2.3 Progressive Muscle Relaxation (PMR) 2.3.1 Pengertian
2.3 Progressive Muscle Relaxation (PMR) 2.3.1 Pengertian
2.3.1 Pengertian
Relaksasi otot progresif (progressive muscle relaxation) didefinisikan
sebagai memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot, dengan
mengidentifikasikan otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan
dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks
(Purwanto, 2013). Batasan lain menyebutkan bahwa relaksasi otot progresif
merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan ketegangan sehingga menimbulkan rasa
nyaman tanpa tergantung pada hal/subjek di luar dirinya (Soewondo, 2012).
Relaksasi progresif dipandang cukup praktis dan ekonomis karena tidak
memerlukan imajinasi yang rumit, tidak ada efek samping, mudah dilakukan.
2.3.2 Tujuan
PMR dapat menurunkan ansietas.PMR sebagai metode yang efesien dalam
menurunkan tingkat ansietas dapat mengubah persepsi individu dalam
kemampuan koping mereka terhadap tekanan hidup sehari-hari (Zargarzadeh
& Shirazi, 2014). Penelitian lain yang dilakukan oleh İbrahimoğlu (2017)
membuktikan bahwa bahwa latihan relaksasi setelah ekstubasi endotrakeal
pada pasien operasi jantung terbuka efektif dalam memperbaiki tanda vital
dan mengurangi tingkat kecemasan. Menurut Herodes (2010), Alim (2009),
dan Potter (2005) dalam Setyoadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
a. Menurunkan tekanan darah, menurunkan ketegangan otot, menurunkan
stress atau kecemasan
b. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
c. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
d. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokus perhatian seperti relaks.
e. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
f. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
g. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan,
2.3.3 Indikasi
Menurut Setyoadi (2011) bahwa indikasi dari terapi relaksasi otot progresif,
yaitu:
a. Klien yang mengalami insomnia.
b. Klien sering stres.
c. Klien yang mengalami kecemasan.
d. Klien yang mengalami depresi.
2.3.4 Prinsip
Hal-hal yang diperhatikan dalam latihan relaksasi otot progresif antara lain
(Richmon, 2009; Hayden, 2008):
Tempat tenang, sendirian, posisi nyaman, tanpa atau menggunakan audio
untuk membantu pada kelompok otot, dengan mata terpejam atau terbuka.
Tetapi kebanyakan orang menemukan bahwa menutup mata mereka
membantu mempertahankan fokus selama latihan.
Bernapas dalam
Melepaskan sepatu dan pakaian tebal
Latihan dilakukan dengan posisi duduk atau tidur
Berlatih secara teratur
Seluruh tubuh vs kelompok otot tertentu
Fokus pada pelepasan ketegangan
Mengkombinasikan dengan teknik lain
Latihan pada beberapa situasi yang berbeda
Mengembangkan relaksasi
Dilakukan sebelum tidur
Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri
sendiri
Tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi
2.3.5 Teknik Pelaksanaan
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk melakukan teknik
ini yaitu:
a. Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang
dan sunyi.
1. Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
2. Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi
dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
b. Prosedur
Gerakan 1 : Gerakan pertama ditujukan untuk otot dahi dan mata yang
dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis sekeras‐kerasnya,
memejamkan mata sekuat‐kuatnya hingga kulit terasa mengerut dan
dirasakan ketegangan disekitar dahi, alis dan mata. Lemaskan dahi, alis
dan mata secara perlahan hingga 10 detik lakukan kembali sekali lagi.
Gerakan 12: Gerakan dua belas ditujukan untuk otot‐otot panggul bawah.
Gerakan ini dilakukan dengan cara seperti menahan urin yang keluar pada
saat buang air kecil atau menahan BAB hingga otot panggul bawah terasa
mengencang selama 10 detik kemudian relaksasikan secara perlahan-
lahan. Lakukan sekali lagi.
Gerakan 13: gerakan tiga belas ditujukan untuk otot-otot betis. Gerakan ini
dilakukan dengan cara menarik kedua telapak kaki kearah dalam sekuat‐
kuatnya dan kedua tangan berusaha menggapai ibu jari hingga terasa
tegang di kedua betis selama 10 detik. Lemaskan kedua kaki secara
perlahan hingga 10 detik, lakukan kembali sekali lagi.
c. Evaluasi
a) Tanda-tanda vital
b) Tingkat kecemasan
c) Ketegangan otot
d) Stres
e) Pola tidur