STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PROSEDUR
a. BUKA MATA
Spontan 4
Pada perintah 3
Pada rangsangan nyeri 2
Tidak ada 1
f. KEJANG
Tidak ada 5
Kejang fokal 4
Umum intermiten 3
Umum kontinyu 2
Flaksid 1
g. NAPAS SPONTAN
Normal 5
Periodik 4
Hiperventilasi sentral 3
Hipoventilasi / ireguler 2
Apnea 1
PROSEDUR
Skala Coma Glasgow (4-15 th) Skala koma anak (< 4 th)
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
BAGAN PENGELOLAAN KEJANG PADA ANAK
PROSEDUR
PICU Phenitoin 5
Phenobarbital mg/kgBB/hari Kejang (+)
15-20 mg/kgBB Phenobarbital 8-10
mg/kgBB/hari
Phenobarbital 5
Drip Diazepam 5-7 mg/kbBB/hari
mg/kgBB/hari
Kejang (+)
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
BAGAN PENGELOLAAN KEJANG PADA ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Pengertian : Status konvulsivus ialah kejang yang berlangsung > 30 menit atau kejang
berulang tanpa disertai pemulihan kesadaran diantara 2 kejang
Tujuan : Mengatasi kejang secepatnya, mencegah komplikasi dan kejang berulang
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan gejala sisa
serta menurunkan mortalitas
No Langkah-Langkah Pelaksana
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk Dokter,
melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien Perawat
2. Pada menit ke 0 Dokter,
- Beri oksigen, perhatikan KU dan kondisi jalan napas (kalau Perawat
perlu intubasi)
- Ukur tanda vital (tekanan darah, suhu)
- Monitor EKG dan respirasi
- Telusuri riwayat kejang
- Periksa status neorologi
1. Inj Diazepam (0,2-0,5 mg/kgBB IV) atau perrektal 0,2-0,5 mg. Jika
kejang (+) inj phenitoin 15-20 mg/kgBB IV, jika kejang berlanjut inj
phenitoin 10 mg/kgBB
2. Periksa elektrolit, Mg, Ureum, GDS, hitung jenis, analisa gas darah,
skreening intoksikasi (bila dicurigai)
3. Pasang jalur IV dan berikan cairan D5% dan elektrolit rumatan.
4. Inj D 10% IV 2ml/kgBB IV, jika GDS rendah dan 100 mg tiamin IM
atau IV
5. Pasang monitor EEG segera bila memungkinkan
3. Pada menit ke 20-30 Dokter,
Jika kejang (+) lakukan intubasi, pasang kateter, cek suhu, monitor Perawat
EEG
Drip Diazepam 5-20 mg/kgBB (dosis 7 mg/kg/BB konsul PICU) +
midazolam bolus 0,15 mg/kgBB (drip 1 mcg/kgBB/jam) dapat dinaikan
tiap 15 menit sampai 0,75-10 mg/kgBB/mnt
4. Pada menit ke 40-60 jika masih kejang Dokter,
Mulai pemberian propovol 1-2 mg/kg lading dose dilanjutkan 2-10 Perawat
mg/kg/jam. Dengan monitor EEG.
5. Evaluasi pengobatan yang diberikan dan atasi penyakit yang mendasari Dokter
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
BAGAN PENGELOLAAN KEJANG PADA ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEJANG
Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB atau
Berat badan < 10 kg : 5 mg
Berat badan > 10 kg : 10 mg
Kejang (+)
Diazepam rektal
5'
10-20 menit
Di rumah sakit, pencairan akses vena
Lab : darah tepi, gula darah, natrium, kalsium, magnesium, ureum, kreatinin
Status Konvulsivus
Kejang (+)
Transfer ke ruang perawatan intensif
Phenobarbital 5-15 mg/kgBB/ hari bolus iv dilanjutkan dengan dosis
1-6 mg/kgBB/menit drip atau Midazolam 0,2 mg/kgBB dilanjutkan
dengan 0,1-0,4 mg/kgBB/jam
Pengertian : Syok adalah suatu kumpulan gejala gangguan hemostatik akut akibat
bermacam etiologi yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel
Tujuan : Menyamakan pengelolaan terapi cairan pada syok
Kebijakan : Pengelolaan terapi cairan pada syok dilakukan sesuai algoritme
PROSEDUR
Suspect S Y O K
(hipovolemia, hipoperfusi, takikardi)
Pada anafilaksis :
Pada sepsis :
Katekolamin
Antibiotika Unuri
Steroid
Imunoterapi
Antihistamin
Urine output < 1 ml/kg/jam
Perbaikan
Reevaluasi
Unit terkait : Bangsa Anak, HCU Anak, ICU anak, IGD RSUD Kota Kupang
PENGELOLAAN SYOK HIPOVOLEMIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Pengertian : Syok adalah suatu kumpulan gejala gangguan hemostatik akut akibat
bermacam etiologi yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel
Tujuan : Menyamakan pengelolaan syok tanpa penyulit
Kebijakan : Pengelolaan syok tanpa penyulit dikerjakan sesuai algoritme
PROSEDUR
SYOK
Cairan
rumat
RL 20 ml/kg (6-10'’)
Jalan napas + O2
Algoritme syok
Perbaikan (-)
Hipovolemik dan penyulit
Unit terkait : Bangsa Anak, HCU Anak, ICU anak, IGD RSUD Kota Kupang
\ PENGELOLAAN SYOK DENGAN PENYULIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Pengertian : Syok adalah suatu kumpulan gejala gangguan hemostatik akut akibat
bermacam etiologi yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel
Tujuan : Menyamakan pengelolaan syok tanpa penyulit
Kebijakan : Pengelolaan syok dikerjakan sesuai algoritme yang telah dibuat
PROSEDUR
Sesudah normovolemik
Perbaikan Gagal
Unit terkait : Bangsa Anak, HCU Anak, ICU anak, IGD RSUD Kota Kupang
Pengertian : Syok septik adalah suatu sindrom klinik yang disebabkan tidak cukupnya
perfusi jaringan dan hipoksia jaringan yang diinduksi oleh sepsis.
Tujuan : Menyamakan pengelolaan syok septik
Kebijakan : Pengelolaan syok dikerjakan sesuai algoritme
PROSEDUR
Masukan dengan cepat 20 cc/kgBB bolus garam isotonik atau koloid hingga 60 cc/kgBB
atau lebih
Koreksia hipoglikemia dan hipokalsemia
60 menit
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus RSUD Kota Kupang
SERANGAN SIANOTIK
Pengertian : Keadaan gegawatan yang sering ditemukan pada bayi dan anak yang
menderita penyakit jantung bawaan sianotik, yang disebabkan perubahan
keseimbangan “vascular bed” sirkulasi pulmonal dan sistemik.
Tujuan : Sebagai panduan penanganan serangan sianotik
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan
mortalitas.
PROSEDUR
No Langkah-Langkah Petugas
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien Perawat
4. Terapi Dokter,
- Posisi lutut ke dada (knee chest) Perawat
- Morphin sulfat 0,1-0,2 mg/kgBB s.c, i.m, i.v
- Bikarbonat natrikus 1 mEq/kgbb i.v diencerkan
- Oksigen
- Propranolol 0,01-0,25 mg/kgbb i.v pelan2
Pengertian : Keadaan patologis, dimana jantung tidak mampu memompakan darah yang
cukup guna memenuhi kebutuhan metabolik jaringan dalam keadaan
istirahat maupun aktivitas normal.
Tujuan : Sebagai panduan penanganan gagal jantung kongestif
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan
mortalitas.
PROSEDUR
No Langkah-Langkah Petugas
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien. Perawat
2. Kenali gejala dan tanda penyakit Dokter,
- Sesak napas, bayi mengalami kesulitan minum, endema, gangguan Perawat
pertumbuhan dan perkembangan, penurunan toleransi latihan, keringat
berlebihan pada dahi.
- Takikardi, takipneu, atau dispneu
- Tanda gagal jantung kiri : takipneum ortopneu, sesak, mengi, dan ronkhi
- Tanda gagal jantung kanan : hepatomegali, peningkatan JVP, edema
3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang atas indikasi Dokter,
- Darah rutin, elektrolit, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, analisa gas darah Perawat
atau sesuai dengan penemuan klinis.
- Elektrokardiografi, X foto toraks dada, ekhokardiografi dan kateterisasi
jantung.
4. Terapi umum Dokter,
- Tirah baring posisi setengah tunduk Perawat
- Oksigen
- Koreksi gangguan elektrolit dan asam basa
- Mengatasi faktor predisposisi seperti : demam, anemi, infeksi
5. Terapi medikamentosa Dokter,
- Inotropik : digoxin, dopamine, dobutamin, dll Perawat
- Diuretik : furosemid, spironolakton
- Ace inhibitor : kaptopril
6. Bedah Dokter
Tergantung etiologi
7. Suportif Dokter,
Perbaikan penyakit-penyakit Perawat
8. Pemantauan tanda-tanda syok kardiogenik Dokter
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
KRISIS HIPERTENSI
PROSEDUR
No Langkah-Langkah Petugas
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien. Perawat
7. Pengobatan Dokter,
Perawat penderita di ICU Anak dan jika mungkin dipasang kateter intra-arterial Perawat
untuk monitor tekanan darah secara langsung, akurat dan continyu.
Obat antihipertensi untuk krisis hipertensi tertera pada tabel di bawah ini.
Nifedipin biasa diberikan secara sublingual sebelum obat parenteral.
Vasodilator langsung
Diazoxide IV bolus 1-3 mg/kg 15 men 1-5 men < 2 jam Hiperglikemia
Hopotensi
Alpha-and beta-blocker
Labetelol Infus 1-3 Infus kontinu 1-5 men 2-6 jam Hipotensi
mg/kg/ml bronkospasme
Diuretikum IV/ infus 1-2 mg/kg 6 jam/ kontinu beberapa 6-8 jam ototoksik
Furosemid menit
Dosis awal :
Klonidin 0,002 mg/kgBB/8 jam dalam 10 ml Dextrose 5% dengan jumlah tetesan
awal 12 tetes/menit, diberikan bersama dengan
Furosemid 1 mg/kgBB/8 jam secara intravena bolus (dengan kecepatan 10 mg/mnt
untuk menghidari ototoksik) atau infus continyu dengan syringe pump.
Dosis selanjutnya :
Klonidin tersebut ditambahkan dengan 6 tetesan / 30 menit sampai mencapai
maksimal 36 tetes/menit (=0,006 mg/kgBB) dan tekanan diastoliknya turun menjadi
≤ mmHg atau maximum arterial presure (map) < 93 mmHG.
Jika terdapat vaktor nyeri pada krisis hipertensi maka perlu diusahakan
menghilangkan nyeri dan agitasi sebelum diberikan pengobatan antihipertensi.
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
GAGAL GINJAL AKUT
PROSEDUR
No Langkah-Langkah Petugas
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien. Perawat
4. Pengobatan Dokter,
Perawat
I. Pengobatan Konservatif
Pengobatan konservatif dapat bersifat darurat dan tidak darurat
sebagai berikut :
1. Imbang cairan
Darurat
Pada dehidrasi harus segera diberikan substitusi cairan isotonik,
misal 0,9% NaCl atau Ringer-Laktat 20 ml/kgBB/ selama 30-60
menit.
Tidak darurat
Pada anuria, oliguria atau poliuria pemberian cairan harus hati-
hati dan perlu monitor tekanan darah, berat badan, imbang
cairan biokimia darah dan suhu badan.
2. Hiperkalemia
Darurat
Darurat apabila [K+] darah > 6 mEq/l atau telah terjadi kelainan
EKG
harus diberikan :
o 10% kalsium glukonat 0,5 ml/kgBB IV selama 2-4 menit
o natrium bikarbonat 2-3 mEq/kgBB atau
o glukosa 0,5 g/kgBB bersama insulin 0,1 satuan/kgBB
selama 30 menit.
Tidak darurat
Tidak darurat apabila [K] < 6 mEq/l cukup diberi diet pantang
kalium atau sodium polystirene sulfonat oral.
3. Hiponatremia
Darurat
Darurat apabila [Na-] < 120 mmol/l diberikan 3% NaCl
(0,5 mmol/l) per infus dengan rumus perhitungan
sebagai berikut :
- Na (mmol) = ((Na) diharapkan – [Na] aktual) mmol/l x 0,6 x
kgBB
- Mula-mula diberikan ½ dosis tersebut
Tidak darurat
Pada (Na-) < 120 mmol/l dapat diatasi dengan restriksi cairan.
4. Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia Dokter,
Darurat Perawat
Pada yang sudah ada gejala diberikan infus konstan 10%
kalsium glukonat 0,5 ml/kgBB/jam yang dilarutkan menjadi 2%.
Tidak darurat
Pemberian kalsium karbonat / glukonat oral dengan dosis
kalsium elemental 50 mg/kgBB.
5. Asidosis Metabolik
Darurat
Apabila pH darah < 7,25 dan kadar bikarbonat < 12 mEq/l
diberikan Na bikarbonat dengan perhitungan sebagai berikut :
(24-(HCO3) terukur) x 0,5 kgBB (mEq)
Setengah dari jumlah tersebut diberikan intravena dalam waktu
2-4 jam
kemudian dievaluasi dengan analisa gas darah ulang.
Pemberiannya diteruskan secara infus dengan kecepatan sama
sampai pH > 7,25 dan bikarbonat > 12-13 mEq/l.
Tidak darurat
Pada penderita yang masih dapat makan minum produksi asam
endogen tetap berlangsung
perlu diberikan oral 2-3 mEq/kg/hari dalam dosis terbagi
(tablet 1 gram=12 mEq)
6. Hipertensi
Darurat
Pada ensefalopati hipertensi, perdarahan intraserebral, perlu
diberikan obat anti hipertensi parenteral
Pada oliguria diberikan furosemide 2-3 mg/kgBB
Dan pada anuria 5 mg/kgBB.
Tidak darurat
Restriksi cairan dan garam.
Apabila hipertensi menetap diberikan obat anti hipertensi oral.
7. Konvulsi
Perlu diberikan diazepam intravena perlahan-lahan dengan dosis
0,2-0,5 mg/kgBB
Kalau perlu diulang setelah 15 menit.
8. Obat-Obatan
Dosis obat-obatan yang bersifat nefrotoksik harus dikurangi sesuai
turunnya klirens kreatinin
Atau apabila dosis tidak dikurangi maka interval pemberiannya harus
diperpanjang.
9. Nutrisi
Pada penderita yang masih dapat makan minum, diberi kalori
rumatan minimal, dengan protein bernilai biologis tinggi.
Jika masukan per oral tidak mungkin lagi perlu diberikan nutrisi
parenteral yaitu dexstrosa 10-20% 50-60 kal/kgBB atau intra lipid.
Pasien harus mencakup asam amino esensial dan non esensial
0,5 g/kgBB/hari.
Masukan kalori ideal ialah minimal 1440 kal/m2/hari.
Indikasi :
o Kelebihan cairan (overhidrasi) yang gagal pada pengobatan
medikamentosa
misalnya edema paru-paru, gagal jantung kongestif, hipertensi.
o Gangguan metabolisme berat yang berbahaya
misalnya hiperkalimia, urenia > 200 mg%.
o Keadaan umum penderita memburuk dengan sindrom urenia berat :
- perdarahan
- konvulsi
- penurunan kesadaran sampai koma.
o Nekrosis tubuler akut karena intoksikasi oleh senyawa yang dapat
didialisis.
o Membantu pelaksanaan nutrisi suportif.
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
HIPOGLIKEMIA PADA BAYI ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Pengertian : Hipoglikemia adalah kadar gula plasma yang kurang dari 45 mg/dl pada bayi
atau anak-anak, dengan atau tanpa gejala. (Catatan : Kadar glukosa plasma
kurang lebih 15% lebih tinggi dari kadar glukosa darah. Darah kapiler dan
arteri menunjukkan kadar gula sekitar 10% lebih tinggi dari kadar dalam
plasma)
Tujuan : Sebagai panduan penanganan hipoglikemia
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan
mortalitas.
PROSEDUR
No Langkah-Langkah Petugas
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien. Perawat
2. Kenali gejala dan tanda hipoglikemia yaitu : Dokter
- Kejang - Lemah
- Gangguan bicara - Letargi, pucat, berkeringat dingin, takikardia
- Hipotermia - Koma
- Respon klinik yang positif terhadap pemberian gula.
3. Pemeriksaan laboratorium Dokter,
- Gula darah : kadar gula plasma yang rendah (kurang dari 45 mg/dl atau Perawat
25 mg/dl tergantung usia).
- Urine lengkap.
4. Pengobatan : Dokter,
- Berikan glukosa 10% sebanyak 5-10 ml/kgBB secara intervena pelan Perawat
selama 20 menit.
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan gula darah, insulin, growth
hormone, kortisol, laktat serta keton darah dan urine.
- Selanjutnya diberikan infus glukosa 5-10% dalam saline, dengan tujuan
mempertahankan gula darah lebih dari 45 mg/dl dan kurang dari
120mg/dl.
- Hidrokortison merupakan indikasi bagi anak - anak yang tidak
menunjukkan perbaikan dengan terapi tersebut diatas.
- Keadaan yang tetap memburuk menunjukkan adanya gangguan yang
serius, mungkin endema otak. Keadaan hipoglikemia yang berlanjut
membutuhkan penanganan khusus tergantung penyebabnya.
- Perlu diingat bahwa anak-anak yang menderita diabetes mellitus tipe I
(tergantung insulin), hipoglikemia merupakan komplikasi yang sering
terjadi. Hal ini dibicarakan dalam topic tersendiri.
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang