehatan nasional 2013 dan
(4). Hasil penelitian isolasi dan
International Diabetes Foundation (IDF)
identifikasi senyawa aktif menyatakan
tahun 2015 diperkirakan jumlah
bahwa ekstrak metanol batang
penderita DM di Indonesia 9,1 juta
Brotowali mengandung senyawa
orang. Kasus DM di Indonesia
alkaloid, flavonoid, dan steroid (6).
diperkirakan mencapai 21,3 juta orang
Aktivitas antidiabetes Brotowali
pada tahun 2030 (1). Data Sample
telah dilakukan oleh Berna dkk,
Registration Survey (SRS) 2014 yang
melaporkan bahwa ekstrak Brotowali
dilaporkan Balitbangkes, menyebutkan
memiliki aktivitas penghambatan α-
bahwa diabetes merupakan penyebab
glukosidase dengan nilai IC 50 sebesar
kematian ketiga (6,7 %), setelah stroke
45,56 ppm. Di sisi lain, Desmiati dkk,
(21,1 %), dan jantung (12,9 %) (2).
juga menyatakan bahwa ekstrak batang
Pengobatan dengan obat
Brotowali menunjukkan aktivitas
tradisional yang diberikan secara
penghambatan α-glukosidase dengan
tunggal tidak direkomendasikan oleh
nilai IC 50 sebesar 237,26 bpj (5).
Komite Etik Kementerian Kesehatan
Sementara itu, hasil penelitian Baiq dan
Indonesia. Mengingat diabetes mellitus
Rarastoeti menyatakan bahwa ekstrak
merupakan penyakit kronis yang
etanol daun Brotowali (Tinospora
penatalaksanaanya harus menggunakan
crispa L.) dengan dosis 115mg/kg bb
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
mampu menurunkan kadar glukosa
sintetik. Metformin salah satu OHO
darah tikus hiperglikemik paling
yang merupakan obat pilihan pertama
optimal dibandingkan dengan ekstrak
pada pengatasan DM Tipe 2 (3).
etanol akar dan batang (Tinospora

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 22


Volume 5 No.1, Desember 2020:21-28

crispa L.). Penelitian tersebut Tahapan/Jalannya Penelitian


menggunakan induksi aloksan dengan Persiapan Hewan Uji
analisis hasil pengukuran kadar glukosa Hewan uji yang digunakan
darah menggunakan metode GOD PAP dalam penelitian ini adalah mencit (Mus
dan penentuan kadar secara musculus) putih jantan sebanyak 15
spektrofotometri (7). ekor yang terlebih dahulu dipuasakan
Penelitian ini menguji selama 12-16 jam dengan tetap diberi
perbandingan aktivitas antidiabetes minum sebelum dilakukan pemejanan
antara sediaan kapsul Brotowali glukosa.
(Andrographis paniculata) dengan
Uji Aktivitas Antidiabetes
Metformin menggunakan metode uji
Uji aktivitas antidiabetes pada
toleransi glukosa pada mencit (Mus
penelitian ini terbagi menjadi 3
musculus) putih jantan.
kelompok perlakuan sebagaimana
METODE disajikan pada tabel 1.
Tempat dan Waktu Penelitian Tabel 1. Kelompok Perlakuan Uji
Aktivitas Antidiabetes
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Dosis Pemberian
Laboratorium Farmakologi Poltekkes
Aquadest 0,5 ml
TNI AU Adisutjipto pada bulan
Brotowali 2,6 mg/20 g BB
September 2020.
Metformin 1,3 mg/20 g BB
Alat
Kadar glukosa darah mencit
Neraca analitik elektrik, alat-alat
diamati pada menit ke-30, 60, dan 90
gelas merk Pyrex, penangas air, spuit
pada masing-masing kelompok
oral, glukometer Accu Check, glucotest
perlakuan. Nilai kadar glukosa darah
strip test (Accu Check ® Active strip
mencit pada masing-masing waktu
test), dan spuit 1 ml (Terumo).
pengamatan menunjukkan perbedaan
Bahan
aktivitas antidiabetes (10). Kadar
Bahan uji yang digunakan
glusoka darah diuji menggunakan alat
adalah kapsul Brotowali ( UD Rachma
pemeriksaan glukometer Accu Check,
Sari Sukoharjo), Metformin 500 mg
glucotest strip test (Accu Check ®
(PT. Hexpharm Jaya Laboratories),
Active strip test).
glukosa yakni Glucosa-Monohydrate
(PT. Merck).

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 23


Volume 5 No.1, Desember 2020:21-28

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan penelitian, mencit

Pengukuran Kadar Glukosa Darah terlebih dahulu dipuasakan selama 12-


16 jam dengan tetap diberi minum ad
Uji perbandingan aktivitas
libitum agar mencit tidak mengalami
antidiabetes pada penelitian ini
dehidrasi. Sebelum diberikan perlakuan
menggunakan mencit putih jantan
pada masing-masing kelompok, setiap
dengan metode uji toleransi glukosa
mencit diberi larutan glukosa secara
oral. Pada penelitian ini, mencit
peroral (pretest) terlebih dahulu. Setelah
dibebani glukosa tanpa dirusak
30 menit, mencit mengalami
pankreasnya. Pembebanan glukosa
peningkatan kadar glukosa darah
peroral menyebabkan peningkatan
(hiperglikemia). Data hasil pengukuran
kadar glukosa secara cepat dan dapat
kadar darah sebelum dan sesudah
diturunkan secara cepat pula oleh zat-
pemberian glukosa disajikan pada tabel
zat yang berefek antihiperglikemik (11).
1.
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Kadar Glukosa darah Sebelum dan Sesudah
Pemberian Glukosa
Perlakuan Glukosa Kadar Glukosa Darah
Darah Puasa Setelah Pemberian
(mg/dl) Glukosa (mg/dl)
Aquadest 82 210
94 223
105 256
89 217
95 231
Metformin 71 242
113 219
82 237
97 240
104 225
Kapsul 89 232
Brotowali 80 222
101 243
92 219
67 239

Data pada tabel 1 menunjukkan oleh adanya variasi biologis pada setiap
bahwa hasil pengukuran kadar glukosa mencit, sehingga tidak diperoleh nilai
darah puasa dari 3 kelompok perlakuan kadar glukosa darah yang tepat sama
sebelum diinduksi glukosa memberikan antara mencit satu dengan yang lain.
nilai yang beragam. Hal itu diakibatkan Berdasarkan hasil pengukuran kadar

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 24


Volume 5 No.1, Desember 2020:21-28

glukosa darah puasa untuk masing- cukup tinggi yakni berkisar antara 210
masing kelompok diperoleh nilai kadar mg/dl–256 mg/dl. Hal itu menunjukkan
glukosa puasa berkisar antara 67 mg/dl– bahwa glukosa telah terserap oleh tubuh
113 mg/dl. Hal itu menunjukkan bahwa mencit setelah 30 menit pemberian.
mencit pada kondisi normal, yakni tidak Perbandingan Aktivitas Antidiabetes
mengalami hiperglikemia. Sementara Data hasil pengukuran glukosa
itu, setelah diinduksi glukosa kadar darah mencit pada menit ke- 30, 60, dan
glukosa darah pada semua kelompok 90 setelah perlakuan disajikan pada
perlakuan mengalami peningkatan yang tabel 2.
Tabel 2. Data Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah pada Ketiga Kelompok
Perlakuan

Kadar Glukosa Darah Setelah


Perlakuan Mencit Perlakuan (mg/dl)
Menit Menit Menit
ke-30 ke- 60 ke-90
(mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)
1 203 198 191
2 214 209 199
Aquadest 3 243 237 226
4 207 201 194
5 221 218 210
1 211 176 139
2 185 154 125
Metformin 3 205 168 132
4 201 169 139
5 196 158 127
1 217 191 171
Kapsul 2 201 189 162
Brotowali 3 219 195 175
4 187 163 149
5 215 197 171
Berdasarkan uji normalitas Hasil uji Paired T-Test
Shapiro-wilk diperoleh nilai signifikansi menunjukkan bahwa keseluruhan nilai
pada keseluruhan kelompok perlakuan signifikansi pada kelompok aquadest,
lebih besar dari 0,05. Hal itu dapat kapsul Brotowali, dan Metformin yakni
dimaknai bahwa keseluruhan data 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih
hasil pengukuran kadar glukosa darah kecil dari 0,05 dapat dimaknai bahwa
mencit pada penelitian ini terdistribusi terdapat perbedaan yang signifikan
normal sehingga peneliti menggunakan antara kadar glukosa darah mencit pada
uji statistik parametrik yakni analisis masa dipuasakan dengan setelah
Paired T-test. pemberian glukosa..

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 25


Volume 5 No.1, Desember 2020:21-28

Berdasarkan hasil uji lebih besar dari t tabel (2,179). Nilai


perbandingan kadar glukosa darah tersebut dapat dimaknai bahwa terdapat
antara sebelum dan sesudah pemberian perbedaan aktivitas antidiabetes yang
Aquadest, Metformin, dan kapsul signifikan antara aquadest, Metformin,
Brotowali dapat dijelaskan bahwa dan kapsul Brotowali.
keseluruhan nilai signifikansi kurang
Hasil perbandingan aktivitas
dari 0,05. Selain itu, keseluruhan nilai t antidiabetes antara aquadest, Metformin
hitung antara kelompok perlakuan dengan kapsul Brotowali disajikan pada
aquadest, Metformin, dengan kapsul gambar 1.
Brotowali memberikan nilai t hitung

250
Kadar Gula Darah (mg/dL)

200

150

100

50

0
GDP Hiperglikemia 30 menit 60 menit 90 menit

Aquadest Metformin Brotowali

Gambar 1. Grafik Rerata Kadar Gula Darah Kelompok Perlakuan Aquadest,


Metformin, dan Kapsul Brotowali
Penurunan kadar glukosa darah tipe 2 (3), yakni memiliki aktivitas
pada kelompok perlakuan Metformin antidiabetes melalui mekanisme utama
lebih cepat dibandingkan dengan mengurangi produksi glukosa hati
kelompok perlakuan kapsul Brotowali. (glukoneogenesis), dan memperbaiki
Hal itu dapat dilihat pada rerata ambilan glukosa di jaringan perifer (12).
penurunan kadar glukosa darah pada Meski demikian kelompok
menit ke-30, 60, dan 90, keadaan ini perlakuan kapsul Brotowali
sesuai dengan teori yang menyatakan menunjukkan adanya penurunan rerata
bahwa Metformin merupakan obat kadar glukosa seiring dengan lama
pilihan pertama pada pengatasan DM waktu perlakuan yakni dengan nilai

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 26


Volume 5 No.1, Desember 2020:21-28

akhir 165,6 mg/dL pada menit ke 90. Brotowali lebih kecil dibandingkan
Hal itu berkaitan dengan kandungan Metformin pada mencit (Mus musculus)
senyawa alkaloid (tinosporine dan putih jantan.
tinosporidine, borapetoside C) dan UCAPAN TERIMA KASIH
flavonoid serta zat pahit pikroretin yang Peneliti mengucapkan terima
terdapat dalam Brotowali. Ketiga kasih kepada Politeknik Kesehatan Adi
senyawa tersebut merupakan kandungan Sutjipto yang telah memberikan
utama dari Brotowali yang mempunyai kesempatan dan dukungan sehingga
aktivitas menurunkan kadar glukosa penelitian ini dapat terselesaikan dengan
darah. Mekanisme kerja Brotowali baik.
dalam menurunkan kadar glukosa darah DAFTAR PUSTAKA
adalah dengan cara meningkatkan 1. Kemenkes RI. Buku Konsensus
sensitivitas insulin dan penghambatan Nasional Tuberkulosis dan
enzim α-glukosidase (5). Diabetes Melitus. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian, Kementerian Kesehatan; 2015.
dapat ditegaskan bahwa kadar glukosa 2. Firdausa S. The 3 Aceh
darah pada kelompok perlakuan Kapsul Endocrinology & Diabetes Update.
Metformin pada menit ke-90 telah 2019. 14-16 p.
mencapai kadar glukosa darah normal. 3. Syamsul ES, Nugroho AE,
Hal tersebut sesuai dengan teori yang Pramono S. Aktivitas Antidiabetes
menyatakan bahwa pada metode Kombinasi Ekstrak Terpurifikasi
toleransi glukosa terjadi peningkatan Herba Sambiloto (Andrographis
kadar glukosa serum mulai menit ke-30 paniculata(Burn.F.) Ness) dan
sampai menit ke-90 dan pada menit ke- Metformin pada Tikus DM Tipe 2
120 kadar glukosa serum kembali Resisten Insulin. Maj Obat
normal (13). Tradisonal. 2011;16(3):124–32.
4. Syurgana MU, Febrina L,
KESIMPULAN
Ramadhan AM, Penelitian L,
Kesimpulan yang diperoleh dari
Farmaka K, Farmasi F, et al. Uji
penelitian ini adalah Kapsul Brotowali
Invivo Aktivitas Ekstrak Etanol
terbukti memiliki aktivitas antidiabetes
Batang Brotowali (Tinospora
pada mencit (Mus musculus) putih
crispa) sebagai Penurun Kadar
jantan. Aktivitas antidiabetes kapsul

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 27


Volume 5 No.1, Desember 2020:21-28

Glukosa Darah. In: Mulawarman 11. Lakustini CP dkk. Uji Aktivitas


Pharmaceutical Conferences. 2017. Antidiabetes dengan Ekstrak Buah
p. 7–8. Amla (Phyllantus emblica L) pada
5. Apriliani ND, Saputri FA, Farmasi Mencit BALB/C yang Diinduksi
F, Padjadjaran U. Review: Potensi Aloksan. 2019;1:60–6.
Penghambatan Enzim Alfa- 12. Perkeni. Konsensus Pengelolaan
Glukosidase pada Tanaman Obat dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tradisional Indonesia. Farmaka. Tipe 2 di Indonesia 2011. 2015. 1-
2018;16:169–77. 58 p.
6. Musdalifa, Maming R, Dini I. 13. Sari, Purna Sari, Azizahwati RDA.
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Pengaruh Pemberian Infusa herba
Metabolit Sekunder Ekstrak Sambiloto (Andrographis
Metanol Batang Brotowali paniculata Nees) terhadap
(Tinospora crispa Linn). Chemical. Glibenklamid dalam Menurunkan
2014;15:105–13. Kadar Glukosa darah Tikus Putih
7. Pujilestari, Baiq Indri PR. Jantan yang dibuat Diabetes. Maj
Pemanfaatan Tanaman Brotowali ilmu Kefarmasian. 2012;IX:1–11.
(Tinospora crispa L.) sebagai
Antidiabetik. In: Prosiding
Bioteknologi. 2009.
8. Pradini; Pambudi: Dinah. Uji Efek
Antidiabetik Kombinasi Ekstrak
Etanol Daun Stevia (Stevia
Rebaudiana Bert.) dan Daun
Sambiloto (Andrographis folium)
pada Tikus Jantan Galur Wistar
yang Diinduksi Aloksan. Indones J
Med Sci. 2017;4(2):177–82.
9. Dipiro et al. Pharmacotherapy. 8th
ed. McGraw-Hill Companies; 2011.
10. Tjahjadi V. Efek Penurunan Kadar
Glukosa. Skripsi. FMIPA UI. 2010;

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 28

Anda mungkin juga menyukai