Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANALISIS KAPASITAS SIMPAN AIR DAS KOTA TARAKAN

BIDANG KEGIATAN
PKM-PENELITIAN

Syahrul ramadani ; NPM: 1740201055 ; Angkatan:2017


Fitri wahyuni ; NPM: 17402010 ; Angkatan: 2017
; NPM: 15402010 ; Angkatan: 2015

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN


TARAKAN
2018
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Analisis kapasitas simpan air DAS kota Tarakan
2. Bidang Kegiatan : PKM- P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Syahrul Ramadani
b. NIM : 1740201055
c. Jurusan : Agroteknologi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Borneo Tarakan
e. Alamat Rumah : Jl. Jembatan bongkok, Kel. Karang anyar pantai
f. No Telp./HP : 082292362662
g. Email : coleaderap4@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Sudirman Sirait, S.TP., M.Si
b. NIDN/NIDK : 0115038502
c. Alamat Rumah : Jalan Aki Balak, Kelurahan Karang Harapan,
Kecamatan Tarakan Barat, Kalimantan Utara
d. No Tel./HP : 0852 6031 9906
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp.12.500.000
b. Sumber lain (sebutkan) : Rp.0
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan
Tarakan, 23 Oktober 2018
Menyetujui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Pelaksana Kegiatan

( Dr. Etty Wahyuni MS, S.Hut. MP ) (Syahrul Ramadani)


NIDN. 1130057401 NIM.1740201055

Wakil Retor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pendamping,


Kerjasama dan Perencanaan.

(Dr. M. Djaya Bakri, S.T.,M.T) (Sudirman Sirait, S.TP., M.Si)


NIDN.11010266701 NIDN. 0115038502
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................
1.1 Latar belakng.............................................................................................
1.2 Tujuan .......................................................................................................
1.3 Manfaat .....................................................................................................
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
2.1 Daerah aliran sungai (DAS) ......................................................................
2.2 Presipitasi ..................................................................................................
2.3 Evapotranspirasi ........................................................................................
2.4 Neraca air ..................................................................................................
BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................................
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................
4.1 Anggaran biaya .........................................................................................
4.2 Jadwal kegiatan .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping .........
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ...........
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Secara geografis wilayah Kota Tarakan berada antara 117°34’-117°38’
Bujur Timur dan 3°19’- 3°20’ Lintang Utara. Dengan adanya pemekaran
wilayah sesuai dengan Perda Kota Tarakan Nomor 23 Tahun 1999, maka Kota
Tarakan yang sebelumnya terdiri dari 3 Kecamatan, dimekarkan menjadi 4
Kecamatan dan 20 Kelurahan.
Kebutuhan akan penyediaan pangan dan protein hewani sekarang ini sangat
diperlukan dalam rangka pemenuhan gizi. Pemerintah Kota Tarakan
berkepentingan dalam pemenuhan kebutuhan dan peningkatan gizi
masyarakatnya guna mendukung program pemerintah Republik Indonesia
maupun dunia dalam meningkatkan kesehatan dan kecerdasan manusia. Satu
diantara keunggulan wilayah Kota Tarakan adalah memiliki lahan basah dan
aliran sungai yang berpotensi dalam pengembangan sektor perikanan tawar.
Pemanfaatan lahan rawa dan aliran sungai sebenarnya jika di ekplorasi lebih
dalam akan memberikan manfaat yang besar terutama bagi sektor agribisnis
seperti pertanian dan perikanan. Kehidupan masyarakat budidaya air tawar di
Kota Tarakan pada kenyataannya masih merupakan masyarakat dengan
katagori penghasilan rendah yang ditandai pola dan prilaku hidup yang stagnan.
Beberapa permasalahan yang timbul disebabkan karena pola hidup ekonomi
yang tidak terstruktur, tingginya pinjaman kepada tengkulak, rendahnya nilai
tawar harga hasil produksi, kualitas produksi yang belum optimal, lemahnya
akses pemasaran, pola kerjasama kemitraan dan koperasi yang kurang berjalan
dan pengetahuan yang kurang terhadap teknis pengembangan budidaya air
tawar khususnya pada kawasan daerah aliran sungai Kota Tarakan.
Wilayah DAS Kota Tarakan telah mengalami perubahan daya dukungnya,
hal ini dapat diamati dengan peningkatan perubahan alih fungi lahan yaitu
semakin mengecilnya luas area hutan, semakin luasnya lahan untuk pemukiman
dan prasarana serta semakin banyaknya lahan kritis. Kerusakan das dapat
mengakibatkan kondisi kuantitas air sungai menjadi fluktuatif antara musin
penghujan dan kemarau. Selain itu juga terjadinya penurunan cadangan air serta
tingginya lalu sendimentasi dan erosi. Perubahan kapasitas simpan air pada
suatu DAS dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara ketersediaan dan
kebutuhan air untuk kegiatan pertanian maupun non pertanian. Pada tingkat
kerusakan yang tinggi wilayah DAS akan mengalami banjir besar dimusin
hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Hal ini mengindikasikan bahwa
terjadi kehilangan air dalam jumlah besar di musim hujan dan menurunnya
permukaan air bawah tanah untuk kapasitas simpan air.
Banyaknya kawasan perbukitan di Kota Tarakan dengan intensitas curah
hujan yang cukup tinggi menyebabkan seringnya dijumpai aliran sungai dan
anaknya yang bermuara di pantai Timur dan Barat. Banyak aliran sungai
tersebut yang melewati daerah perkotaan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
saluran pembuangan utama (primer) bagi aliran limpasan dan limbah domestik
penduduk setempat. Kota Tarakan memiliki 24 Daerah Aliran Sungai (DAS).
Untuk melihat luasan dan pajang sungai dapat dilihat pada tabel berikut. Dalam
perencanaan Dinas PU Pengairan digunakan sungai sebagai saluran
pembuangan utama (primer), dapat diidentifikasikan bahwa daerah layanan dari
sistem drainase ini dibagi berdasarkan aliran sungai. Oleh kaarena itu dalam
penelitian ini permasalahan yang akan dibahas adalah ketersediaan air
berdasarkan data curah hujan diwilayah DAS Kota Tarakan, kabutuhan air
tanah diwilayah DAS Kota Tarakan, dan pengelolaan limpasan dan pengisian
air tanah diwilayah DAS Kota Tarakan.

2.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kapasitas simpan air,
menghitung ketersediaan air (berdasarkan curah hujan), menghitung kebutuhan
air, dan memberikan rekomendasi upaya pengelolaan limpasan dan pengisian
air tanah diwilayah DAS Kota Tarakan.

3.1 Manfaat
Manfaat yang akan didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai
informasi tentang pengelolaan DAS dikota Tarakan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (Watershed) didefinisikan sebagai suatu wilayah
daratan yang menerima air hujan, menampung dan mengalirkannya melalui satu
sungai utama ke laut dan atau ke danau. Satu DAS, biasanya dipisahkan dari
wilayah lain di sekitarnya (DAS-DAS lain) oleh pemisah alam topografi
(seperti punggung bukit dan gunung. Suatu DAS terbagi lagi ke dalam sub DAS
yang merupakan bagian DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya
melalui anak sungai ke sungai utamanya (Dirjen Reboisasi & Rehabilitasi
Lahan, 1998).
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu
hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung
bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut
atau danau. Dari definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa DAS merupakan
ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia
berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan
outflow dari material dan energi. Selain itu pengelolaan DAS dapat disebutkan
merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS
sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara umum
untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang
optimum dan berkelanjutan (lestari) dengan upaya menekan kerusakan
seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS
dapat merata sepanjang tahun. (Soewarno, 2000).
Kegiatan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) sudah dilaksanakan pada
berbagai belahan bumi lebih dari satu abad, namun masih terdapat kelemahan
yang mendasar dalam hal penetapan kriteria dan indikator fungsi hidrologi
DAS. Adanya harapan yang berlebihan dan kurang realistis tentang dampak
pengelolaan DAS telah memunculkan kebijakan yang memerlukan investasi
besar seperti ?reboisasi?, namun hasilnya masih kurang sebanding dengan biaya
yang dikeluarkan. Hingga tingkat curah hujan tertentu fungsi hidrologi DAS
adalah berhubungan dengan kemampuan DAS dalam hal: (1). Transmisi air,
(2). Penyangga pada puncak kejadian hujan, (3). Pelepasan air secara perlahan,
(4). Memelihara kualitas air, (5). Mengurangi perpindahan massa tanah,
misalnya melalui longsor, (6). Mengurangi erosi, dan (7). Mempertahankan
iklim mikro.
2.2 Persipitasi
Persipitasi adalah proses pelepasan air dari atmosfer untuk mencapai
permukaan bumi. Jumlah presipitasi yang jatuh pada suatu lokasi akan
bervariasi secara spasial dan temporal. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor statis dan faktor dinamis. Faktor statis diantaranya ketinggian, arah
lereng, dan kelerengan (topografi). Sedangkan faktor dinamis yaitu kondisi
iklim dan cuaca suatu lokasi (Davie 2008).
Asdak (2002) mendefenisikan presipitasi sebagai faktor utama yang
mengendalikan berlangsungnya daur hidrologi dalam suatu wilayah DAS.
Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal tertentu.
Besar curah hujan dapat dinyatakan dalam m³ per satuan luas, atau secara umum
dinyatakan dalam tinggi kolom air yaitu (mm). Besaran curah hujan dapat
dimaksudkan untuk satu kali hujan atau untuk masa tertentu seperti per hari, per
bulan, per musim atau per tahun (Arsyad 2010).
Proses hidrologi dalam suatu DAS secara sederhana dapat digambarkan
dengan adanya hubungan antara unsur masukan yakni hujan, proses dan
keluaran yaitu berupa aliran. Adanya hujan tertentu akan menghasilkan aliran
tertentu pula. Aliran ini selain dipengaruhi oleh karakteristik DAS dan juga
sangat tergantung pada karakteristik hujan yang jatuh. Karakteristik hujan
meliputi tebal hujan, intensitas dan durasi hujan, sedang karakteristik DAS
meliputi topografi, geologi, geomorfologi, tanah, penutup lahan/vegetasi, dan
pengelolaan lahan serta morfometri DAS (Hadi 2006). Dalam proses
pengalihragaman hujan menjadi aliran sifat hujan yang penting untuk
diperhatikan, antara lain intensitas hujan (I), lama waktu hujan (t), kedalaman
hujan (d), frekuensi (f) dan luas daerah pengaruh hujan (A).

2.3 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan
bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana
air diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air
tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor
removal). Evaporasi terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau,
sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi
adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut
dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada
transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya
melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer. Hampir semua air yang diambil
tanaman dari media tanam (tanah) akan ditranspirasikan, dan hanya sebagian
kecil yang dimanfaatkan tanaman (Allen et.al. 1998).
Istilah evapotranspirasi yang sering digunakan yaitu, evapotranspirasi
aktual (ETa), evapotranspirasi maksimum (ETm), evapotranspitasi
potensial(ET0), dan evapotranspirasi tanaman (ET, Evapotranspirasi aktual
(ETa) merupakan evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi kandungan air
tanah di lapangan dan disebut air yang digunakan untuk tanaman (crop water
use), yang lebih rendah daripada kebutuhan evapotranspirasi
(evapotranspiration demand).
1. Evapotranspirasi maksimum (ETm) adalah evapotranspirasi pada kondisi air
tanah tidak menjadi faktor pembatas.
2. Evapotranspirasi potensial (ETo) adalah laju evapotranspirasi dari rumput
hijau yang luas dengan penutupan tanah sempurna, ketinggian seragam 8 –
15 cm, tumbuh secara aktif bebas hama/penyakit dan tidak terbatas. Jika
kecepatan evapotranspirasi maksimum ditentukan oleh kondisi iklim maka
diperoleh evapotranspirasi acuan/potensial (ETo).
3. Evapotranspirasi tanaman (ETc) merupakan kebutuhan air konsumtif
tanaman untuk tiap satuan waktu. Besarnya nilai ETc dapat didekati dengan
mengalikan evapotranspirasi potensial dengan koefisien tanaman.
(Triatmodjo,2008)

2.4 Neraca air


Neraca air merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada
periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan
(surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada
surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi,
sertadapat pula untuk mendayagunakan air sebaik/baiknya (Soewarno, 2000).
Soewarno (2000) menytakan bahwa model neraca air cukup banyak, namun
yang biasa dikenal terdiri dari tiga model, antara lain:
a) Model Neraca Air umum. Model ini menggunakan data/data klimatologis
dan bermanfaat untuk mengetahui berlangsungnya bulan/bulan basah
(jumlah curah hujan melebihi kehilangan air untuk penguapan dari
permukaan tanah atau evaporasi maupun penguapan dari sistem tanaman
atau transpirasi, penggabungan keduanta dikenal sebagai evapotranspirasi).
b) Model Neraca Air Lahan. Model ini merupakan penggabungan data/data
klimatologis dengan data/data tanah terutama data kadar air pada Kapasitas
lapang (KL), kadar air tanah pada titik layu permanen (TLP), dan Air
tersedia (WHC/water holding capacity).
 Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang
menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah
terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan tanah tersebut akan
terus/menerus diserap akar tanaman atau menguap sehingga tanah
makin lama makin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak lagi
mampu menyerap airsehingga tanaman menjadi layu. Kandungan air
pada kapasitas lapang diukur pada tegangan 1/3 bar atau 33 kPa atau pF
2,53 atau 346 cm kolom air.
 Titik layu permanen adalah kondisi kadar air tanah dimana akar/kar
tanaman tidak mampu lagi menyerap air tanah, sehingga tanaman layu.
&anaman akan tetap layu pada siang atau malam hari. Kandungan air
pada titik layu permanen diukur pada tegangan 15 bar atau 1.500 kPa
atau pF 4,18 atau 15.849 cm tinggi kolom air.
 Air tersedia adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman yaitu
selisih antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.
c) Model Neraca Air Tanaman. Model ini merupakan penggabungan data
klimatologis, data tanah, dan data tanaman. Neraca air ini dibuat untuk
tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan
adalah data koefisien tanaman pada komponen keluaran dari neraca air.
Neraca air adalah gambaran potensi dan pemanfaatan sumberdaya air dalam
periode tertentu. Dari neraca air ini dapat diketahui potensi sumberdaya air
yang masih belum dimanfaatkan dengan optimal.
Secara kuantitatif, neraca air menggambarkan prinsip bahwa selama
periode waktu tertentu masukan air total sama dengan keluaran air total
ditambah dengan perubahan air cadangan (change in storage). Nilai
perubahan air cadangan ini dapat bertanda positif atau negatif (Soewarno,
2000).
Konsep neraca air pada dasarnya menunjukkan keseimbangan
antara jumlah air yang masuk ke, yang tersedia di, dan yang keluar dari
sistem (sub sistem) tertentu. 0ecara umum persamaan neraca air dirumuskan
dengan (Sri, 2000).
BAB 3. METODE PENELITIAN
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Angaran biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang Rp. 9.716.000

2 Bahan Habis Pakai Rp. 1.534.000

3 Perjalanan Rp. 1.200.000

Lain-lai 4 Lain-lain Rp. 50.000

Jumlah Rp. 12.500.000

4.2 Jadwal kegiatan


Bulan Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan dan survei awal
Analisis kelayakan dan penetapan wilayah objek
2.
program PKM
3. Sosialisasi pelaksanaan kegiatan PKM
Pelatihan/workshop/seminar pelaksanaan kegiatan
4.
PKM
Bimbingan teknis dan penerapan pelaksanaan kegiatan
5.
PKM
6. Penyusunan laporan kemajuan
7. Evaluasi pelaksanaan dan keberlanjutan program PKM
8. Penyempurnaan laporan
9. Seminar hasil
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Syahrul Ramadani
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Agroteknologi
4. NIM 17.402010.55
5. Tempat dan Tanggal Lahir Kampuno, 16 Januari 1998
6. E-mail Coleaderap4@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 082292362662
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 12/79 SMPN 6 SMKN 1
Kampuno Watampone Watampone
Jurusan Perkantoran
Tahun Masuk- 2005-2011 2011-2014 2014-2016
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1.
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1.
Semua data yang saya isikan dan ketentuan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum apabila dikemudian
hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Proposal PKM-P
Tarakan, 23 Oktober 2018
Ketua Pelaksana

(Syahrul Ramadani)
NPM.17.402010.55
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Fitri Wahyuni
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Agroteknologi
4. NIM/NIDN 17.402010.12
5. Tempat dan Tanggal Lahir Tarakan, 10 September 1998
6. E-mail Fitriwahyuni030@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 082256118070
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 019 SMPN 1 SMKN 1
Tanjung Selor Tanjung Selor Tanjung Selor
Jurusan - -
Tahun Masuk- 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1. - - -
Semua data yang saya isikan dan ketentuan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum apabila dikemudian
hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Proposal PKM-P

Tarakan, 23 Oktober 2018


Anggota Tim

(Fitri Wahyuni)
NPM.17.402010.12
Biodata Anggota 2

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Agroteknologi
4. NIM/NIDN 15.402010.
5. Tempat dan Tanggal
Lahir
6. E-mail -
7. Nomor Telepon/HP 08
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1. - - -
Semua data yang saya isikan dan ketentuan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum apabila dikemudian
hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Proposal PKM-P

Tarakan, 23 Oktober 2018


Anggota Tim

(Muhammad Wahyudi)
NIM.15.402010.
Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Sudirman Sirait, S.TP., M.Si
2. Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Program Studi Agroteknologi
4. NIP/NIDN 0115038502
5. Tempat dan Tanggal Lahir KeudeAron, 15 Maret 1985
6. E-mail sudirsirait@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 0852 6031 9906
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/
Doktor
Nama Institusi Universitas Syiah Kuala Institut Pertanian Bogor
Jurusan Teknologi Pertanian / Teknik Sumberdaya Air
Mekanisasi Pertanian
Tahun Masuk- 2004 – 2009 2013 – 2015
Lulus
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS

1 Mekanisasi Pertanian wajib 3

2 Alat dan mesin budidaya tanaman wajib 3

3 Alat dan mesin pengolahan pilihan 3


tanaman pangan
4 Alat dan mesin pengolahan tanaman pilihan 3
perkebunan

5 Agrohidrologi wajib 3

6 Agroklimatologi wajib 3

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun

1 Photoperiodesitas terhadap DRPM DIKTI 2013


pertumbuhandan pembungaan bawang
merah varietaslokal Aceh
2 Optimalisasi penentuan sumber pasokan DRPM DIKTI 2013
kopi arabika gayo untuk peningkatan
kesejahteraan ekonomi petani melalui
pendekatan hirarchical clustering data
mining

3 Identifikasi kandungan gizi dan mutu DRPM DIKTI 2014


rasa padi lokal varietas sigupai
4 Rancangan model contract farming DRPM DIKTI 2014
untuk keberlanjutan rantai pasok kopi
organik gayo
5 Kajian Kuantitatif degradasi resapan Penelitian Dasar 2015
DAS Krueng Seunagan menggunakan Pemerintah
Metode Baseflow Resession Analisis Dalam Negeri

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


No Judul Pengabdian kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1 Tata Kelola Air Lahan Sawah Mandiri 2016
Berbasis Teknologi Otomatis di
Kelompok Tani Kecamatan Panton
Reu Kabupaten Aceh Barat
2 IbM Rancang Bangun Irigasi DRPM DIKTI 2017
Otomatis Bertenaga Surya di
Kelompok Tani Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat
3 Peningkatan Kesadaran Zero Mandiri 2017
Foodwaste Bagi Siswa Sekolah
Menengah Pertama Di Kota
Tarakan, Kalimantan Utara
Semua data yang saya isikan dan ketentuan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum apabila dikemudian
hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Proposal PKM-T
Tarakan, 23 Oktober 2018
Dosen Pendamping

(Sudirman Sirait,S.TP., M.Si)


NIDN. 0115038502
Lampiran 2
JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN
Lampiran 3
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Progran Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas
Studi Waktu
(Jam/minggu)

1 Syahrul Agroteknologi Agroteknologi 4 Jam 1. Persiapan dan survei awal


Ramadani 2. Analisis kelayakan dan
17.402010.55 penetapan wilayah objek
program PKM
3. Sosialisasi pelaksanaan
kegiatan PKM
4. Pelatihan/workshop/semin
ar pelaksanaan kegiatan
PKM
5. Bimbingan teknis dan
penerapan pelaksanaan
kegiatan PKM
6. Penyusunan laporan
kemajuan
7. Evaluasi pelaksanaan dan
keberlanjutan program
PKM
8. Penyempurnaan laporan
9. Seminar hasil

2 Fitri Agroteknologi Agroteknologi 3 Jam 1. Persiapan dan survei awal


Wahyuni 2. Analisis kelayakan dan
17.402010.12 penetapan wilayah objek
program PKM
3. Sosialisasi pelaksanaan
kegiatan PKM
4. Pelatihan/workshop/semin
ar pelaksanaan kegiatan
PKM
5. Bimbingan teknis dan
penerapan pelaksanaan
kegiatan PKM
6. Penyusunan laporan
kemajuan
7. Evaluasi pelaksanaan dan
keberlanjutan program
PKM
8. Penyempurnaan laporan

3 Agroteknologi Agroteknologi 3 Jam 1. Persiapan dan survei awal


2. Analisis kelayakan dan
penetapan wilayah objek
program PKM
3. Sosialisasi pelaksanaan
kegiatan PKM
4. Pelatihan/workshop/semin
ar pelaksanaan kegiatan
PKM
5. Bimbingan teknis dan
penerapan pelaksanaan
kegiatan PKM
6. Penyusunan laporan
kemajuan
7. Evaluasi pelaksanaan dan
keberlanjutan program
PKM
8. Penyempurnaan laporan

Anda mungkin juga menyukai