Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 3
2018
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................8
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................54
3.2 Saran......................................................................................................................55
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Citra Medika Depok berlokasi di Jl. Raya kalimulya No. 68
Rt.006/007 Kel. Kalimulya Kec. Cilodong Kota Depok, berdiri di atas tanah
seluas 1.999 M2, memiliki 4 lantai ditambah dengan basement, bangunan seluas
4.104 M2 ini berkapasitas 79 tempat tidur. Berdasarkan surat izin operasional
sementara yang dikeluarkan pada tanggal 22 Agustus 2014 No. 445.8/075/0.RS-
BPMP2T/VIII/2014, maka pada tanggal 23 September 2014 dilakukan Grand
Opening dan sejak tanggal tersebut Rumah Sakit Citra Medika Depok
beroperasional dan siap melayani pasien rawat jalan maupun rawat inap. Grand
opening tanggal 23 September 2014 diresmikan oleh Wakil Walikota Depok KH.
DR. Muhamad Idris Abdul Shomad, MA. Melalui pembaharuan surat izin
operasional rumah sakit yang dikeluarkan kembali oleh Kepala Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Depok No. 445.5/022/O.RS-
BPMP2T/II/2016. Rumah Sakit Citra Medika Depok menjadi salah satu rumah
sakit penyedia layanan kesehatan umum satu-satunya di Kecamatan Cilodong
Depok dengan tipe kelas C, Rumah sakit ini didukung oleh dokter spesialis,
paramedis dan non medis yang handal dalam bidangnya.
b. Tujuan Falsafah
1. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan;
5) SANTUN : Sifat yang harus dimiliki oleh semua karyawan yang bekerja
di rumah sakit, dan mendahulukan kepentingan pasien daripada
kepentingan dirinya sebagai staf medis/non medis di rumah sakit,
karyawan dengan sifat mengalah memberikan haknya untuk kepentingan
orang lain (pasien dan keluarganya) semata-mata untuk kebaikan.
13. Laboratorium.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2) Lembaga Pendidikan.
3) Depnaker.
2. Pria/Wanita.
a. Pria.
d. IPK min 2,75 dari PTN dan IPK min 3,00 dari PTS.
Hukum
Psikologi
Manajemen
2. Tata Usaha (Kode : TU)
a. Pria/Wanita.
d. IPK min 2,75 dari PTN dan IPK min 3,00 dari PTS.
Manajemen Keuangan
Akuntansi
Pajak
a. Wanita
a. Pria/Wanita
d. IPK min 2,75 dari PTN dan IPK min 3,00 dari PTS
Rekam Medik
SKM
a. Pria/Wanita
a. Wanita
d. IPK min 2,75 dari PTN dan IPK min 3,00 dari PTS
a. Wanita
b. Pendidikan minimal SMA/Sederajat
a. Pria
a. Pria
a. Pria/Wanita
a. Pria
d. IPK min 2,75 dari PTN dan IPK min 3,00 dari PTS
Teknik Informatika
Manajemen Informatika
Sistem Informasi
Ilmu Komputer
Teknik Komputer
a. Pria/Wanita
d. IPK min 2,75 dari PTN dan IPK min 3,00 dari PTS
a. Wanita
d. IPK min 2,75 dari PTN dan IPK min 3,00 dari PTS
a. Pria/Wanita
d. IPK min 2,75 dari PTN dan min 3,00 dari PTS
a. Pria/wanita
d. IPK min 2,75 dari PTN dan min 3,00 dari PTS
Seleksi administrasi pada RSCM Depok dilakukan oleh tim rekrutmen dan
seleksi pegawai. Hal yang dilihat ketika menyeleksi surat lamaran adalah
akreditasi perguruan tinggi pelamar, IPK Pelamar, pengalaman kerja, dan
sertifikat-sertifikat yan dimiliki oleh pelamar. Jika dalam seleksi
administrasi ini seorang pelamar lulus, maka akan diberitahu untuk
melakukan seleksi berikutnya melalui SMS/WA/Email.
b. Teknik-teknik Seleksi
2) Tes Psikologi
Tes psikologi ini diberikan oleh ahli psikologi (psikolog). Tes psikologis
mengungkap kemampuan potensial dan kemampuan nyata calon
pegawai. Di samping itu pula dapat diungkap minat, bakat, motivasi,
emosi, kepribadian, dan kemampuan khusus lainnya yang ada pada
calon pegawai. Beberapa tes psikologis yang diberikan untuk seleksi
pegawai, antara lain tes bakat (aptitude test), tes kecenderungan untuk
berprestasi (achievement test), tes minat bidang pekerjaan (vocational
interest), tes kepribadian (personality test).
a. Tes Bakat
c. Tes Kepribadian
3. Wawancara
Salah satu teknik seleksi pegawai yang dilakukan oleh RS Citra Medika
Depok dengan cara tanya jawab langsung. Proses wawancara di RS. Citra
Medika Depok terbagi menjadi 2 tahap, dimana tahap pertama dilakukan
oleh HRD, jika dinyatakan lulus pada wawancara tahap pertama,
selanjutnya calon pegawai melewati seleksi test psikologi atau psikotes
yang dilakukan oleh seseorang yang berkompeten dalam psikotes.
Jika diyatakan lulus test psikotes, calon pegawai RSCM Depok akan
dihubungi kembali untuk wawancara kedua yang dilakukan oleh users
atau kepala bagian bidang terkait.
INPUT Metode
PROSES rekrutmen : OUTPUT
menggunakan
metode terbuka yaitu
Tim Rekrutmen dengan memasang Kesesuaian jumlah
dan seleksi iklan pada media pegawai yang direkrut
bagian SDM sosial maupun media dengan kebutuhan di
RSCM Depok. cetak. RSCM Depok dapat
terpenuhi.
Alokasi dana Seleksi :
Keputusan seleksi
2.4. Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
1. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
a) Tujuan dan saran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat
diukur.
b) Para pelatih (trainers) harus memiliki kualifikasi yang memadai.
c) Motivasi.
d) Partisipasi aktif.
1) Organizational analysis;
3) Person analysis.
a. Analisis Organisasi
c. Analisis Pegawai
a. Faktor Kemampuan
b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi
(tujuan kerja).
Sikap mental merupakan kondisi yang mendorong diri pegawai untuk
berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
Sikap mental seorang pegawai harus bersikap mental yang secara psikofisik
(sikap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang pegawai
harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target
kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi
kerja.
a. Reliabilitas
Ada tiga metode untuk menentukan reliabilitas rating, yaitu :
1) Perbandingan Waktu
Metode ini disebut pula rate-rate atau test-restest method. Dipergunakan
bilamana rate seseorang dari kelompok sama pada dua waktu yang berbeda.
Reliabilitasnya diukur dengan memperhitungkan atau menaksir dua set dari
rating. Latham & Wxley (1981) berpendapat bahwa korelasi reliabilitas
harus minimal 0,70 atau lebih tinggi
2) Realitas antarpegawai
Metode ini digunakan apabila pegawai yang sama dibandingkan dengan dua
pegawai. Seperti rating dapat juga diukur dengan memperhitungkan korelasi
di antara dua yang telah ditentukan. Latham & Wexley (1981) berpendapat
bahwa korelasi interrater paling sedikit 0,60 dan diharapkan korelasinya
lebih tinggi.
3) Ketetapan Internal
Metode ini dipergunakan apabila beberapa atau banyak item dalam system
rating ditujukan untuk mengukur basis factor yang sama. Sebagai contoh,
item-item ditujukan untuk mengukur “ketergantungan”. Latham & Wexley
(1981) berpendapat bahwa reliabilitas tipe ini dapat diterima minimum
korelasinya 0,80.
b. Validitas
1) Content Validity
Menentukan content validity pada umumnya dibuat berdasarkan
pertimbangan para ahli dengan memperhatikan relevansi dari system rating
“content” yang dimaksudkan untuk mengukur beberapa aspek dari job
performance sebagai konfirmasi dari job analisis.
2) Criterion-related validiy
Untuk memperluas rating yang berhubungan dengan beberapa “true” kriteria
apa saja dari system rating yang dimaksud untuk mengukur job
performance.
3) Construct validity
Pada umumnya digunakan pada rating yang dimaksudkan untuk mengukur
beberapa kualitas manusia atau “construct”, seperti kreativitas.
Ada dua metode umum job kelompok untuk tujuan rating pegawai. Metode
pertama, menggunakan suatu pemilihan prosedur statistic dalam
mengidentifikasi perbedaan job klasifikasi. Suatu prosedur menurut
Cornelius, Hakel dan Sackett (1979) dalam job analisi dari 2023 dalam
daftar pegawai di U.S. Coast Guard. Penggunaan bentuk khusus dari analisis
factor, para ahli mengidentifikasikannya dalam 5 kelompok job yang
berhubungan yaitu
1) Penerbangan ;
2) Pelayanan dan pengetikan;
3) Elektronik;
4) Keteknikan;
5) Penjagaan;
2. What (Apa?)
Apa yang harus dinilai, yaitu :
Objek/materi yang dinilai antara lain hasil kerja, kemampuan
sikap, kepemimpinan kerja, dan motivasi kerja.
Dimensi waktu, yaitu kinerja yang dicapai pada saat ini
(current performance) dan potensi yang dapat dikembangkan
pada waktu yang akan dating (future potential).
3. Why (Mengapa?)
Mengapa penilaian kinerja itu harus dilakukan?
Hal ini untuk:
Memelihara potensi kerja,
Menentukan kebutuhan pelatihan kerja,
Dasar pengembangan karier,
Dasar promosi jabatan.
4. When (kapan?)
Waktu pelaksanaan penilaian kinerja dapat dilakukan secara formal dan
informal.
Penilaian kinerja secara formal dilakukan secara periodic,
seperti setiap bulan, kwartal, triwulan, semester, atau setiap
tahun,
Penilaian kinerja secara informal dilakukan secara terus-
menerus dan setiap saat atau setiap hari kerja
6. HOW (Bagaimana ?)
Bagaimana penilaian kinerja dilakukan, yaitu dengan menggunakan metode
tradisional atau metode modern. Metode tradisional, antara lain rating scale,
employee comparison. Sedangkam metode modern, antara lain,
management by objective (MBO), assessment centre.
Kompensasi sangat penting bagi pegawai maupun majikan. Hal ini karena
kompensasi merupakan sumber penghasilan bagi mereka dan keluarganya.
Kompensasi juga merupakan gambaran dalam status sosial bagi pegawai.
Tingkat penghasilan sangat berpengaruh dalam menentukan standar
kehidupan.
Bagi majikan dan perusahaan, kompensasi merupakan faktor utama dalam
kepegawaian. Kebijakan kepegawaian banyak berhubungan dengan
pertimbangan untuk menentukan kompensasi pegawai. Tingkat besar
kecilnya kompensasi pegawai sangat berkaitan dengan tingkat pendidikan,
tingkat jabatan, dan masa kerja pegawai. Maka dari itu, dalam menentukan
kompensasi pegawai perlu berdasarkan penilaian prestasi, kondite pegawai,
tingkat pendidikan, jabatan dan masa kerja pegawai.
a. Faktor Pemerintah
Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standard gaji
minimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya
transportasi/angkutan, inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi
perusahaan dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai.
f. Kemampuan Membayar
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu didasarkan pada
kemampuan perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya, jangan
menentukan kebijakan kompensasi di luar batas kemampuan yang ada pada
perusahaan.
Gambar 5. Proses Penentuan Upah
4. Bentuk-bentuk Kompensasi Pegawai
Ada dua bentuk kompensasi pegawai, yaitu bentuk langsung yang
merupakan upah dan gaji. Bentuk kompensasi yang tak lansung yang
merupakan pelayanan dan keuntungan.
a. Upah dan Gaji
Upah adalah pembayaran berupa uang untuk pelayanan kerja atau
uang yang biasanya dibayarkan kepada pegawai secara per jam, per
hari, dan per setengah hari. Sedangkan gaji merupakan uang yang
dibayarkan kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang diberikan
secara bulanan.
2) Struktur Pembayaran
Struktur pembayaran berhubungan dengan rata-rata bayaran, tingkat
pembayaran, dan klasifikasi jabatan di perusahaan.
5) Kontrol pembayaran
Kontrol pembayaran merupakan pengendalian secara langsung dan tak
langsung dari biaya kerja. Pengendalian biaya merupakan faktor utama
dalam administrasi upah dan gaji. Tugas mengontrol pembayaran adalah :
pertama, mengembangkan stadar kompensasi dan meningkatkan
fungsinya. Kedua, mengukur hasil yang bertentangan dengan standar yang
tetap. Ketiga, meluruskan perubahan standar pembayaran upah.
Langkah-langkah:
1. KETERAMPILAN
30
(35%) 10 20 45
Pendidikan
30
Pengalaman 15 30
Inisifatif
10 20 105
2. USAHA (25%)
Fisik 30
Mental 10 20 45
15 30 75
3. TANGGUNG
15
JAWAB (25%) 5 10
Peralatan
Bahan/produk 5 10 15
Keamanan orang 15
5 10 15
lain
Pekerjaan orang lain 5 10 60
4. KONDISI KERJA
30
(15%) 10 20 15
Kondisi
Risiko 5 10 45
1. Keterampilan
Pendidikan
Pengalaman S1 3 30
Inisiatif
2 th 1 15
Bersama 2 20 65
2. USAHA
Fisik
Mental Sedang 2 20
Sedang 2 30 50
3. TANGGUNG
JAWAB Tinggi 3 15
Peralatan
Bahan/produk Sedang 2 10
Keamanan orang
Kecil 1 5
lain
Pekerjaan orang Tinggi 3 15 45
lain
4. KONDISI
KERJA Sedang 2 20
Kondisi Kerja
Risiko kerja Sedang 2 10 30
185
LEVEL
1. TANGGUNG JAWAB
a. Keamanan orang lain
b. Material dan peralatan 25 50 75 100
c. Bantuan kepada bawahan
d. Produk/pelayanan kualitas 20 40 60 80
5 20 35 50
20 40 60 80
2. KETERAMPILAN KERJA
a. Pengalaman
b. Pendidikan 45 90 135 180
25 50 75 100
3. USAHA
a. Fisik
b. Mental 25 50 35 160
35 70 105 150
4. KONDISI KERJA
a. Kondisi
b. Risiko 10 40 60 80
10 40 60 80
TOTAL 1000
FAKTOR LEVEL
JABATAN I II III IV V VI
6. Insentif Kerja
1. Pengertian Insentif Kerja
A. Piece Rate:
1. Straight Piece work Plan (Upah per potong Profesional).
2. Taylor Piece Work Plan (Upah per potong Taylor)
3. Group Piece work Plan (Upah per potong kelompok)
B. Time Bonuse.
Penentuannya:
3.1 Kesimpulan
Rumah Sakit Citra Medika Depok merupakan sebuah Rumah sakit
yang bernaung dibawah PT Citra Medika Lestari Jaya. Rumah Sakit Citra
Medika Depok menjadi salah satu rumah sakit penyedia layanan
kesehatan umum satu-satunya di Kecamatan Cilodong. Prinsip penarikan
pegawai di Rumah sakit Citra Medika dilihat dari mutu karyawan yang
akan direkrut, jumlah karyawan yang dibutuhkan, biaya yang diperlukan
diminimalkan, serta Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis
tentang perekrutan. Dalam seleksi, RS ini juga mempunyai beberapa
tahapan seperti melalui tahapan tes akademik dan psikologi.
3.2 Saran
Dalam pengembangan pegawai Rumah Sakit Citra Medika harus
lebih ketat lagi dalam menyeleksi pegawai. Untuk meningkatkan mutu
rumah sakit yang lebih baik rumah sakit ini harus meningkatkan kinerja
karyawannya dengan member pelatihan dengan proses yang selektif.
Dengan begitu Rumah Sakit Citra Medika dapat memberikan pelayanan
yang prima terhadap pasien dan keluarga pasien.