Anda di halaman 1dari 34

KAJIAN PUSTAKA

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Riset
Keperawatan

Disusun Oleh :

Ainova Hartati AK.1.15.116

Agus Supriatna AK.1.15.001

Intan Junike W AK.1.15.023

Laela Syarifatun N AK.1.15.072

Rianita Efrianti AK.1.15.086

Rosipa Wati AK.1.15.090

Siti Komala AK.1.15.044

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI


KENCANA BANDUNG
Jl. Soekarno – Hatta No.754 Telp. (022) 7830768 Cibiru – Bandung
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
yang berjudul Teori Riset Keperawatan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Riset Keperawatan ibu Nur Intan Hayati
Khusnul Hotimah, S.Kep., Ners., M.Kep.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya kami harap dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 Literature Riview.............................................................................................................. 3
2.2 Jurnal Review ................................................................................................................... 7
2.3 Critical Appraisal ............................................................................................................. 9
2.4 Study Lapangan .............................................................................................................. 15
2.5 Survey............................................................................................................................. 18
2.6 Submission Manuscript On Elektronik Journal ............................................................. 21
Cara Mempublish manuscript atau naskah penelitian di jurnal elektronik ........................... 22
2.7 Telaah Pustaka................................................................................................................ 23
2.8 Kerangka Teoritis ........................................................................................................... 26
2.1 Teori ............................................................................................................................... 28
BAB III ......................................................................................................................................... 30
PENUTUP..................................................................................................................................... 30
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam setiap penelitian, suatu rujukan atau yang sering kita sebut sebagai daftar
pustaka sangat dianjurkan bahkan diwajibkan. Mengapa? Karena, apa-apa yang telah kita
jadikan sebuah rujukan haruslah relevan dan akurat dengan keadaan atau daftar rujukan yang
kita ambil.

Adapun Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep
yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-
ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan
dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita
kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita
jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.

Penelusuran atau pencarian pustaka yang relevan seyogyanya juga dilakukan sebelum
kegiatan atau pelaksanaan penelitian itu berjalan. Kepustakaan atau literatur yang dijadikan
landasan dalam kajian teori ini akan memiliki arti dalam mempertimbangkan cakupan
penelitian yang sedang dikerjakan. Studi kepustakaan ini juga memiliki peranan atau fungsi
yang sangat penting. Maka dari itu bila kita melihat Begitu pentingnya mengkaji pustaka
dalam sebuah penelitian. Kami sebagai penulis akan memberikan maksud dari pengkajian
pustaka dan lai-lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa yang dimaksud dengan literature review?
B. Apa yang dimaksud dengan jurnal review?
C. Apa yang dimaksud dengan critical apprasial ?
D. Apa yang dimaksud dengan studi lapangan?
E. Apa yang dimaksud dengan survey?
F. Bagaimana tips submission manuscript on electronic journal?

1
G. Apa yang dimaksud dengan telaah pustaka?
H. Apa yang dimaksud dengan kerangka teoritis?
I. Apa yang dimaksud dengan teori?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan literature review
B. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jurnal review
C. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan critical appraisal
D. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan studi lapangan
E. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan survey
F. Untuk mengetahui bagaimana tips submission manuscript on electronic journal
G. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan telaah pustaka
H. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kerangka teoritis
I. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Literature Riview


2.9.1 Pengertian Literature Riview
Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan
penelitian (Zed, 2008:3). Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan
dalam penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah
mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Studi kepustakaan
dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan utama yaitu mencari dasar
pijakan/fondasi utnuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka
berpikir, dan menentukandugaan sementara atau disebut juga dengan hipotesis
penelitian. Sehingga para peneliti dapat menggelompokkan, mengalokasikan
mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya.
Dengan melakukan studi kepustakaan, para peneliti mempunyai pendalaman
yang lebih luas dan mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti. Melakukan
studi literatur ini dilakukan oleh peneliti antara setelah mereka menentukan topik
penelitian dan ditetapkannya rumusan permasalahan, sebelum mereka terjun ke
lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan (Darmadi, 2011).
Hampir semua penelitian memerlukan studi literatur atau pustaka. Walaupun
orang sering membedakan antara riset kepustakaan (library research) dan riset
lapangan (field research), keduanya tetap memerlukan penelusuran
pustaka.Perbedaannya yang utama adalah terletak pada tujuan, fungsi dan/atau
kedudukan studi pustaka dalam masing- masing penelitian itu. Dalam riset lapangan,
penelusuran pustaka dimaksudkan sebagai langkah awal untuk menyiapkan kerangka
penelitian (research design) atau proposal guna memperoleh informasi penelitain
sejenis, memperdalam kajian teoritis atau mempertajam metodologi.Sedangkan
dalam riset pustaka, penelusuran pustaka lebih daripada sekedar malayani fungsi-

3
fungsi yang disebutkan diatas. Riset pustaka sekaligus memanfaatkan sumber
perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya riset pustaka
membatasi kegiatannya hanya pada bahan- bahan koleksi pustaka saja tanpa
memerlukan riset lapangan.
Dengan demikian, penelitian kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta
mengolah bahan penelitian.
2.9.2 Tujuan Literature Riview
Sebuah studi literatur ditulis untuk menyoroti argumen spesifik dan ide dalam
suatu bidang studi. Dengan menyoroti argumen ini, Anda berusaha untuk
menunjukkan apa yang telah dipelajari di lapangan, dan juga di mana kelemahan,
kesenjangan, atau daerah yang memerlukan studi lebih lanjut. Tinjauan tersebut
harus juga menunjukkan kepada pembaca mengapa penelitian Anda berguna, perlu,
penting, dan valid.
2.9.3 Sasaran Literature Riview
Dalam pembuatan studi literatur perlu dipertimbangkan mengapa dan untuk
siapa tulisan tersebut Anda buat. Sebagai contoh, sebagian besar studi literatur
dituliskan sebagai suatu bab dari tesis atau disertasi, dimana pembaca ingin
ditunjukkan bagaimana penelitian Anda itu penting dan asli/orisinil. Menyoroti
kesenjangan dalam pengetahuan yang akan Anda isi dengan penelitian Anda
sangatlah penting karena Anda perlu menyakinkan pembaca bahwa ada peluang pada
bidang studi tersebut.
Sebuah studi literatur dalam proposal juga mencoba menyakinkan pembaca
tentang pentingnya dan kelayakan dari proyek yang diusulkan. Sebaliknya, bila Anda
menulis kajian literatur untuk suatu mata kuliah, dosen Anda mungkin ingin Anda
tunjukkan bahwa Anda memahami apa penelitian yang telah dilakukan yang
memberikan Anda dasar pengetahuan. Dalam hal ini, Anda tidak perlu fokus untuk
membuktikan letak kesenjangan/gap dalam penelitian, melainkan bahwa Anda tahu
bidang utama penelitian dan ide-ide kunci disana.
2.9.4 Pengorganisasian Literature Riview
Ada dua struktur atau cara mengorganisasikan studi literatur :

4
1. Kronologi
Pada struktur ini, anda akan mengelompokkan dan mendiskusikan sumber-sumber
publikasi sesuai urutan kemunculannya, menyoroti perubahan dalam penelitian di
bidang ini dan topik spesik anda dari waktu ke waktu. Metode ini berguna untuk
paper yang berfokus pada metodologi penelitian, makalah historiografi, dan
tulisan lain di mana waktu menjadi unsur penting
2. Tematik
Dalam struktur ini, Anda akan mengelompokkan dan mendiskusikan sumber-
sumber Anda sesuai tema atau topiknya. Cara ini lebih kuat secara
pengorganisasian, dan membantu menahan keinginan Anda untuk merangkum
sumber-sumber pustaka Anda. Dengan mengelompokkan tema atau topik
penelitian bersama, Anda dapat menunjukkan jenis topik yang penting dalam
penelitian Anda.
2.9.5 Macam-macam Literature Riview
Dilihat dari kedekatan isi, literatur dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1) Sumber primer (primary source)
Sumber primer adalah karangan asli yang ditulis oleh seorang yang melihat,
mengalami, atau mengerjakan sendiri. Bahan Literatur semacam ini dapat berupa
buku harian (autobiography), tesis, disertasi, laporan penelitian, dan hasil
wawancara. Selain itu sumber primer dapat berupa laporan pandangan mata suatu
pertandingan, statistik sensus penduduk dan lain sebagainya.
2) Sumber sekunder (secondary source)
Sedangkan yang dimaksud dengan sumber sekunder (secondary source) adalah
tulisan tentang penelitian orang lain, tinjauan, ringkasan, kritikan, dan tulisan-
tulisan serupa mengenai hal-hal yang tidak langsung disaksikan atau dialami
sendiri oleh penulis. Bahan literatur sekunder terdapat di ensiklopedi, kamus,
buku pegangan, abstrak, indeks, dan textbooks.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian literatur sebaiknya digunakan sumber
literatur primer yang informasinya lebih otentik. Namun bahan Literatur primer yang
relevan dengan masalah peneliti tidak selalu ada, atau karena waktu yang terbatas sulit
untuk diperoleh. Bila hal ini terjadi peneliti terpaksa menggunakan bahan literatur

5
sekunder. Untuk ini perlu dipertimbangkan adanya 'bias' dari penulisnya sebab informasi
ini tidak berasal dari sumber langsung.
Dilihat dari waktu dan zamannya, literatur atau data pustaka dapat dibagi menjadi
dua, literatur kuno dan literatur masa kini. Literatur kuno adalah literatur yang diterbitkan
atau ditulis pada zaman kuno, sedangkan literatur masa kini adalah segala bentuk hal
pustaka yang diterbitkan pada masa kekinian.
Beberapa sumber literatur yang biasanya ada di perpustakaan perguruan tinggi
adalah:
3. Ensiklopedi, yang merupakan sumber referensi yang lengkap. Bila akan mencari
informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat membaca ensiklopedi umum
(general encyclopedia); sedang untuk yang lebih khusus dapat dicari dalam subject
encyclopedia.
4. Buku-buku teks dan referensi, yang berisikan pengetahuan tentang berbagai bidang
studi.
5. Direktori dan buku pegangan, yang memuat alamat dan data lainnya serta pedoman
untuk mengerjakan sesuatu.
6. Laporan hasil-hasil penelitian, yang merupakan hasil penelitian baru atau merupakan
kelanjutan penelitian sebelumnya.
7. Tesis, skripsi dan disertasi, yang merupakan karya tulis yang biasanya berkaitan
dengan suatu penelitian atau penemuan baru.
8. Abstrak, yang memuat ringkasan karangan, tesis, dan disertasi.
9. Majalah, jurnal dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang relevan dengan
masalah.
10. Biografi, yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat dan tanggal lahir,
pendidikan, dsb.
11. Indeks, yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara alfabetis.

6
2.2 Jurnal Review
2.2.1 Pengertian Jurnal Riview
Review jurnal merupakan sebuah strategi untuk bisa mempermudah
memahami inti dari penelitian yang telah dilakukan.
2.2.2 Cara Mereview Jurnal Ilmiah
Dikutip dari slide Review Jurnal Ilmiah oleh Yulia Ariyaza, dkk menyatakan
bahwa tujuan dari review jurnal adalah untuk mempermudah dalam membahas inti
hasil penelitian. Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang kata jurnal dapat
terbitan berarti berkala yang yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang
saat diterbitkan. (buku pegangan gaya penulisan, penyunting dan penerbitan karya
ilmiah Indonesia, karya Mien A.Rifai, Gajah Mada University, 1995, h.57-95.)
2.2.3 Yang Perlu Dilakukan Sebelum Mereview Jurnal
1. Menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat (bedakan jurnal
dengan artikel atau tutorial)
2. Membaca keseluruhan dari isi jurnal
3. Mencoba untuk menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari
jurnal tersebut
2.2.4 Perbedaan Jurnal, Artikel, atau Tutorial
1. Dari jumlah halamannya, jurnal dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
organisasi yang memuat jurnal ilmiah tersebut.
2. Jurnal memiliki judul dan nama penulis berikut alamat email serta asal
organisasi penulis.
3. Ada abstract yang berisi ringkasan dari isi jurnal. Setelah itu introduction,
metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang diusulkan,
experience/implementasi, conclusion/kesimpulan dan references.
2.2.5 Langkah-langkah Penting Dalam Mereview Jurnal Ilmiah
1. Bacalah bagian pendahuluan, kemukakan :
a. Tujuan dari riset/penulisan artikel
Alasan penulis memilih problem, sisi mana yang menarik dan layak diangkat.
b. Letak originalitas penelitian

7
Apakah penelitian itu mengemukakan satu pendekatan baru terhadap masalah
yang sudah ada, ataukah memakai metode yang sudah ada untuk memecahkan
satu aplikasi baru yang menarik, ataukah baik pendekatan maupun aplikasinya
semua baru.Masalah apakah yang ingin dijawab oleh author? (problem
formulation).
2. Bacalah bagian diskusi, kemukakan :
Solusi apakah yang dipakai oleh author untuk menjawab pertanyaan riset di atas?
Bagaimana author mendesain eksperimen untuk menguji sistem yang dibuat?
Apakah eksperimen itu berhasil?
3. Apakah ada contoh eksperimen yang tidak berhasil? (mestinya selalu ada, karena
tidak ada penelitian yang sempurna). Bagaimana author membahas penyebabnya?
Ataukah penyebab itu tidak dibahas sama sekali?
Bacalah bagian conclusion dan coba cari informasi berikut Apakah kesimpulan itu
menjawab semua pertanyaan yang diajukan pada bagian introduction?
2. Dimanakah letak kontribusi terbesar dari penelitian itu?
Apakah ada masalah penelitian yang masih belum diselesaikan?
Apakah anda memiliki ide lain untuk memecahkan masalah yang sama?
Dimanakah kelemahan dari paper yang anda baca? (isi, penyajian, dsb)
Bacalah bagian referensi dan coba cari informasi berikut apakah referensi yang
dipakai uptodate (tahun-tahun terakhir) ?
Ataukah paper yang dijadikan referensi sudah terlalu lama?
Sekiranya anda tertarik untuk mengerjakan riset pada tema yang berdekatan,
catatlah paper atau buku penting yang tercantum pada bagian referensi paper
tersebut.
2.2.6 Yang Perlu Ditampilkan Dalam Mereview Jurnal Ilmiah
1. Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian mengungkapkan beberapa landasan
teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan
apa yang ingin dicapai.
2. Mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan
data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan.

8
3. Hasil dan Pembahasan dalam pokok bahasan ini mengambil hasil dari penelitian
yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan
padat.
2.2.7 Contoh Format Mereview Jurnal Ilmiah
1. Latar Belakang
a. Alasan
b. Tujuan penelitian
c. Teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya
2. Metode: Eksperimen
3. Subjek penelitian : Anak SD kelas 5 sebanyak 12 kelas di Chiang May
Teknik pengumpulan data : Metode observasi
Alat pengumpulan data: Lembar observasi
Analisis data: Teknik t-test
4. Hasil dan pembahasan
Hasil: terdapat perbedaan prestasi belajar dari kelompok siswa yang menggunakan
metode belajar ceramah dengan yang menggunakan metode bermain Pembahasan:
Perbedaaan ini sesuai dengan teori atau bertentangan? Sesuai dengan hasil
penelitian sebelumnya atau bertentangan?
5. Kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi/saran.

2.3 Critical Appraisal


2.3.1 Pengertian Critical Appraisal
Criticals appraisal adalah proses sistematisuntukmengujivaliditas, hasil, dan
relevansi dari sebuah bukti ilmiah (hasil penelitian) sebelum digunakan untuk
mengambil keputusan. Telaah kritis merupakan bagian penting dari evidence-based
medicine karena dapat menjembatani jurang antara hasil riset dengan aplikasi
praktis. (Chamber, R. 1998).
Critical appraisal adalah telaah kritis dimana para klinisi mampu menilai
secara efisien apakah suatu literatur kedokteran dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan klinis dan mampu menilai metodologi penelitian yang digunakan dalam
penelitian tertentu sehingga dapat diputuskan apakah hasil penelitian tersebut dapat
diterima atau tidak.

9
Criticals appraisal menjadi suatu keharusan bagi seorang klinisi (ex. Dokter)
untuk menerapkan pengetahuan baru dalam praktek sehari-hari. Criticals appraisal
digunakan untuk menilai validitas (kebenaran) dan kegunaan dari suatu artikel atau
journal ilmiah. Adapun evaluasi dari critical appraisal ini meliputi ;
1. Relevansi
2. Peneliti : pakar, pemula, tempat
3. Sponsor : sumber dana
4. Rancangan penelitian : sesuai dengan tujuan penelitian
5. Perfomance penelitian : keandalan definisi operasional, alat
6. Prosedur menganalisa data
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
2.3.2 Fungsi Critical Appraisal
1. Secara sistematik mengevaluasi literature ilmiah
2. Dapat memilih literature yang akan diambil
3. Memutuskan artikel manakah yang akan mempengaruhi pekerjaan yang akan
dilakukan
4. Memisahkan penghalang antara peneliti dengan hasil penelitian
5. Mendukung perkembangan dari Evidence Based Practice (EBP).
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Critical Appraisal
Kelebihan critical appraisal adalah:
1. Merupakanmetode yang sistematis untuk menilai hasil, validitas, dan kegunaan
dari publikasi artikel ilmiah.
2. Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis.
3. Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi ilmiah.
4. Critical appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai dan
dikembangkan.
Kekurangan critical appraisal adalah:
1. Membutuhkan banyak waktu, terutama pada awal.
2. Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah.

10
3. Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil penelitian yang baik
pada bidang tertentu sangat terbatas
2.3.4 Langkah – langkah yang Dilakukan Critical Appraisal
Secara formal penilaian kritis (critical appraisal) perlu dilakukan terhadap
kualitas bukti-bukti yang dilaporkan oleh artikel riset pada jurnal. Penilaian kritis
kualitas bukti dari artikel riset meliputi penilaian tentang validitas (validity),
kepentingan (importance), dan kemampuan penerapan (applicability) buktibukti klinis
tentang etiologi, diagnosis, terapi, prognosis, pencegahan, kerugian, yang akan
digunakan untuk pelayanan medis individu pasien, disingkat “VIA”.
1. Validity
Setiap artikel laporan hasil riset perlu dinilai kritis tentang apakah
kesimpulan yang ditarik benar (valid), tidak mengandung bias. Bias adalah
kesalahan sistematis (systematic error) yang menyebabkan kesimpulan hasil
riset yang salah tentang akurasi tes diagnosis, efektivitas intervensi, akurasi
prognosis, maupun kerugian/ etiologi penyakit.
Validitas (kebenaran) bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari
cara peneliti memilih subjek/ sampel pasien penelitian, cara mengukur variabel,
dan mengendalikan pengaruh faktor ketiga yang disebut faktor perancu
(confounding factor). Untuk memperoleh hasi riset yang benar (valid), maka
sebuah riset perlu menggunakan desain studi yang tepat.
2. Importance
Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel tentang intervensi medis perlu
dinilai tidak hanya validitas (kebenaran)nya tetapi juga apakah intervensi
tersebut memberikan informasi diagnostik ataupun terapetik yang substansial,
yang cukup penting (important), sehingga berguna untuk menegakkan diagnosis
ataupun memilih terapi yang efektif.
Suatu tes diagnostik dipandang penting jika mampu mendiskriminasi
(membedakan) pasien yang sakit dan orang yang tidak sakit dengan cukup
substansial, sebagaimana ditunjukkan oleh ukuran akurasi tes diagnostik. Suatu
intervensi medis yang mampu secara substantif dan konsisten mengurangi
risiko terjadinya hasil buruk (bad outcome), atau meningkatkan probabilitas

11
terjadinya hasil baik (good outcome), merupakan intervensi yang penting dan
berguna untuk diberikan kepada pasien. Suatu intervensi disebut penting hanya
jika mampu memberikan perubahan yang secara klinis maupun statistik
signifikan, tidak bisa hanya secara klinis signifikan atau hanya secara statistik
signifikan.
Ukuran efek yang lazim digunakan untuk menunjukkan manfaat terapi
dalam mencegah risiko terjadinya hasil buruk adalah absolute risk reduction
(ARR), relative risk reduction (RRR), dan number needed to treat (NNT).
Ukuran efek yang lazim digunakan untuk menunjukkan manfaat terapi dalam
meningkatkan kemungkinan terjadinya hasil baik adalah absolute benefit increase
(ABI), relative benefit increase (RBI), dan number needed to treat (NNT).
Setiap intervensi medis di samping berpotensi memberikan manfaat juga
kerugian (harm). Ukuran efek yang digunakan untuk menunjukkan meningkatnya
risiko terjadi kerugian oleh suatu intervensi medis adalah rasio risiko (RR),
odds ratio (OR), absolute risk increase (ARI), relative risk increase (RRI), dan
number needed to harm (NNH).
3. Applicability
Bukti yang valid dan penting dari sebuah riset hanya berguna jika bisa
diterapkan pada pasien di tempat praktik klinis. ‗Bukti terbaik‘ dari sebuah setting
riset belum tentu bisa langsung diekstrapolasi (diperluas) kepada setting praktik
klinis dokter. Untuk memahami pernyataan itu perlu dipahami perbedaan antara
konsep efikasi (efficacy) dan efektivitas (effectiveness). Efikasi (efficacy) adalah
bukti tentang kemaknaan efek yang dihasilkan oleh suatu intervensi, baik secara
klinis maupun statistik, seperti yang ditunjukkan pada situasi riset yang sangat
terkontrol. Situasi yang sangat terkontrol sering kali tidak sama dengan situasi
praktik klinis sehari-hari. Suatu intervensi menunjukkan efikasi jika efek intervensi
itu valid secara internal (internal validity), dengan kata lain intervensi itu
memberikan efektif ketika diterapkan pada populasi sasaran (target population)
(Gambar 1).

12
Gambar 1. Populasi sasaran, populasi eksternal, dan
kemampuan penerapan (applicability) bukti riset

Agar intervensi efektif ketika diterapkan pada populasi yang lebih luas, yang
tidak hanya meliputi populasi sasaran tetapi juga populasi eksternal (external
population), maka intervensi tersebut harus menunjukkan efektivitas. Efektivitas
(effectiveness) adalah bukti tentang kemaknaan efek yang dihasilkan oleh suatu
intervensi, baik secara klinis maupun statistik, sebagaimana ditunjukkan/
diterapkan pada dunia yang nyata (“the real world”).
Efektivitas menunjukkan manfaat praktis-pragmatis dari sebuah
intervensi ketika diterapkan pada lingkungan pelayanan dokter yang
sesungguhnya, di mana banyak terdapat ketidakteraturan (irregularity) dan
ketidakpastian (uncertainty), meskipun pada lingkungan yang sangat terkontrol
alias terkendali intervensi itu mungkin efektif.
Kemampuan penerapan intervensi dipengaruhi oleh banyak faktor,
misalnya kesesuaian antara karakteristik populasi pasien dalam riset dan pasien di
tempat praktik, kesesuaian antara variabel hasil yang diteliti dalam riset dan hasil
yang diinginkan pada pasien (perbaikan klinis), akseptabilitas dan kepatuhan
pasien, keamanan (jangka pendek maupun jangka panjang), biaya, cost-

13
effectiveness, fisibilitas (kelayakan), perbandingan dengan alternatif intervensi
lainnya, preferensi pasien, akseptabilitas sosial, dan sebagainya. Pertimbangan
semua faktor tersebut diperlukan untuk menentukan kemampuan penerapan
intervensi.
Dokter bekerja di dunia nyata, bukan dunia maya atau ―dunia lain.
Karena itu keputusan untuk menggunakan/ tidak menggunakan intervensi
perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
(effectiveness) intervensi. Suatu riset yang menemukan efektivitas intervensi,
dengan kata lain intervensi yang efektif ketika diterapkan pada populasi umum
(populasi eksternal), maka temuan riset itu dikatakan memiliki validitas
eksternal (external validity). Berdasarkan fakta tersebut maka dalam praktik
EBM, “bukti efektivitas” (“evidence of effectiveness”) lebih bernilai daripada

bukti efikasi” (“evidence of efficacy”)
2.3.5 Penilian Critical Appraisal
1. Deskripsi Umum
a. Desain
b. Populasi target, terjangkau, sampel.
c. Cara pemilihansampel.
d. Variabelbebas.
e. Variabeltergantung.
2. Validitas Interna, Hubungan Non-Kasual
a. Bias
b. Chance
c. Confounding
3. Validitas interna, hubungan kausal
a. Hubunganwaktu
b. Asosiasikuat
c. Hubungandosis
d. Hasilkonsisten
e. Hubunganbersifatspesifik
f. Koherensi

14
g. Hasil biologically plausible.
4. Validitas eksterna
a. Hasildapatditerapkanpadasubjekterpilih.
b. Hasildapatditerapkanpadapopulasiterjangkau.
c. Hasildapatditerapkanpadapopulasi yang lebihluas.

2.4 Study Lapangan


2.4.1 Pengertian Studi Lapangan
Studi lapangan adalah salah satu proses kegiatan pengungkapan fakta - fakta
melalui observasi/pengamatan dan wawancara dalam proses memperoleh
keterangan atau data dengan cara terjun langsung ke lapangan (Field Study). Studi
lapangan berguna untuk berbagai penelitian dan merupakan sejumlah cara ilmiah
yang dilakukan dengan rancangan operasional dan dapat memberikan hasil yang
lebih akurat untuk menghindari kesalahan penelitian serta dapat menambah
pengalaman. Selain itu, dengan studi lapangan dapat diungkapkan fakta-fakta
sebagai realisasi dari teori yang ada.
2.4.2 Metode Penelitian dalam Studi Lapangan
1. Penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan
diantara variabel- variabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi
terhadap variasi variabel- variabel yang bersangkutan. Data yang diperoleh
merupakan data alamiah seperti apa adanya. Contohnya pada penelitian
mengenai hubungan antara kebiasaan merokok dengan besarnya peluang untuk
menderita kanker paru-paru. Variabel kebiasaan merokok secara operasional
didefinisikan sebagai rata-rata banyaknya rokok yang dihabiskan perhari atau
perminggu, tentu datanya tidak dapat dimanipulasi karena pada masing-masing
subyek penelitian data tersebut telah bervariasi secara alamiah.
2. Penelitian longitudinal yang mempelajari perkembangan subyek sejalan dengan
perjalanan waktu merupakan suatu bentuk penelitian lapangan dengan
intervensi yang minimal dari pihak peneliti. Contohnya adalah penelitian yang
mengenai efek eksposi jangka panjang tayangan TV terhadap perkembangan
agresivitas anak. Dapat dibayangkan bahwa peneliti tidak akan mungkin
mengatur sepenuhnya stimulasi lingkungan dalam kehidupan anak-anak yang

15
menjadi subyek penelitiannya. Oleh karena itu akan banyak variabel yang tidak
relevan ikut berpengaruh terhadap variabelyang diperhatikan oleh peneliti.
3. eksperimentasi lapangan dilakukan dengan memberikan perlakuan tertentu
terhadap suatu kelompok subyek dengan harapan munculnya fenomema atau
gejala yang hendak dipelajari. Subyek penelitian sendiri tetap berada dalam
situasi alamiah sehingga tidak mengubah reaksi alamiah yang mungkin timbul
dari pihak subyek. Contohnya dalam penelitian mengenai efektivitas suatu
bentuk kampaye dalam mengubah sikap sekelompok masyarakat terhadap
suatu hal (misalkan mengenai pembangunan instalasi nuklir).
2.4.3 Unsur yang Diperhatikan dalam Studi Lapangan
1. Tempat penelitian berlangsung. Amati lingkunagn tempat penelitian
berlangsung. Apa saja yang terdapat disana? Apa hal yang didapat dari
tempat itu?
2. Partisipan yang ada. Siapa saja yang ada ditempat itu, berapa orang yang ada
disana dan apa peran- peran mereka? Apa hubungan antara orang- orang itu
denagn kegiatan yang sedang diteliti.
3. Kegiatan dan interaksi apa yang terjadi? Apa saja yang mereka kerjakan dan
bicarakan? Bagaimana orang- orang disitu menanggapinya?
4. Masalah waktu. Kapan dimulainya kegiatan? Berapa lama kegiatan itu
berlangsung?
5. Faktor- faktor yang tidak kentara. Apakah ada hal- hal yang tampak terlalu
jelas tetapi cukup penting untuk diamati? Juga perhatikan apa yang tidak
tampak disana, yang menurut peneliti biasanya ada atau sebaliknya ada.
2.4.4 Hal - halyang Dilakukan Dalam Penelitian Lapangan
Ketika peneliti melakukan penelitian lapangan, ada sejumlah hal yang perlu
dipersiapkan:
1. Mengamati kejadian sehari-hari yang biasa/tidak biasa dalam setting
kehidupan sehari-hari.
2. Terlibat langsung apakah orang yang diteliti.
3. Memperoleh sudut pandang orang yang diteliti sekaligus mempertahankan
perspektif analitis orang luar.

16
4. Menggunakan beragam teknik dan keterampilan sosial secara luwes.
5. Menghimpun data berbentuk catatan rinci, bagan, peta, maupun gambar untuk
keperluan deskripsi.
6. Memandang gejala dalam konteks sosial.
7. Mengembangkan empati dengan orang yang diteliti.
8. Memperhatikan aspek-aspek kebudayaan.
9. Tidak memaksakan sudut pandang sebagai orang luar.
10. Mampu mengatasi stres, ketidakpastian, dan masalah-masalah etis.
2.4.5 Langkah – langkah Penelitian Lapangan
Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian lapangan, seorang peneliti perlu
mengembangkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan, mengkaji bahan pustaka, dan memperluas fokus perhatian.
2. Memilih lokasi lapangan dan memperoleh akses untuk masuk dalam lokasi
tersebut.
3. Memulai di tempat penelitian dan menjalin hubungan sosial dengan orang
yang diteliti.
4. Memilih peran sosial.
5. Mengumpulkan data di lapangan.
6. Menganalisis data, mengembangkan, dan mengevaluasi hipotesa kerja.
7. Memfokuskan pada aspek-aspek khusus dari setting yang diamati dan
melakukan pengambilan sampel secara teoritis.
8. Melakukan wawancara.
9. Meninggalkan lokasi, menyelesaikan analisis, dan menulis laporan penelitian
lapangan
2.4.6 Jenis – jenis Catatan Studi Lapangan
1. Jotted Notes, Merupakan catatan yang dibuat di tempat penelitian. Catatan ini
ringkas dan hanya berisi kata-kata yang dapat mengingatkan memori di
tempat kejadian.
2. Catatan pengamatan langsung (Direct Observation Notes), Merupakan
catatan yang dibuat langsung setelah peneliti meninggalkan tempat kejadian.

17
Catatan ini disusun secara kronologis berdasarkan tempat,waktu,
dan urutan kejadian.
3. Catatan interpretasi peneliti (Researcher Inference Notes)
4. Berisi interpretasi dari peneliti mengeani suatu kejadian tertentu.
5. Catatan analitis
Menuliskan taktik, rencana,keputusan prosedural,serta kritik
pribadi mengenai keputusan yang diabilnya sendiri.
6. Catatan pribadi
Berisi catatan pribadi peneliti mengenai segala hal yang peneliti rasakan
dalam mengadakan penelitian.
7. Peta dan diagram
8. Berperan menggambarkan situasi di tempat kejadian dan memudahkan
pembaca untuk memahaminya.
9. Rekaman video dan suara
10. Sangat membantu peneliti untuk mengingat kembali suatu kejadian dan
percakapan ketika tahap pengumpulan data.
11. Catatan wawancara
12. Berisi catatan yang menerangkan kapan, siapa, bagaimana, dan isi dari
pokok-pokok wawancara yang dibahas.

2.5 Survey
2.5.1 Pengertian Survey
Penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang
dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden
dalam berbentuk sample dari sebuah populasi. Dalam penelitian survei, peneliti
meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya
intervensi peneliti.
Penelitian survey menurut Widodo (2008:43) digunakan untuk memecahkan
masalah – masalah isu skala besar yang actual dengan populasi sangat besar,
sehingga diperlukan sampel ukuran besar. Tetapi pengukuran variabelnya lebih
sederhana dengan instrument yang sederhana dan singkat. Arah minat penelitian
survey ialah membauat taksiran yang akurat mengenai karakteritik-karakteristik

18
keseluruhan populasi dengan mengkaji sampel-sampel yang ditarik dari populasi
tersebut. Kajian ini menjadi penting karena adany akesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam mengkaji keseluruhan populasi secara utuh.
2.5.2 Tujuan Survey
1. Penjajagan(eksploratif)
Penelitian ini bersifat terbuka, masih mencari-cari dan menggali.
2. Deskriptif
Penelitian ini dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadapfenomena
sosial tertentu, misalnya perceraina, pengangguran. Peneliti mengembangkan
konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa
3. Penjelasan(explanatory)
Peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-veriabel
melalalui pengujian hipotesa.
4. Evaluasi, yang menjadi pokok pertanyaan adalah sampai seberapa jauh tujuan
yang digariskan pada awal progam tercapai atau mempunyaitanda-tanda akan
tercapai.
5. Prediksi, mengadakan prediksi/perkiraan mengenai suatu fenomenasosial
tertentu.
6. Penelitian Operasioanal, pusat perhatian adalah variabel-variabel
yang berkaitan dengan aspek operasional suatu progam.
7. Pengembangan indokator-indikator sosial, indicator-indikator sosial dapat
dikembangkan bersadarkan survey-suevey secaraa berkala.Misalnya :
Indikator Kesejahteraan Rakyat, Survey angakatan kerjanasional, dan
sebagainya.
2.5.3 Klasifikasi Survey
1. Survey dapat dilakukan dengan tujuan semata-mata untuk memberikan
gambaran tentang sesuatu. survey semacam itu disebut survey deskriptif.
Survey deskriptif berkaitan dengan situasi yang memerlukan teknik
pengumpulan data tertentu seperti wawancara, angket, atau observasi. Apabila
survey dekriptif ini menggunakan teknik statistik, maka statistik yang

19
digunakan adalah statistik deskriptif (tendensi sentral, ukuran penyebaran, dan
ukuran korelasi).
2. Survey bertujuan untuk melakukan analisis, yang disebut sebagai metode
survey analitik. Data dalam survey analitik biasanya merupakan data kuantitaif.
Maksud metode survey analitik untuk menarik kesimpulan dan menfsirkan data
atau pengujian hipotesis. Statistik yang digunakan adalah statistik inferensial.
2.5.4 Jenis Penelitian Survey
Metode penelitian survey dapat dibedakan menajdi dua tipe (Widodo,2008:43),
yaitu :
1. Cross Sectional Survey,digunakan untuk mengetahui isu yang bersifat temporer
dengan pengumpulan data cukup satu kali.
2. Longitudinal Survey,digunakan untuk memahami isu yang
berkepanjangan,tetapi populasi lebih kecil dengan pengumpulan data secara
periodic. Survey ini juga sering dibedakan lagi menjadi trend study, cohort
study,dan panel study. Menurut Moehadjir (2002:63) ada dua macam jenis
penelitian survey, yaitu :
1. pertama, survey untuk memperoleh data dasar guna memperoleh gambaran
umum yang bermanfaat untuk membuat perencanaan dan kebijakan public
(misalnya sensus).
2. Kedua, survey yang digunakan untuk mengungkapkan pendapat, sikap, dan
harapan public (misalnya: prediksi suara pemilihan presiden). Yang pertama
mengungkap fakta, yang kedua mengungkap efek suka tak suka.Sedangkan
menurut Irawan Soehartono (2000:54) terdapat beberapa jenis survey, yaitu:
a) Sample Survey,survey yang dilakukan pada sebagai populasi (sampel)
b) Sensus, survey yang dilakukan pada seluruh anggota populasi.
c) Public Opinion Poll,survey yang mengajukan pertanyaan kepada
responden tentang suatu topic pendapat umum, misalnya: sikap terhadap
anak jalan.
d) Cross sectional Survey, survey yang membandingkan dua kelompok
orang tau lebih untuk melihat perbedaan yang ada pada kelompok-
kelompok tersebut.

20
e) Survey Longitudinal, survey yang akan melihat perubahan
atau perkembangan yang terjadi dalam perjalanan waktu.

2.5.5 Langkah – langkah Melakukan Survey


Penelitian survey menggunakan suatu bagan kerja untuk menggariskan
desain penelitiannya. Bagan kerja itu dimulai dengan sasaran-sasaran survey,
pencatatan setiap langkah yang hendak diambil, dan diakhiri dengan laporan akhir
(Kerlinger, 2004:667).langkah-langkah pelaksanaan penelitian survey, yaitu:
1. Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survey.
2. Menentukan konsep dan hipotesa serta menggali kepustakaan.
3. Pengambilan sampel.
4. Pembuatan kuisioner dan instrument-instrumen.
5. Perkerjaan lapangan, termasuk memilih dan melatih pewawancara.
6. Pengolahan data.
7. Analisis dan pelaporan.

2.6 Submission Manuscript On Elektronik Journal


Penerbitan Jurnal Ilmiah Baru menurut Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat ITB (2009):

1. Proses awal
a. Mendefinisikan nama jurnal
b. Menyusun anggota dewan redaksi yang terdiri dari para ahli di bidang yang sesuai
dengan lingkup jurnal
c. Menunjuk Ketua Dewan Redaksi
d. Menyusun aturan penulisan, proses evaluasi, serta desain sampul depan jurnal
e. Menyiapkan naskah untuk penerbitan perdana
f. Mengajukan permohonan ISSN ke Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah
(PDII), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dengan melengkapi
persyaratan yang diperlukan, yaitu:
1) Melampirkan halaman editorial jurnal yang memuat nama Ketua dan
anggota dewan redaksi, penerbit, serta informasi untuk penulis

21
2) Melampirkan daftar isi dari terbitan pertama
3) Mengisi formulir isian data bibliografi majalah
4) Mengisi formulir evaluasi ISSN
5) Membayar administrasi
Jurnal yang telah mendapatkan nomor ISSN akan diberi barcode yang harus
dimunculkan di halaman sampul jurnal. Saat ini pendaftaran bisa
dilaksanakan secara online melalui alamat http://issn.pdii.lipi.go.id/
6) Setelah jurnal diterbitkan, jurnal memiliki kewajiban untuk mengirimkan
copy jurnal ke PDII LIPI, juga ke Perpustakaan Nasional.
2. Pengumpulan makalah
3. Proses evaluasi makalah oleh reviewer yang ditunjuk
4. Pro ses revisi makalah
5. Pengeditan makalah yang telah dinyatakan Accepted
6. Pengiriman hasil penyuntingan makalah kepada penulis untuk dilakukan proof read
7. Permintaan Assignment of Copyright dari penulis
8. Penerbitan jurnal ilmiah

Cara Mempublish manuscript atau naskah penelitian di jurnal elektronik


1. Memakai langkah-langkah pembuatan jurnal ilmiah
2. Laporan penelitian sebelumnya di review dengan Nurses all levels, baik sesama
perawat peneliti, perawat pengajar maupun perawat klinik
3. Lalu dikritisi oleh pembaca (pembaca tidak mengetahui siapa yang membuat tapi
penelitiannya dicantumkan) dan yang paling di interpretasikan biasanya di bagian
overview dan diskusi (kalau ada yang membingungkan akan didiskusikan dengan
National Research Council)
4. Setelah semuanya sudah diverifikasi dan disetujui, hasil penelitian bisa
dipublikasikan lewat Annual Review of Nursing Research (ARNR) kemudian bisa
ditawarkan kepada website yang bisa mengupload jurnal terbaru misal Scopus
(Scopus merupakan website yang memiliki database abstrak dan sitasi terbesar yang
datanya bersumber dari literature-literatur yang dievaluasi oleh peer. Scopus juga
memiliki tools untuk mencari, menganalisa, dan menampilkan hasil-hasil riset
berdasarkan bidang-bidang tertentu.)

22
Untuk mendaftarkan jurnal ilmiah pada scopus langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
a. Masuk ke alamat berikut: http://suggestor.step.scopus.com/suggestTitle.cfm
b. Isi formulir Scopus Title Suggestion, klik Submit
c. Setelah formulir diproses, jurnal akan dihubungi via email untuk mengirimkan 3
(tiga) contoh artikel dalam bahasa Inggris
d. Jika jurnal telah memenuhi syarat, maka jurnal akan dikirimi email
pemberitahuan bahwa jurnal tersebut telah masuk ke dalam Scopus Title List dan
diperbolehkan untuk mencantumkan logo Scopus di web jurnal yang
bersangkutan.

2.7 Telaah Pustaka


2.7.1 Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau Bibliografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit,
dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan
disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah
nama atau hal yang disusun berderet dari atas kebawah.
2.7.2 Manfaat Penulisan Daftar Pustaka
Dengan membaca pengertian daftar pustaka diatas sebenarnya telah dapat kita
ketahui sebenarnya apa saja manfaat dari penulisan daftar pustaka pada suatu
tulisan atau karya ilmiah yang kita buat, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
manfaat penulisan daftar pustaka terhadap tulisan atau karya ilmiah yang kita buat
adalah :
1. Menginformasikan kepada pembaca tentang suatu rujukan tentang beberapa kata
atau beberapa paragraf dalam suatu tulisan kita diambil dari sumber lain, sumber
tersebut bisa saja buku, literatur, makalah, majalah bahkan suatu karya ilmiah
yang telah diterbitkan sebelumnya.
2. Untuk memberikan informasi secara detail mengenai buku atau sumber rujukan
isi suatu karya ilmiah, biasanya tercantu nama pengarang, judul buku, tahun
terbit, penerbit dan informasi yang berkaitan dengan sumber lainnya.
3. Sebagai salah satu syarat kode etik penulisan karya ilmiah

23
4. Sebagai penghargaan terhadap penulis terdahulu dari suatu sumber tulisan kita.
Ada banyak sekali manfaat terhadap penulisan daftar pustaka ini dan jangan
sampai anda anggap tidak penting karena sesuai dengan kaidah penulisan karya
ilmiah anda harus benar-benar menuliskan daftar pustaka pada suatu karya
ilmiah anda dengan baik dan benar karena jika anda menulis suatu karya ilmiah
namun hanya asal comot atau copy paste dan tidak mencantumkan sumber-
sumber rujukan dari tulisan karya ilmiah yang telah anda buat akibatnya akan
fatal sekali dan memiliki dampak yang buruk terhadap hasil karya ilmiah yang
telah anda buat.
2.7.3 Dampak Pembuatan Daftar Pustaka
Setiap orang yang akan membuat suatu karya ilmiah tentunya adalah orang
yang terpelajar dan memiliki pendidikan tinggi, misalnya saja seorang proffesor,
dosen atau mahasiswa tingkat akhir, jika anda termasuk orang yang demikian
tentunya anda memiliki suatu integritas dan loyalitas tinggi bukan terhadap status
orang terpelajar yang anda miliki, lalu bagaimana jika anda seseorang yang
terpelajar dan berpendidikan tinggi dalam membuat suatu karya ilmiah anda hanya
membuat seenaknya saja tanpa mengikuti kaidah dan aturan penulisan suatu karya
ilmiah termasuk dalam penulisan daftar pustaka ini.
Setelah anda mengetahui pengertian, manfaat dan dampak negatif jika tidak
menuliskan daftar pustaka, tentunya anda sangat penasaran sekali bukan bagaimana
sebenarnya penulisan daftar pustaka yang baik dan benar ini.Baiklah untuk
membantu teman-teman semua dalam melengkapi salah satu syarat penulisan karya
ilmiah yang baik dan benar dengan adanya daftar pustaka ini akan saya bahas juga
tentang penulisan daftar pustaka yang baik dan benar sesuai dengan aturan dan
kaidah penulisan daftar pustaka pada umumnya.Namun sebelum anda memulai
menulis daftar pustaka alangkah baiknya anda mengetahui dan memahami terlebih
dahulu sebenarnya bagaimana sih aturan penulsan daftar pustaka yang baik dan
benar itu.
2.7.4 Aturan Penulisan Daftar Pustaka
1. Aturan Harvard-Apa Style
a. Sumber kutipan dapat ditulis pada awal atau akhir kutipan.

24
b. Penempatan sumber kutipan (pada awal atau akhir kutipan) tidak boleh
mengaburkan bagian yang dikutip.
c. Nama penulis suatu sumber kutipan hanya ditulis nama belakang, diikuti
tahun dan halaman sumber kutipan, dilanjutkan dengan isi teks yang dikutip.
(Pencantuman halaman setelah tahun dipisahkan oleh tanda titik dua)
d. Jika penulis terdiri atas dua orang, kata penghubung penulis pertama dan
kedua menggunakan ”dan” (tidak menggunakan simbol ”&”; serta tidak
menggunakan kata penghubung ”and” walaupun literaturnya berbahasa
Inggris, kecuali seluruh naskah ditulis menggunakan bahasa Inggris).
e. Jika penulis lebih dari dua orang, hanya nama belakang penulis pertama yang
ditulis sebagai sumber kutipan, diikuti et al., kemudian tahun dan halaman
sumber kutipan. (Catatan: et al. dalam bahasa Latin adalah singkatan dari et
alia atau et alii, dalam bahasa Inggris berarti and others, dan dalam bahasa
Indonesia berarti dan kawan-kawan).
f. Jika sumber kutipan merupakan literatur terjemahan (buku, artikel, dll), maka
yang disebut sebagai sumber adalah nama penulis asli (bukan penerjemah),
diikuti tahun penerbitan literatur asli (bukan tahun penerbitan hasil
terjemahan). Nama penerjemah hanya dinyatakan dalam daftar pustaka.
g. Pencantuman halaman sumber kutipan setelah tahun bersifat wajib jika isi
teks yang dikutip jelas letak halamannya.
2. Aturan penulisan daftar pustaka
a. Sumber kutipan yang dinyatakan dalam karya ilmiah harus ada dalam Daftar
Pustaka, dan sebaliknya.
b. Literatur yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka hanya literatur yang
menjadi rujukan dan dikutip dalam karya ilmiah.
c. Daftar pustaka ditulis/diketik satu spasi, berurutan secara alfabetis tanpa
nomor.
d. Jika literatur ditulis oleh satu orang, nama penulis ditulis nama belakangnya
lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah,
dilanjutkan penulisan tahun, judul dan identitas lain dari literatur/pustaka
yang dirujuk.

25
e. Jika penulis lebih dari dua orang, nama penulis pertama ditulis seperti aturan
“d”, dilanjutkan penulisan nama penulis kedua dan seterusnya sebagai
berikut: nama depan dan nama tengah (disingkat) dilanjutkan nama belakang.
Untuk penulis kedua dan seterusnya, penulisan nama depan/tengah
(singkatan) dan nama belakang tidak perlu dibalik seperti penulis pertama.
f. Penulisan daftar pustaka tidak boleh menggunakan et al. sebagai pengganti
nama penulis kedua dan seterusnya (berbeda dengan penulisan sumber
kutipan seperti dijelaskan pada aturan 2.1 huruf e).
g. Kata penghubung seorang/beberapa penulis dengan penulis terakhir
menggunakan kata “dan” (tidak menggunakan simbol “&”; serta tidak
menggunakan kata penghubung “and” walaupun literaturnya berbahasa
Inggris, kecuali seluruh naskah ditulis menggunakan bahasa Inggris).
h. Cara penulisan setiap daftar pustaka berbeda-beda, bergantung pada jenis
literatur/ pustaka yang menjadi referensi. Untuk lebih jelasnya, lihat contoh.

2.8 Kerangka Teoritis


2.8.1 Pengertian Kerangka Teoritis
Kerangka teori terdiri dari dua kata yaitu, kerangka dan teori. Kerangka adalah
rangka, garis besar, rencana, sistem dari prinsip dasar, konsep atau nilai yang
lazimnya merupakan ciri khas seatu kelompok atau kebudayaan. Adapun
pengertian teori secara etimologi adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian
dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi, penyelidikan eksperimental,
asas dan hukum – hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian untuk ilmu
pengetahuan
2.8.2 Fungsi Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis berfungsi untuk meramalkan atau memprediksi jawaban atas
permasalah penelitian. Fungsi kerangka teoritis dalam penelitian :
1. Memperjelas dan membatasi permasalahan yang diteliti
2. Memadukan peneliti untuk memilih metode yang sesuai dengan permasalahan
dan tujuan penelitian
3. Memadu penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang dinyatakan dalam
bentuk hipotesis penelitian

26
4. Memadu peneliti untuk menyususn instrumen penelitian yang akan digunakan
untuk pengumpulan data
5. Memadu penelitian untuk analisa data guna menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis
6. Memadu peneliti untuk mendeskripsikan data hasil penelitian
7. Memadu peneliti untuk membuat kesimpulan dan saran
2.8.3 Peran Kerangka Penelitian dalam Penelitian
Moh.Nazir dan Uhar Suharsaputra mengatakan bahwa teori pada dasarnya
merupakan alat bagi ilmu (tool of science)berperan :
1. Mendefinisikan orientasi utama ilmu dengan car memberikan definisi terhadap
jenis – jenis data yang akan dibuat abstraksinya
2. Memberikan rencana koseptal, dengan rencana mana fenomena – fenomena
yang relevandisistematiskan, diklasifikasikan dan dihubung – hubungkan
3. Memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan
sistem generalisasi
4. Memberikan prediiksi terhadap fakta
5. Memperjelas celah – celah dalam pengetahuan kita
Peran atau posisi kerangka teoritis dalam masing – masing penelitian, sebagai
beikut :
1. Peran dalam Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif berperan sebagai acuan dalam melakukan
pengukuran atas fakta – fakta atau data – data yang harus dikumpulkan untuk
menguji hipotesisi yang telah ditetapkan dan menjadi faktor yang menentukan
akurasi dan kebenaran dari hasil penelitian
2. Peran dalam Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif berperan untuk menggambarakan, menganalisis dan
mengonstruksikan aspek – aspek dunia kehidupan karena bersifat induktif yang
membantu untuk mengonstruksikan teori yang bermanfaat
3. Peran dalam Penelitian Tindakan

27
Dalam penelitian tindakan berperan untuk membantu dalam pemahaman
tentang fenomena dan penentuan tidakan yang diperlukan sehingga dapat
memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik
2.8.4 Sistematika Penyusunan Kerangka Teoritis
A. Unsur –unsur Kerangka Teoritis
1. Judul teori
2. Penemuan atau penggagasan
3. Konsep – konsep kuncinya
4. Sejarah perkembangan secara singkat
5. Aplikasi dengan contoh – contoh nyata sesuai objek
B. Langkah Penyusunan Kerangka Teoritis
1. Definisi suatu variable penelitian yang dikaji
2. Konsep – konsep penting yang perlu dikaji dari suatu variable
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi varibale yang diteliti
4. Kriteria pengukuran variable yang dikaji

2.1 Teori
2.9.1 Pengertian Teori
Suatu perangkat pernyataan yang bertalian satu sama lain, yang disusun
sedemikian rupa sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap
serangkaian kejadian. Perangkat pernyataan tersebut dirumuskan dalam bentuk
definisi deskriptif atau fungsional, suatu konstruksi fungsional, asumsi-asumsi,
hipotesis, generalisasi, hukum, atau teorem (dalil/pandangan).
Sedangkan pengertian teori dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pendapat
yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan
argumentasi. Dapat juga diartikan penyelidikan eksperimental yang mampu
menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi,
misalkan teori tentang kejadian bumi, teori tentang pembentukan negara.
2.9.2 Fungsi Teori
Ada tiga fungsi teori yang sudah disepakati para ilmuwan yaitu :
1. mendeskripsikan,
2. menjelaskan,

28
3. memprediksi.
Khusus dalam penelitian, Gawin (1963) mengemukakan fungsi teori yaitu teori
membantu peneliti dalam menganalisis data untuk membuat ringkasan singkat
atau sinopsis dari data dan hubungan serta untuk menyarankan mencoba hal yang
baru. Fungsi yang lebih besar dari suatu teori adalah melahirkan teori baru, dalam
usaha mendeskripsikan, menjelaskan, dan membuat prediksi, para ahli terus
mencari dan menemukan hukum-hukum baru dan hubungan-hubungan baru
diantara hukum-hukum tersebut.
2.9.3 Ciri – ciri Teori Baik
Mouly (1970) mengemukakan ciri-ciri suatu teori yang baik, yaitu:
1. Sebuah sistem teoritis harus mengizinkan pengujian secara empiris,
2. Sebuah teori harus kompatibel baik dengan observasi dan dengan validasi teori
sebelumnya,
3. Teori harus dinyatakan dalam istilah yang sederhana, Teori yang terbaik
menjelaskan yang paling dalam dengan bentuk yang paling sederhana,
4. Teori-teori ilmiah harus didasarkan pada fakta empiris dan hubungan

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peranan kajian pustaka dalam penelitian, khususnya penelitian pada bidang
pendidikan adalah untuk menyusun hipotesis. Di samping itu kajian pustaka juga
diperlukan oleh peneliti untuk menemukan permasalahan penelitian yang tertera secara
jelas. Secara garis besar, materi kepustakaan dapat dibagi atas sumber acuan primer dan
sumber acuan sekunder. Akan tetapi, sebaiknya penelitian itu harus bersumber atau
bersandar pada acuan sumber primer. Sebab dari sejumlah acuan sumber primer yang
sering dijadikan rujukan adalah jurnal.

30
DAFTAR PUSTAKA
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
Mestika Zeid.2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Nursalam. 2008. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Swarjana, Ketut. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta : CV Andi
Offset.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 2009. Panduan Bagi Pengelola Jurnal
Ilmiah. Institut Teknologi Bandung.

31

Anda mungkin juga menyukai