Komposisi Udara PDF
Komposisi Udara PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap.
Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah dari waktu ke
waktu. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air yang berupa uap air.
Jumlah air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Udara dalam
istilah meteorologi disebut juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya
sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Atmosfir merupakan campuran gas-gas yang
tidak bereaksi satu dengan lainnya. Atmosfir terdiri dari selapis campuran gas-gas, sehingga
sering tidak tertangkap oleh indera manusia kecuali apabila berbentuk cairan berupa uap air
dan padatan berupa awan dan debu.
Giddings (1973) mengemukakan bahwa atmosfir pada keadaan bersih dan kering
akan didominasi oleh 4 gas penyusun atmosfir, yaitu 78,09% N2; 20,95% O2; 0,93% Ar; dan
0,032% CO2; sedangkan gas-gas lainnya sangat kecil konsentrasinya. Komposisi udara bersih
yaitu semua uap air telah dihilangkan dan relatif konstan.
Giddings (1973
Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi serta
lalu-lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara di daerah industri kotor
tekena bermacam-macam pencemar. Dari beberapa macam komponen pencemar udara,
maka yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah CO, NOx, SOx dan HC
yang ditunjukkan pada tabel 2.2.
No Pencemar Simbol
1 Karbon Monoksida CO
4 Hidro karbon HC
Pencemaran udara dapat terjadi akibat salah satu komponen tetapi dapat pula terjadi
sekaligus keempat komponen diatas (Arya Wardana, 2001).
Secara alamiah kadar gas radon di dalam ruangan lebih besar dari pada kadar di luar
ruangan (outdoor). Sebagai sumber gas radon adalah tanah, lantai rumah dan bahan
bangunan seperti batu, batu bata dan beton. Kadar gas radon di dalam ruangan tergantung
dari ventilasi dari ruangan tersebut. Bahan polutan lain yang kadarnya di dalam ruangan
lebih besar dari pada di luar ruangan adalah formaldehid.
Bahan ini bersumber dari bahan kimia ureaformaldehid yang banyak di pakai pada peralatan
perabot rumah tangga.
Bahan partikel yang terdapat di dalam ruangan dapat saja sama dengan di luar
ruangan, hanya saja kadarnya yang berbeda. Partikel di dalam ruangan dapat terdiri dari
partikel debu rumah, partikel asap rokok dan bahan alat kecantikan.
Perbedaan bahan polutan di dalam dan di luar ruangan tergantung dari beberapa faktor
seperti:
Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas
hasil kegiatan gunung berapi dan proses biologi. Oksigen dan gas CO dapat bereaksi dengan
darah (hemoglobin): Hemoglobin + O2 –> O2Hb (oksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu
kontak relatif singkat. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan
menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh
manusia ternyata berbeda.
Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila di ruangan itu ada orang yang
merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO
dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000
ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok menyebabkan
kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah
barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok
dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi CO-Hb dalam darahnya sekitar
6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung (Arya
Wardana, 2001).
Alveoli yang menyerupai kantung kecil terbentuk dari lapisan sel tipis dan diperkuat oleh
jaringan yang amat lembut. Di dalam alveoli gas akan mengalami perubahan melalui udara
dan sistem peredaran darah. Dalam keadaan normal tekanan oksigen didalam alveoli akan
lebih besar dari tekanan oksigen di dalam pembuluh darah. Dengan demikian molekul
oksigen menembus dinding jaringan dan terikat oleh molekul hemoglobin di dalam sel darah
merah.
Kadar CO akan meningkat apabila seseorang itu menderita sakit. Gas oksigen dan karbon
monoksida akan ditarik oleh zat besi dalam hemoglobin dan hemoglobin ini mempunyai daya
ikat yang besar terhadap karbon monoksida. Apabila udara mengandung CO sebesar 30 ppm,
maka besarnya CO dalam darah sekitar 5 persen. Ini akan tetap dipertahankan sebesar 5%,
jika frekuensi pernapasan dan kadar CO di atmosfer tidak berubah. Kadar HbCO juga
tergantung kepada dua keadaan, yaitu frekuensi pernapasan dan kadar CO di atmosfer. Jika
kadar HbCO meningkat maka kadar oksigen berkurang karena molekul CO menangkap
sebagian besar dari hemoglobin. Berkurangnya kadar oksigen tubuh akan menyebabkan
kelainan yang berkaitan dengan gas CO.
Gejala-gejala keracunan gas CO antara lain pusing, rasa tidak enak pada mata, telinga
berdengung, mual, muntah, detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran
bernapas, kelemahan otot-otot, tidak sadar dan bisa meninggal.
Angin merupakan udara yang bergerak sebagai akibat perbedaan tekanan udara antara
daerah yang satu dengan lainnya. Perbedaan pemanasan udara menyebabkan naiknya
gradien tekanan horizontal, sehingga terjadi gerakan udara horizontal di atmosfer.
Oleh karena itu perbedaan temperatur antara atmosfer di kutub dan di khatulistiwa
serta antara atmosfer di atas benua dengan di atas lautan menyebabkan gerakan udara
dalam skala yang sangat besar. Angin lokal terjadi akibat perbedaan temperatur
setempat. Pada skala makro, pergerakan angin sangat dipengaruhi oleh temperatur
atmosfer, tekanan pada permukaan tanah dan gerakan rotasi bumi.
Untuk sebuah daerah efek sirkulasi angin terjadi tiap jam, tiap hari dan dengan
arah dan kecepatan yang berbeda-beda. Distribusi frekuensi dari arah angin
menunjukan daerah mana yang paling tercemar oleh polutan. Salah satu hal penting
dalam meramalkan penyebaran zat pencemar adalah mengetahui arah dan penyebaran
zat pencemar.
Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara
tempat asal dan arah angin sebagai faktor pendorong.
Tinjauan pada cuaca dan iklim uap air ini merupakan komponen udara yang sangat
penting. Sebagian gas-gas penyusun atmosfer yang dekat permukaan laut relatif konstan
dari tempat satu ketempat lain. Sedangkan uap air merupakan bagian yang konstan,
bervariasi dari 0 sampai 3 %.
Adanya variabillitas uap air ini baik berdasarkan tempat maupun waktu adalah
karena :
a. Besarnya jumlah uap air dalam udara merupakan indikator kapasitas potensial
atmosfer tentang terjadinya presipitasi.
b. Uap air merupakan sifat menyerap radiasi bumi sehingga uap air akan menentukan
cepatnya kehilangan panas dari bumi dan dengan sendirinya juga ikut mengatur
temperatur.
c. Makin besar jumlah uap air dalam udara, makin besar jumlah energi potensial
tersedia dalam atmosfer dan merupakan sumber atau asal terjadinya hujan angin.
a. Sinar matahari
Sumber panas utama untuk bumi dan atmosfer adalah matahari, dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Energi radiasi dari matahari yang sampai kepermukaan bumi
disebut insolation (incoming solar radiation).
Insolation terdiri atas sinar-sinar dengan panjang gelombang lebih pendek dalam spektrum
matahari dan paling efektif memanasi bumi. Jika sinar dari spektrum matahari mencapai
bumi sebagian diserap dan dirubah dari gelombang panjang yang dikenal sebagai panas.
b. Kabut
Kabut dapat terjadi diwaktu malam yang cerah, ketika udara dingin mengalir melalui
permukaan air yang masih panas hal seperti itu yang terjadi didaerah kutub yang disebut
asap laut dan juga terdapat diatas selokan-selokan pada pagi hari. Kabut dapat terjadi pada
cuaca tanpa angin sebagai akibat dari temperatur yang turun terus. Kabut terdiri dari tetes-
tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara dan mengakibatkan berkurangnya
penglihatan mendatar pada pada permukaan bumi hingga kurang dari 1 km. Tetes-tetes kecil
ini dapat dilihat dengan mata biasa, jika berada pada suatu tempat yang cukup penerangan.
Mereka bergerak mengikuti gerakan udara yang ada. Udara dalam keadaan kabut akan
terasa lembab, sejuk dan basah dengan kelembaban udara disekitar 100%.
c. Hujan
Hujan adalah jatuhan titik air yang mencapai tanah. Hujan yang tidak dapat
mencapai tanah disebut verga. Hujan yang mencapai tanah dapat diukur dengan jalan
mengukur tinggi air dengan cara-cara tertentu. Hasil pengukuran ini kemudian disebut curah
hujan dengan tanpa mengingat macam atau bentuk hujan pada saat mencapai tanah.
Intensitas hujan ditentukan dari tingkat berakumulasinya curah hujan diatas suatu
permukaan yang datar, jika air hujan tersebut tidak mengalir.
Fluktuasi kandungan uap air di udara lebih besar pada lapisan udara dekat
permukaan dan semakin kecil dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini terjadi karena uap air
bersumber dari permukaan dan proses kondensasi berlangsung juga pada permukaan. Pada
siang hari kelembaban lebih tinggi pada udara dekat permukaan disebabkan penambahan
uap air hasil evepotranspirasi dari permukaan.
Pada malam hari akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang
memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara
dekat permukaan tersebut akan berkurang.
Kelembaban udara pada ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan tidak
menunjukan perbedaan yang nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang
lebih tinggi tersebut, pengaruh angin menjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering
dapat tercampur lebih cepat. Tinggi rendahnya kelembaban udara dapat menentukan besar
kecilnya kandungan bahan pencemar baik di ruang tertutup maupun ruang terbuka akibat
adanya pelarut bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran.
Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang dari 20 % dapat menyebabkan
kekeringan selaput lendir membran, sedangkan kelembaban tinggi akan meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme. Jika dibandingkan dengan Standar Keputusan Menteri
Kesehatan No. 261/ No. 1405/menkes/SK/XI/2002 dimana kelembaban yang ideal
berkisar 40 -60 %.
Sebagian radiasi pantulan dari permukaan bumi juga akan diserap oleh gas-gas dan
partikel-partikel atmosfer. Karena kerapatan udara dekat permukaan lebih tinggi dan lebih
berkesempatan untuk menyerap radiasi pantulan dari permukaan bumi, maka pada siang
hari suhu udara dekat permukaan akan lebih tinggi dibandingkan pada lapisan udara yang
lebih tinggi, sebaliknya pada malam hari terutama saat menjelang subuh, suhu udara dekat
permukaan akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara pada lapisan udara
yang lebih tinggi. Pada siang hari dengan kondisi cuaca cerah suhu udara akan tinggi akibat
Perubahan suhu pada setiap ketinggian mempunyai pengaruh yang besar pada
pergerakan zat pencemar udara di atmosfer. Di atmosfer akan terjadi penurunan suhu dan
tekanan sesuai dengan pertambahan tinggi. Udara ambien mempengaruhi terbentuknya
stabilitas atmosfer. Dalam keadaan dimana suhu sekumpulan udara lebih tinggi dari
sekitarnya, maka kerapatan dari udara yang bergerak naik dengan kecepatan rendah lebih
kecil daripada kerapatan udara lingkungannya dan udara berhembus secara kontinu. Pada
saat udara bergerak turun akan terbentuk aliran udara vertikal dan turbulensi terbentuk.
Keadaan atmosfer dalam kondisi di atas dikatakan tidak stabil. Ketika sekumpulan udara
menjadi lebih dingin dibandingkan dengan udara sekitarnya, sekumpulan udara itu akan
kembali ke elevasinya semula. Gerakan ke bawah akan menghasilkan sekumpulan udara
yang lebih hangat dan akan kembali ke elevasi semula. Dalam kondisi atmosfer seperti ini,
gerakan vertikal akan diabaikan oleh proses pendinginan adiabatik atau pemanasan, dan
atmosfer akan menjadi stabil. Jika sekumpulan udara terbawa ke atas akan melalui bagian
yang mengalami penurunan tekanan dan akibatnya kumpulanan udara itu akan menyebar.
Ekspansi tadi memerlukan kerja untuk melawan lingkungannya dan terjadi penurunan
temperatur.
Biasanya proses ini berlangsung singkat karena itu untuk menganalisanya dilakukan
anggapan tidak terjadi transfer panas pada sekumpulan udara yang ditinjau serta
sekumpulan udara mempunyai kerapatan dan suhu sama. Dengan diberlakukannya baku
mutu ini, maka berarti bahwa udara yang mengandung unsur-unsur melebihi standar tadi
akan disebut tercemar. Diharapkan bahwa bila kualitas udara dapat dipelihara sehingga
kadar berbagai zat tadi tidak terlampaui, maka diharapkan tidak akan terjadi gangguan
kesehatan terhadap manusia, hewan, tumbuhan, maupun harta benda (Zendrato, Eliyunus,
2010).
X2 = suhu udara
X3 = kelembaban udara
Y = kadar CO
Dalam hal ini ada tiga variabel, yaitu variabel X1, variabel X2 dan variabel X3 yang
masing-masing menyatakan Y.
Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 ………………………...….. (2.2)
∑ Yi = a 0 n + a1 ∑ X 1i + a 2 ∑ X 2i + a 3 ∑ X 3i .............................................. (2.3)
∑ Yi X 1i = a 0 ∑ X 1i + a1 ∑ X 12i + a 2 ∑ X 1i X 2i + a 3 ∑ X 1i X 3i ........................... (2.4)
∑ Yi X 2i = a 0 ∑ X 2i + a1 ∑ X 1i X 2i + a 2 ∑ X 22i + a 3 ∑ X 2i X 3i ......................... (2.5)
∑ Yi X 3i = a 0 ∑ X 3i + a1 ∑ X 1i X 3i + a 2 ∑ X 2i X 3i + a 3 ∑ X 32i ...................... (2.6)
Harga a0, a1, a2 dan a3 dapat langsung disubstitusikan kepersamaan (2.1) dan
diperoleh model regresi linier Y atas X1, X2 dan X3. a1 berarti perubahan rata-rata Y untuk
setiap perubahan satuan dalam variabel X1 apabila X1, X2 dan X3 dianggap tetap, maka a2
dianggap sebagai perubahan rata-rata Y untuk setiap perubahan satuan dalam variabel.
JK reg
R2 = ................................................................................. (2.9)
∑y 2
i