6
Www. Detik. Com diakses pada tanggal 15 12
Dany Andrian, “Mekanisme Executive Review
Oktober 2016. Peraturan Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 32
7 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Putu Novarisna Wiyatna,“Wewenangan
Pembatalan Peraturan Daerah Tentang Retribusi Dalam Daerah”,Skripsi,Universitas Andalas, 2011
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”. Tesis, 13
Sukardi, “Wewewnang Pembatalan Peraturan
Universitas Udayana, 2010. Daerah”,Tesis ,Universitas Airlangga, 2009.
Ketujuh penelitian yang dilakukan Quindo yakni proses memberikan otonomi kepada
Benjamin Ngaji dengan judul “Kewenangan masyarakat dalam wilayah tertentu.16
Pembatalan Produk Hukum Daerah Oleh
Pemerintah Ditinjau Dari Persfektif Undang- Dalam penyelenggaraan urusan
Undang Dasar Negara RI. Tahun 1945”,14 Pada pemerintahan oleh pemerintah daerah
Tesis tersebut mengfokuskan kewenangan dalam dilaksanakan dengan asas otonomi daerah yang
melakukan pembatalan produk hukum daerah artinya ialah hak, wewenang dan kewajiban
berdasarkan Undang-undang Dasar Republik daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
Indonesia Tahun 1945. sendiri urusan pemerintahan dan masyarakat
setempat, sesuai peraturan perundang-undangan.
KERANGKA TEORI Hal ini mengandung makna bahwa urusan
1. Teori Otonomi Daerah pemerintahan pusat yang menjadi kewenangan
pusat tidak mungkin dapat dilakukan dengan
a. Hubungan Pemerintah Pusat Dengan sebaik-baiknya oleh pemerintahan pusat guna
Pemerintah Daerah kepentingan pelayanan umum pemerintahan dan
Hubungan Pusat dan daerah dalam negara kesejahteraan rakyat disemua daerah. Apalagi
kesatuan menarik untuk di kaji, hal ini kondisi geografis, system politik, hukum, sosial
dikarenakan kelaziman negara yang berbentuk dan budaya beraneka ragam dan bercorak, di sisi
kesatuan pemegang otoritas pemerintahan adalah lain NKRI yang meliputi daerah-daerah
pemerintah Pusat atau dengan kata lain kekuasaan kepulauan dan wilayah negara sangat luas.17
tertumpu di pusat pemerintahan. Kewenangan
yang diberikan oleh Pusat kepada daerah b. Pengertian Mengenai Atribusi, Delegasi dan
biasanya sangat terbatas. Seringkali disebut Mandat
karakter negara kesatuan itu sentralistis. Hal ini
berbeda dengan diametrik dengan negara yang Dalam konsep hukum publik wewenang
berbentuk federal. Dalam negara federal, negara- merupakan konsep inti dari hukum tata negara
negara bagian relatif lebih memiliki ruang gerak dan hukum administrasi negara.18 Pemerintahan
yang leluasa untuk mengelola kekuasaan yang (administrasi) baru dapat menjalankan fungsinya
ada pada dirinya, karena kekuasaan negara atas dasar wewenang yang diperolehnya, artinya
terdesentralisir kenegara bagian.15 keabsahan tindak pemerintahan atas dasar
Dalam negara kesatuan, penyelenggaraan wewenang yang diatur dalam peraturan
desentralisasi dilakukan oleh Pemerintah Pusat. perundang-undangan (legalitiet beginselen).19
Penyelenggaraan di sini mengandung arti Tanpa adanya kewenangan yang dimiliki, maka
penetapan strategi, kebijaksanaan dan program Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak
termasuk pembentukan peraturan perundang- dapat melaksanakan suatu perbuatan atau
undangan dan daerah otonom beserta penyerahan tindakan pemerintahan.
wewenang serta pengembangannya. Perwujudan
Bagir Manan menyatakan Di bidang
desentralisasi di tingkat daerah adalah otonomi
otonomi peraturan daerah dapat mengatur segala
daerah atau disingkat, otonomi, desentralisasi
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
sering disebut pemberian otonomi, dengan kata
lain desentralisasi merupakan pengatonomian,
16
Sudi Fahmi, Konsistensi Hukum Antara
Pemerintahan Pusat dan Daerah Studi Pelaksanaan
Desentralisasi Dalam Bidang Kehutanan, (Yogyakarta,
Total Media, 2009), hlm. 38.
17
14
Quindo Benjamin Ngaji, “Kewenangan Ibid., hlm. 6
Pembatalan Produk Hukum Daerah Oleh Pemerintah
18
Ditinjau Dari Persfektif Undang-Undang Dasar Negara RI. H.M Arief Muljadi, Landasan dan Prinsip
Tahun 1945”,Tesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Hukum Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan RI,
2015. (Yogyakarta: Prestasi Pustaka, 2005), hlm. 61.
15
Ni’matul Huda, Problematika Pembatalan 19
Sadjijono, Memahami, Beberapa Bab Pokok
Peraturan Daerah, (Yogyakarta, FH UII Press, 2010), hlm. Hukum Administrasi, (Yogyakarta: Laksbang Presindo,
20 2008), hlm. 49.
yang tidak diatur oleh pusat. Di bidang tugas wewenang berdasarkan suatu wewenang
pembantuan peraturan daerah tidak mengatur pemerintah atributif yang sah atau tidak.
substansi urusan pemerintahan atau kepentingan
masyarakat. peraturan daerah di bidang tugas Dalam hal mandat, maka tidak terjadi
pembantuan hanya mengatur tata cara perubahan apa-apa mengenai distribusi
melaksanakan substansi urusan pemerintahan wewenang yang telah ada, yang ada hanya suatu
atau suatu kepentingan masyarakat.20 hubungan intern, pemberi mandat (mandans)
menugaskanpenerima mandat (mandataris) untuk
Dalam kaitan dengan otonomi daerah, hak atas nama mandans melakukan suatu tindakan
mengandung pengertian kekuasaan untuk hukum dan mengambil serta mengeluarkan
mengatur sendiri (zelffregelen) dan mengelola keputusan-keputusan Tata Usaha Negara tertentu.
sendiri (zelfhestuten), sedangkan kewajiban Jadi pada mandat, wewenang pemerintahan
secara horizontal berarti kekuasaan untuk tersebut dilakukan oleh mandataris atas nama dan
menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana tanggung jawab mandans.
mestinya. Vertikal berarti kekuasaan untuk
menjalankan pemerintahan dalam satu tertib Dalam teori beban tanggung jawab,
ikatan pemerintahan Negara secara keseluruhan.21 ditentukan oleh cara kekuasaan diperoleh, yaitu
pertama, kekuasaan diperoleh melalui attributie.
Secara teoritis, kewenangan yang Setelah itu dilakukan pelimpahan dan dilakukan
bersumber dari peraturan perundang-undangan dalam dua bentuk yaitu delegatie dan mandaat.
tersebut diperoleh melalui tiga cara yaitu atribusi, Di sisi lain pelimpahan wewenang pusat kepada
delegasi, dan mandat. Pada Atribusi terjadi daerah didasarkan pada teori kewenangan, yaitu
pemberian wewenang pemerintahan yang baru pertama kekuasaan diperoleh melalui atribusi
oleh suatu ketentuan dalam peraturan perundang- oleh lembaga negara sebagai akibat dari pilihan
undangan. Di sini dilahirkan atau diciptakan sistem pemerintahan, setelah menerima
suatu wewenang pemerintahan baru. Dapat diberi kewenangan atribusi berdasarkan Undang-
uraian bahwa ketentuan hukum yang menjadi Undang Dasar Tahun 1945 untuk kemudian
dasar dikeluarkannya keputusan yang dilakukan pelimpahan (afgeleid) yang dapat
disengketakan itu mungkin menyebut dengan dilakukan melalui dua cara yaitu delegasi dan
jelas Badan atau Pejabat Tata Usaha negara mandat, delegasi dapat diturunkan kembali hanya
(TUN) yang diberi wewenang pemerintah, jadi sampai pada sub-sub delegasi.23
dasar wewenang tersebut dinamakan bersifat
atributif.22 Kewenangan pembentukan peraturan
daerah merupakan sumber kewenangan atribusi,
Sedangkan pada delegasi terjadilah karena pembentukan peraturan daerah merupakan
pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh pemberian atribusi untuk mengatur daerahnya, di
Badan atau Jabatan Tata Usaha Negara yang telah samping itu pembentukan peraturan daerah
memperoleh suatu wewenang pemerintahan merupakan suatu pelimpahan wewenangan
secara atributif kepada Badan atau jabatan Tata (delegasi) dari suatu peraturan perundang-
Usaha Negara lainnya. Dengan demikian, suatu undangan yang lebih tinggi kepada peraturan
delegasi selalu di dahului oleh adanya atribusi perundang-undangan yang lebih rendah.24
wewenang, adalah sangat penting untuk
mengetahui apakah suatu Badan atau Jabatan
Tata Usaha Negara itu pada waktu mengeluarkan
suatu keputusan yang berisi suatu pendelegasian
23
I Ketut Suardita, Kewenangan Pemerintah
20 Kabupaten/Kota Menetapkan Pajak daerah Dalam
Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi
Daerah, (Cetakan Ketiga), (Yogyakarta: Pusat Studi Melaksanakan Otonomi Berdasarkan Undang-undang No.
Hukum (PSH) Fak Hukum UII, 2004), hlm.185-186. 32 Tahun 2004, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 23.
21 24
H.R Ridwan, Hukum Administrasi Negara, Maria Farida Indrati S, Ilmu Perundang-
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 73. undangan (2) (Proses Dan Teknik Penyusunan),
22
Ibid., hlm. 105. (Yogyakarta: Kansius, 2007), hlm. 23.
c. Pengawasan Terhadap Peraturan Daerah Sedangkan pengawasan represif dilakukan dalam
bentuk :
Menurut Prayudi, pengawasan adalah
proses kegiatan-kegiatan yang membandingkan 1) Menangguhkan berlakunya suatu Peraturan
apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau Daerah.
diselenggarakan itu dengan apa yang
dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.25 2) Membatalkan suatu Peraturan Daerah.
Hasil pengawasan harus dapat menunjukan
Berbeda dengan pengawasan preventif,
sampai dimana terdapat kecocokan atau
pengawasan represif dilakukan setelah peraturan
ketidakcocokan, dan apakah sebab-sebabnya.
daerah diundangkan dan dapat dilakukan pada
Pengawasan yang dilakukan terhadap Peraturan
semua peraturan daerah. Dalam pengawasan
Daerah merupakan pengawasan bersifat yuridis
preventif dan represif dilakukan terhadap
(hukum) dengan tujuan untuk menegakan
peraturan daerah agar tidak bertentangan dengan
yuridiksitas dan/atau legalitas.
kepentingan umum dan/atau peraturan
Prinsip pengawasan yang terkandung perundang-undangan yang lebih tinggi.
dalam negara kesatuan menurut Bagir Manan
2. Kepastian Hukum
adalah Pemerintah Pusat berwenang untuk
campur tangan lebih intensif terhadap persoalan- Kepastian hukum sangat penting dalam
persoalan di daerah.26 Pemerintah Pusat memiliki pengujian peraturan daerah, kepastian hukum
tanggung jawab untuk menjamin keutuhan negara mutlak perlunya guna memberikan jaminan
kesatuan, menjamin pelayanan yang sama untuk keadilan dan kepastian atas legalitas suatu
seluruh rakyat, menjamin keseragaman tindakan pengujian peraturan daerah yang telah dilakukan.
dan pengaturan dalam bidang-bidang tertentu. Tanpa adanya kepastian hukum masyrakat akan
Pengawasan terhadap segala kegiatan dibingungkan atas suatu keputusan yang telah
pemerintahan daerah termasuk Keputusan Kepala dilakukan baik oleh eksekutif maupun yudikatif.27
Daerah dan Peraturan Daerah oleh Pemerintah
Pusat merupakan suatu akibat dari adanya negara Kepastian hukum secara normatif
kesatuan. adalah ketika suatu peraturan dibuat dan
diundangkan secara pasti karena mengatur secara
Ada dua jenis pengawasan baku terhadap
jelas dan logis. Jelas dalam artian tidak
Peraturan Daerah terhadap satuan pemerintahan
menimbulkan keragu-raguan (multi-tafsir) dan
daerah yaitu:
logis dalam artian ia menjadi suatu sistem norma
Pengawasan preventif itu berbentuk dengan norma lain sehingga tidak berbenturan
memberi pengesahan atau penolakan pengesahan. atau menimbulkan konflik norma. Konflik norma
Sesuai dengan sifatnya, pengawasan preventif itu yang ditimbulkan dari ketidakpastian aturan dapat
dilakukan sebelum Perda itu diundangkan artinya berbentuk kontestasi norma, reduksi norma atau
masih dalam bentuk Rancangan Peraturan distorsi norma.28 Menurut Sudikno Mertukusumo
Daerah. Pengawasam preventif hanya dilakukan kepastian hukum merupakan sebuah jaminan
pada Raperda yang berisi atau yang mengatur bahwa hukum tersebut harus dijalankan dengan
materi-materi tertentu. Pada umumnya materi- cara yang baik.
materi tersebut dianggap penting, yang
menyangkut kepentingan-kepentingan besar
terutama bagi daerah dan penduduknya. 27
Erman Rajagukguk, makalah Disampaikan pada
Pengawasan preventif dilakukan agar tidak diskusi “Peran dan Komitmen BUMN/BUMD dalam
timbul kerugian atau hal-hal yang tidak Memerangi Praktik Bisnis yang Koruptif dalam Kaitan
diinginkan bagi daerah. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi”, diselenggarakan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta 4 Juni
25 2012.
Didik Sukrino, Hukum, Konstitusi, dan Konsep
28
Otonomi, (Malang: Setara Press, 20130, hlm. 139. www. Hukumonline.com diakses pada tanggal
26
Ibid, hlm. 140. 21 Oktober 2016
Peraturan perundang-undangan dengan istilah dalam bahasa Inggris Judicial
menempati kedudukan sangat sentral dalam Review. Pengertian Judicial Review dapat dilihat
sistem hukum semua negara di dunia, tidak dalam kamus hukum yang menyatakan Judicial
terkecuali negara-negara common law sistem. review is a court’s power to review the action of
Pentingnya kedudukan peraturan perundang- other branches or levels of goverment, esp, the
undangan dalam sistem hukum suatu negara court power to invalidate legislative an executive
bertujuan untuk memberikan kepastian hukum action as being un constitutional.31Mengenai
dalam menjalankan system pemerintahan di pengujian (toetsingrechts)ada dua macam
negara tersebut.29 pengujian yakni :32
http://khafidsociality.blogspot.com/2016/10/mekanisme-
pembatalan-peraturan-daerah.html. Mekanisme pembatalan
34
Lihat Pasal 31 Undang-undang Nomor 5 Tahun Peraturan Daerah.diakses pada hari selasa tanggal 20
2004 Tentang Mahkamah Agung Oktober 2016
Kementrian Dalam Negeri. Peraturan Pemerintah pembinaan hukum di Negara Indonesia.
Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan hukum bahkan harus diawali dengan
Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan adanya suatu kajian mengenai konsep
Pemerintahan Daerah juga mengatur mengenai pembentukan Peraturan Perundang-undangan, hal
pengawasan terhadap Pemerintahan daerah. ini ditegaskan oleh Satjipto Rahardjo, yang
Peraturan Menteri Dalam Negeri Tentang menegaskan bahwa:38 ”Apabila kita ingin
Pembentukan Produk Hukum Daerah Nomor 1 berbicara mengenai pembinaan hukum dalam arti
Tahun 2014 Tentang Pembentukan produk yang lengkap, masalah pembuatan hukum pun
hukum daerah juga mengatur lebih lanjut termasuk di dalamnya. Tentulah tidak dapat
mengenai pengawasan terhadap Pemerintah diharapkan berbicara tentang pembinaan hukum
daerah. Keberadaan executive review terhadap secara bersungguh-sungguh, apabila hanya
Perda masih menjadi polemik di negara mempersoalkan tentang bagaimana meningkatkan
Indonesia. Di dalam Pasal 7 Ayat (1) Undang- efisisensi suatu peraturan yang ada serta
Undang 12 Tahun 2011 menjelaskan mengenai meningkatkan efisiensi kerja dari lembaga-
hirarki Peraturan perundang-undangan, Perda lembaga hukum.Pada suatu ketika, usaha untuk
Kabupaten/Kota merupakan peraturan yang meningkatkan efisiensi hukum juga dimulai dari
berada di bawah Undang- Undang. pembuatan peraturannya sendiri. Dengan
5. Pembatalan Peraturan Daerah demikian, akan dijumpai wilayah-wilayah tempat
Telah banyak peraturan daerah yang kaitan antara pembangunan, perubahan, dan
dibatalkan, pembatalan ini dikarenakan seperti pembinaan hukum tersebut bertemu”.
yang tertuang dalam Pasal 251 ayat (2) Undang- Pembatalan peraturan daerah tersebut
Undang Nomor. 23 Tahun 2014 yang merupakan bagian dari kewenangan pemerintah
berberbunyi; “Perda Provinsi dan peraturan dalam melakukan pengawasan terhadap
gubernur yang bertentangan dengan ketentuan Pemerintahan Daerah. Sehingga dalam asas
peraturan perundang-undanganyang lebih tinggi, desentralisasi Pemerintah Daerah tidak lepas dari
kepentingan umum, dan/atau kesusilaan Pemerintah Pusat sehingga Pemerintah Daerah
dibatalkan oleh Menteri”. masih tetap dalam kontrol dari Pemerintah Pusat.
Maksud dari bertentangan dengan Karena asas desentralisasi tidak berarti daerah
kepantingan umum diatur dalam pasal 250 ayat 2 dapat bertindak sesuai dengan kehendaknya
Undang-Undang Nomor. 23 Tahun 2014 yang sendiri tetapi tetap pada koridor Negara Kesatuan
berbunyi; Republik Indonesia. Ketika terjadi permasalahn
(2) Bertentangan dengan kepentingan umum berkaitan dengan Pembatalan peraturan daerah ini
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: yang melibatkan Pemerintah Daerah dan
a. terganggunya kerukunan antarwarga Pemerintah Pusat yang masing-masing meiliki
masyarakat; penafsiran berbeda akan sebuah peraturan daerah
b. terganggunya akses terhadap pelayanan serta untuk menemukan suatu kejelasan maksud
publik; daripada suatu peraturan daerah. Diberikan suatu
c. terganggunya ketenteraman dan ketertiban upaya penyelesaian dengan mengajukan hak uji
umum; materiil kepada Mahkamah Agung.
d. terganggunya kegiatan ekonomi untuk METODE PENELITIAN
meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Dalam penelitian ini penulis
dan/atau menggunakan metodologi yang dianggap paling
e. diskriminasi terhadap suku, agama dan sesuai dengan keadaan objek penelitian ini dapat
kepercayaan, ras, antar-golongan, dan digolongkan kepada penelitian hukum normatif
gender yakni penelitian hukum yang dilakukan dengan
Konsep pembentukan Peraturan cara mengkaji dan meneliti bahan-bahan pustaka
Perundang-undangan dalam perspektif kajian berupa bahan hukum primer dan bahan hukum
pembatalan peraturan daerah APBD ditingkat
38
provinsi melalui Peraturan Mendagri juga Satjipto Rahardjo, Membangun Dan Merombak
merupakan suatu upaya pembangunan atau Hukum Indonesia, (Yogyakarta: Genta Publishing, 2009),
hlm. 16
sekunder. Fokus dalam penelitian ini adalah pada jenis penelitian ini terbagi menjadi tiga jenis data,
Perbandingan Pembatalan Peraturan Daerah yaitu bahan hukum primer, bahan hukum
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun sekunder, dan bahan hukum tertier.
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Bahan hukum primer adalah bahan hukum
undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah yang berasal dari Undang-undang Dasar Republik
Agung. Pendekatan penelitian yang digunakan Indonesia 1945.
dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan Bahan hukum sekunder, yakni bahan-
penelitian: bahan hukum yang memberikan penjelasan bahan
a. Adalah pendekatan undang- hukum primer yang beberapa rancangan undang-
undang/yuridis yakni pendekatan yang undang yakni Undang-undang Nomor 23 Tahun
digunakan untuk membandingkan 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-
undang-undang/peraturan yang terkait undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah
dengan permasalahan penelitian adalah Agung, hasil-hasil penelitian, hasil karya ilmiah
Undang-Undang Dasar Republik dari kalangan ahli hukum, dan sebagainya.
Indonesia Tahun 1945. Bahan hukum tertier, merupakan bahwa
b. Pendekatan Historis yang digunakan bahan yang memberikan petunjuk maupun
untuk mengkaji latar belakang dari penjelasan.39 seperti, Kamus Besar Bahasa
penelitian ini adalah mengenai Indonesia, kamus hukum dan artikel-artikel yang
banyaknya jumlah pembatalan dapat membantu penelitian ini.
peraturan daerah yang dibatalkan oleh Dalam pengelolaan data dari hasil studi
Menteri Dalam Negeri. Dengan kepustakaan terdapat beberapa tahap yang perlu
menggunakan peraturan perundang- dilakukan, yaitu:
undangan sebagain berikut: 1) Seleksi data. Pemerikasaan data untuk
1. Undang-undang Nomor 22 Tahun mengetahui kesesuaian dan
1999 tentang Pemerintahan Daerah kelengkapan data dengan keperluan
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun penelitian.
2004 tentang Pemerintahan Daerah 2) Klasifikasi data. Menempatkan data
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun berdasarkan penggolongan bidang
2014 tentang Pemerintahan Daerah atau pokok bahasan agar
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun mempermudah dalam
2004 tentang Mahkamah Agung menganalisisnya.
c. Perbandingan/Komparatif dalam 3) Sistematika data. Penyusunan data
pendekatan penelitian ini adalah menurut sistematika yang telah
membadingkan kewenangan dalam ditentukan agar pembahasan dapat
membatalkan peraturan daerah oleh lebih mudah dipahami.
Menteri Dalam Negeri berdasarkan Dengan demikian, yang paling penting
Undang-Undang Nomor 23 Tahun adalah dilakukannya aktivitas ilmiah untuk
2014 Tentang Pemerintahan Daerah menyusun pentahapan perkembangan hukum atau
dan Pembatalan Peraturan Daerah perkembangan peraturan perundang-undangan.40
Yang dilakukan oleh Mahkamah Analisis data dalam penelitian ini
Agung berdasarkan Undang-Undang dilakukan dengan kajian kualitatif secara
Nomor 5 Tahun 2004 Tentang komprehensif. Kewajiban utamanya adalah untuk
Mahkamah Agung. Adapun alasan menelaah pembatalan peraturan daerah
membadingkan kedua peraturan berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun
perundang-undangan tersebut karena
kedua peraturan perundang-undangan 39
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
tersebut memiliki kewenangan dalam Hukum Normatif Suatu Tindakan Singkat, (Jakarta: Raja
membatalkan peraturan daerah. Grafindo, 2007), hlm. 12
40
Dalam penelitian hukum normatif sumber data Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian
berasal dari data sekunder. Data sekunder dalam Hukum, (Cetakan ke-12), (Jakarta: Raja Grafindo Persada
2011), hlm. 99
2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang- muatan peraturan daerah adalah seluruh materi
undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi
Agung. Hasil penelaahan ini diidentifikasi secara daerah dan tugas pembantuan, dan menampung
deskriptif dan sistematis yang berdasarkan pada kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih
kewenangan pembatalan peraturan daerah oleh lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih
menteri dalam negeri berdasarkan Undang- tinggi. Dalam norma hukum norma yang lebih
undang nomor 23 Tahun 2014 tentang rendah dapat dibentuk oleh norma yang lebih
Pemerintah Daerah dan dikuatkan dengan tinggi, sehingga hukum itu berjenjang dan
mekanisme dan penafsiran isi setiap pasal berlapis-lapis membentuk suatu hierarki.41
Undang-undang Pemerintahan Daerah yang
berkaitan pembatalan peraturan daerah Diundangkannya Undang-Undang Nomor.
berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang- maka dengan itu Undang-Undang Nomor. 32
undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah tidak
Agung akibat hukum dari pembatalan peraturan berlaku kembali, oleh karenanya aturan-aturan
daerah kemudian diambil kesimpulan secara mengenai pemerintahan daerah yang masih
induktif sebagai jawaban atas permasalahan. mengacu pada Undang-Undang Nomor. 32 Tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN 2004 harus menyesuaikan kepada Undang-
Undang Nomor. 23 Tahun 2014. Terdapat
A. Kewenangan Pembatalan Peraturan perbedaan dan persamaan pengaturan mengenai
Daerah Oleh Menteri Dalam Negeri pembatalan perda yang diatur pada masing-
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 masing Undang-undang tersebut. Pengaturan
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pembatalan peraturan daerah pada Undang-
dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 Undang Nomor. 23 Tahun 2014 dapat dilihat
tentang Mahkamah Agung pada Pasal 245;42
1. Kewenangan Pembatalan Peraturan Daerah (1) Rancangan Perda Provinsi yang mengatur
Oleh Menteri Dalam Negeri Berdasarkan tentang RPJPD, RPJMD, APBD,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 perubahan APBD, pertanggungjawaban
tentang Pemerintah Daerah pelaksanaan APBD, pajak daerah,
retribusi daerah dan tata ruang daerah
Kewenangan Pemerintah daerah dalam harus mendapat evaluasi Menteri sebelum
membuat peraturan daerah telah diatur dalam ditetapkan oleh gubernur.
undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Namun pembentukan (2) Menteri dalam melakukan evaluasi
Peraturan Daerah oleh Kepala Daerah dan DPRD Rancangan Perda Provinsi tentang pajak
dilarang bertentangan dengan kepentingan umum daerah dan retribusi daerah sebagaimana
dan/atau peraturan perundang-undangan yang dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi
lebih tinggi sebagaimana ditegaskan dalam dengan menteri yang menyelenggarakan
ketentuan Pasal 250 Undang-undang Nomor 23 urusan pemerintahan bidang keuangan
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk dan untuk evaluasi Rancangan Perda
memastikan Peraturan Daerah yang dibentuk oleh Provinsi tentang tata ruang daerah
Kepala Daerah dan DPRD tidak bertentangan berkoordinasi dengan menteri yang
dengan kepentingan umum dan/atau peraturan menyelenggarakan urusan pemerintahan
perundang-undangan yang lebih tinggi maka bidang tata ruang.
dilakukan pengawasan terhadap peraturan daerah
dimaksud.
41
Lihat Pasal 14 Undang-Undang Nomor 12
Dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Undangan.
42
perundang-undangan menetapkan bahwa materi Lihat Pasal 245 Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintrahan Daerah.
(3) Rancangan Perda kabupaten/kota yang Kemendagri Widodo Sigit Pudjianto di kantor
mengatur tentang RPJPD, RPJMD, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Kamis, 16
APBD, perubahan APBD, Juni 2016. Widodo mengatakan tata cara
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembatalan perda diatur dalam Undang-Undang
pajak daerah, retribusi daerah, dan tata Nomor 23 Tahun 2014 dan Undang-Undang
ruang daerah harus mendapat evaluasi Nomor 32 Tahun 2004. Kedua peraturan itu
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mengatur tentang pemerintahan daerah. Namun,
sebelum ditetapkan oleh bupati/wali kota. dalam kedua peraturan itu ada perbedaan tentang
tata cara pembatalan perda. Menurut Sigit, pada
(4) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,
dalam melakukan evaluasi rancangan Kemendagri hanya bisa membatalkan perda
Perda Kabupaten/Kota tentang pajak untuk empat peraturan, yaitu terkait dengan pajak
daerah dan retribusi daerah berkonsultasi daerah, restitusi daerah, APBD, dan RTRW.
dengan Menteri dan selanjutnya Menteri "Lainnya harus diminta judicial review," kata
berkoordinasi dengan menteri yang Sigit. Namun dengan terbitnya Undang-Undang
menyelenggarakan urusan pemerintahan 23 Tahun 2014, dia melanjutkan, produk hukum
bidang keuangan, dan untuk evaluasi kabupaten/kota bisa dibatalkan gubernur, dan
rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang produk hukum di provinsi bisa dibatalkan
tata ruang daerah berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri. Untuk kasus tertentu bila
Menteri dan selanjutnya Menteri gubernur tidak membatalkan perda
berkoordinasi dengan menteri yang kabupaten/kota yang dianggap bertentangan,
menyelenggarakan urusan pemerintahan Menteri Dalam Negeri bisa membatalkannya. "Itu
bidang tata ruang. Hasil evaluasi bisa dibatalkan Menteri Dalam Negeri. Dengan
rancangan Perda Provinsi dan rancangan pertimbangan, ini domain executive review," kata
Perda Kabupaten/Kota sebagaimana Sigit. Apabila perda kabupaten/kota yang
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) jika dibatalkan gubernur tidak diterima pemerintah
disetujui diikuti dengan pemberian nomor kabupaten/kota, mereka boleh banding ke
register. Menteri Dalam Negeri dalam waktu 15 hari. "Itu
semua diatur dalam Undang-Undang 23 Tahun
Menurut Penulis lahirnya Undang-undang
2014," kata Sigit.43
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
telah memberikan kepastian hokum bagi
Pemerintah dalam melakukan executive preview Sedangkan pendapat yang kontra terhadap
pembatalan peraturan daerah yang dilakukan oleh
yang dalam hal ini kewenangan tersebut menjadi
Menteri Dalam Negeri disampaikan oleh Prof.
kewenagan penuh dari Menteri Dalam Negeri
Dr. Mohammad Mahfud MD, menganggap
dalm melakukan pembatalan terhadap peraturan
pembatalan perda tidak bisa dilakukan oleh
daerah baik tingkat Provinsi maupun
Kemendagri, namun hanya bisa dilakukan dengan
Kabupaten/Kota bila dianggap peraturan daerah
uji materi ke Mahkamah Agung, sesuai Undang-
tersebut bertentangan dengan ketertiban umum
Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 24a. Hal ini
dan peraturan perundang-undangan diatasnya.
juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12
Yang mana sebelum lahirnya Undang-undang
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Perundang-undangan. Pasal 9 Ayat 2 menyebut,
Daerah pembatalan peraturan daerah yang
bila suatu Peraturan Perundang-Undangan di
dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri harus
bawah undang-undang yang diduga bertentangan
meminta persetujuan dari presiden terlebih
dengan undang-undang, pengujiannya dilakukan
dahulu.
di Mahkamah Agung.44
Pembatalan peraturan daerah yang
dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri jelas 43
Lihat Koran Tempo Terbit Tanggal 18 Juni 2016
menimbulkan pro-kontra. Adapun pendapat yang 44
www. Hukumonline. Com diakses pada tanggal
pro disampaikan oleh Kepala Biro Hukum 28 Februari 2017
Menurut Penulis kewenangan pembatalan bawah undang-undang terhadap undang-
peraturan daerah yang dilakukan oleh Mendagri undang.
tersebut adalah sah. Untuk itu konsekuensi
hukum dari keputusan pembatalan peraturan 2) Mahkamah Agung menyatakan tidak sah
daerah yang dilakukan oleh Mendagri adalah peraturan perundang-undangan di bawah
daerah tersebut harus mencabut peraturan daerah undang-undang atas alasan bertentangan
yang telah dibatalkan oleh menteri dalam negeri dengan peraturan perundang-undangan
sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam yang lebih tinggi atau pembentukannya
undang-undang nomor 23 Tahun 2014 Tentang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
pemerintahan Daerah. Hal ini disebabkan
3) Putusan mengenai tidak sahnya peraturan
kewenangan dalam membatalkan peraturan
perundang-undangan sebagaimana
daerah oleh menteri dalam negeri telah diatur
dimaksud pada ayat (2) dapat diambil baik
dengan jelas dalam Pasal 251 undang-undang
berhubungan dengan pemeriksaan pada
nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan
tingkat kasasi maupun berdasarkan
Daerah.
permohonan langsung pada Mahkamah
2. Kewenangan Pembatalan Peraturan Daerah Agung.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 4) Peraturan perundang-undangan yang
Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung dinyatakan tidak sah sebagaimana
Kewenangan melakukan pengujian dimaksud pada ayat (3) tidak mempunyai
peraturan perundang-undangan di bawah undang- kekuatan hukum mengikat, wajib dimuat
undang terhadap undang-undang oleh Mahkamah dalam Berita Negara Republik Indonesia
Agung tersebut kemudian dikenal dengan istilah dalam jangka paling lambat 30 (tiga
judicial review atau pengujian peraturan puluh) hari kerja sejak putusan diucapkan.
perundang-undangan oleh lembaga kehakiman.
5) Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat
Selain Mahkamah Agung, kewenangan pengujian
(3) wajib dimuat dalam Berita Negara
peraturan perundang-undangan juga dimiliki oleh
Republik Indonesia dalam jangka waktu
Mahkamah Konstitusi yang kemudian dikenal
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
dengan istilah constitutional review berwenang
sejak putusan diucapkan.
menguji undang-undang terhadap UUD. Apabila
dikaitkan dengan jenis dan hirarki peraturan Kewenangan Mahkamah Agung
perundang-undangan yang diatur dalam Pasal 7 melakukan pengujian peraturan daerah lahir dari
UU PPPU, maka Mahkamah Agung memiliki kewenangan yang disebut judicial review. Dalam
kewenangan menguji: 1) Peraturan Pemerintah, keadaan demikian, maka Mahkamah Agung
2) Peraturan Presiden, dan 3) Peraturan Daerah.45 adalah lembaga kehakiman yang diberi tugas
menyelesaikan konflik norma yang timbul dari
Demikian pula dalam Pasal 31 ayat (1),
lahirnya suatu produk peraturan perundang-
(2), (3), (4), dan (5) Undang-Undang Nomor. 5
undangan, termasuk peraturan daerah. Dalam
Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang
menjalankan fungsi demikian itu, Mahkamah
Nomor 14 Tahun 1985 tentang mahkamah
Agung bersifat pasif menunggu diajukannya
Agung, dapat dilihat sebagai berikut:46 permohonan keberatan dari para pihak yang
1) Mahkamah Agung mempunyai wewenang berkepentingan di daerah.47
menguji peraturan perundang-undangan di
Menurut penulis kewenangan dalam
melakukan pengujian terhadap peraturan
perundang-undangan yang dimiliki oleh
45
Lihat Pasal 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
46 47
Lihat Pasal 31 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) Imam Soebechi, Konsep Uji Materil: Kajian
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Pembentukan dan Uji Materil Peraturan Kebijakan di
Agung. Indonesia, Op.Cit., hlm. 53.
Mahkamah Agung perlu dilakukan peninjauan 3. Dalam hal gubernur sebagai wakil
ulang. Hal ini mengigat untuk menghindari Pemerintah Pusat tidak membatalkan
terjadinya dualism dalam pembatalan peraturan Perda Kabupaten/Kota dan/atau peraturan
daerah sebelumnya keberatan mengenai bupati/wali kota yang bertentangan
pembatalan peraturan daerah dapat dilakukan ke dengan ketentuan peraturan perundang-
Mahkamah Agung. Namun setelah lahirnya undangan yang lebih tinggi, kepentingan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 umum, dan/atau kesusilaan sebagaimana
keberatan atas pembatalan terhadap pembatalan dimaksud pada ayat (2), Menteri
peraturan daerah disampaikan kepada Presiden membatalkan Perda Kabupaten/Kota
dalam waktu 14 (empat belas) hari. Menurut dan/atau peraturan bupati/wali kota.
penulus yang menjadi legaslitas dalam
melakukan pengujian yang dilakukan oleh 4. Pembatalan Perda Provinsi dan peraturan
Mahkamah Agung adalah Undang-undang gubernur sebagaimana dimaksud pada
Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung ayat (1) ditetapkan dengan keputusan
sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Menteri dan pembatalan Perda
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah tidak Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali
diatur mengenai kewenagan dalam pembatalan kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
peraturan daerah yang dilakukan oleh Mahkamah ditetapkan dengan keputusan gubernur
Agung. sebagai wakil Pemerintah Pusat.
D. Data Elektronik
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah
_di_Indonesia, Pemerintahan
daerah di Indonesia. diakses hari
rabu, tanggal 19 Oktober 2016
http://www.kemendagri.go.id/basis-
data/2016/10/19/katalog-produk-
hukum-dari-tahun-1945-sd-2016-
update-oktober-2016, Katalog
Produk Hukum dari Tahun 1945
s.d 2014. Diakses pada tanggal
19 Oktober 2016
http://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2014
/04/teori-hirarki-dan-keberlakuan
peraturan_5.html, Tentang Teori
Hirarki dan Kerberlakuan
Peraturan, diakses hari senin
tanggal 9 Januari 2017 pukul
20.00 WIB
www. Hukumonline.com diakses pada tanggal 21
Oktober 2016