Anda di halaman 1dari 4

KETUBAN PECAH DINI (KPD)

: 445/ /PKM.AEK
No. Dokumen
HABIL
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
PEMERINTAH KOTA Halaman : 1/3
SIBOLGA
UPTD Kepala Puskesmas
PUSKESMAS
dr. HERLINA NASUTION
SAMBAS
NIP. 19740505 200502 2 001

1. Pengertian Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan
atau dimulainya tanda inpartu. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan
37 minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosa
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun 2015

5. Prosedur Alat dan bahan – bahan :


1. ATK
2. Termometer
3. Stetoskop
4. Temperatur
6. Langkah-langkah 1. Dokter memperkenalkan diri dan memberi salam
2. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien. Hasil anamnesis yaitu:
a. Terasa keluar air dari jalan lahir
b. Biasanya tanpa disertai dengan kontraksi atau tanda inpartu Adanya riwayat
keluarnya air ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang kadang-
kadang disertai tanda-tanda lain dari persalinan.
c. Pada anamnesis, hal-hal yang perlu digali adalah menentukan usia
kehamilan,
d. adanya cairan yang keluar dari vagina, warna cairan yang keluar dari vagina,
dan
e. adanya demam
3. Dokter mencuci tangan
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik. Hasil pemeriksaan fisik yaitu:
a. Tercium bau khas ketuban
b. Apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang
sudah pecah, lihat dan perhatikan atau terdapat cairan ketuban pada forniks
posterior.
c. Menentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban di
vagina. Pastikan bahwa cairan tersebut adalah cairan amnion dengan
memperhatikan bau cairan ketuban yang khas.
d. Jika tidak ada cairan amnion, dapat dicoba dengan menggerakkan sedikit
bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengejan
e. Tidak ada tanda inpartu
f. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai adanya tanda-tanda infeksi pada
ibu dengan mengukur suhu tubuh (suhu ≥ 38 0C)
5. Dokter mencuci tangan
6. Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
7. Dokter melakukan penatalaksanaan.
a. Pemeriksaan pH vagina (cairan ketuban) dengan kertas lakmus (Nitrazin test)
dari merah menjadi biru , sesuai dengan sifat air ketuban yang alkalis
b. Pemeriksaan mikroskopis tampak gambaran pakis yang mengering pada
sekret serviko vaginal.
c. Dilakukan dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan
mengering.
d. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
e. Pemeriksaan darah rutin, leukosit> 15.000/mm3
8. Penatalaksanaan
a. Pembatasan aktivitas pasien.
b. 2. Apabila belum inpartu berikan Eritromisin 4x250 mg selama 10 hari.
c. 3. Segera rujuk pasien ke fasilitas pelayanan sekunder
9. Dokter memberikan konseling dan edukasi.
a. Doyter Memberikan informasi kepada ibu, adanya air ketuban yang keluar
sebelum tanda inpartu
b. Menenangkan ibu dan memberitahu kepada suami dan keluarga agar ibu
dapat diberi kesempatan untuk tirah baring.
c. Memberi penjelasan mengenai persalinan yang lebih cepat dan rujukan yang
akan dilakukan ke pusat pelayanan sekunder
10. Dokter mencatat dalam rekam medis
7. Diagram Alir FLOW CHART

Dokter memperkenalkan diri dan


memberi salam

Dokter melakukan anamnesis kepada pasien

Dokter mencuci tangan

Dokter melakukan pemeriksaan fisik

Dokter mencuci tangan

Dokter menganjurkan pemeriksaan penunjang

Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan


anamnesis dan pemeriksaan fisik

Dokter memberikan penatalaksanaan

Dokter memberikan edukasi dan konseling

Dokter mencatat dalam rekam


medis

8. Hal-hal yang perlu Ibu hamil dengan keadaan ketuban pecah dini merupakan kriteria rujukan ke
diperhatikan pelayanan kesehatan sekunder
9. Unit Terkait PIH
Ruang rawat inap
Ruang gawat darurat
Laboratorium
Apotek
10. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis
2. Catatan tindakan
11. Rekam historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
dilakukan

Anda mungkin juga menyukai