Anda di halaman 1dari 4

Reproduksi lichen terdiri dari aseksual dan seksual.

Aseksual melalui pembentukan soredia, isidia dan


lobules sedangkan yang seksual adalah dengan pembentukan spora askus (menyerupai Fungi
Ascomycota dan Basidiomycota). Fitur anatomis lichen meliputi korteks, lapisan alga, medulla, rhizines,
cilia, Cyphellae, Pseudocyphellae, Cephlodia, Photosymbiodeme

Reproduksi dan mekanismepenggandaan diriReproduksi lichen sangat berbedadengan reproduksi alga


dan fungi. Reproduksi lichen terjadi dalam dua carayaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
terjadi ketika lichen membentuk suatu badan yang disebut dengan soredia atau isidia (bagian yang lebih
tipis) pada permukaan kulit pohon atau benda buatan lainnya. Beberapa lichen menghasilkan tubuh
jamur yang disebut dengan apotheca atau peritheca, badan ini yang melaksanakan reproduksi seksual.

Reproduksi seksual pada lichen, Rekan fungi pada lichen melakukan reproduksi seksual. Reproduksi
seksual ini memungkinkan adanya variasi pada populasi, sehingga inilah alasan mengapa jamur yang
memiliki keanekaragaman tinggi melakukan reproduksi seksual. Untuk melakukan reproduksi seksual
tersebut dibutuhkan dua tipe gen yang inti haploid (n + n), atau sebuah diploid (2n). Pada kasus 2 inti
haploid mereka harus bergabung terlebih dahulu untuk membentuk inti diploid, melalui mekanisme
pembelahan sel meosis, yang di dalamnya terjadi proses pembelahan inti sel yang berpotensi membawa
variasi dalam progenitas. Proses ini diikuti dengan pembentukan spora (ascospore), yang pada banyak
kasus memilik

Manfaat Lumut Kerak (Lichenes)

Selain itu lumut kerak banyak digunakan sebagai bahan obat, digunakan dalam industri kimia, parfum
dalam proses pewarnaan dan penyamakan serta digunakan sebagai indikator tingkat polusi di sekitar
daerah yang ditempatinya.

Dapat dibuat obat contoh : Usnea filipendula (antibiotik)

Digunakan sebagai penambah rasa dan aroma (masakan jepang)

Pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup indikator pH

Pada daerah bebatuan, lumut kerak dapat melapukan bebatuan dan menambah kandungan zat-zat yang
dimilikinya

Dapat digunakan sebagai indikator pencemaran

Contoh Lumut Kerak

Parmelia

Hidup pada kulit kayu, tanah, tembok dan batu.

Graphis

Hidup pada cabang atau batang pohon.


Usnea ( Lumut Janggut )Pada batang-batang pohon dipegunungan dan dapat digunakan untuk jamu.

Lichen memili habitat hidup di pepohonan, bebatuan, tanah, atau permukaan artifisial lainnya. Lichen
memiliki karakteristik morfologis yang unik yang berada diantara karakteristik baik morfologis, anatomis
dan reproduksi antara alga dan fungi.Lichen dapat dijumpai secara luas di dataran rendah hingga ke
dataran tinggi dari kutub utara hingga ke daerah tropis.Tumbuhan ini dapat tumbuh di berbagai
permukaan tanah, benda, daun, batu, material bekas, besi tua, kulit kayu, pohon, di pinggir sungai
maupun di tepi pantai

Ciri lichen

Lichen yang umumnya ditemukan terbagi menjadi beberapa tipe yaitu berbentuk foliose, fruticose dan
crustose serta squamulose. Lichen foliose memiliki karakteristik daunnya seperti lobus. Dapat melebur
dengan lichen lainnya, menutupi substrat yang mereka tinggali. Fruticose lichen berciri tumbuh seperti
semak, Squamulose memiliki thallus yang tipis mendatar pada kulit pohon atau batu, Lichen ini memiliki
percabangan, filamen thallus tergantung di bagian ujung ,Crustose lichen umumnya berwarna kehijauan
dan putih atau putih keabuan. Thallus berwana pucat. Kadang berwarna coklat pucat. Thallus memiliki
lobus yang kecil memusat yang disebut dengan crustaceous.

Taksonomi

Kelas : Ascolichens

Ordo : Lecanorales

Famili : Lichinaceae, Collemataceae, Coccocarpiaceae, Perltigeraceae, Heppiaceae, Pannariaceae,


Stictaceae, Graphidaceae, Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae, Lecidaeceae,
Stereocaulaceae, Cladoniaceae, Umbilicariaceae, Lecanoraceae, Parmeliaceae, Usneaceae, Physciaceae,
Theloshistaceae.

Ordo : Sphariales

Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae

Ordo : Caliciales

Famili : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae

Ordo : Myrangiales

Famili : Arthoniaceae, Myrangiaceae

Ordo : Pleosporales

Famili : Arthopyreniaceae
Ordo : Hysteriales

Famili : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae

Kelas : Basidiolichens

Famili : Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae, Thelolomataceae.

Klas : Lichens Imperfect

Genus : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium.

Ganggang bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).

Reproduksi aseksual ganggang (alga) Reproduksi aseksual pada ganggang terjadi dengan pembelahan
biner, fragmentasi dan pembentukan spora vegetatif. Proses reproduksi aseksual

. Pembelahan Biner

Reproduksi aseksual secara pembelahan biner pada ganggang terjadi pada ganggang (alga) uniseluler,
seperti Euglenoid. Pada Euglenoid, pembelahan biner terjadi dengan membujur. Pembelahan tersebut
diawali dengan pembelahan inti, diikuti dari pembelahan sitoplasma. Dari satu sel induk yang dihasilkan
ke dua sel anakan yang tumbuh menjadi ganggang baru.

Fragmentasi

Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh ganggang. Bagian tubuh yang terlepas di tubuh induk
tumbuh menjadi ganggang baru. Fragmentasi yang pada ganggang multiseluler berbentuk filamen dan
talus

Pembentukan Spora Vegetatif

Pembentukan spora vegetatif terjadi dalam sel induk yang menghasilkan zoospora. Pembentukan spora
secara vegetatif terjadi jika kondisi lingkungan mendukung dan jumlah makanan mencukupi. Hal
tersebut dapat terjadi pada ganggang (alga) yang bersifat uniseluler maupun yang multiseluler

Reproduksi seksual ganggang (alga)

Reproduksi seksual pada ganggang (alga) dapat terjadi secara konjugasi, singami, dan anisogami. Proses
reproduksi seksual pada ganggang adalah sebagai berikut...

1. Konjugasi

Konjugasi adalah proses saling berlekatannya dua individu yang berbeda jenis, dengan diikuti terjadinya
plasmogami (peleburan plasma sel) dan juga kariogami (peleburan inti sel). Contohnya ganggang yang
bereproduksi secara konjugasi adalah spirogyra yang berbentuk filamen tak bercabang. Mekanisme
konjugasi pada spirogyra adalah sebagai berikut...

Filamen Spirogyra yang berhaploid (n) yang berbeda jenis dengan saling berdekatan

Sel-sel yang akan saling berdekatan dengan membentuk tonjolan merupakan jembatan konjugasi.

Protoplasma sel yang satu (+) berpindah (mengalir) ke sel pasangannya (-).

Terjadi plasmogami, diikuti dengan kariogami

Konjugasi menghasilkan zigospora yang berdiploid (2n).

Zigospora (2n) membelah secara miosis dengan menghasilkan 4 sel haploid (n).

Dari 4 sel haploid yang kemudian dihasilkan, umumnya hanya terdapat satu yang dapat tumbuh menjadi
benang Spirogyra baru.

2. Singami

Singami (isogami) adalah peleburan antara dua sel gamet yang sama dengan bentuk dan ukurannya,
tetapi berbeda jenisnya ((+) dan (-)), yang kemudian diikuti dengan terjadinya peleburan inti. Singami
menghasilkan zigot yang diploid (2n). Contoh ganggang yang melakukan singami adalah ganggang hijau
Ulva.

3. Anisogami

Anisogami adalah peleburan antara sel gamet yang ukuran dan bentuknya berbeda. Anisogami dapat
berupa oogami, yakni masuknya sel gamet jantan yang berflagela (sperma) ke sel yang gamet betina
(ovum) kemudian terjadi peleburan inti. Hasil dari fertilisasi adalah zigot. Contoh ganggang yang
melakukan oogami adalah Laminaria.

Anda mungkin juga menyukai