Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati tingkat gen. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya
variasi susunan perangkat gen dalam suatu species. Misalnya variasi mangga, ada mangga
harumanis, golek dan gedong. Sedangkan pada anjing, ada anjing bulldog, anjing herder dan anjing
pudel.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis (species). Keanekaragaman hayati tingkat ini ditunjukkan
dengan adanya variasi jenis mahkluk hidup yang berbeda antara species yang satu dengan yang lain
dalam famili yang sama. Misalnya pada Famili Papilionaceae terdiri dari kacang hijau (Phaseolus
radiatus), buncis (Phaseolus vulgaris) dan ercis (Pisum sativum).
Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan
adanya varisasi dari ekosistem di biosfer. Misalnya ekosistem padang rumput dengan ekosistem
gurun, masing masing memiliki cirri lingkungan abiotik dan biotic yang khas untuk ekosistem
tersebut.
Sistem alamiah – dasar klasifikasinya adalah kekerabatan persamaan dilihat secara morfologis
Sistem buatan / Artifisial – dasar klasifikasinya adalah persamaan morfologis yang mudah dilihat dan
merupakan karakter buatan manusia serta pengaruhnya terhadap manusia.
Ciri-ciri virus :
Ukurannya 2-20 milimikrom, hanya bisa dilihat oleh mikroskop electron yang lolos bakteri filter
Tubuhnya terdiri dari selubuh protein (Kapsid) yang tersusun dari molekul protein di bagian luar
(kapsomer) dan asam nukleat (DNA atau RNA) di bagian dalamnya.
Virus dapat dikirstalkan dan hanya dapat bereplikasi pada organisme yang hidup. Bahan yang
diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru berasal dari sitoplasma yang diinfeksi.
Manusia memiliki anti virus bernama Interferon tapi kecepatan replikasinya kalah dengan replikasi
virus.
Protista
Reproduksi :
Vegetatif : Yang hidup di air dengan zoospora, yang di darat dengan sporangium dan konidia
Generatif : Bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora dan jadi individu baru
Contoh :
Saprolegnia sp - Hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat dan air
fase tubuh buah. Bereproduksi dengan spora kembar yang disebut Myxoflagelata.
Belum memiliki akar, batang dan daun yang sebenarnya (Divisio Thallophyta)
Sebagian besar uniseluler (Fitoplankton) ada juga yang multiseluler seperti Bentos atau Perifiton
Vegetatif Generatif
Chorella sp.
Euglena sp.
Sargassum siliquosum
Fucus vesiculosus
Gracillaria sp.
Ciri-ciri umum :
Habitatnya di tempat basah dan berair, apabila tidak menguntungkan, maka akan membentuk
membran tebal dan kuat bernama Kista.
4 kelas Protozoa :
1. Rhizopoda (Sarcodina) – alat geraknya berupa pseudopodia (kaki semu)
Amoeba proteus – memiliki 2 jenis vakuola (vakuola makanan dan vakuola kontraktil)
1. Golongan Phytoflagellata
2. Golongan Zooflagellata
Paramecium caudatum – memiliki dua vakuola (makanan dan kontraktil) sebagai osmoregulator.
Memiliki dua jenis inti yaitu Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi
dengan cara Konjugasi.
Daur hidupnya sebagai berikut : Sporozoit- Masuk tubuh di dalam hati - Tropozoit (pada manusia) -
Merozoit (pada manusia, memakan eritrosit) - Eritrosit pecah (Sporulasi) - Gametosit - Terhisap lagi
oleh nyamuk - Zigot - Ookinet - Oosit - Sporozoit.
MONERA
Peranan Monera
Penghasil Antibiotik – bakteri dari golongan Actinomycetes menghasilkan banyak antibiotik, misalnya
Penghasil Bahan Pangan – asam cuka dari Acetobacter aceti, yoghurt dariLactobacillus bulgaricus,
dan Nata de Coco dari Acetobacter xylinum.
Pengikat N2 di Udara – Bakteri mengikat nitrogen dan hidup di tanah menyebabkan kadar
kesuburan tanah meningkat.
Bersifat Patogen – beberapa bakteri bersifat parasit dan merugikan serta menimbulkan penyakit
pada organisme lain.
Pangan : Diolah menjadi makanan kesehatan karena kandungan protein yang tinggi
Peranan Fungi
Sacharomyces cereviceae – sebagai ragi dalam pembuatan roti, alkohol dan bir
Trichoderma reesei – enzim selulase yang digunakan untuk produksi protein tunggal
Membantu ganggang menyerap air, dan indicator polusi terhadap polutan berbahaya
Lumut
Ciri-ciri lumut :
Melekat dengan rhizoid (akar semu) yang merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus
(Thallophyta) dengan tumbuhan berkormus (Kormophyta).
Menyukai tempat lembab dan basah, Sphagnum sp. Satu-satunya lumut yang tinggal di air
Fase Gametofit, Keturunan Vegetatif, Sel Haploid dan Umur panjang. Fase dimulai dari Spora hingga
sperma dan ovum, memiliki gamet Fase ini terdapat pada Tumbuhan lumut sendiri
Fase Sporofit, Keturunan Generatif, Sel Diploid dan Umurnya realtif pendek. Fase ini dijumpai pada
Sporogonium, Fasr ini mulai mulai dari zigot hingga sporangium memilki gamet 2n.
Tumbuhan Paku
Ciri-ciri lumut :
Memiliki akar, batang, daun yang sebenarnya (Kormophyta), akarnya berupa serabutm, kecuali pada
paku tiang
Pada protalium, terjadi Fase Gametofit, Keturunan Vegetatif, Sel Haploid dan Umur pendek,
sedangkan pada Tumbuhan paku terjadi Fase Sporofit, Keturunan Generatif, Sel Diploid dan Umur
Panjang.
Cycadinae,
Coniferae
Gnetinae
Ginkgoinae.
Monocotyledonae
Struktur GymnospermaeAngiospermae
Alat Reproduksi Berupa Strobilus Berupa bunga dengan benang sari dan putik
Jaringan Pembuluh Xilem berupa trakeid, floemnya tidak disertai sel pengiring Xilem
berupa trakeid dan trakea, serta floem disertai sel pengiring
Pembuahan TunggalGanda
Kotiledon Setiap biji terdapat satu buah Setiap biji terdapat dua buah
Batang Lembaga Dilindungi oleh akar lembaga (Koleorhiza) dan batang lembaga (koleoptil)
Tidak mempunyai pelindung
Jumlah Mahkota dan Kelopak Bunga Kelipatan tiga Kelipatan empat atau lima
1. Coelenterata
2. Platyhelminthes
Telur - Larva Mirasidium yang masuk ke tubuh siput - Sporokista - Larva II (Redia) -Larva III (Serkaria)
- menempel pada Nasturquium offcinale - Masuk ke ternak - masuk ke tubuh menjadi cacing dewasa
menyebabkan Fascioliasis
Telur - Larva Mirasidium - Sporokista - Redia - Serkaria - Metaserkaria - Cacing dewasa menyebabkan
Clonorchiasis
3. Nemalthelminthes
Telur masak tertelan manusia - Larva - Peredaran darah - Jantung - Paru-paru - Trakea (tenggorokan)
- Tertelan lagi - Usus - Cacing Dewasa
Telur - Larva Rhabditiform - Larva Filariform - aliran darah - Jantung - Paru-paru - Trakea- tertelan ke
Duodenum - Menghisap Darah
4. Porifera
Calcarea
Hexactinellida
Demospongia
5. Annelida
Polychaeta
Oligochaeta
Hirudinae
6. Mollusca
Cephalopoda
Gastropoda
Scapopoda
Amphineura / Poliplacophora
7. Echinodermata
Ophiuroidea
Asteroida
Crinoidea
Echinoidea
Holothuroidea
8. Arthropoda
Crustacea
Arachnida
Insekta
Myriapoda
Arachnida
Arachnoidea
Acarina
Scorpionida
Miriapoda
Chilopoda
Diplopoda
Insekta
Ametabola : Apterygota
Tubuh terdiri atas kepala, badan, dua pasang anggota badan dan ekor (tidak semua)
Kulit terdiri atas epidermis dan dermis, menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar atau horn
Faring bercelah, yang merupakan tempat insang pada ikan namun pada hewan darat terdapat pada
tingkat embrio
Darah mengadnung sel darah putih, sel darah merah dan hemoglobin
1. Chondrichthyes
Usus pendek dan lebar berisi membrane ulir untuk menyerap makanan
Fertilisasi internal
Ovipar
2. Osteichthyes
Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah
Kuat dan licin karena sekresi mucus oleh kelenjar pada kulit
Ovipar
3.Amphibia
Fertilisasi secara eksternal di air, genangan air, atau tempat lembab seperti bawah daun
4. Reptilia
Fertilisasi internal
5. Aves
Tidak bergigi
6.Mammalia
Ekosistem
Komponen Ekosistem :
1. Produsen –
Organisme yang menyusun senyawa organic atau membuat makanan sendiri dengan bantuan
cahaya matahari.
2. Konsumen
3. Dekomposer
4. Detritivor
Daur Biogeokimia
Daur Air : Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air yang berasa dari air di daratan dan laut yang
menguap karena panas cahaya matahari. Kemudian uap itu terkondensasi menjadi awan. Yang jatuh
dinamakan hujan. Air hujan masuk ke dalam tanah. Tumbuhan darat menyerap air tanah. Kemudian
melalui transpirasi uap air, uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Air tanah yang tidak
diserap tumbuhan akan kembali ke laut.
Daur Karbon : Karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk Karbon Dioksida. Karbon dioksida akan
masuk komponen biotik melalui produsen. Karbon dioksida akan digunakan untuk membentuk
senyawa karbon, yaitu glukosa (Karbon 6). Yang hasil sampingannya adalah Oksigen. Oksigen akan
digunakan oleh organisme autrotrof dan heterotrof yang menghasilkan Karbon Dioksida. Pada
tumbuhan, Karbon didapatkan pada batang, dan setelah mati, tumbuhan hewan dan manusia akan
diurai menjadi karbon dioksida juga. Dan di kerak bumi terdapat pembakaran fosil yang
menghasilkan karbon dioksida. Dari laut, apabila cangkang di laut sudah mati, cangkang (CaCO3)
akan terurai menjadi CO2.
Daur Nitrogen : Bakteri seperti Azotobacter sp. (aerob) dan Clostridium sp. (anaerob) akan menyerap
nitrogen dari atmosfer. Nitrogen yang diserap akan berubah menjadi NH3. Nitrogen juga dapat
diserap oleh tumbuhan dalam bentuk Amoniak. Penguraian nitrogen menjadi Amoniak disebut
amonifikasi. Kemudian dirombak oleh Nitrosomonas dan Nitrosococcus menjadi ion nitrit. Dan
dirombak oleh Nitrobacter menjadi ion nitrat. Perombakan ini akan menghasilkan efek samping
nitrogen, yang kembali lagi ke atmosfer.
Daur Fosfor : Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion Phosphate. Adanya peristiwa erosi dan
pelapukan menyebabkan fosfat di bebatuan terbawa menuju sungai ke laut membentuk sedimen. Di
darat, tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah. Herbivore mendapatkan fosfat
dari tumbuhan dan karnivora mendapat fosfat dari herbovira. Dan fosfat akan keluar melalui urin
dan feses, yang akan diurai oleh bakteri dan jamur menjadi fosfat lagi yang akan diambil kembali
oleh tumbuhan.
Daur Sulfur : Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat. Perpindahan sulfat terjadi melalui
proses rantai makanan, yang kemudian semua mahkluk hidup mati dan akan diuraikan komponen
organiknya oleh bakteri. Beberapa jenuis bakteri terlibat dalam daur sulfur antara lain Desulfobrio
dan Desulfomaculum yang mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk hydrogen sulfide.
Kemudian akan digunakan bakteri foto autotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur
dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitrotof seperti Thiobacillus.
SUKSESI
Suksesi Primer : Membentuk kembali suatu daerah dari suatu kehancuran yang terjadi akibat suatu
perilaku manusia ataupun kerusakan akibat perilaku alam. Diawali dengan mengkoloni suatu daerah
tersebut dengan spesies pioneer. Spesies pioneer biasanya toleran terhadap beberapa keadaan
ekstrim, misalnya suhu dan kekeringan. Organisme yang bisa bertahan pada kondisi seperti tiu
adalah Protozoa, Cyanobacteria, ganggang, lumut, lichen. Pada air, bisa saja ganggang dan spora.
Yang kemudian akan menjadi species yang memulai kehidupan pada suatu lingkungan.
Suksesi Sekunder : Pembentukan kembali suatu daerah menjadi semula setelah dilakukannya suksesi
primer. Atau mengembalikan kembali apabila kerusakannya tidak parah. Misalnya rusak akibat banjir
atau kebakaran, maka tidak susah untuk mengembalikannya.
Komunitas Klimaks : Apabila suksesi sudah berjalan secara seimbang pada komunitas biotik dan
abiotik, maka kondisi ini disebut komunitas klimaks.
Contoh lain adalah pada daerah pegunungan, komunitas klimaks terdiri dari lumut kerah dan lumut.
Sumber