Anda di halaman 1dari 14

Rangkuman Biologi Kelas X

Posted by Bhernadin Erryco on Jumat, 22 Maret 2013

Keanekaragaman Hayati

Tingkat Keanekaragaman hayati :

Keanekaragaman hayati tingkat gen. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya
variasi susunan perangkat gen dalam suatu species. Misalnya variasi mangga, ada mangga
harumanis, golek dan gedong. Sedangkan pada anjing, ada anjing bulldog, anjing herder dan anjing
pudel.

Keanekaragaman hayati tingkat jenis (species). Keanekaragaman hayati tingkat ini ditunjukkan
dengan adanya variasi jenis mahkluk hidup yang berbeda antara species yang satu dengan yang lain
dalam famili yang sama. Misalnya pada Famili Papilionaceae terdiri dari kacang hijau (Phaseolus
radiatus), buncis (Phaseolus vulgaris) dan ercis (Pisum sativum).

Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan
adanya varisasi dari ekosistem di biosfer. Misalnya ekosistem padang rumput dengan ekosistem
gurun, masing masing memiliki cirri lingkungan abiotik dan biotic yang khas untuk ekosistem
tersebut.

Klasifikasi mahkluk hidup :

Sistem alamiah – dasar klasifikasinya adalah kekerabatan persamaan dilihat secara morfologis

Sistem buatan / Artifisial – dasar klasifikasinya adalah persamaan morfologis yang mudah dilihat dan
merupakan karakter buatan manusia serta pengaruhnya terhadap manusia.

Sistem filogenik – dasar klasifikasinya adalah sejarah asal-usul mahkluk hidup

Tingkat Taksonomi : Kingdom – Filum – Kelas – Ordo – Famili – Genus – Species

Tata nama mahkluk hidup

Kata depan : Nama marga (genus) misalnya Citrus

Kata belakang : Nama petunjuk species (species ephitet) misalnya Maxima

Sistem Binomial Nomenclature dipopulerkn oleh Carolus Linnaeus.


Virus

Ciri-ciri virus :

Bukan sel, virus yang sudah matang bagian-bagiannya disebuk Virion

Ukurannya 2-20 milimikrom, hanya bisa dilihat oleh mikroskop electron yang lolos bakteri filter

Tubuhnya terdiri dari selubuh protein (Kapsid) yang tersusun dari molekul protein di bagian luar
(kapsomer) dan asam nukleat (DNA atau RNA) di bagian dalamnya.

Virus dapat dikirstalkan dan hanya dapat bereplikasi pada organisme yang hidup. Bahan yang
diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru berasal dari sitoplasma yang diinfeksi.

Cara pencegahan virus adalah dengan penyuntikan vaksinasi.

Yang pertama ditemukan oleh Edward Jenner (1789) untuk cacar.

Kemudian oleh Jonas Salk (1952) untuk polio.

Manusia memiliki anti virus bernama Interferon tapi kecepatan replikasinya kalah dengan replikasi
virus.

Virus dapat menguntungkan manusia sebagai vektor dalam rekayasa genetik.

Protista

Protista yang menyerupai Jamur

Jamur air (Oomycota)

Terdiri atas hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan banyak inti.

Reproduksi :

Vegetatif : Yang hidup di air dengan zoospora, yang di darat dengan sporangium dan konidia

Generatif : Bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora dan jadi individu baru

Contoh :

Saprolegnia sp - Hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat dan air

Phytophora infestans – Penyebab penyakit busuk pada kentang

2. Jamur lendir (Myxomycota) :

Jamur paling sederhana yang memiliki 2 fase hidup,

fase vegetatif, yang bergerak seperti amuba

fase tubuh buah. Bereproduksi dengan spora kembar yang disebut Myxoflagelata.

Protista yang menyerupai Tumbuhan (Algae)


Ciri-ciri umum :

Belum memiliki akar, batang dan daun yang sebenarnya (Divisio Thallophyta)

Sebagian besar uniseluler (Fitoplankton) ada juga yang multiseluler seperti Bentos atau Perifiton

Memiliki klorofil, sehingga bersifat autotrof

Memiliki pigmen beragam sesuai jenisnya

Habitat di tempat lembab atau berair, epifit

Bereproduksi secara vegetatif dan generatif.

Kelas Pigmen Reproduksi Contoh

Vegetatif Generatif

Chlorophyta Klorofil – Hijau Fragmentasi Konjugasi Chamydomonas sp.

Chorella sp.

Euglena sp.

Chrysophyta Karoten – Emas Fragmentasi Oogami Navicula sp.

Phaeophyta Fikosantin – Coklat Fragmentasi Oogami Turbinaria australis

Sargassum siliquosum

Fucus vesiculosus

Rhodophyta Fikoeritin – Merah Membentuk spora Peleburan sel gamet Eucheuma


spinosum

Gracillaria sp.

Protista yang menyerupai Hewan (Protozoa)

Ciri-ciri umum :

Sistem respirasi : Difusi melalui seluruh permukaan tubuh, Uniseluler

Sistem peredaran : Disfusi (Amoeba), Vakuola kontraktil (Paramecium)

Reproduksi seksual (generatif), dan aseksual (vegetatif)

Habitatnya di tempat basah dan berair, apabila tidak menguntungkan, maka akan membentuk
membran tebal dan kuat bernama Kista.

4 kelas Protozoa :
1. Rhizopoda (Sarcodina) – alat geraknya berupa pseudopodia (kaki semu)

Amoeba proteus – memiliki 2 jenis vakuola (vakuola makanan dan vakuola kontraktil)

Entamoeba histolytica – menyebabkan disentri amuba

Entamoeba gingivalis – menyebabkan gingivitis

Foraminifera sp. – penunjuk keberadaan minyak bumi (tanah Globigerina)

Radiola sp. – sebagai bahan penggosok

2. Flagellata (Mastigophora) – alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk)

1. Golongan Phytoflagellata

Euglena viridis – peralihat antara protozoa dan ganggang

Volvox globator – peralihan antara protozoa dan ganggang

Nocticulla miliaris – mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik2

2. Golongan Zooflagellata

Trypanosoma gambiense – penyebab penyakit tidur, vektornya lalat Tsetse sungai

Trypanosoma rhodesiense – penyebab penyakit tidur, vektornya lalat Tsetse semak

Trypanosoma cruzi – penyakit chagas

Trypanosoma evansi – penyakit surra pada sapi

Leishmania donovani – penyakit kalaazar

Trichomonas vaginalis – penyakit keputihan

3. Ciliata (Ciliophora) – alat geraknya berupa silia (rambut getar)

Paramecium caudatum – memiliki dua vakuola (makanan dan kontraktil) sebagai osmoregulator.
Memiliki dua jenis inti yaitu Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi
dengan cara Konjugasi.

Balantidium coli – menyebabkan diare

Stentor – berbentuk terompet, hidup dengan menempel pada suatu tempat

Vorticella – berbentuk seperti lonceng

4. Sporozoa – tidak memiliki alat gerak, bergerak dengan berguling-guling


Plasmodium falciparum – menyebabkan malaria tropika, sporulasi setiap hari

Plasmodium vivax – menyebabkan malaria tertiana, sporulasi setiap hari ke-3

Plasmodium malariae – menyebabkan malaria kuartana, sporulasi setiap hari ke-4

Plasmodium ovale – menyebabkan malaria ovale

Plasmodium mengalami metagenesis, yaitu

reproduksi generatif ( sporogoni) terjadi di dalam tubuh nyamuk Anopheles sp.

reproduksi vegetatif (skizogoni) terjadi di dalam tubuh manusia

Daur hidupnya sebagai berikut : Sporozoit- Masuk tubuh di dalam hati - Tropozoit (pada manusia) -
Merozoit (pada manusia, memakan eritrosit) - Eritrosit pecah (Sporulasi) - Gametosit - Terhisap lagi
oleh nyamuk - Zigot - Ookinet - Oosit - Sporozoit.

MONERA

Peranan Monera

1. Peranan Bakteri dalam kehidupan

Sebagai Dekomposer – mengurai mahkluk yang sudah mati

Penghasil Antibiotik – bakteri dari golongan Actinomycetes menghasilkan banyak antibiotik, misalnya

Streptomisin dari Streptomyces griseus,

Kloramfenikol dan Kloromisin dari Streptomyces venezuelae,

Aureomisin dari Streptomuces aureofacien, serta masih banyak yang lainnya.

Penghasil Bahan Pangan – asam cuka dari Acetobacter aceti, yoghurt dariLactobacillus bulgaricus,
dan Nata de Coco dari Acetobacter xylinum.

Pengikat N2 di Udara – Bakteri mengikat nitrogen dan hidup di tanah menyebabkan kadar
kesuburan tanah meningkat.

Bersifat Patogen – beberapa bakteri bersifat parasit dan merugikan serta menimbulkan penyakit
pada organisme lain.

2. Peranan Ganggang Biru dalam kehidupan

Pertanian : menyuburkan lahan pertanian karena mengikat nitrogen dari udara

Perikanan : Menjadi makanan utama bagi ikan sebagai Fitoplankton

Pangan : Diolah menjadi makanan kesehatan karena kandungan protein yang tinggi

Peranan Fungi
Sacharomyces cereviceae – sebagai ragi dalam pembuatan roti, alkohol dan bir

Rhizopus oligosporus – jamur tempe

Neurospora sitophila dan Neurospora crassa – jamur oncom

Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum – penghasil antibiotika penisilin

Penicillium camemberti dan Penicilium roqueforti – pengharum keju

Aspergillus oryzae – membuat sake dan kecap

Aspergillus wentii – membuat kecap

Trichoderma reesei – enzim selulase yang digunakan untuk produksi protein tunggal

Volvariella volvacea – jamur merang, dapat dimakan

Auricularia polytricha – jamur kuping, dapat dimakan

Pleurotus sp. – jamur tiram

Penyerap unsure hara dalam tanah

Membantu ganggang menyerap air, dan indicator polusi terhadap polutan berbahaya

Lumut

Ciri-ciri lumut :

Melekat dengan rhizoid (akar semu) yang merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus
(Thallophyta) dengan tumbuhan berkormus (Kormophyta).

Memiliki klorofil, bersifat autotrof

Tidak memiliki pembuluh angkut

Menyukai tempat lembab dan basah, Sphagnum sp. Satu-satunya lumut yang tinggal di air

Pada proses tumbuhan lumut, ia memiliki sifat :

Fase Gametofit, Keturunan Vegetatif, Sel Haploid dan Umur panjang. Fase dimulai dari Spora hingga
sperma dan ovum, memiliki gamet Fase ini terdapat pada Tumbuhan lumut sendiri

Fase Sporofit, Keturunan Generatif, Sel Diploid dan Umurnya realtif pendek. Fase ini dijumpai pada
Sporogonium, Fasr ini mulai mulai dari zigot hingga sporangium memilki gamet 2n.

Tumbuhan Paku

Ciri-ciri lumut :
Memiliki akar, batang, daun yang sebenarnya (Kormophyta), akarnya berupa serabutm, kecuali pada
paku tiang

Memiliki pembuluh angkut

Hidup dari pantai hingga sekitar kawah

Beberapa hidup sebagai saprofit dan beberapa sebagai epifit

Proses meiosis terjadi dari Sporangium menuju Spora,

sedangkan proses mitosis terjadi dari Spora ke Protalium.

Pada protalium, terjadi Fase Gametofit, Keturunan Vegetatif, Sel Haploid dan Umur pendek,

sedangkan pada Tumbuhan paku terjadi Fase Sporofit, Keturunan Generatif, Sel Diploid dan Umur
Panjang.

Perkembangbiakan pada Tumbuhan

Subdivisio Gymnospermae terbagi menjadi 4 kelas, yakni

Cycadinae,

Coniferae

Gnetinae

Ginkgoinae.

Sedangkan pada Angiospermae dibagi 2 kelas yakni

Monocotyledonae

Dicotyledonae. Yang dibagi menjadi beberapa family lagi kemudian

Perbedaan Subdivisio Gymnospermae dengan Subdivisio Angiospermae

Struktur GymnospermaeAngiospermae

Alat Reproduksi Berupa Strobilus Berupa bunga dengan benang sari dan putik

Jaringan Pembuluh Xilem berupa trakeid, floemnya tidak disertai sel pengiring Xilem
berupa trakeid dan trakea, serta floem disertai sel pengiring

Bakal Biji Tidak terlindung daun buah Terlindung daun buah

Pembuahan TunggalGanda

Perbedaan kelas Monocotyledonae dengan kelas Dicoltyledonae


Struktur GymnospermaeAngiospermae

Kotiledon Setiap biji terdapat satu buah Setiap biji terdapat dua buah

Sistem Akar Serabut, tidak berkambiun Tunggang, berkambium

Ujung akar dan

Batang Lembaga Dilindungi oleh akar lembaga (Koleorhiza) dan batang lembaga (koleoptil)
Tidak mempunyai pelindung

Tudung Akar (Kaliptra) Mempunyai Kaliptra Tidak mempunyai Kaliptra

Batang TIdak berkambium Berkambium

Susunan Tulang Daun Sejajar Menyirip / Menjari

Jumlah Mahkota dan Kelopak Bunga Kelipatan tiga Kelipatan empat atau lima

Daur Hidup Invertebrata

1. Coelenterata

2. Platyhelminthes

Turbellaria (Cacing Rambut Getar)

Trematoda (Cacing Isap)

Cestoda ( Cacing Pita)

Fasciolla hepatica (Cacing Hati Ternak) :

Telur - Larva Mirasidium yang masuk ke tubuh siput - Sporokista - Larva II (Redia) -Larva III (Serkaria)
- menempel pada Nasturquium offcinale - Masuk ke ternak - masuk ke tubuh menjadi cacing dewasa
menyebabkan Fascioliasis

Clonorchis sinesis / Opistorchis sinesis (Cacing Hati Manusia) :

Telur - Larva Mirasidium - Sporokista - Redia - Serkaria - Metaserkaria - Cacing dewasa menyebabkan
Clonorchiasis

Cestoda (Cacing Pita)

Taenia solium (Cacing Pita Babi) :


Proglotid masak tertelan oleh babi - Embio Heksakan menembus usus melepas kaitnya - Larva
Sistiserkus - Cacing Dewasa

3. Nemalthelminthes

Ascaris lumbricoides (Cacing Perut Manusia) :

Telur masak tertelan manusia - Larva - Peredaran darah - Jantung - Paru-paru - Trakea (tenggorokan)
- Tertelan lagi - Usus - Cacing Dewasa

Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (Cacing Tambang) :

Telur - Larva Rhabditiform - Larva Filariform - aliran darah - Jantung - Paru-paru - Trakea- tertelan ke
Duodenum - Menghisap Darah

4. Porifera

Calcarea

Hexactinellida

Demospongia

5. Annelida

Polychaeta

Oligochaeta

Hirudinae

6. Mollusca

Pelecypoda / Lamellibranchiata / Bivalvia

Cephalopoda

Gastropoda

Scapopoda

Amphineura / Poliplacophora

7. Echinodermata

Ophiuroidea

Asteroida

Crinoidea

Echinoidea

Holothuroidea
8. Arthropoda

Crustacea

Arachnida

Insekta

Myriapoda

Arachnida

Arachnoidea

Acarina

Scorpionida

Miriapoda

Chilopoda

Diplopoda

Insekta

Ametabola : Apterygota

Hemimetabola : Arkiptera, Orthoptera, Hemiptera, Homoptera

Holometabola : Neuroptera, Lepidoptera, Coleoptera, Hymenoptera, Diptera, Siphonaptera

Ciri-ciri Hewan Vertebrata

Tubuh terdiri atas kepala, badan, dua pasang anggota badan dan ekor (tidak semua)

Kulit terdiri atas epidermis dan dermis, menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar atau horn

Endoskeleton tersusun dari tulang atau tulang rawan

Faring bercelah, yang merupakan tempat insang pada ikan namun pada hewan darat terdapat pada
tingkat embrio

Otot melekat pada endoskeleton untuk bergerak

Sistem pencernaan terdiri dari pancreas, hati, dan kelenjar pencernaan

Jantung beruang 2 hingga 4

Darah mengadnung sel darah putih, sel darah merah dan hemoglobin

Rongga tubuh mengandung sistem visceral

Gonad sepasang pada betina dan jantan


Pisces

1. Chondrichthyes

Mulut yang berahang kuat terletak di bagian bawah tubuh

Celah insang berjumlah lima, meskupin ada yang memiliki 3, 6 atau 7

Kulit ulet dan kasar bergerigi karena adanya sisik plakoid

Adanya sepasang pendekap pada hewab jantan untuk saluran sperma

Usus pendek dan lebar berisi membrane ulir untuk menyerap makanan

Hati berukuran sangat besar untuk pencernaan

Fertilisasi internal

Ovipar

2. Osteichthyes

Mulut terdapat di bagian depan tubuh

Celah insang satu di masing masing sisi kepala

Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah

Kuat dan licin karena sekresi mucus oleh kelenjar pada kulit

Sistem gurat sisi terdapat pada sisi tubuh

Adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak bergerak

Usus panjang dan ramping menggulung

Fertilisasi di luar tubuh

Ovipar

3.Amphibia

Berkulit licin tidak bersisik

Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya (ektoterm)

Fertilisasi secara eksternal di air, genangan air, atau tempat lembab seperti bawah daun

Menghasilkan telur (Ovipar) yang tidak bercangkang

4. Reptilia

Anggota tubuh berjari lima


Bernapas dengan paru-paru

Jantung beruang tiga atau empat

Menggunakan energy lingkungan untuk mengatur suhu tubuh ektoterm

Fertilisasi internal

Menghasilkan telur (Ovipar) dengan telur Amniotik bercangkang

5. Aves

Berparuh dari bahan keratin

Tidak bergigi

Struktur tulang menyerupai sarang lebah hingga kuat namun ringan

Memiliki empedal untuk menghancurkan makanan

Lambung berotot besar

Bernapas dengan paru-paru

Jantung beruang empat

Memiliki kantung udara

Indera penglihatan sangat tajam

Fertilisasi secara internal

Bertelur (Ovipar) dengan telur bercangkang dan kuning terlur besar

Mengerami telur dan merawat anaknya

6.Mammalia

Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk

Rahang bawah tersusun dari satu tulang

Bernapas dengan paru paru

Jantung beruang empat

Diafragma diantara rongga perut dan rongga dada untuk pernapasan

Otak yang lebih berkembang diantara vertebrata lain

Menggunakan energi metabolism untuk menjaga suhu tubuh (Endoterm, Homeoterm)

Fertilisasi terjadi secara internal atau di dalam tubuh betina


Melahirkan anaknya sehingga termasuk hewan vivipar.

Ekosistem

Komponen Ekosistem :

1. Produsen –

Organisme yang menyusun senyawa organic atau membuat makanan sendiri dengan bantuan
cahaya matahari.

2. Konsumen

Konsumen I – Konsumen yang memakan produsen (Herbivora)

Konsumen II – Konsumen yang memakan konsumen I (Karnivora)

Konsumen III – Konsumen yang memakan konsumen II (Karnivora Besar

3. Dekomposer

Menguraikan sisa organisme atau bahan organik yang diperlukan

4. Detritivor

Memakan hancuran jaringan hewan / tumbuhan (partikel organik)

Daur Biogeokimia

Daur Air : Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air yang berasa dari air di daratan dan laut yang
menguap karena panas cahaya matahari. Kemudian uap itu terkondensasi menjadi awan. Yang jatuh
dinamakan hujan. Air hujan masuk ke dalam tanah. Tumbuhan darat menyerap air tanah. Kemudian
melalui transpirasi uap air, uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Air tanah yang tidak
diserap tumbuhan akan kembali ke laut.

Daur Karbon : Karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk Karbon Dioksida. Karbon dioksida akan
masuk komponen biotik melalui produsen. Karbon dioksida akan digunakan untuk membentuk
senyawa karbon, yaitu glukosa (Karbon 6). Yang hasil sampingannya adalah Oksigen. Oksigen akan
digunakan oleh organisme autrotrof dan heterotrof yang menghasilkan Karbon Dioksida. Pada
tumbuhan, Karbon didapatkan pada batang, dan setelah mati, tumbuhan hewan dan manusia akan
diurai menjadi karbon dioksida juga. Dan di kerak bumi terdapat pembakaran fosil yang
menghasilkan karbon dioksida. Dari laut, apabila cangkang di laut sudah mati, cangkang (CaCO3)
akan terurai menjadi CO2.

Daur Nitrogen : Bakteri seperti Azotobacter sp. (aerob) dan Clostridium sp. (anaerob) akan menyerap
nitrogen dari atmosfer. Nitrogen yang diserap akan berubah menjadi NH3. Nitrogen juga dapat
diserap oleh tumbuhan dalam bentuk Amoniak. Penguraian nitrogen menjadi Amoniak disebut
amonifikasi. Kemudian dirombak oleh Nitrosomonas dan Nitrosococcus menjadi ion nitrit. Dan
dirombak oleh Nitrobacter menjadi ion nitrat. Perombakan ini akan menghasilkan efek samping
nitrogen, yang kembali lagi ke atmosfer.

Daur Fosfor : Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion Phosphate. Adanya peristiwa erosi dan
pelapukan menyebabkan fosfat di bebatuan terbawa menuju sungai ke laut membentuk sedimen. Di
darat, tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah. Herbivore mendapatkan fosfat
dari tumbuhan dan karnivora mendapat fosfat dari herbovira. Dan fosfat akan keluar melalui urin
dan feses, yang akan diurai oleh bakteri dan jamur menjadi fosfat lagi yang akan diambil kembali
oleh tumbuhan.

Daur Sulfur : Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat. Perpindahan sulfat terjadi melalui
proses rantai makanan, yang kemudian semua mahkluk hidup mati dan akan diuraikan komponen
organiknya oleh bakteri. Beberapa jenuis bakteri terlibat dalam daur sulfur antara lain Desulfobrio
dan Desulfomaculum yang mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk hydrogen sulfide.
Kemudian akan digunakan bakteri foto autotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur
dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitrotof seperti Thiobacillus.

SUKSESI

Suksesi Primer : Membentuk kembali suatu daerah dari suatu kehancuran yang terjadi akibat suatu
perilaku manusia ataupun kerusakan akibat perilaku alam. Diawali dengan mengkoloni suatu daerah
tersebut dengan spesies pioneer. Spesies pioneer biasanya toleran terhadap beberapa keadaan
ekstrim, misalnya suhu dan kekeringan. Organisme yang bisa bertahan pada kondisi seperti tiu
adalah Protozoa, Cyanobacteria, ganggang, lumut, lichen. Pada air, bisa saja ganggang dan spora.
Yang kemudian akan menjadi species yang memulai kehidupan pada suatu lingkungan.

Suksesi Sekunder : Pembentukan kembali suatu daerah menjadi semula setelah dilakukannya suksesi
primer. Atau mengembalikan kembali apabila kerusakannya tidak parah. Misalnya rusak akibat banjir
atau kebakaran, maka tidak susah untuk mengembalikannya.

Komunitas Klimaks : Apabila suksesi sudah berjalan secara seimbang pada komunitas biotik dan
abiotik, maka kondisi ini disebut komunitas klimaks.

Misalnya suksesi rawa menjadi daratan yang merupakan komunitas klimaks.

Contoh lain adalah pada daerah pegunungan, komunitas klimaks terdiri dari lumut kerah dan lumut.

Serta jarang terdapat pohon karena faktor pembatas.

Sepanjang kondisi lingkungan menjadio konstan, maka komunitas

Sumber

Anda mungkin juga menyukai