Anda di halaman 1dari 20

PENILAIAN TINGKAT KESADARAN

(METODE GLASGOW-PITTSBURGH COMA SCALE)


No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

Pengetian : Penentuan tingkat kesadaran dengan metode


Glasgow-Pittsburgh Coma Scale
Tujuan : Menyamakan penilaian tingkat kesadaran anak
Kebijakan : Penilaian tingkat kesadaran harus memakai kriteria yang telah dibuat

PROSEDUR

a. BUKA MATA
Spontan 4
Pada perintah 3
Pada rangsangan nyeri 2
Tidak ada 1

b. RESPON MOTORIK TERBAIK


Menurut perintah 6
Reaksi setempat 5
Menarik (withdraws) 4
Fleksi abnormal 3
Ekstensi 2
Tidak ada 1

c. RESPON VERBAL TERBAIK


Baik (oriented) 5
Pembicaraan kacau 4
Kata-kata tak tersusun 3
Suara 2
Tidak ada 1

d. REAKSI PUPIL TERHADAP CAHAYA


Normal 5
Lambat 4
Respon tak sama 3
Besar tak sama 2
Tidak ada 1

e. REFLEK SARAF OTAK TERTENTU


Semua ada 5
Reflek bulu mata (-) 4
Reflek kornea (-) 3
Doll eye (-) 2
Semua reflek kranial (-) 1

f. KEJANG
Tidak ada 5
Kejang fokal 4
Umum intermiten 3
Umum kontinyu 2
Flaksid 1
g. NAPAS SPONTAN
Normal 5
Periodik 4
Hiperventilasi sentral 3
Hipoventilasi / ireguler 2
Apnea 1

Pengertian : Penentuan tingkat kesadaran dengan metode Glasgow-Pittsburgh Coma Scale


Tujuan : Menyampaikan penilaian tingkat kesadaran anak
Kebijakan : Penilaian tingkat kesadaran harus memakai kriteria yang telah dibuat

PROSEDUR
Skala Coma Glasgow (4-15 th) Skala koma anak (< 4 th)

Buka Spontan 4 Buka Spontan 4


Mata Karena suara 3 Mata Reaksi terhada bicara 3
Karena nyeri 2 Rekasi terhadap nyeri 2
Tidak ada 1 Tidak ada 1

Motorik Menurut perintah 6 Motorik Spontan atau menurut 6


perintah
Lokalisasi nyeri 5 Lokalisasi nyeri 5
Menarik karena nyeri 4 Menarik karena nyeri 4
Fleksi karena nyeri 3 Fleksi abnormal karena nyeri 3
(postur dekortikasi)
Ekstensi karena nyeri 2 Ekstensi abnormal karena 2
nyeri (postur desebarasi)
Tidak ada (flacid) 1 Tidak ada 1

Lisan Terorientasi 5 Lisan Terorientasi, tersenyum 5


mengikuti obyek, interaksi
Kacau/ bingung 4 Menangis Interaksi Tidak 4
berhubungan tepat
Kata-kata tidak tepat 3 Menangis tidak Interaksi 3
konsisten, menyeberang
berhubungan
Suara tidak khas 2 Menangis tidak Interaksi 2
berhubungan, iritabel
Tidak ada 1 Tidak ada Tidak ada 1

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
BAGAN PENGELOLAAN KEJANG PADA ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Alur penatalaksanaan kejang yang terjadi pada anak


Tujuan : Mengatasi kejang secepatnya, mencegah komplikasi dan kejang berulang
Kebijakan : Penanganan segera dan cepat akan mencegah komplikasi dan gejala sisa
serta menurunkan mortalitas

PROSEDUR

Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB (< 2 mg/mnt)

Kejang (+) 5' Kejang (-) 5' – 20'

Phenitoin 10 mg/kgBB (> 25 mg/mnt) Kejang (+) Kejang (-)

Kejang (+) 5' Kejang (-) 1 jam Diazepam 0,3-0,5


mg/kgBB

PICU Phenitoin 5
Phenobarbital mg/kgBB/hari Kejang (+)
15-20 mg/kgBB Phenobarbital 8-10
mg/kgBB/hari

Oral Phenitoin 10 Piridoksin 100 mg


mg/kgBB/hari
24 jam
Kejang (+)

Phenobarbital 5
Drip Diazepam 5-7 mg/kbBB/hari
mg/kgBB/hari

Kejang (+)

PICU diazepam drip 10-24 mg/kgBB/hari

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
BAGAN PENGELOLAAN KEJANG PADA ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Status konvulsivus ialah kejang yang berlangsung > 30 menit atau kejang
berulang tanpa disertai pemulihan kesadaran diantara 2 kejang
Tujuan : Mengatasi kejang secepatnya, mencegah komplikasi dan kejang berulang
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan gejala sisa
serta menurunkan mortalitas

No Langkah-Langkah Pelaksana
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk Dokter,
melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien Perawat
2. Pada menit ke 0 Dokter,
- Beri oksigen, perhatikan KU dan kondisi jalan napas (kalau Perawat
perlu intubasi)
- Ukur tanda vital (tekanan darah, suhu)
- Monitor EKG dan respirasi
- Telusuri riwayat kejang
- Periksa status neorologi
1. Inj Diazepam (0,2-0,5 mg/kgBB IV) atau perrektal 0,2-0,5 mg. Jika
kejang (+) inj phenitoin 15-20 mg/kgBB IV, jika kejang berlanjut inj
phenitoin 10 mg/kgBB
2. Periksa elektrolit, Mg, Ureum, GDS, hitung jenis, analisa gas darah,
skreening intoksikasi (bila dicurigai)
3. Pasang jalur IV dan berikan cairan D5% dan elektrolit rumatan.
4. Inj D 10% IV 2ml/kgBB IV, jika GDS rendah dan 100 mg tiamin IM
atau IV
5. Pasang monitor EEG segera bila memungkinkan
3. Pada menit ke 20-30 Dokter,
Jika kejang (+) lakukan intubasi, pasang kateter, cek suhu, monitor Perawat
EEG
Drip Diazepam 5-20 mg/kgBB (dosis 7 mg/kg/BB  konsul PICU) +
midazolam bolus 0,15 mg/kgBB (drip 1 mcg/kgBB/jam) dapat dinaikan
tiap 15 menit sampai 0,75-10 mg/kgBB/mnt
4. Pada menit ke 40-60 jika masih kejang Dokter,
Mulai pemberian propovol 1-2 mg/kg lading dose dilanjutkan 2-10 Perawat
mg/kg/jam. Dengan monitor EEG.
5. Evaluasi pengobatan yang diberikan dan atasi penyakit yang mendasari Dokter

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
BAGAN PENGELOLAAN KEJANG PADA ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

KEJANG
Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB atau
Berat badan < 10 kg : 5 mg
Berat badan > 10 kg : 10 mg

Kejang (+)

Diazepam rektal
5'

10-20 menit
Di rumah sakit, pencairan akses vena
Lab : darah tepi, gula darah, natrium, kalsium, magnesium, ureum, kreatinin

Kejang (+) Diazepam iv 0,3 - 0,5 mg/kgBB


Kecepatan 0,5 – 1 mg/menit (3 – 5 menit)
Hati-hati depresi pernapasan

Kejang (-) Kejang (+)


Bila disebabkan ensevalitas atau meningitis, terapi rumatan Fenitonin bolus iv 10-20 mg/kgBB
perlu dilanjutkan dengan phenobarbital 8-10 mg/kgBB/hari Kecepatan 0,5-1 mg/kgBB/menit
selama 2 hari kemudian dilanjutkan dengan 4-5 mg/kgBB/
hari sampai resiko untuk kejang berulang tidak ada
Bila epilepsi, lanjutkan OAE dengan menaikkan dosis

Status Konvulsivus

Kejang (-) Rumatan Fenitoin iv 5-7


mg/kgBB/hari,12 jam kemudian

Kejang (+)
Transfer ke ruang perawatan intensif
Phenobarbital 5-15 mg/kgBB/ hari bolus iv dilanjutkan dengan dosis
1-6 mg/kgBB/menit drip atau Midazolam 0,2 mg/kgBB dilanjutkan
dengan 0,1-0,4 mg/kgBB/jam

Algoritma tata laksana status konvulsivus


PENGELOLAAN TERAPI CAIRAN PADA SYOK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Syok adalah suatu kumpulan gejala gangguan hemostatik akut akibat
bermacam etiologi yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel
Tujuan : Menyamakan pengelolaan terapi cairan pada syok
Kebijakan : Pengelolaan terapi cairan pada syok dilakukan sesuai algoritme

PROSEDUR

Suspect S Y O K
(hipovolemia, hipoperfusi, takikardi)

10 – 30 ml x tal/kg/6 - 10' Hipotennsif

Normotensif 10-20 ml xtal/kg/10'

Pada anafilaksis :
Pada sepsis :
Katekolamin
Antibiotika Unuri
Steroid
Imunoterapi
Antihistamin
Urine output < 1 ml/kg/jam

10 ml xtal/kg 10-20 ml xtal/kg

Urine > 1 ml/kg/jam Urine < 1 ml/kg/jam Reevaluasi

Reevaluasi 10 ml x tal/kg Hipotensif, urine < 1 ml/kg/jam

Perbaikan

CVP CVP > 10 mmHg


Reevaluasi CVP < 10 mmHg Cardiac status
Chest X-Ray
Accokardiografi Reduksi afterload
Perbaikan Inotropik support
10-20 ml x tal/kg Pertimbangan pulmoner

Reevaluasi

Catatan : x tal = kristaloid

Unit terkait : Bangsa Anak, HCU Anak, ICU anak, IGD RSUD Kota Kupang
PENGELOLAAN SYOK HIPOVOLEMIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Syok adalah suatu kumpulan gejala gangguan hemostatik akut akibat
bermacam etiologi yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel
Tujuan : Menyamakan pengelolaan syok tanpa penyulit
Kebijakan : Pengelolaan syok tanpa penyulit dikerjakan sesuai algoritme

PROSEDUR

SYOK
Cairan
rumat

RL 20 ml/kg (6-10'’)
Jalan napas + O2

Perbaikan (+) Perbaikan (-)

Urine (< ml/kg/jam) RL 20 ml/kg 10'

Perbaikan (+) Perbaikan (-)

RL 10 ml/kgBB 10' Urine Urine Urine


anuri
> 1ml/kg/jam < 1ml/kg/jam < 1ml/kg/jam

RL 20 ml/kg 10' Koloid 10 ml/kg 10'

Algoritme syok
Perbaikan (-)
Hipovolemik dan penyulit

Cairan Perbaikan (+)


rumat Cairan pengganti RL≈ Ht

CVP < 10 cmH2O CVP > 10 cmH2O

Unit terkait : Bangsa Anak, HCU Anak, ICU anak, IGD RSUD Kota Kupang
\ PENGELOLAAN SYOK DENGAN PENYULIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh DIREKTUR RUMAH SAKIT


1 April 2011 UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Syok adalah suatu kumpulan gejala gangguan hemostatik akut akibat
bermacam etiologi yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel
Tujuan : Menyamakan pengelolaan syok tanpa penyulit
Kebijakan : Pengelolaan syok dikerjakan sesuai algoritme yang telah dibuat

PROSEDUR

CVP < 10 cm H2O CVP > 10 cm H2O

CVP < 6 cmH2O CVP 6-10 cmH2O CVP > 6 cmH2O

Koloid Koloid Koloid


4 m/kg/10 mnt 2 ml/kg/10 mnt 1 ml/kg/10 mnt

Cari : Kalau perlu


- Perdarahan CVP > 4 Stop Inotropik, vasodilator
- Sebab
hipovolemik
lain
CVP 2 – 4 Koloid 4 ml/kg/10mnt

CVP < 2 Koloid lain/ kristaloid

Sesudah normovolemik

(+) inotropik, obat lain

Perbaikan Gagal
Unit terkait : Bangsa Anak, HCU Anak, ICU anak, IGD RSUD Kota Kupang

PENGELOLAAN SYOK SEPTIK


No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Syok septik adalah suatu sindrom klinik yang disebabkan tidak cukupnya
perfusi jaringan dan hipoksia jaringan yang diinduksi oleh sepsis.
Tujuan : Menyamakan pengelolaan syok septik
Kebijakan : Pengelolaan syok dikerjakan sesuai algoritme

PROSEDUR

0 menit Kenali adanya penurunan status mental dan perfusi


5 menit Pertahankan jalan napas dan pasang akses sesuai dengan pedoman
APLS / APRC

Masukan dengan cepat 20 cc/kgBB bolus garam isotonik atau koloid hingga 60 cc/kgBB
atau lebih
Koreksia hipoglikemia dan hipokalsemia

15 menit Syok yang refrakter terhadap pemberian cairan


Responsif terhadap cairan
Pasang akses vena sentral mulai terapi dopamine
dan pemantauan arterial

Syok yang refrakter cairan-resisten dopamin

Observasi di ICU Anak Titrasi epinefrin untuk syok dingin, norepinefrin


untuk syok hangat hingga MAP-CVP normal dan
saturasi SVC O2 > 70%

Syok yang resisten katekolamin


Terdapat risiko insufisiensi adrenal? Tidak ada risiko?
Beri hidrokortison metilprednisolon Jangan beri hidrokortison
PENGELOLAAN SYOK SEPTIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

60 menit

Tekanan darah normal Tekanan darah rendah Tekanan darah rendah


Syok dingin Syok dingin Syok hangat
Saturasi SVC O2 < 70% Saturasi SVC O2 < 70%

Tambahkan vasodilator Titrasi volume Titrasi volume


atau Inhibitor PDE tipe III dan epinefrin dan norepinefrin
dengan

(?) Vasopresin atau


volume loading
Volume
Loading
Syok yang reisten
katekolamin menetap
Pasang kateter arteri
pulmonal dan cairan Syok refrakter
langsung, terapi Inotrop,
Vasopressor, vasodilator
dan hormonal untuk
memperoleh MAP-CVP Pertimbangkan
normal dan Cl > 3,3 dan ECMo
< 6,0 L/mnt/m2

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus RSUD Kota Kupang
SERANGAN SIANOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Keadaan gegawatan yang sering ditemukan pada bayi dan anak yang
menderita penyakit jantung bawaan sianotik, yang disebabkan perubahan
keseimbangan “vascular bed” sirkulasi pulmonal dan sistemik.
Tujuan : Sebagai panduan penanganan serangan sianotik
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan
mortalitas.

PROSEDUR
No Langkah-Langkah Petugas
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien Perawat

2. Kenali gejala dan tanda penyakit Dokter,


- Anak rewel dan gelisah, menangis Perawat
- Napas cepat dan dalam
- Sianosis bertambah
- Dapat disertai kejang dan tidak sadar

3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang atas indikasi Dokter,


- Elektro kardiografi Perawat
- Foto thoraks dada
- Ekhokardiografi
- Kateterisasi jantung

4. Terapi Dokter,
- Posisi lutut ke dada (knee chest) Perawat
- Morphin sulfat 0,1-0,2 mg/kgBB s.c, i.m, i.v
- Bikarbonat natrikus 1 mEq/kgbb i.v diencerkan
- Oksigen
- Propranolol 0,01-0,25 mg/kgbb i.v pelan2

5. Pemantauan tanda-tanda gejala napas dan bradikardi Dokter,


Perawat
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU AnakIGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
GAGAL JANTUNG KONGESTIF
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Keadaan patologis, dimana jantung tidak mampu memompakan darah yang
cukup guna memenuhi kebutuhan metabolik jaringan dalam keadaan
istirahat maupun aktivitas normal.
Tujuan : Sebagai panduan penanganan gagal jantung kongestif
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan
mortalitas.

PROSEDUR
No Langkah-Langkah Petugas
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien. Perawat
2. Kenali gejala dan tanda penyakit Dokter,
- Sesak napas, bayi mengalami kesulitan minum, endema, gangguan Perawat
pertumbuhan dan perkembangan, penurunan toleransi latihan, keringat
berlebihan pada dahi.
- Takikardi, takipneu, atau dispneu
- Tanda gagal jantung kiri : takipneum ortopneu, sesak, mengi, dan ronkhi
- Tanda gagal jantung kanan : hepatomegali, peningkatan JVP, edema
3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang atas indikasi Dokter,
- Darah rutin, elektrolit, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, analisa gas darah Perawat
atau sesuai dengan penemuan klinis.
- Elektrokardiografi, X foto toraks dada, ekhokardiografi dan kateterisasi
jantung.
4. Terapi umum Dokter,
- Tirah baring posisi setengah tunduk Perawat
- Oksigen
- Koreksi gangguan elektrolit dan asam basa
- Mengatasi faktor predisposisi seperti : demam, anemi, infeksi
5. Terapi medikamentosa Dokter,
- Inotropik : digoxin, dopamine, dobutamin, dll Perawat
- Diuretik : furosemid, spironolakton
- Ace inhibitor : kaptopril
6. Bedah Dokter
Tergantung etiologi
7. Suportif Dokter,
Perbaikan penyakit-penyakit Perawat
8. Pemantauan tanda-tanda syok kardiogenik Dokter
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
KRISIS HIPERTENSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Suatu keadaan yang mengacam jiwa penderita yang memerlukan


pengobatan segera dan penurunan tekanan darah yang cepat.
Tujuan : Sebagai panduan penanganan krisis hipertensi
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan
mortalitas.

PROSEDUR

No Langkah-Langkah Petugas

1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien. Perawat

2. Kenali gejala, tanda penyakit. Dokter,


Krisis hipertensi dimulai dengan berbagai macam keluhan klinis yang Perawat
berhubungan dengan susunan saraf pusat, ginjal dan jantung.
Gejala dan tanda berupa kenaikan TD tiba-tiba melampaui batas atas nilai
normalnya sampai 55%
o sakit kepala yang hebat disertai muntah
o penglihatan kabur dengan atau tanpa edema pupil
o perubahan sensorium dan konvulsi / kejang.

Klasifikasi Hipertensi Anak Menurut Umur

Golongan Umur Hipertensi Bermakna Hipertensi Berat


(mmHg) (mmHg)
Neontatus 7 hari TD sistolis ≥ 96 TD sistolis ≥ 106
Neonatus 8-30 hari TD sistolis ≥ 104 TD sistolis ≥ 110
Banyi < 2 tahun TD sistolis ≥ 112 TD sistolis ≥ 118
TD distolis ≥ 74 TD distolis ≥ 82
Anak 3-5 tahun TD sistolis ≥ 116 TD sistolis ≥ 124
TD distolis ≥ 76 TD distolis ≥ 84
Anak 6-9 tahun TD sistolis ≥ 122 TD sistolis ≥ 130
TD distolis ≥ 78 TD distolis ≥ 86
Anak 10-12 tahun TD sistolis ≥ 126 TD sistolis ≥ 134
TD distolis ≥ 82 TD distolis ≥ 90
Adolesen 13-15 tahun TD sistolis ≥ 136 TD sistolis ≥ 144
TD distolis ≥ 86 TD distolis ≥ 92
Adolesen 16-18 tahun TD sistolis ≥ 142 TD sistolis ≥ 150
TD distolis ≥ 92 TD distolis ≥ 98

3. Pemeriksaan fisik terutama sistem kardiovaskuler (koartasio aorta) Dokter


urogenital, saraf dan jantung

4. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang atas indikasi : Dokter,


Darah hitung leukosit, ureum, kreatinin, elektrolit, glukosa, renin, aldosteron, Perawat
urinalisis, kultur urine dan funduskopi mata.
X foto thoraks dan ultrasonografi ginjal di tempat. Tergantung kepada status
neurologi, jika perlu CT scan kepala dan ekokardiografi.

5. Usahakan akses vaskuler untuk pengobatan. Perawat


Pemberian pengobatan parenteral yang sesuai berdasarkan asesment awal.

6. Evaluasi perjalanan klinis dan strategi pengobatan Dokter


berdasarkan pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan respon awal
terhadap pengobatan.

7. Pengobatan Dokter,
Perawat penderita di ICU Anak dan jika mungkin dipasang kateter intra-arterial Perawat
untuk monitor tekanan darah secara langsung, akurat dan continyu.

8. Beberapa petunjuk penting pada pengobatan krisis hipertensi : Dokter

1. Pengobatan awal pada gawat darurat hipertensi ialah obat antihipertensi


parenteral atau oral untuk mencapai hasil pengobatan yang cepat dan
efektif serta untuk menghindari daya absorbsi yang tidak pasti.
2. Menurunkan TD sampai normal secara tiba-tiba adalah berbahaya,
menurunkan TD dengan 25-30% lebih baik dan bijaksana.
3. Apabila mungkin diukur kadar renin dan aldosteron penderita sebelum
diberi pengobatan antihipertensi.
4. TD yang tinggi itu harus diturunkan sebelum penderita dipindahkan ke
tempat lain untuk dilakukan tindakan diagnostik (radiografi, dll) atau
pemeriksaan lain.
5. Segera setelah keadaan penderita memungkinkan pemberian obat
antihipertensi parenteral diganti dengan peroral.

Obat antihipertensi untuk krisis hipertensi tertera pada tabel di bawah ini.
Nifedipin biasa diberikan secara sublingual sebelum obat parenteral.

Nama obat Rute Dosis Interval Khasiat Khasiat


Mulai Lama samping

Aritagonist kalsium 0,25-0,5 30 men 1 x  30 men 1-4 jam Hipotensi


Nifedipin SL mm/kg 3-4 jam Distritmia

Vasodilator langsung
Diazoxide IV bolus 1-3 mg/kg 15 men 1-5 men < 2 jam Hiperglikemia
Hopotensi

Na-nitro Infus 0,5-10 g/ Infus kontinu Segera Selama Hipotensi


Prusid Pompa kg/men infus Kejang
titrasi
Hidralazim IV / IM 0,15-0,2 3-6 jam 5-20 men 3-6 jam Takikardi
mg/kg Hipotensi

Alpha-and beta-blocker
Labetelol Infus 1-3 Infus kontinu 1-5 men 2-6 jam Hipotensi
mg/kg/ml bronkospasme

Vasodilator simpatolitik sentral


Klonidin IV 2-6 g/kg 2-3 jam/ 5 men 2-4 jam Bradikardi
Infus Kontinu sedatif
Titrasi

Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor


Kaptopril PO 0,5-1 8 jam 1 jam 12 jam gatal
mg/kg

Diuretikum IV/ infus 1-2 mg/kg 6 jam/ kontinu beberapa 6-8 jam ototoksik
Furosemid menit

9. Titrasi Tetesan Klonidin Perawat

Dosis awal :
Klonidin 0,002 mg/kgBB/8 jam dalam 10 ml Dextrose 5% dengan jumlah tetesan
awal 12 tetes/menit, diberikan bersama dengan
Furosemid 1 mg/kgBB/8 jam secara intravena bolus (dengan kecepatan 10 mg/mnt
untuk menghidari ototoksik) atau infus continyu dengan syringe pump.

Dosis selanjutnya :
Klonidin tersebut ditambahkan dengan 6 tetesan / 30 menit sampai mencapai
maksimal 36 tetes/menit (=0,006 mg/kgBB) dan tekanan diastoliknya turun menjadi
≤ mmHg atau maximum arterial presure (map) < 93 mmHG.

Apabila dengan cara pengobatan tersebut diatas, tekanan diastolik yang


diharapkan tidak tercapai, perlu ditambahkan
Captopril Oral dengan dosis awal 0,3 ml/kgBB/dosis, diberikan 2-3 kali sehari, jika
perlu ditingkatkan sampai dengan dosis 2 ml/kgBB/dosis.

Sedativa dan Analgetika


Nyeri dan rasa takut dapat mengakibatkan hipertensi akut.
Pemberian sedativa dan analgetika parenteral menurunkan TD arterial sistenik,
terutama jika diberikan bersama obat vasodilator.

Jika terdapat vaktor nyeri pada krisis hipertensi maka perlu diusahakan
menghilangkan nyeri dan agitasi sebelum diberikan pengobatan antihipertensi.

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
GAGAL GINJAL AKUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Penurunan fungsi ginjal yang mendadak yang mengakibatkan hilangnya


kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostatis tubuh,
ditandai dengan peningkatan kadar kretinin darah secara progresif
0,5 mg/dl/hari dan peningkatan ureum sekitar 10-20 mg/dl/hari.
GGA dapat bersifat oliguria.
Oliguria ialah produksi urin < 1 ml/kg/jam untuk neonatus dan < 0,8
ml/kgBB/jam untuk bayi dan anak.
Tujuan : Sebagai panduan penanganan gagal ginjal akut
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan
mortalitas.

PROSEDUR

No Langkah-Langkah Petugas

1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien. Perawat

2. Kenali gejala, tanda penyakit gagal ginjal Dokter,


yang ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin darah secara progresif Perawat
0,5 mg/dl/hari dan peningkatan ureum sekitar 10-20 mg/dl/hari.
GGA dapat bersifat oliguria.
Oliguria ialah produksi urin < 1 ml/kg/jam untuk neonatus dan < 0,8
ml/kgBB/jam untuk bayi dan anak.

3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang atas indikasi : Dokter,


- Urinalisis Perawat
- Indeks urine
- Rasio antara blood urea nitrogen
dengan kadar kreatinin plasma (BUN / Pkr).
- Elektrokardiografi
- Ultrasonografi
- Biopsi ginjal
- Uji diuretik :
Diberikan furosemide 2 ml/kgBB intravena atau manitol 0,5-1,0 g/kg
infus.
Bila dalam beberapa jam berikutnya jumlah urin > 50 ml/m2 jam
(2-3 ml/kgBB/jam) disebut uji diuretik positif
yang berarti ada 2 kemungkinan yaitu : Azotemia prerenal atau konversi
GGA oliguria menjadi GGA non-oliguria.

4. Pengobatan Dokter,
Perawat
I. Pengobatan Konservatif
Pengobatan konservatif dapat bersifat darurat dan tidak darurat
sebagai berikut :

1. Imbang cairan
 Darurat
Pada dehidrasi harus segera diberikan substitusi cairan isotonik,
misal 0,9% NaCl atau Ringer-Laktat 20 ml/kgBB/ selama 30-60
menit.

 Tidak darurat
Pada anuria, oliguria atau poliuria pemberian cairan harus hati-
hati dan perlu monitor tekanan darah, berat badan, imbang
cairan biokimia darah dan suhu badan.

2. Hiperkalemia
 Darurat
Darurat apabila [K+] darah > 6 mEq/l atau telah terjadi kelainan
EKG
harus diberikan :
o 10% kalsium glukonat 0,5 ml/kgBB IV selama 2-4 menit
o natrium bikarbonat 2-3 mEq/kgBB atau
o glukosa 0,5 g/kgBB bersama insulin 0,1 satuan/kgBB
selama 30 menit.

 Tidak darurat
Tidak darurat apabila [K] < 6 mEq/l cukup diberi diet pantang
kalium atau sodium polystirene sulfonat oral.

3. Hiponatremia
 Darurat
Darurat apabila [Na-] < 120 mmol/l diberikan 3% NaCl
(0,5 mmol/l) per infus dengan rumus perhitungan
sebagai berikut :
- Na (mmol) = ((Na) diharapkan – [Na] aktual) mmol/l x 0,6 x
kgBB
- Mula-mula diberikan ½ dosis tersebut

 Tidak darurat
Pada (Na-) < 120 mmol/l dapat diatasi dengan restriksi cairan.
4. Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia Dokter,
 Darurat Perawat
Pada yang sudah ada gejala diberikan infus konstan 10%
kalsium glukonat 0,5 ml/kgBB/jam yang dilarutkan menjadi 2%.

 Tidak darurat
Pemberian kalsium karbonat / glukonat oral dengan dosis
kalsium elemental 50 mg/kgBB.

Pada hiperfosfatemia diberikan kalsium karbonat atau aluminium


hidroksid 60 mg/kg dalam dosis terbagi.

5. Asidosis Metabolik
 Darurat
Apabila pH darah < 7,25 dan kadar bikarbonat < 12 mEq/l
diberikan Na bikarbonat dengan perhitungan sebagai berikut :
(24-(HCO3) terukur) x 0,5 kgBB (mEq)
Setengah dari jumlah tersebut diberikan intravena dalam waktu
2-4 jam
kemudian dievaluasi dengan analisa gas darah ulang.
Pemberiannya diteruskan secara infus dengan kecepatan sama
sampai pH > 7,25 dan bikarbonat > 12-13 mEq/l.

 Tidak darurat
Pada penderita yang masih dapat makan minum produksi asam
endogen tetap berlangsung
perlu diberikan oral 2-3 mEq/kg/hari dalam dosis terbagi
(tablet 1 gram=12 mEq)

6. Hipertensi
 Darurat
Pada ensefalopati hipertensi, perdarahan intraserebral, perlu
diberikan obat anti hipertensi parenteral
Pada oliguria diberikan furosemide 2-3 mg/kgBB
Dan pada anuria 5 mg/kgBB.

 Tidak darurat
Restriksi cairan dan garam.
Apabila hipertensi menetap diberikan obat anti hipertensi oral.

7. Konvulsi
Perlu diberikan diazepam intravena perlahan-lahan dengan dosis
0,2-0,5 mg/kgBB
Kalau perlu diulang setelah 15 menit.

8. Obat-Obatan
Dosis obat-obatan yang bersifat nefrotoksik harus dikurangi sesuai
turunnya klirens kreatinin
Atau apabila dosis tidak dikurangi maka interval pemberiannya harus
diperpanjang.
9. Nutrisi
Pada penderita yang masih dapat makan minum, diberi kalori
rumatan minimal, dengan protein bernilai biologis tinggi.
Jika masukan per oral tidak mungkin lagi perlu diberikan nutrisi
parenteral yaitu dexstrosa 10-20% 50-60 kal/kgBB atau intra lipid.
Pasien harus mencakup asam amino esensial dan non esensial
0,5 g/kgBB/hari.
Masukan kalori ideal ialah minimal 1440 kal/m2/hari.

5. II. Pengobatan Pengganti Ginjal Akut Dokter,


Pengobatan pengganti ginjal akut dilakukan apabila pengobatan Perawat
konservatif gagal mencegah gejala uremia.

Indikasi :
o Kelebihan cairan (overhidrasi) yang gagal pada pengobatan
medikamentosa
misalnya edema paru-paru, gagal jantung kongestif, hipertensi.
o Gangguan metabolisme berat yang berbahaya
misalnya hiperkalimia, urenia > 200 mg%.
o Keadaan umum penderita memburuk dengan sindrom urenia berat :
- perdarahan
- konvulsi
- penurunan kesadaran sampai koma.
o Nekrosis tubuler akut karena intoksikasi oleh senyawa yang dapat
didialisis.
o Membantu pelaksanaan nutrisi suportif.

Macam-macam pengobatan pengganti ginjal akut adalah sebagai berikut :


1. Hemodialisis (HD)
2. Dialisis Peritoneal (DP)
3. Hemofiltrasi

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang
HIPOGLIKEMIA PADA BAYI ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


1 April 2011 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
RSUD Kota Kupang STANDAR DAERAH KOTA KUPANG
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Marsiana Y. Halek


Penata Tingkat I
Nip : 19770712 200112 2 003

Pengertian : Hipoglikemia adalah kadar gula plasma yang kurang dari 45 mg/dl pada bayi
atau anak-anak, dengan atau tanpa gejala. (Catatan : Kadar glukosa plasma
kurang lebih 15% lebih tinggi dari kadar glukosa darah. Darah kapiler dan
arteri menunjukkan kadar gula sekitar 10% lebih tinggi dari kadar dalam
plasma)
Tujuan : Sebagai panduan penanganan hipoglikemia
Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan
mortalitas.

PROSEDUR
No Langkah-Langkah Petugas
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan Dokter,
tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien. Perawat
2. Kenali gejala dan tanda hipoglikemia yaitu : Dokter
- Kejang - Lemah
- Gangguan bicara - Letargi, pucat, berkeringat dingin, takikardia
- Hipotermia - Koma
- Respon klinik yang positif terhadap pemberian gula.
3. Pemeriksaan laboratorium Dokter,
- Gula darah : kadar gula plasma yang rendah (kurang dari 45 mg/dl atau Perawat
25 mg/dl tergantung usia).
- Urine lengkap.
4. Pengobatan : Dokter,
- Berikan glukosa 10% sebanyak 5-10 ml/kgBB secara intervena pelan Perawat
selama 20 menit.
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan gula darah, insulin, growth
hormone, kortisol, laktat serta keton darah dan urine.
- Selanjutnya diberikan infus glukosa 5-10% dalam saline, dengan tujuan
mempertahankan gula darah lebih dari 45 mg/dl dan kurang dari
120mg/dl.
- Hidrokortison merupakan indikasi bagi anak - anak yang tidak
menunjukkan perbaikan dengan terapi tersebut diatas.
- Keadaan yang tetap memburuk menunjukkan adanya gangguan yang
serius, mungkin endema otak. Keadaan hipoglikemia yang berlanjut
membutuhkan penanganan khusus tergantung penyebabnya.
- Perlu diingat bahwa anak-anak yang menderita diabetes mellitus tipe I
(tergantung insulin), hipoglikemia merupakan komplikasi yang sering
terjadi. Hal ini dibicarakan dalam topic tersendiri.
Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

Anda mungkin juga menyukai